Anda di halaman 1dari 16

Nama : dewi fatma karina amiruddin

Nim: L01121108

Rangkuman oseanografi

Oseanografi asal katanya dari bahasa Yunani oceanos yang artinya laut dan graphos
artinya gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, jadi
oseanografi merupakan cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari
samudera dan lautan. secara sederhana Oseanografi dapat didefiniskan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari tentang lautan.

Ilmu oseanografi terbagi menjadi empat cabang ilmu saja, yaitu:

 Fisika oseanografi
Ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat- sifat fisik yang terjadi didalam lautan
itu sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan. ilmu mengenai
ciri fisik samudera termasuk struktur suhu, salinitas, ombak, pasang, dan arus.

 Geologi oseanografi
Ilmu yang mempelajari asal lautan yang telah berubah lebih lebih dari berjuta-juta
tahun yang lalu atau ilmu mengenai geologi dasar laut termasuk tektonik lempeng
Seperti penelitian lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa.

 Kimia oseanografi
Ilmu yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi didalam dan didasar
laut dan juga menganalisa sifat-sifat air laut, atau ilmu mengenai kimia samudera dan
interaksi kimianya dengan atmosfer.

 Biologi oseanografi
Ilmu yang mempelajari semua organisme-organisme yang hidup dilautan, termasuk
hewan-hewan yang berukuran sangat kecil (plankton) dan juga hewan-hewan yang
berukuran besar dan tumbuh-tumbuhan air.

PARAMETER FISIKA OSEANOGRAFI

ARUS LAUT

Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain.
Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan
matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang
diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan
angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi di seluruh muka
bumi. Kedua fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin
merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain
gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut.

Menurut NINING (2002) sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu
sirkulasi di permukaan laut (surface circulation) dan sirkulasi di dalam laut
(intermediate or deep circulation). Arus pada sirkulasi di permukaan laut
didominasi oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam
laut didominasi oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat
adanya perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut.
Perlu diingat bahwa arus termohalin dapat pula terjadi di permukaan laut
demikian juga dengan arus yang ditimbulkan oleh angin dapat terjadi hingga dasar
laut. Sirkulasi yang digerakan oleh angin terbatas pada gerakan horisontal dari
lapisan atas air laut. Berbeda dengan sirkulasi yang digerakan angin secara
horisontal, sirkulasi termohalin mempunyai komponen gerakan vertikal dan
merupakan agen dari pencampuran massa air di lapisan dalam.

GELOMBANG LAUT

Pada hakekatnya fenomena gelombang laut menggambarkan transmisi dari energi


dan momentum. Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang
bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam
keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi-sepoi pada cuaca yang tenang
sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya
dalam keadaan di mana badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang
besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan di daerah pantai.

Gelombang laut pada umumnya timbul oleh pengaruh angin, walaupun masih ada
faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan gelombang di laut seperti aktifitas
seismik di dasar laut (gempa), letusan gunung api, gerakan kapal, gaya tarik benda
angkasa (bulan dan matahari) (NINING, 2002). Gelombang laut dapat juga terjadi
di lapisan dalam (pada bidang antara dari dua lapisan air yang mempunyai
densitas berbeda). Gelombang ini disebut gelombang dalam (internal waves).

PASANG SURUT LAUT (PASUT)

Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan
benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa di
luar materi itu berada. Sehingga pasang surut yang terjadi di bumi terdapat dalam
tiga bentuk (GROSS, 1997) yaitu: 1. Pasang surut atmosfer (Atmospheric Tide) 2.
Pasang surut laut (Ocean Tide) 3. Pasang surut bumi (Boily Tide) Pasang surut
atmosfer adalah gerakan atmosfer bumi yang diakibatkan oleh adanya aksi
gravitasi dari matahari dan bulan atau benda langit lainnya. Gerakan atmosfer
akibat hal ini bias dideteksi dengan alat barometer yang mencatat perubahan
tekanan udara di muka laut. Pasang surut bumi adalah gangguan akibat gaya
gravitasi benda langit terhadap bagian bumi padat. Gangguan ini sangat kecil,
sehingga hampir tidak dapat dilihat secara jelas tapi untuk pengukuran dari
ketinggian suatu tempat dan penelitian geofisika lainnya gangguan ini harus
diperhatikan. Tetapi karena uraian yang kita bahas tentang pasang surut laut, maka
untuk selanjutnya pasang surut diartikan sebagai pasang surut laut.

