Anda di halaman 1dari 12

Sifat Sifat Fisik Air Laut

Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi

Tugas Mata Kuliah

Oseanografi Fisika

Dosen Pembimbing

Dian Sari Maisaroh, M.Si

Disusun Oleh

Billiyan Mochammad Rizaldi


(H04217004)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga-Nya dan kita selaku umat-Nya hingga akhir zaman.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih dalam keterbatasan. Untuk itu kami,
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, demi perbaikan makalah ini yang akan
datang.

Semoga makalah ini dapat sebagai sumbangsih penulis demi menambah


pengetahuan terutama bagi pembaca dan bagi penulis.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih semoga Allah SWT senantiasa selalu
meridhoi segala usaha kita. Aamiin

Surabaya, 17 Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Salinitas, Suhu, Densitas ....................................................... 2


2.2 Arus Laut................................................................................... 4
2.3 Gelombang Laut ........................................................................ 5
2.4 Pasang Surut .............................................................................. 6
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laut terbentuk sekitar 4,4 milyar tahun yang lalu, yang awalnya sangat asam
dengan air mendidih karena kondisi bumi yang pada itu tidak stabil. Air laut
menjadi asam karena kandungan karbon dioksida yang penuh pada atmosfer
bumi. Keasaman ini menyebabkan struktur bumi terjadi pelapukan yang sangat
tinggi dan menyebabkan air laut menjadi asin.
Oseanografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji/mempelajari lautan.
Dalam oseanografi fisika kita akan mempelajari hubungan antara sifat sifat fisika
yang terjadi di dalam lautan.
Laut memiliki 2/3 luasan dibandingkan dengan daratan di bumi, dalam air laut
terdapat campuran 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam.
Kandungan garam garaman yang berada di lautan ini mempengaruhi sifat sifat
fisik air laut seperti salinitas, densitas, temperatur, arus, gelombang, dan pasang
surut
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Salinitas, Densitas, Suhu?
2. Apa itu Arus Laut?
3. Apa itu Gelombang Laut?
4. Bagaiana Proses terjadinya Pasang Surut?
1.3 Tujuan Penelitihan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Salinitas, Densitas, Suhu.
2. Untuk mengetahui tentang Arus Laut.
3. Untuk mengetahui tentang Gelombang Laut.
4. Untuk mengetahui proses terjadinya Pasang Surut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Salinitas, Densitas, Suhu


1) Salinitas
Salinitas secara umum merupakan suatu kadar garam yang terkandung di
dalam air laut. Salinitas juga dapat dinyatakan sebagai jumlah zat garam yang
terkandung dalam satu kilogram air laut.1 Kadar salinitas di perairan laut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan tinggi dan rendahnya
kadar salinitas di lautan, faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas salinitas
di lautan antara lain yakni, penguapan, curah hujan, pencairan es di kutub, dan
aliran sungai. Semakin tinggi penguapan pada perairan laut maka kadar
salinitas pada perairan itu sangat tinggi, begitu pula jika curah hujan yang
tinggi menyebabkan kadar salinitas semakin rendah.2
2) Densitas
Densitas ialah massa jenis air yang dinyatakan dalam satuan gram/cm3. Pada
suatu perairan di laut besar kecilnya densitas dipengaruhi oleh suhu dan
salinitas. Bertambahnya densitas pada perairan dapat disebabkan oleh
turunnya suhu pada perairan dan kedalaman laut. Semakin dalam perairan
maka suhu akan semakin rendah dan densitas pada perairan juga akan
bertambah beriringan dengan bertambahnya kedalaman dan menurunnya
suhu.3
3) Suhu
Suhu dapat didefinisikan sebagai keadaan panas atau dinginya pada suatu
daerah yang dinyatakan dalam satuan derajat. Suhu merupakan komponen
penting dalam suatu perairan, karena suhu dapat mempengaruhi keadaan iklim

1
Parikeslan Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta. Kencana (hal 24)
2
Samadi. 2006. Geografi 1. Jakarta. Yudhistira (hal 191)
3
Yona Defri dkk. 2017. Fundamental Oseanografi. Malang. UB Press (hal 38)

2
dan sebaran kegiatan organisme dalam laut. Panasnya Suhu di perairan laut
kebanyakan disebabkan oleh intensitas cahaya matahari yang masuk ke
perairan dan aktivitas vulkanisme di perairan laut.4 Keterkaitan suhu dengan
salinitas dan densitas sangatlah berkesinambungan, karena jika suhu pada
perairan laut tinggi maka kadar salinitas pada perairan itu juga tinggi dan
densitasnya rendah, Sebaliknya Jika suhu pada perairan rendah maka kadar
salinitas pada perairan rendah dan densitas akan naik.5
4) Diagram T – S

