BAB I
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi skala nano saat ini menjadi suatu topik
yang populer dalam kehidupan. Telah banyak teknologi–teknologi menggunakan
material dengan ukuran nano yang dibuat oleh para ahli dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih bagus namun ukurannya semakin kecil. Saat ini para
ilmuan mengembangkan teknologi yang meniru cara kerja alam yang dikenal
dengan istilah biomimetics. Salah satu fenomena fisika lainnya yang menarik di
alam adalah sifat hydrophobic dari daun. Hydrophobic adalah sifat takut air atau
anti air. Sifat hydrophobic bisa dijumpai di alam contohnya permukaan daun lotus
yang selalu terlihat bersih dan tidak basah meski terkena air.
Koefisien viskositas merupakan nilai kekentalan fluida. Semakin besar nilai
koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula fluida tersebut. Banyak ilmuan
yang meneliti tentang kekentalan fluida. Setiap ilmuan memiliki caranya masing-
masing dalam menentukan nilai kekentalan fluida. Adapun cara yang lazim
digunakan dalam pengukuran koefisien viskositas yaitu, alat ukur kekentalan
kapiler, alat ukur kekentalan melalui sebuah lubang saluran.
Pengukuran dengan metode ini biasanya dilakukan secara manual sehingga
memiliki beberapa kelemahan, yaitu kesalahan dalam pengamatan gerak bola
akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), kelelahan atau kerusakan mata
pengamat, ketidak akuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh karena
tidak tepatnya pewaktu saat bola mencapai target. Salah satu fenomena fisika
lainnya yang menarik di alam adalah sifat hydrophobic dari daun. Hydrophobic
adalah sifat takut air atau anti air. Viskometer merupakan peralatan yang
digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida bedaan kecepatan bergerak
lapisan-lapisan fluida yang. Saat ini para ilmuan mengembangkan teknologi yang
meniru cara kerja alam yang dikenal dengan istilah biomimetics. Hal ini dapat
dilihat dari percabangan dan yang di antara cabang ilmu fisika adalah mekanika.
Seluruh fluida ketahanan itu (Salim,2014).
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
(kekentalan) berasal dari perkataan Viscus (Soedojo, 2015). Suatu bahan apabila
dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2017).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2018).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang
saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi di antara molekul zat cair.
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling
atas. sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang
tetap, dengan tidak adanya tekanan .Viskositas atau kekentalan merupakan
gesekan yang dimiliki oleh fluida. Gesekan dapat terjadi antar partikel zat cair,
atau gesekan antara zat cair dan dinding permukaan tempat zat cair tersebut
berada.
Tabel 5.2.1 koefisien viskositas untuk berbagai macam fluida
Fluida Temperatur (o C) Koefisien Viskositas
0 1,8 x 10-3
20 1,0 x 10-3
Air
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl alcohol 20 1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
0 10.000 x 10-3
Gliserin 20 1500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3
Setiap atau hampir zat cair memiliki viskositas yang berbeda. Pada tabel
5.2.1 dapat dilihat koefisien viskositas beberapa fluida pada berbagai suhu.
Keadaan suhu dicatumkan dalam tabel tersebut karena viskositas bergantung pada
suhu. Semakin besar suhu maka semakin kecil viskositasnya, begitu pula
sebaliknya. Nilai viskositas didapatkan dengan cara mengalirkan fluida yang akan
diukur viskositasnya dengan demikian, hambatan yang mengalami benda pemutar
atau dialiri akan diketahui dan menunjukkan besar viskositas fluidanya. Satuan
viskositas dalam sistem SI adalah Ns/m2, sedangkan dalam sistem cgs adalah
poises(Dudi Indrajid, 2018).
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :
a. Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝜋(∆𝜌)𝑅 4 𝑡
ƞ= ………………………………………...…………...(5.2.1)
8𝑣𝑙
Keterangan :
η = koefisien viskositas (Ns/𝑚2), ∆𝑝 = perbedaan tekanan ( P a ), v=
kelajuan relatif (m/s), 𝜄 = panjang pipa (mm).
𝑛1 𝑑1𝑙1
=
𝑛2 𝑑2𝑙2 …………………………………………...…………….(5.2.2)
Keterangan :
η = koefisien viskositas (Ns/𝑚2), d = diameter bola (mm), t = tinggi bola
(cm).