KECERAHAN

Dalam parameter fisika, kecerahan berkaitan dengan proses fotosintesis yang


terdapat di perairan tersebut. Kecerahan yang dimaksud yaitu sebagian cahaya
yang dapat diteruskan masuk ke dalam air. Semakin tinggi kecerahan, semakin
besar pula daya tembus cahaya yang jauh masuk ke dalam perairan. Dari
parameter ini, kita bisa mengetahui sejauh mana kemungkinan terjadinya proses
asimilasi yang dilakukan oleh makhluk hidup (tumbuhan air) di dalam air.

Kecerahan juga sebagai penentu pencerahan yang berasal dari kilauan sasaran,
ukuran cahaya di dalam air yang disebabkan adanya partikel – partikel kaloid serta
suspensi dari bahan pencemar seperti limbah industri, limbah rumah tangga
(Baca: Pengolahan Limbah Rumah Tangga), pertanian dan lain sebagainya.

SUHU

Suhu air dapat dipengaruhi dari berbagai macam hal seperti lamanya penyinaran
matahari, pertukaran panas antara udara dengan air, posisi ketinggian tempat atau
geografis, kanopi oleh vegetasi tumbuhan di atas perairan, kegiatan manusia
seperti pembuangan limbah panas dan lain sebagainya. Di dalam ilmu kelautan,
suhu air menjadi faktor yang mendapat perhatian lebih sebab berkaitan dengan
kehidupan hewan serta tumbuhan di dalam laut. Suhu air juga mempengaruhi
metabolisme dari makhluk hidup yang tinggal di dalam air, sebab penyebaran
organisme antara di lautan dengan perairan tawar dibatasi oleh suhu air. Suhu air
yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan, dapat menekan kehidupan
bahkan kematian dari hewan – hewan jika suhu perairan sangat tinggi. Saat suhu
rendah, ikan – ikan akan lebih mudah terserang bakteri atau jamur, namun oksigen
di dalam air menjadi lebih tinggi. Akan tetapi suhu rendah akan memperlambat
laju pernafasan serta denyut jantung, sehingga ada kemungkinan ikan – ikan akan
pingsan akibat dari kekurangan oksigen di dalam tubuhnya.

KEDALAMAN

Kedalaman dari suatu perairan menjadi salah satu faktor penting sebagai
parameter kualitas air. Sebab kedalaman air menentukan seberapa banyak sinar
matahari yang masuk ke dalam perairan serta ketersediaan oksigennya. Makhluk
hidup khususnya ikan, biasanya akan mengalami stress saat berada di perairan
yang kekurangan cahaya matahari. Begitupun dengan ketersediaan oksigen di
dalam air, semakin dangkal perairan maka oksigen akan banyak dan semakin
sedikit saat berada di perairan dalam.

SEDIMEN

Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi (topografi dan batimetri)


pesisir. Sedimen berasal dari fragmentasi (pemecahan) batuan. Pemecahan
tersebut terjadi karena pelapukan (weathering) yang dapat berlangsung secara
fisik, kimiawi, atau biologis. Berubahnya morfologi pesisir/estuari terjadi sebagai
akibat berpindahnya sedimen yang berlangsung melalui mekanisme erosi,
pengangkutan (transpor) dan pengendapan (deposisi). Sedimen yang dipindahkan
adalah sedimen yang terletak pada permukaan dasar perairan (Poerbondone dan
Djunasjah, 2005). Sedimentasi di lingkungan pantai berawal dari kehadiran
sedimen yang berasal dari daratan dan pada dasarnya merupakan faktor utama
dalam membentuk pantai. Sedimentasi berkaitan erat dengan agen geomorfik yang
bekerja didalamnya. Agen geomorfik utama yang menyebabkan atau
mempengaruhi proses dan dinamika perairan pantai adalah gelombang, arus dan
angin.

