PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari arus geostropik
2. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari arus geostropik
II. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Materi
Hari, Tanggal : Senin, 22 April 2019
Waktu : 18.30 – 21.00 WIB
Tempat : Ruang B301, Lantai 3, Gedung B, Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan,
Universitas Diponegoro, Semarang
3.2 Metode
1. Menghitung densitas pada tekanan atmosfer (σt)
2. Menentukan nilai AT
AT T 4,78670 0,098185T 0,0010843T 2 10 3
3. Menentukan nilai BT
B T T 18,030 0,8164T 0,0166T 2 10 6
4. Menentukan nilai ∑T
T 3,98 T 283
2
T
503,570 T 67,26
t T o 0,13241 AT BT o 0,1334
6. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada tekanan (Δ s,t)
10 3 t
s ,t 0,02736
1 10 t
3
7. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada temperatur (δ s,p)
Nilai δs,p pada S=34,7129 dapat dicari dengan menggunakan interpolasi
34 -0,2
34,7129 δs,p
35 0
Contoh:
34,7129 34 5
s , p .0 (0,2) (0,2).10 5,742.10
7
35 34
15 2,8
16,8422 δt,p
20 3,5
Contoh:
16,8422 15 5
t , p .3,5 2,8 (2,8).10 3,058.10
5
20 15
z z 1
2
d .P d 1
Contoh:
12. Menghitung selisih gradien geopotensial dua stasiun pada kedalaman yang sama
L 163,6396938km
L 163639,6938m
v1 v2
1
B A 1 12 11
fL 2 sin L
Contoh:
v1 v2 5
1
0,007 0,023
2.7,29.10 .0,12563.163639,638
IV. HASIL
5.1 Perhitungan Manual
A. Stasiun 11
100
1. Nilai ∆s,t
1000
(1000 ∗ σt − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
1000
(1000 ∗ 27.90712013 − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
∆s, t = 0.00134172
2. Nilai δ
δ = ∆s, t + δs, p + δt, p
δ = 304.9092 + (−1.9999) + 2, .8888
δ = 0.001371725
3. Nilai δrata2
δn + δn + 1
δrata =
2
305.70 + 267.33 + 1
δrata =
2
δrata = 0.001246761
4. Nilai δrata x ∆p
δrata2 ∗ (dn + dn + 1 )
δrata x ∆p =
104
286.51 ∗ (150 + 200 + 1 )
δrata x ∆p =
104
δrata x ∆p = 0.062338025
5. Nilai ∆ΦA
∆ΦB = (δrata x ∆p) + ∆Φ𝐵𝑛+1
∆ΦB = (10.028) + 124.76
∆ΦB = −0.002301134
350
1. Nilai ∆s,t
1000
(1000 ∗ σt − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
1000
( − 0.927266) ∗ 108
∆s, t = 1000 ∗ 26.32751671
103
∆s, t = 0.000320603
2. Nilai δ
δ = ∆s, t + δs, p + δt, p
δ = 174.80 + (−1.9999) + 2.8000
δ = 0.000339638
3. Nilai δrata2
δn + δn + 1
δrata =
2
175.60 + 157.95 + 1
δrata =
2
δrata = 0.00029031
4. Nilai δrata x ∆p
δrata2 ∗ (dn + dn + 1 )
δrata x ∆p =
104
166.77 ∗ (350 + 400 + 1 )
δrata x ∆p =
104
δrata x ∆p = 0.014515485
5. Nilai ∆ΦA
∆ΦB = (δrata x ∆p) + ∆Φ𝐵𝑛+1
∆ΦB = (12.508) + 77.430
∆ΦB = −0.200140336
800
1. Nilai ∆s,t
1000
(1000 ∗ σt − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
1000
( − 0.927266) ∗ 108
∆s, t = 1000 ∗ 27.15679173
103
∆s, t = −0.00055487
2. Nilai δ
δ = ∆s, t + δs, p + δt, p
δ = 107.30 + (−1.9999) + 2.8000
δ = −0.000543412
3. Nilai δrata2
δn + δn + 1
δrata =
2
108.10 + 91.26 + 1
δrata =
2
δrata = −0.000611658
4. Nilai δrata x ∆p
δrata2 ∗ (dn + dn + 1 )
δrata x ∆p =
104
99.686 ∗ (600 + 700 + 1 )
δrata x ∆p =
104
δrata x ∆p = −0.061165779
5. Nilai ∆ΦA
∆ΦB = (δrata x ∆p) + ∆Φ𝐵𝑛+1
∆ΦB = (12.959) + 38.298
∆ΦB = −0.133111961
B. Stasiun 12
100
1. Nilai ∆s,t
1000
(1000 ∗ σt − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
1000
(1000 ∗ 24.43866992 − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
∆s, t = 0.00230912
2. Nilai δ
δ = ∆s, t + δs, p + δt, p
δ = 284.23 + (−1.9999) + 2.8000
δ = 5.306E − 07
3. Nilai δrata2
δn + δn + 1
δrata =
2
108.10 + 91.26 + 1
δrata =
2
δrata = 0.061565638
4. Nilai δrata x ∆p
δrata2 ∗ (dn + dn + 1 )
δrata x ∆p =
104
166.67 ∗ (350 + 400 + 1 )
δrata x ∆p =
104
δrata x ∆p = 0.104504557
5. Nilai ∆ΦB
∆ΦB = (δrata x ∆p) + ∆Φ𝐵𝑛+1
∆ΦB = (9.281) + 122.31
∆ΦB = 0.061565638
350
1. Nilai ∆s,t
1000
(1000 ∗ σt − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
1000
(1000 ∗ 26.2784776 − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
∆s, t = 0.000372327
2. Nilai δ
δ = ∆s, t + δs, p + δt, p
δ = 173.51 + (−2.0000) + 2.7999
δ = 0.000392001