2 𝑟 𝑏 2 (𝑑𝑏−𝑑 )
ƞ= ………………………………………………...…..(5.2.3)
9𝑣
Keterangan:
η = koefisien viskositas (Ns/𝑚2), r = jari-jari (cm), db = diameter bola (mm),
v = volume benda ( 𝑚3).
ƞ1 (𝑑 𝑑 )𝑡1
= (𝑑 𝑏− 𝑑1 )𝑡2 …..………………………………………………….(5.2.4)
ƞ2 𝑏− 2
Keterangan:
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝜋𝑟 4 ∆𝜌
𝑄= ………………………………………………………(5.2.5)
8ƞ𝑙
Keterangan:
Q = debet fluida (𝑚3), η= koefisien viskositas (Ns/m2), ∆𝑃 = perbedaan atau
tekanan (P a), l = panjang pipa (m), r = jari-jari pipa (mm).
Persamaan (5.2.5) dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari nama
ilmuan Prancis J.L.Poisuille (1799-1869) yang fisikawan yang berjasa
menyelidiki aliran darah dalam tubuh. Bahwa debet fluida berbanding lurus
dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan kekentalan sudah dapat diduga
sejak semula. Jika perbedaan tekanan antara ujung pipa cukup besar, fluida akan
mengalir lebih deras.
Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas,akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes. Jika benda
yang bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes
dirumuskan sebagai berikut:
FS=6πƞ 𝑟𝑣 ……………………………………………………........(5.2.6)
Keterangan :
Fs = gaya stokes (N), η= koefisien viskositas (Ns/m2), r = jari- jari bola
(m), v = kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s).
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Fa = 𝑚𝑔 − FA …………………………………………...…………..(5.2.7)
Keterangan :
f = frekuensi (Hz) dan mg = massa (s) Untuk gaya ke atasv(Archimedes)
Keterangan:
𝑔𝑣𝑏 (𝜌𝑏−𝜌𝑓 )
𝑣𝑡 = …………………………………………….…(5.2.10)
6𝜋ƞ𝑟
Keterangan :
vt = kecepatan terminal (m/s), 𝜌𝑓 = massa jenis beda fluid
(𝑘𝑔/𝑚 𝑠 3 ) 𝜌𝑏 =massa jenis bola (kg/𝑚/𝑠 3 ) dan r = jari-jari (cm)
Untuk benda berbentuk bola dengan jari jari r maka volume benda
4
Vb = 𝜋𝑟 3 ………………………………………..……………(5.2.11)
3
Keterangan :
Vb = volume benda (𝑚3 ), r = Jari-jari (cm), 𝜌𝑓 = massa jenis benda fluida
(kg/m/𝑠 3 ) dan 𝜌𝑓 = massa jenis bola (kg/m/𝑠 3 )
Diterapkan dengan proses jatuh nya bendaa maka di terapkan volume massa.
2(𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
2 𝑔𝑟
V𝑡 = 9 …..………...………………………………….(5.2.12)
ƞ
Keterangan :
Vt = kecepatan terminal (m/s), 𝜌𝑓 = massa jenis benda fluida (kg/m3) dan
𝜌𝑏 = massa jenis benda / bola (kg/m3)
Sedangkan viskositasnya adalah :
2𝑟 2 𝑔
ƞ= (𝜌𝑏− 𝜌𝑡 ) ……..…………………………………………(5.2.13)
9 𝑣𝑡
Keterangan :
𝜌𝑏= massa jenis benda / bola (kg/m3), 𝜌𝑓 = massa jenis fluida (kg/m3), 𝑣𝑏 =
volume benda (m3) dan 𝑣𝑡 = kecepatan terminal benda (m/s).
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝑅𝐸= 𝜌 𝑉 𝐷 .....................................................................................(5.2.14)
ƞ
Keterangan :
RE = Bilangan Reynold, p = Massa jenis g/c𝑚3, 𝑣= volume benda (m3) ,d =
diameter pipa (mm)
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan bumi padanya
berat termasuk gaya, karena itu merupakan besaran vector. Arah dari vector ini
adalah arah dari gaya gravitasional, yaitu meuju ke pusat bumi. Jika sebuah beda
bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah percepatan gravtasi g
dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat w jika kedua newton sama.