PARAMETER KIMIA OSEANOGRAFI

SALINITAS (KADAR GARAM)

Salinitas adalah kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan
sebagai jumlah gram garam terlarut pada 1000 gram air laut yang dinyatakan
dalam satuan permil (. Misalnya kadar garam 32 artinya banyaknya unsur garam
setiap 1000 gram air laut adalah 32 gram.

Faktor - faktor yang mempengaruhi salinitas:

-Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air
lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.

-Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan
yang turun salinitas akan tinggi.

-Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai
yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan
sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya
akan tinggi.

-Penambahan air tawar karena pencairan Es. Es yang mencair dan mengalir kelaut
akan mempengaruhi kadar garam laut tersebut. Biasanya di wilayah bagian utara
(BBU).

DO (Dissolved Oxygen/ Oksigen Terlarut)

Menurut Boyd (1990) dalam Puspitaningrum (2012) konsumsi oksigen dilakukan


oleh semua organisme melalui proses respirasi dan perombakan bahan organik.
Produksi oksigen berlangsung melalui proses fotosintesis oleh komunitas autotrof,
sedangkan konsumsi oksigen dilakukan oleh semua organisme melalui proses
respirasi dan perombakan bahan organik. Dinamika oksigen terlarut dalam
ekosistem perairan ditentukan oleh keseimbangan antara produksi dan konsumsi
oksigen.

Menurut Odum (1971) dalam Salmin (2005), menyatakan bahwa pada lapisan
permukaan, kadar oksigen terlarut akan lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh
difusi antara air dengan udara bebas dan adanya proses fotosintesis. Kadar O2
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman karena proses
fotosintesis berkurang. Jadi, dapat disimpulkan semakin banyak fitoplankton maka
kadar oksigen akan meningkat.

Oksigen terlarut (dissolved oxygen) merupakan salah satu parameter penting


dalam analisis kualitas air.Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan
air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme.Selain
itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air.

DERAJAT KEASAMAN

Derajat keasaman menunjukan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut


dandinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu atau
pH = -log (H+).Konsentrasi pH mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jazad renik. Perairan yang asam cenderung
menyebabkan kematian pada ikan. Hal inidisebabkan konsentrasi oksigen akan
rendah sehingga, aktifitas pernapasan tinggi dan seleramakan berkurang
(Kangkan, 2006).

NITRIT DAN NITRAT

Nitrogen adalah salah satu unsur utama penyusun sel organisme yaitu dalam
proses pembentukan protoplasma. Nitrogen sering kali berada dalam jumlah yang
terbatas di perairan, terutama didaerah beriklim tropis. Kekurangan nitrat dalam
perairan dapat menghambat pertumbuhan tanaman akuatik, walaupun unsur hara
lain berada dalam jumlah yang melimpah (Hunter, 1970 dalam Patadjal, 1993).
Nitrogen di perairan sebagian besar dalam bentuk ion nitrit dan ion nitrat, maka
dengan bantuan bakteri yang mempunyai kemampuan mengubah nitrit manjadi
nitrat kemudian menjadi amonia melalui proses reduksi, sehingga proses asimilasi
amonia oleh tanaman akuatik dapat berlangsung.

Nitrat dan nitrit terlebih dahulu direduksi sebelum digunakan oleh sel-sel alga.
Sedangkan amonia biasanya digunakan langsung untuk sintesis asam-asam amino
melalui proses transamilasi (Coolos dan Slawyk, 1980 dalam Patadjal, 1993).
Nitrat juga merupakan jenis nitrogen yang sangat mudah larut dalam air dan
bersifat stabil yang dihasilkan dari oksidasi sempurna senyawa nitrogen dalam
perairan. Peningkatan kadar nitrat dilaut disebabkan oleh masuknya limbah
domestik atau pertanian yang umumnya banyak mengandung nitrat.

