Anda di halaman 1dari 3

METODE LANGRANGE

Metode yang ditemukan oleh Joseph Lagrange (1736-1811), seorang matematikawan


Prancis ini merupakan metode pengukuran arus dengan mengikuti jejak suatu alat
(biasanya pelampung). Metode ini secara konvensional dilakukan dengan cara terjun
langsung ke lapangan untuk mendapatkan data jarak, lokasi, dan waktu pengukuran.
Karena pergerakan pelampung yang dekat dengan permukaan laut, gerakan pelampung
sangat dipengaruhi oleh tarikan angin dan dorongan gelombang. Pergerakan
pelampung tidak terkontrol, sehingga memungkinkan jejaknya tidak ditemukan.
Metode Lagrange yang dilakukan secara modern dapat dilakukan dengan pencatat arus
quasi lagrange atau sering disebut dengan drifter yang merupakan sebuah pelampung
yang sudah terpasang perangkat GNSS serta dapat pula menghitung temperatur,
salinitas, dan densitas air laut yang dilewatinya.
Kelebihan metode langrange :
Kelebihan dari metode lagrange adalah instrument yang digunakan seperti boloa duga
dapat dibuat sendiri dan harganya lebih ekonomis jika dibandingkan dengan instrument
yang modern. Turunan instrument modern Lagrange adalah The Swallow dimana
merupakan pelampung jenis apung netral, yang berarti bahwa massa mengambang ini
disesuaikan sebelum meluncur sehingga akan tenggelam ke area dengan besar densitas
yang dapat ditentukan. Kerapatan air laut sebenarnya adalah fungsi tekanan primarilya,
karena kompresibilitas air laut menyebabkan densitas menjadi lebih besar dari pada
suhu atau salinitas. The Swallow mengambang mengirimkan pulsa suara pada interval
tertentu, yang diikuti dengan mendengarkan hydrophone dari kapal yang
mengejar float (pelampung) dan sekaligus menentukan posisinya sendiri (Sudarto et
al., 2013).
Kekurangan metode langrange :
Salah satu instrument yang menggunakan metode lagrange adalah bola duga.
Kekurangan dari bola duga adalah tingkat ketelitian yang rendah karena dapat terjadi
error baik dari pengamat maupun dari instrument yang dibuat. Panjang tali yang
digunakan juga hanya sebatas 5-10 meter. Pencatatan arah arus juga tdak dapat
digunakan mengingat bahwa kecepatan arus yang didapat hanya dari jarak (panjang
tali) dan waktu yang dibutuhkan saat tali menegang (Sudarto et al.., 2013).
METODE EULER
Metode Euler merupakan metode pengukuran arus pada lokasi yang tetap pada kurun
waktu tertentu. Nama metode Euler sendiri diambil dari nama matematikawan Swiss
Leonhard Euler (1707-1783) yang pertama kali merumuskan persamaan pergerakan
fluida. Metode ini dipakai pada pengukuran menggunakan current meter. Berdasarkan
sensor kecepatan yang digunakan, current meter dibagi menjadi dua, yaitu sensor
mekanik dan sensor non-mekanik (Putro, 2014).
Kelebihan Metode Euler :
Salah satu instrument yang menggunakan metode euler adalah current meter.
Kelebihan dari current meter, yaitu memiliki baling-baling yang digunakan untuk
mengetahui kecepatan arus, terdapat kompas yang dihubungkan secara langsung ke
kapal dan dihubungkan juga pada pelampung menuju kapal induk (gelombang
elektromagnetik). Hal ini dapat mempermudah dalam pengolahan data serta pencatatan
dengan periode yang terus menerus. Pada dasarnya curent meter merupakan alat yang
digunakan untuk mencatat kecepatan dan arah arus. Alat ini sejatinya salah satu akustik
yang sudah memiliki sensor yang berfungsi untuk mempermudah penelitian. Idealnya
kecepatan sensor memiliki inersia yang kecil, dilengkapi kompas dan harus dikalibrasi
dengan baik. Mayoritas sistem pencatatan arus dilakukan di kapal untuk pengolahan
lebih lanjut dan juga berasal dari satelit (Putro, 2014).
Kekurangan Metode Euler :
Salah satu instrument yang menggunakan metode euler adalah current meter.
Kekurangan dari current meter, yaitu saat diturunkan ke kedalaman yang lebih baling-
baling akan mengalami pergerakan yang kurang stabil dimana dalam mengukur
kecepatan arus. Kemudian arah dari pengukuran arus secara otomatis dihantarkan oleh
gelombang elektromagnetik ke kompas yang sudah terhubung. Kemudian tingkat
sensitivitasnya juga tinggi terhadap pergerakan arus sehingga pencatatan kurang begitu
maksimal (Putro, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Putro, Haryono. 2014. Survei Pelabuhan dan Perairan Pantai. FTSP Universitas
Gunadarma.
Sudarto, etall,. 2013. Kondisi Arus Permukaan Di Perairan Pantai: Pengamatan
Dengan Metode Lagrangian. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Tangkap. 1 (3) : 98-102.

Anda mungkin juga menyukai