F= ma ………………………………..…………………….…..(5.2.15)
Keterangan :
f = frekuensi (Hz) dan ma = arus listrik (A) Diterapkan pada benda yang
sedang jatuh bebas, maka diperoleh:
W=mg …………………………………….……………………(5.2.16)
Keterangan:
W = berat suatu benda (kg) dan mg = massa gram (gram).
W dan g adalah besar vector berat dan vector percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W
upaya gaya netto sama dengan nol.Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara
eksperimen telah diketahui bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang
sama adalah sama. Dari disini diproleh bahwa perbandingan berat antara dua
benda sama dengan perbandingan massanya. Karena itu neraca kimia, yang
sebetulnya merupakan alat untuk membandingkan dua gaya yang berarah ke
bawah, dapat juga digunakan untuk membandingkan massa.Telah kita lihat bahwa
berat benda, yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada benda, adalah besaran vector,
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
sedangkan massa benda adalah besaran skalar. Hubungan kuantitatif antara berat
dan massa diberikan oleh Karena g berbeda- beda dari satu titik ke titik lain di
bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m, berbeda juga untuk tempat yang
berbeda. Jadi erat benda bermassa 1 kilogram ditempat memiliki g = 9,80 m/s2
adalah 9,80 N; ditempat dengan g = 9,78 m/s2, benda yang sama beratnya
hanyalah 9,78 N. Jika berat ini di ukur dengan mengamati pertambahan Panjang
pegas dan mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang sama di dua tempat
yang berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedan rentangan pegas di
kedua tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada letak relatifnya
terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang merupakan sifat intrinsk benda.
Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian
bumi yang berbeda, akan memberikan hasil yang berbeda.
Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu
massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam
pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkt balok
besi yang besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit kakinya
harus menendang balok itu (m ≠ 0).
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang
datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yng sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besay di permukaan bumi
berbeda. Seringkali yag diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya,
Perepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar
beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan 4.2 dan 4.2. Jadi
dapat diperoleh
𝑊
M= 𝑔 …………………...……………………………………(5.2.17)
Keterangan :
w = berat suatu benda (kg), g = percepatan gravitasi (m/𝑠2), m = massa (s).
Sehingga besaran G/w memegang peranan .
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝑊
F=( 𝑔 ) …….…………...……………………………………..(5.2.18)
Keterangan :
f = frekuensi (Hz), w = berat suatu benda (kg) dan g = percepatan gravitasi
(m/𝑠2).
Besaran W/g oleh karena itu harus menghitung dan memegang peranan
seperti m dalam persamaan F.
Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan
antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda
massa jenisnya berbeda pula. Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misal besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa
jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’
adalah : gram persentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3.(Eko
Julianto,2014)
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s ,
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa
jenis lebih rendah.
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝑊
S= 𝑣 ……...…………………………………………….…….(5.2.19)
Keterangan :
S = berat jenis dengan satuan (N/m3), W = Berat benda dengansatuan(kg)dan
V = volume benda dengan satuan (m3).
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun
massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Satu zat berapapun volumenya akan memiliki masa jenis yang sama
apabilaViskositas (𝜂) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antar lapis zat
cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai , massa jenis (ρ), dan
kelajuan alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. Hal
itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE):
𝑅𝐸= 𝜌 𝑣 𝐷 ……………...………………………………………..(5.2.20)
Keterangan :
𝑅𝐸 =Bilangan Reynold, ρ =Massa jenis (g/c𝑚3), v = volume Benda (𝑚3)
dan 𝑑 = diameter pipa (mm).
Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap
bagian zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu tidak
pernah saling ber-potongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka fluida
mengalir secara turbulen (terjadi arus pusar). Persamaan diatas memperlihatkan
bahwa RE kecil bila 𝜂 besar. Artinya, keberadaan 𝜂 yang semakin besar membuat
aliran cenderung laminer.Ketika aliran zat cair itu laminer, maka dikuasai
persamaan Poiseuille. Jika zat cair mengalir di dalam pipa sepanjang l, berjejari
R, viskositas (kekentalan) 𝜂, pada debit Q maka persamaan Poiseuille itu
dinyatakan:
𝜋𝑅 3 ∆ 𝑃
Q= 8ƞ𝑙
……………..……………………………………….(5.2.21)
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Keterangan :
Q = Debit (m3) dan r = Jari-jari dalam pipa atau tabung (m) l = Panjang
pipa (mm) dan Ƞ = koefisien viskositas (Ns/m2).