Menurut Morris (1974) dalam Patadjal (1993) alga mempunyai kecenderungan


untuk lebih dahulu menggunakan N-anorganik dan urea, dan N-organik terlarut
hanya akan digunakan jika sumber atau bentuk nitrogen lain konsentasinya sudah
sangat rendah. Nitrat dimanfaatkan untuk metabolisme dengan bantuan enzim
nitrat reduktase yang dihasilkannya. Masa pembentukan enzim nitrat ini
memerlukan waktu yang lama, sehingga laju pengambilan nitrat sangat lambat
dibandingkan dengan laju pengambilan amonia yang tidak memerlukan enzim
dalam pemanfaatannya.

Kadar enzim nitrat reduktase sangat rendah pada alga yang hidup pada perairan
dengan konsentrasi nitrat yang rendah. Konsentrasi amonia yang tinggi dalam
perairan akan menyebabkan terhambatnya pembentukan enzim nitrat reduktase
pada alga. Selain nitrat dan amonia, alga dapat pula menggunakan nitrit dan
hidroksil amin untuk proses metabolismenya. Senyawa nitrit yang terdapat dalam
air laut merupakan hasil reduksi senyawa nitrat atau oksidasi amoniak oleh
mikroorganisme.

Nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit diperairan alami,
kadarnya lebih kecil dari pada nitrat karena bersifat tidak stabil. Konsentrasi ini
dapat meningkat menuju ke arah perairan pantai dan muara sungai. Meningkatnya
kadar nitrit dilaut berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah urai
(baik yang mengandung unsur nitrogen maupun nitrat). Dengan demikian
senyawa nitrit merupakan salah satu indikator pencemaran (Hutagalung et al.,
1997). Penelitian Dawes et al., (1974) menunjukan nilai kadar karaginan yang
tinggi pada musim panas, yaitu saat laju fotosintesis tinggi dan kadar nitrogen
rendah. Sebaliknya, pada musim semi kadar karaginan rendah, sementara kondisi
li®ngkungannya optimal bagi pertumbuhan dan pasokan nutrien lebih tinggi.
BAKU MUTU AIR LAUT KEPUTUSAN MENTRI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

UNTUK BIOTA LAUT

No. Parameter Satuan Baku mutu

FISIKA
1. Kecerahana m coral: >5
mangrove: -
lamun: >3
2. Kebauan - alami3
3. Kekeruhana NTU <5
4. Padatan tersuspensi totalb mg/l coral: 20
mangrove: 80
lamun: 20
5. Sampah - nihil 1(4)
6. Suhuc o
C alami3( c)
coral: 28-30( c)
mangrove: 28-32 ( c)
lamun: 28-30( c)
7. Lapisan minyak 5 - nihil 1(5)
KIMIA

1. pHd - 7 - 8,5( d)
2. Salinitase %o alami3( e)
coral: 33-34( e)
mangrove: s/d 34 ( e)
lamun: 33-34( e)
3. Oksigen terlarut (DO) mg/l >5
4. BOD5 mg/l 20
5 Ammonia total (NH3-N) mg/l 0,3
6. Fosfat (PO4-P) mg/l 0,015
7. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,008
8. Sianida (CN-) mg/l 0,5
9. Sulfida (H2S) mg/l 0,01
10. PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/l 0,003
11. Senyawa Fenol total mg/l 0,002
12. PCB total (poliklor bifenil) µg/l 0,01
13. Surfaktan (deterjen) mg/l MBAS 1
14 Minyak & lemak mg/l 1
15. Pestisidaf µg/l 0,01
16. TBT (tributil tin) 7 µg/l 0,01

Logam terlarut:
17. Raksa (Hg) mg/l 0,001
18. Kromium heksavalen (Cr(VI)) mg/l 0,005
19. Arsen (As) mg/l 0,012
20. Kadmium (Cd) mg/l 0,001
21. Tembaga (Cu) mg/l 0,008
22. Timbal (Pb) mg/l 0,008
23. Seng (Zn) mg/l 0,05
24. Nikel (Ni) mg/l 0,05

BIOLOGI
1. Coliform (total) g MPN/100 ml 1000( g)
2. Patogen sel/100 ml nihil1
3. Plankton sel/100 ml tidak bloom 6