(sumber : Buku Fundamental Oseanografi)


Diagram T-S merupakan metode pengukuran yang dilakukan dalam meneliti
suatu penelitian oseanografi yang ditunjukkan dalam sebuah grafik hubungan
antara suhu dan salinitas. Parameter dalam metode pengukuran dengan
Diagram T-S yakni, salinitas, suhu, oksigen, dan nutrien. Metode Diagram T-
S juga dapat dilakukan dalam mengukur suatu densitas dalam perairan dengan
menggunakan grafik hubungan antara suhu dan salinitas. Dalam melaukan
metode ini perhitungan dilakukan dengan memplot nilai suhu pada sumbu Y
dan nilai salinitas pada sumbu X.6

4
Samadi. 2006. Geografi 1. Jakarta. Yudhistira (hal 117)
Hutabarat Sahala dan Stewart M. Evans. 2014. Pengantar Oseanografi. Jakarta. UI-Press (hal 59)
5
Harvianto Loecky dkk. 2015. ANALISIS DIAGRAM T-S BERDASARKANPARAMETER OSEANOGRAFIS DI
PERAIRAN SELAT LOMBOK. Surya Octagon Interdisciplinary Journal of Technologi. Vol 1(1):107
6
https://ladensite.wordpress.com/2012/03/22/diagramt-s/
Yona Defri dkk. 2017. Fundamental Oseanografi. Malang. UB Press (hal 38)

3
2.2 Arus Laut
Arus diartikan sebagai suatu pergerakan air laut yang berpindah akibat dari
pergerakan dari angin dan keadaan massa jenis lautan yang telah terjadi di seluruh
wilayah lautan di dunia ini. Pergerakan arus laut disebabkan oleh tiga faktor utama
yaitu, bentuk topografi lautan, tekanan air laut, dan densitas.
1) Gaya Corolis dan Arus Ekman
Penyebab dari munculnya gaya corolis ini merupakan hasil dari perputaran
bumi pada porosnya. Perubahan aliran massa dapat terjadi akibat dari
pergerakan gaya ini yang menyebabkan terbeloknya arus dari arah yang
bergerak dari arah yang seharusnya (lurus). Gaya ini dapat mengubah arah
arus secara kompleks seiring dengan bertambahnya kedalaman lautan.
Arus Ekman ialah arus yang terjadi akibat dari pergerakan angin maksimum
pada permukaan dan berkurang secara eksponensial ke arah lapisan dalam.
Arus ini terjadi karena hubungan antara gaya corolis dan terjadinya gaya
gesekan. hubungan ini disebut sebagai spiral Ekman yang berakibat
pembelokan arah arus yang dimana semakin dalam lautan maka akan semakin
tajam arah belokannnya.7
2) Gaya Geostropik
Arus geostropik adalah arus yang terjadi akibat dari kesetimbangan
geostropik. Keseimbangan geostropik dapat terjadi ketika tekanan horizontal
bekerja pada massa air yang bergerak yang kemudian diseimbangkan dengan
gaya corolis. Arus ini tidak dipengaruhi oleh angin.8

7
Hutabarat Sahala dan Stewart M. Evans. 2014. Pengantar Oseanografi. Jakarta. UI-Press (hal 89-90)
Parikeslan Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta. Kencana (hal 46)
8
Sartimbul Aida dkk. 2017. Pengelolahan Sumberdaya Perikanan Pelagis di Indonesia. Malang. UB Press
(hal 18)

4
2.3 Gelombang Laut
Gelombang laut merupakan gerakan naik dan turun air laut di permukaan.
Pergerakan angin sangat berpengaruh terhadap pergerakan gelombang di lautan.
Semakin tinggi intensitas angin yang berhembus pada laut maka akan semakin
semakin besar gelombang yang terjadi.
1) Sea
Sea wave merupakan gelombang yang terjadi akibat dari faktor tinggi dan
periode dari laut di daerah gelombang yang terbentuk.
- Ciri ciri Sea wave :
1. Puncak gelombang tajam.
2. Spektrum energi “Broad banded”/sangat acak.
3. L=10 s/d 20 x H.
2) Swell
Swell merupakan pergerakan gelombang yang bergerak menjahui tempat asal
terbentuknya gelombang yang terbentuk secara teratur karena tidak
dipengaruhi oleh angin secara langsung.
- Ciri ciri
1. Spektrum energi “Narrow banded”/band sempit.
2. Mendekati gelombang reguler.
3. L=30 s/d 500 x H.9
3) Deformasi Gelombang
Deformasi gelombang ialah suatu perubahan sifat gelombang yang terjadi
pada saat gelombang bergerak merambat menuju ke pantai. Perubahan
deformasi gelombang dibedakan menjadi tiga yaitu difraksi, refraksi, dan
refleksi.10