(Sumber : 123.Dok)
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝐴
Log n = 𝑇 + 𝐵 ……………………………………………..………(5.2.22)
Keterangan:
A dan B tetapan untuk cairan tertentu. T = Temperatur mutlak.
𝐴
Log n = 𝑇 + B. Log T + C… …………………………………..…(5.2.23)
Keterangan:
A, B dan C adalah tetapan.
Suhu Viskositas berbanding lurus dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurun kekentalannya.Konsentrasi larutan. Viskositas berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki
viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyak zat
yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel terlarut gesekan antara
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi.
Berat molekul solute. Viskositasnya berbanding lurus dengan berat molekul
solute, karena adanya salute yang berat akan menghambat atau memberi beban
yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositas tekanan. Semakin tinggi
tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan (Soedojo, 2018).
2.11 Viskometer
Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan
aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur la"u aliran cairan yang
melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling
mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas (Bird, 2019).
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur
dengan mengukur lalu aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder.
Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan
yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
Semakin kental suatu cairan makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah
sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih
tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi
dari partikel(Respati, 2015). Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya
temperatur maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikkan.
Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan
meningkat dengan makin tingginya temperature (Bird ,2016).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan
utama antara cair dan gas adalah. Cairan praktis tidak kompersible sedangkan gas
kompersible dan seringkali harus diperlakukan demikian. Cairan mengisi volume
tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan agar dengan
massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya.
Viskositas pada jaringan muncul karena adanya tumbukan.
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis
ataudensitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya
biasanya dalam praktikum yang diukur adalah massa jenis oli minyak goreng dan
lain-lain. Piknometer ituterdiri dari bagian yaitu tutup pikno lubang gelas atau
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa
pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Kemudian di dapat data massa
dan volume fluida sehingga tinggal menentukan nilai cho massa jenis fluida
dengan persamaan 2 cho (8) 2 m>v.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat dengan
zat cair yang lain. Kekentalan atau erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana
makin tinggi kekentalan maka makin besar pula hambatannya. Kekentalan
didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain
dalamkondisi tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan
yangakan ditentukan kekentalannya.
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah Fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear. biasanya dikenal sebagai kekentalan,
atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam
fluida kepada aliran dan dapat diartikan sebagai sebuah cara untuk mengukur
gesekan Fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur
memiliki viskositas tinggi. Filai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan
membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari
Fluida. Alat untuk mengukur viskoitas suatu cairan adalah viskometer.
Cara menentukan viskositas cairan adalah alat viscometer yang digunakan
dibersihkan terebih dahulu. Kemudian viscometer diletakkan di dalam thermostat
pada posisi vertikal. Selanjutnya cairan yang akan ditentukan viskositasnya di
pipet sebanyak 10 – 15 ml dan dimasukkan ke dalam reservoir, sehingga jika
cairan ini dibawa ke reservoir A dan permukaannya melewati garis m, reservoir
B kira - kira masih setengahnya. Dengan pengisap atau meniup bawa cairan ke
sampai sedikit di atas garis m.
2.14 Viskositas
Viskositas suatu fluida adalah ukuran berapa besar tegangan geser yang
dibutuhkan untuk menghasilkan laju geser. Satuannya adalah satuan tegangan
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
persatuan laju geser, atau dalam satuan. Satuan yang lain.sebuah fluida yang
kental (voscous) contohnya seperti aspal, memiliki nilai viskositas yang besar
(Heacht, 2016).
Apabila benda padat mengalami tegangan luncur, pada benda padat itu
terjadi suatu pergeseran dan tegangan-tegangan ini tidak bergantung pada
regangan luncur, melainkan berganutng pada cepatnya perubahan. Untuk
cairanyang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncurnya
relative kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya
juga relatif kecil. Dalam hal cairan seperti gliserin diperlukan teganagan luncur
yang lebih besar untuk cepat perubahan regangan luncur yang sama, dan
viskositasnya akan lebih besar pula (Zemansky, 2017).