RADIO NUKLIDA
1. Komposisi yang tidak diketahui Bq/l 4
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

BAKU MUTU AIR


NASIONAL

I. BAKU MUTU AIR SUNGAI DAN SEJENISNYA

No Parameter Unit Kelas Kelas Kelas Kelas Keterangan


1 2 3 4
1. Temperatur °C Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Perbedaan
dengan suhu
udara di atas
permukaan
air
2. Padatan mg/ L 1.000 1.000 1.000 2.000 Tidak berlaku
terlarut untuk muara
total (TDS}
3. Padatan mg/ L 40 50 100 400
tersuspensi
total (TSS)
4. Warna Pt-Co 15 50 100 Tidak
Unit berlaku
untuk air
gambut
(berdasarka
n kondisi
alaminya)
5. Derajat 6-9 6-9 6-9 6—9 Tidak berlaku
keasaman untuk air
(pH) gambut
(berdasarkan
kondisi
alaminya)
6. Kebutuhan mg/ L 2 3 6 12
oksigen
biokimiawi
(BOD)
7. Kebutuhan mg/L 10 25 40 80
oksigen
kimiawi
(COD)
8. Oksigen mg/ 6 4 3 1 Batas
terlarut L minimal
(DOJ
9. Sulfat (SO4° ) mg/L 300 300 300 400
10. Klorida (Cl-} mg/L 300 300 300 600
11. Nitrat (sebagai mg/L 10 10 20 20
N)
12. Nitrit (sebagai N) mg/ L 0,06 0,06 0,06
13. Amoniak mg/ L 0, 1 0,2 0,5
(sebagai N)
14. Total Nitrogen mg/ 15 15 25
L
15. Total Fosfat 0,2 0,2 1,0
(sebagai P)
16. Fluorida (F-} mg/ L 1 1,5 1,5
17. Belerang mg/ 0,002 0,002 0,002
sebagai HIS L
18. Sianida (CN-) mg/ 0, 02 0,02 0,02
L
19. Klorin bebas mg/ 0, 03 0, 03 0,03 Bagi air baku
L air minum
tidak
dipersyaratk
an
20. Barium (Ba) mg/ 1,0
terlarut L
21. Boron mg/ L 1,0 1,0 I ,0 1,0
(B)
terlarut
22. Merkuri (Hg) mg/ 0, OO 1 0,002 0,002 0,005
terlarut L
23. Arsen (As) mg/ 0,05 0,05 0,05 0,10
terlarut L
24. Selenium (Se} mg/ 0,01 0,05 0,05 0,05
terlarut L
25. Besi (Fe) terlarut mg/ 0,3
L
26. Kadmium (Cdl mg/ L 0,0 1 0,0 1 0,0 1 0,0 1
terlarut