9
Hutabarat Sahala dan Stewart M. Evans. 2014. Pengantar Oseanografi. Jakarta. UI-Press (hal 81)
Supriyanto Heri. 2017. Teknik Pantai. Malang. UB Press (hal 109)
10
http://www.perkapalanku.com/2013/06/deformasi-gelombang.html

5
4) Hubungan Angin dengan Gelombang
Gelombang dapat terjadi jika ada pergerakan angin di permukaan. Gelombang
yang disebabkan oleh angin umumnya terjadi karena keadaan angin tersebut
sifat gelombang dipengaruhi tiga bentuk angin yaitu :
1. Kecepatan angin, jika makin kencang angin yang berhembus pada lautan
maka akan semakin besar pula gelombang yang terbentuk dan mempunyai
kecepatan yang tinggi serta panjang gelombang yang besar.
2. Waktu di mana angin sedang bertiup, tinggi, kecepatan, dan panjang
gelombang cenderung akan meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu saat angin bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan di mana angin sedang bertiup, disebut juga sebagai
fetch dengan cara membandingkangelombang yang terbentuk pada kolom
air yang relatif kecil seperti danau di daratan dengan yang terbentuk di
lautan bebas.11

2.4 Pasang Surut Air Laut


Pasang surut air laut merupakan fluktasi permukaan air laut yang disebabkan
oleh gaya tarik benda – benda angkasa. Pasang surut disebabkan oleh beberapa
faktor utama yakni gaya gravitasi bulan dan matahari. Pasang surut dibedakan
dalam beberapa jenis yakni
1. Pasang surut harian ganda
Terjadinya dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir
sama dalam satu hari (secara berurutan dan teratur). Periode pasang surut
biasanya 24 jam 50 menit.
2. Pasang surut harian tunggal
Terjadinya satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode rata-
rata 12 jam 24 menit.
3. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal

11
Hutabarat Sahala dan Stewart M. Evans. 2014. Pengantar Oseanografi. Jakarta. UI-Press (hal 81 - 83)

6
Terjadinya dua kali air pasang dan dua kali air surut tetapi dengan tinggi
permukaan laut dan periode yang berbeda-beda.
4. Pasang surut campuran condong ke harian ganda
Terjadinya satu kali air pasang dan satu kali air surut dalam satu hari, tetapi
terkadang hanya untuk sementara waktu (sebentar) terjadi dua kali air pasang
dan dua kali air surut.12

12
https://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Proses-Jenis-dan-Manfaat-Pasang-Surut-Air-Laut-
adalah.html

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sifat sifat fisik air
laut dapat dipengaruhi oleh salinitas, densitas, suhu, arus, gelombang, dan pasang
surut. Salinitas secara umum merupakan suatu kadar garam yang terkandung di
dalam air laut. Densitas ialah massa jenis air yang dinyatakan dalam satuan
gram/cm3. Suhu dapat didefinisikan sebagai keadaan panas atau dinginya pada
suatu daerah yang dinyatakan dalam satuan derajat.

8
DAFTAR PUSTAKA

- Harvianto Loecky dkk. 2015. ANALISIS DIAGRAM T-S


BERDASARKANPARAMETER OSEANOGRAFIS DI PERAIRAN SELAT
LOMBOK. Surya Octagon Interdisciplinary Journal of Technologi. Vol 1(1):107
- Hutabarat Sahala dan Stewart M. Evans. 2014. Pengantar Oseanografi. Jakarta.
- Parikeslan Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta. Kencana
- Samadi. 2006. Geografi 1. Jakarta. Yudhistira
- Sartimbul Aida dkk. 2017. Pengelolahan Sumberdaya Perikanan Pelagis di
Indonesia. Malang. UB Press
- Supriyanto Heri. 2017. Teknik Pantai. Malang. UB Press
- Yona Defri dkk. 2017. Fundamental Oseanografi. Malang. UB Press
- https://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Proses-Jenis-dan-Manfaat-
Pasang-Surut-Air-Laut-adalah.html
- https://ladensite.wordpress.com/2012/03/22/diagramt-s/
- http://www.perkapalanku.com/2013/06/deformasi-gelombang.html

Anda mungkin juga menyukai