Tingkat kekentalan suatu fluida bergantung pada suhu, semakin tinggisuhu
zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Selain itu kekentalan suatu fluida
atau lebih tepatnya koefisien viskositas juga bergantung pada jenis fluidanya,
gaya tarik antar molekul serta ukuran dan jumlah molekul terlarut( Soedojo,
2019).
Gaya gesekan antara permukaan padat dengan fluida medium dimana benda
itu bergerak akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda itu terhadap
medium ini merupakan penemuan dari Sir George Stokes yang di kenal dengan
hukum Stokes.
Apabila sebuah bola kecil bergerak dalam suatu fluida yang viskositas nya
nol, tekanan di sembarang titik pada permukaan bola yang searah dengan arah
gerak bola sehingga resultan gaya pada bola sama dengan nol. Jika bola kecil di
jatuhkan pada fluida kental, maka akan timbul hambatan pada gerak bola tersebut.
Besaran yang mempengaruhi jari-jari bola r, kecepatan bola relatif terhadap fluida
dan koefisien viskositas fluida (Yulianti, 2018).
Viskositas gas meningkat dengan suhu tetap , sedangakan viskositas cairan
berkurang dengan meningkatnya suhu. Perbedaan terhadap suhu tersebut dapat
diterangkan dengan menyimak penyebab-penyebab dari viskositas. Tahanan
ataufluida terhadap tegangan geser bergantung pada kohesinya dan pada laju
perpindahan momentum molekulnya. Cairan dengan molekul-molekul yang lebih
rapat dari pada gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar dari
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
jatuhkan pada fluida kental, maka akan timbul hambatan pada gerak bola
tersebut.Besaran yang mempengaruhi jari-jari bola r, kecepatan bola relatif
terhadap fluida dan koefisien viskositas fluida. Dengan demikian resultan gaya
stokes dirumuskan :
Ada tiga gaya yang bekerja pada gambar 5.2.3, yaitu :
1.Berat bola itu sendiri (W) = massa (m) gravitasi (g)
2. Gaya apung (Fa) dari zat cair (gaya ke atas / archimedes)
3.Gaya stokes (Fs) (arahnya ke atas)disebut pula gaya hambat ( Yulianti,2018).
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan konstan. Kecepatan
yang tetap ini disebut kecepatan akhir VT atau kecepatan terminal yaitu pada saat
gaya berat bola sama dengan gaya apung ditambahgaya gesekan fluida (Dalam
Jurnal Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan
Regresi Linear Hukum Stokes, 2015).
Makin besar viskositas makin lambat aliran cairan.Viskositas cairan
biasanya turun dengan meningkatnya suhu, dapat dianalogikan dengan sirup gula
panas mengalir lebih cepat dari pada sirup gula dingin. Cairan yang mempunyai
gaya antar molekul yang kuat memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan
cairan yang memiliki gaya antar molekul yang lemah. Air memilikiviskositas
lebih besar dibandingkan kebanyakan cairan karena kemampuannya untuk
membentuk ikatan hidrogen. Yang menarik, viskositas gliserol jauh lebih besar
daripada semua cairan (Raymond Chang, 2005: 375).
Ada viscometer yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri. Ada percobaan sebenarnya sejumlah tertentu cairan
(misalnya 7 cm bergantung pada ukuran viscometer) di pipet ke dalam
viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer
sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas. Cairan kemudian dibiarkan
turun ketika permukaan cairan turun melewati batas stopwatch.