3. Nilai δrata2
δn + δn + 1
δrata =
2
174.31 + 159.04 + 1
δrata =
2
δrata = 0.000281578
4. Nilai δrata x ∆p
δrata2 ∗ (dn + dn + 1 )
δrata x ∆p =
104
166.68 ∗ (350 + 400 + 1 )
δrata x ∆p =
104
δrata x ∆p = 0.014078885
5. Nilai ∆ΦB
∆ΦB = (δrata x ∆p) + ∆Φ𝐵𝑛+1
∆ΦB = (12.500) + 76.16
∆ΦB = −0.250380284
800
1. Nilai ∆s,t
1000
(1000 ∗ σt − 0.927266) ∗ 108
∆s, t =
103
1000
( − 0.927266) ∗ 108
∆s, t = 1000 ∗ 27.26304565
103
∆s, t = −0.000667151
2. Nilai δ
δ = ∆s, t + δs, p + δt, p
δ = 105.47 + (−2.0000) + 2.7999
δ = −0.000655178
3. Nilai δrata2
δn + δn + 1
δrata =
2
106.27 + 88.59 + 1
δrata =
2
δrata = −0.000700848
4. Nilai δrata x ∆p
δrata2 ∗ (dn + dn + 1 )
δrata x ∆p =
104
97.435 ∗ (600 + 700 + 1 )
δrata x ∆p =
104
δrata x ∆p = −0.070084786
5. Nilai ∆ΦB
∆ΦB = (δrata x ∆p) + ∆Φ𝐵𝑛+1
∆ΦB = (12.666) + 37.797
∆ΦB = −0.148593258
5.2 Hasil Excel
A. Stasiun 11
B. Stasiun 12
C. Gabungan Stasiun 11 dan 12
5.3 Grafik
1. Profil Anomali Gradien Geopotensial Stasiun 11 dan 12
Perbandingan antara gradien dengan kedalaman adalah berbanding terbalik. Semakin dalam
makan nilai gradien semakin besar. Sedangkan perbandingan nilai gradien secara horizontal dengan
gaya Coriolis adalah berbanding lurus. Maka semakin besar gaya Coriolis semakin besar pula nilai
gradien secara horizontalnya. Karena gaya Coriolis sangat besar jika berada dipermukaan, maka
kecepatannya pun akan lebih besar dipermukaan dibandingkan di kolom air yang lebih dalam. Tangen
I dalam rumus gaya gradien secara horizontal menunjukan slope muka air atau kemiringannya, sehingga
semakin besar nilai kemiringannya semakin besar pula gaya Coriolis yang berpengaruh dalam arus
geostropik.
Arus geostrofik merupakan arus yang terjadi akibat adanya keseimbangan geostrofik. Keseimbangan
geostrofik yang terjadi karena adanya gradien tekanan mendatar/horizontal yang bekerja pada massa air
yang bergerak, dan diseimbangkan oleh gaya Coriolis (Svedruv et al 1989). Berdasarkan perhitungan
kecepatan geostropik yang telah dilakukan, kecepatan arus pada kedalaman hingga 100-1000 meter
berkisar 25,5 cm/s ke arah barat.
Dimana Profil Kecepatan Arus Geostropik pada air laut tekanan meningkat sesuai dengan
bertambahnya kedalaman, oleh karena itu gradien tekanan dalam air laut memiliki arah ke atas.
Gradien tekanan yang memiliki arah vertikal ke atas tersebut, dapat mengimbangi percepatan
gaya gravitasi yang arahnya ke bawah, maka akan membuat permukaan isobar sejajar dengan
permukaan datar. Kenyataannya permukaan isobar jarang sekali identik dengan permukaan
datar, melainkan selalu berbeda walupun dengan jarak yang sangat kecil.
VI. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Arus Geostropik merupakan arus terjadi akibat pengaruh gradien tekanan mendatar dan
gaya coriolis.Mekanismenya terjadi saat terdapat gaya gradien tekanan mendatar
menggerakkan arus menuruni slope muka air dan dalam pergerakan arah horizontal
dibelokkan oleh gaya coriolis yang kemudian akan terjadi keseimbangan antara gradien
tekanan dengan gaya coriolis.
2. Arus geostropik dapat digunakan untuk mendeteksi dan menganalisis munculnya beberapa
fenomena di laut lepas, antara lain arus eddy, upwelling dan downwelling.
5.2 Saran
1. Disharapkan suasana kelas lebih kondusif saat praktikum sedang berlangsung
2. Untuk praktikum ke depannya diharapkan para asisten dapat berkeliling membantu
praktikan yang kesusahan dalam mengikuti langkah-langkah praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah Esa Agustin, Bandi Sasmito dan Nurhadi Bashit. 2018. Analisis Pola Arus Geostropik
Perairan Samudera Hindia untuk Identifikasi Upwelling menggunakan Data Satelit
Altimetri. Jurnal Geodesi Undip. Vol 7 (1).
Azis M Furqon. 2006. Gerak Air di Laut. Jurnal Oseana. Vol 31 (4).
Makmur Murdahayu. 2012. Pengaruh Upwelling Terhadap Ledakan Alga (Blooming Algae) di
Lingkungan Perairan Laut.
Stewart, Robert H. 2008. Introduction to Physical Oceanography. Texas : Texas A & M University