27. Kobalt (Col mg/ L 0,2 0,2 0,2 0,2


terlarut

28. Mangan (Mn) mg/ L 01


terlarut
29. Nikel (Ni) mg/ L 0,05 0,05 0,05 0,1
terlarut

30. Seng (Zn) mg/ L 0,05 0,05 0,05 2


terlarut

31. Tembaga (Cu) mg/ L 0,02 0,02 0,02 0,2


terlarut

32. Timbal (PbJ mg/ L 0,03 0,03 0,03 0,5


terlarut

33 Kromium mg/ L 0,05 0,05 0,05 1


heksavalen
(Cr-

34. Minyak dan mg/L 1 1 10


lemak

35. Deterjen total mg/ L 0,2 0,2 0,2

36. Fenol mg/ L 0,002 0,005 0,01 0,02

37. Aldrin / pg/ L 17


Dieldrin

38. BHC pg/ L 210 210 210

39. Chlordane pg/L 3

40. DDT pg/L 2 2 2 2

41. Endrin pg/L 1 4 4


42. Heptachlor pg/L 18

43. Lindane pg/L 56

44. Methoxychlor pg/L 35

45. Toxapan pg/L 5

46. Fecal Coliform MPN/ 100 100 1.000 2.000 2.000


mL

4’7 Total Coliform MPN / 1.000 5.000 10.000 10.000


. IOO
mL

48. Sampah nihil nihil nihil nihil

49. Radioaktivitas

Gross-A Bq/ L 0, 1 0,1 0,1 0,1

Gross—B Bq/ L 1 1 1
II. BAKU MUTU AIR DANAU DAN SEJENISNYA

Kelas
No. Parameter Unit Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan
1
1. Temperatur °C Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Perbedaan
dengan suhu
udara di atas
permukaan air
2. Padatan mg/L 1.000 1.000 1.000 1.000
terlarut total
(TDS)
3. Padatan mg/L 25 50 100 400
tersuspensi
total (TSS)
4. Transparansi m 10 4 2,5
5. Warna Pt-Co 15 50 100
Unit
6. Derajat 6-9 6-9 6-9 6-9 Tidak berlaku
keasaman untuk air
(pH) gambut
(berdasarkan
kondisi
Manfnya)
7. Kebutuhan mg/ L 2 3 6 12
oksigen
biokimiawi
(BOD)
8. Kebutuhan mg/L 10 25 4O 80
oksigen
kimiawi
(COD)
9. Oksigen mg/ L 6 1 Batas minimal
terlarut (DO)
10. Sulfat (SO42 ) mg/ L 300 300 300 400
11. Klorida (Cl ) mg/L 300 300 300 600

12. Total Nitrogen mg/ L 0,65 0,75 1,90


la Total Fosfat mg/L 0,01 0,03 0,1
(sebagai P)
14. Fluorida (F ) mg/ L 1 1,5 1,5

\s. Belerang mg/ L 0,002 0,002 0,002


sebagai HIS
16. Sianida (CN-) mg/ L 0,02 0,02 0,02

17. Klorin bebas mg/ L 0,03 0,03 0,03 - Bagi air baku
air minum tidak
dipersyaratkan
18. Barium mg/ L 1,0
(Ba)
terlarut
19. Boron (B) mg/ L 1,0 1,0 1,0 1,0
terlarut
20. Merkuri mg/ L 0,001 0,002 0,002 0,005
(HgJ
terlarut
21. Arsen(AsJ mg/ L 0,05 0,05 0,05 0,1
terlarut
22. Selenium (Se) mg/ L 0,01 0,05 0,05 0,05
terlarut
23. Besi (Fe) mg/ L 0,3
terlarut
24. Kadmium (Cd) mg/ L 0,01 0,01 0,01 0,01
terlarut
25. Kobalt mg/ L 0,2 0,2 0,2 0,2
(Co)
terlarut
26. Mangan mg/ L 0,4 0,4 0,5 1,0
(Mn)
terlarut
27. Nikel (Ni) mg/ L 0,05 0,05 0,05 0,1
terlarut
28. Seng (Zn) mg/ L 0,05 0,05 0,05 2,0
terlarut
29. Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2
terlarut
30. Timbal mg/ L 0,03 0,03 0,03 0,5
(Pb)
terlarut
31. Womium mg/ L 0,05 0,05 0,05 1
heksavMen
(Cr-(VI))
32. Minyak mg/L 1 1 10
dan
lemak
33. Deterjen total mg/ L 0,2 0,2 0,2

34. Fenol mg/L 0,002 0,005 0,01 0,02

35. Aldrin/ pg/ L 17


Dieldrin
36. BHC pg/L 210 210 210

37. Chlordane pg/ L 3

38. DDT pg/L 2 2 2 2

39. Endrin pg/ L 1 4

40. Heptachlor pg/ L 18

4 i. Lindane pg/ L 56

42. Methoxychlor pg/ L 35

43. Toxapan pg/ L 5

44. Fecal Coliform MPNJ 100 1.000 2.000 2.000


100
mL
45. Total Coliform MPN/ 1.000 5.000 10.000 10.000
100
mL
46. Klorofil-a mg/ m3 10 50 100 200

47. Sampah nihil nihil nihil nihil

48. Radioaktivitas

Gross-A Bq/ L 0,1 0,1 0,1 0, 1


Gross-B Bq/L 1 1 1 1

Anda mungkin juga menyukai