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
a) b) c)
d e) f)
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB IV
TABEL PENGAMATA
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA
a. Untuk fluida I
L1 = 10 L2 = 20 L3 = 30
t1+t2+t3 𝑡1+𝑡2+𝑡3 𝑡1+𝑡2+𝑡3
t1 = t2 = t3 =
𝑛 𝑛 𝑛
=0,594
b. untuk fluida II
L1=10 L2= 20 L3=30
𝑡1+𝑡2+𝑡3 𝑡1+𝑡2+𝑡3 𝑡1+𝑡2+𝑡3
t1 = t2= t3=
𝑛 𝑛 𝑛
0,86+2,16+3,37 0,87+2,17+2,38 0,88+2,18+3,39
= = =
3 3 3
=6,086
a.untuk fluida
L1= 0,01 L2 = 0,020 L3=0,030
𝐷1 𝐷2 𝐷3
r1 = r2 = =
2 2 2
15,530 15,534 15,535
= = =
2 2 2
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,00776
0,00057
=3
3,4(0,0077)
4
= 0,029
2. Menentukan massa jenis fluida
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑠𝑖−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌𝑓1 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
769−124,1
= 50
=12,898 kg/m3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑠𝑖−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌𝑓2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
958−124,1
=
50
= 16,678 kg/m3
= - 2,784
Untuk fluida II
L1= 0,010
2 𝑔𝑡𝑟2(𝜌𝑏−𝜌𝑓)
n1= 9𝐿
2.9,81.2,13.(0,007)2 (0,029−760)
= 9.0,010
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,1727
5.5 Teori ketidaksamaan
2 𝑔𝑡𝑟2(𝜌𝑏−𝜌𝑓)
n= 9𝐿
2.9,81.0,343.(0,007)2 .(0,029−760)
= 9.0,010
= - 2,7844
𝛿𝑛 𝛿𝑛 𝛿𝑛
∆𝑛 = √( 𝛿𝑡 )2 + (∆𝑡)2 + (𝛿𝑟 )2 (∆𝑟)2 + (𝛿𝑝𝑏)2 (∆𝑝𝑏)2
𝛿𝑛 𝛿𝑛
+(𝛿𝑝𝑓)2 (∆𝑝𝑓)2 + ( 𝛿𝐿 )2 (∆𝑙)2
𝑠𝑛 2 𝑔𝑡𝑟2(𝜌𝑏−𝜌𝑓)
=
𝑠𝑡 9𝐿
Keterangan :
u = 2. g.tr2(pb -pf) u’ = 2.g.tr2(pb -pf)
v = 9L v’ = 0
𝛿𝑛 𝑢′ . 𝑣−𝑣 ′ . 𝑢
=
𝛿𝑡 𝑣2
2.𝑔.𝑟 2 (𝑝𝑏−𝑝𝑓). (9𝐿)−0
= (9𝐿)2
2.𝑔.𝑟 2 (𝑝𝑏−𝑝𝑓)
= 9𝐿2
(2×9,81)×(0,007)2 (0,029−760 )
= 9𝐿2
(19,62)(0,000049)(−759,971)
= (9×0,10)2
= 0,902001
∆𝑡 =√(𝑡1 − 𝑡)2 + (𝑡2 − 𝑡)2 + (𝑡3 − 𝑡)2
(0,343−0,47)2 +(0,413−0,47)2 +(1,026−0,47)2
=√ 3(3−1)
= 0,233992
𝛿𝑛 𝑔.𝑡𝑟2(𝜌𝑏−𝜌𝑓)
=
𝛿𝑓 9𝐿
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
4(9,81)𝑋 (0,22)𝑋 (0,007)𝑋(0,029−760)
= (9.0,010)
= -5,10218
(𝑟1 −𝑟)2 +(𝑟2 −𝑟)2 +(𝑟3 −𝑟)2
∆𝑟 = √ 𝑛(𝑛−1)
= 5,4868
𝛿𝑛 2𝑔𝑡𝑟 2 (𝑝𝑏−𝑝𝑓)
=
𝑠𝑝𝑏 9𝐿
v = 9L u’ = 2 gt𝑟 2
v’= 0 u = 2.g.t𝑟 2 (𝑝𝑏 − 𝑝𝑓)
𝑢′ +𝑣+𝑣 ′ +𝑢
= 𝑣2
(2.𝑔.𝑡𝑟 2 )×(9𝐿)−(0).2.𝑔.𝑡𝑟 2 (𝑝𝑏−𝑝𝑓)
= (9.𝐿)2
2×(9,81)×(0,22)×(0,007)2 (0,029−760)
= (9.0,010)2
(19,62)(0,22)(0,000049)(−759,971)
= (0,0081)
= - 19,8440
𝑚
pb = 𝑣
𝛿𝑝𝑏 𝛿𝑝𝑚 2
∆𝑝𝑏 = √( 𝛿𝑚 )2 (∆𝑚)2 + ( ) (∆𝑣)2
𝑣
𝛿𝑝𝑏 𝑚
=
𝛿𝑚 𝑣
Keterangan:
u= m u’ = 1
v= v v’ = 0
𝛿𝑝𝑏
= U’V + V’U
𝛿𝑚
3
= 0.𝑟 2 + 3𝑟 2 . 4 𝑛
4
= 3𝑟 2 n
3
4
= 3(10,913) 3 (3,14)
= 137,06
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝛿𝑣 2
∆𝑣 = √(− 𝛿𝑟 )2 (∆𝑡)
= √538,24.10,913
= 76,640
𝛿𝑝𝑏 𝛿𝑝𝑓
∆𝑝𝑏 = √( 𝛿𝑚 )2 + (∆𝑚)2 + ( 𝑝𝑣 )2 (∆𝑣)2
Keterangan:
U=m U’ = 1
V=V V’ = 0
𝛿𝑛 2𝑔𝑡𝑟 2 (𝑝𝑏−𝑝𝑓)
=
𝛿𝑝𝑓 9𝐿
= 0,0234569
𝑠𝑝𝑓 𝛿𝑝𝑓
∆𝑝𝑓 = √( 𝑠𝑚 )2 (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑣 )2 (∆𝑣)2
u=𝑚 u’ = 0
𝑉=v 𝑉’ = 1
𝛿𝑝𝑓 𝑢′ +𝑣+𝑣 ′ +𝑢
=
𝛿𝑚 𝑣2
0..𝑣−1.𝑚
= 4
( (3,14)(0,007)3 )2
3
120625 . 1016 𝑚
= 24649 . 76
∆𝑚 = 0,1707
𝛿𝑝𝑓 𝑚
=
𝛿𝑣 𝑣
u’ = 1 u=m
v’ = 0 v=v
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
𝑢′ +𝑣+𝑣 ′ +𝑢
= 𝑣2
−𝑚
= 𝑣2
−0,0211
= 58,55
= - 0,00036
1
∆𝑣 = . 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= . 0,001
2
= 0,0005
𝛿𝑛 2𝑔𝑡𝑟 2 (𝑝𝑏−𝑝𝑓)
=
𝛿𝐼 9𝐼
= 178,59
1
10.∆𝑙 = . 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= . 0,010
2
= 0,005
𝛿𝑛
∆𝑛 = √( 𝛿𝑡 )2 (∆𝑡)2 +
𝛿𝑛 𝛿𝑛 𝛿𝑛 2 𝑠𝑛
( 𝛿𝑟 )2 (∆𝑟)2 (𝛿𝑝𝑏)2 (∆pb)2 (𝛿𝑝𝑓)2 (∆𝑝𝑓) ( 𝑠𝐼 (∆𝑙)2
=%
KB = 100%-KR% = 100%-%
= 99,998%
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
1 1,83 0,002252
2 Sunllight 0,0054 0,0077 0,2624 3,27148 1,87 0,00237
3 65 1,91 0,00373
6.2 Pembahasan
Dari tabel analisa diatas, setelah dilakukan percobaan dan perhitungan dapat
di ketahu bahwa saat ini bola di lepaskan dan bergerak menuju titik I, bola akan
mengalami percepatan. Tetapi saat bola berada pada titik II bola yang berada
dalam fluida tidak mengalami percepatan atau bisa di katakan kecepatan bola
adalah konstan. Ini terjadi karena adanya stokes dan gaya apung yang berusaha
menghambat laju bola. Pada jarak I memiliki waktu yang lebih cepat karena di
pengaruhi oleh kecepatan awal bola. Setelah melewati titik II bola memiliki
kecepatan tinggi karena kecepatan awal dari bola tersebut sudah tidak
mempengaruhi kecepatannya.
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
”Pada pergantian malam dan siang serta hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu di hidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda (Kekuasan Allah) bagi kaum yang berakal”
(Q.S Al Jaatsiyah : 5).
Maksud ayat 5 diatas, dengan terjemahan (tshriifirriyaahi) sebagai
perkisarann angin kita dituntun agar kita mempelajari sifat fluida yang bergerak
atau mengalir.
VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
DAFTAR PUSTAKA
VISKOSITAS FLUIDA