Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Tabel 1. Pengamatan pada bidang Geologi


ASPEK KETERANGAN

GEOLOGI

MORFOLOGI Laut berupa teluk dengan tanjung yang panjang, daratan

LAUT pantai ada yang berbukit akibat dari pasir-pasir yang telah

mengeras yang membentuk suatu bukit-bukit.

TIPE SUBSTRAT Terlihat di sepanjang laut terdapat banyak pasir yang

berwarna putih dimana memiliki jumlah kuarsa yang sangat

tinggi, kuarsa adalah mineral yang umum ditemukan pada

kerak kontinen bumi.

Tabel 2. Pengamatan pada bidang Fisika


ASPEK FISIKA KETERANGAN

GELOMBANG Gelombang yang terjadi umumnya dipengaruhi oleh

pergerakan angin dipermukaan laut sehingga energi yang

akan dibawah oleh gelombang akan dilepaskan kelaut

dalam bentuk hempasan ombak, sehingga adanya

gelombang ini akan mengakibatkan abrasi yang berdampak

pada perubahan-perubahan daratan disekitar laut.

PASANG SURUT Pasang surut sangat mempengaruhi naik turunnya


permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh

pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan

matahari.

KECERAHAN Kecerahan air laut sangat dipengaruhi oleh cuaca, dimana

apabila cuaca cerah maka tingkat kecerahan air laut sangat

nampak karena banyaknya cahaya yang diserap dan

dipancarkan oleh bahan-bahan yang terlarut dalam air.

Tabel 3. Pengamatan pada bidang Kimia


ASPEK KIMIA KETERANGAN

SALINITAS Salinitas merupakan konsentrasi rata-rata garam yang

terdapat dalam air laut dimana tingkat salinitas ini sangat

dipengaruhi oleh komposisi yang ada disekitar

pantai/daratan berupa bebatuan yang mengandung unsur-

unsur tertentu dan mineral sehingga akan bercampur dengan

air laut.

SUHU Suhu suatu air sangat dipengaruhi oleh musim sehingga

perubahan suhu yang terjadi sangat berperan dalam

mengendalikan kondisi ekosistem perairan, peningkatan

viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi.

OKSIGEN YANG Semakin tinggi suatu peningkatan suhu di laut maka

TERLARUT penurunan kadar oksigen di laut makin tinggi pula.

pH Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi dalam


suatu perairan seperti proses nitrifikasi yang akan terhenti

aktivitasnya apabila suhu rendah.

Tabel 4. Pengamatan pada bidang Biologi


ASPEK KETERANGAN

BIOLOGI

JENIS BIOTA Umumnya jenis biota yang ditemukan berupa bintang laut

yang meruapakan anggota echinodermata yang hanya dapat

hidup dilaut dalam, Teripang (Pelagothuria sp) ialah

sebagai biota dasar laut yang bergerak lamban namun bukan

hanya indah tetapi estetik, serta beberapa tumbuhan alga

atau rumput laut yang terdapat dalam perairan, hal ini

terlihat di sepanjang pesisir pantai terdapat rumput-rumput

laut yang mati atau telah kering.

IV. Pembahasan

Oseanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang lautan dan segala

aspeknya sifat-sifat fisika dan kimia air laut dinamika laut yang dipengaruhi oleh

gaya astronomis meteorologis dan geologis zat-zat yang terlarut dan organisme yang

hidup di laut dan lain-lain diantaranya adalah cakupan dari ilmu oseanografi. Karena

begitu luasnya cakupan dari ilmu ini maka dapat dikatakan bahwa oseanografi sendiri

itu suatu ilmu murni tapi merupakan perpaduan dari berbagai ilmu dasar seperti fisika

kimia biologi geografi geologi meteorologi astronomi dan perikananan. Namun


demikian pada umumnya dalam hal ini juga yang dipakai di Indonesia oseanografi

hanya mencakup kajian ilmu fisika oseanografi kimia oseanografi biologi oseanografi

dan geologi oseanografi saja sedangkan cabang ilmu yang mempelajari semua ilmu

itu seperti yang disebut di atas disebut oseaonologi.

Pulau Samalona terletak di Selat Makassar yang merupakan salah satu dari

beberapa pulau di dalam gugusan Kepulauan Spermonde. Secara administratif Pulau

Samalona termasuk dalam wilayah Kecamatan Mariso Kota Makassar, yang berjarak

6,8 km dari Kota Makassar. Perairan sisi selatan, timur, utara, dan barat hingga

mencapai 10 m. Bentuk Pulau Samalona relatif bulat dengan luas wilayah 2,34 hektar

tapi sewaktu-waktu bisa berubah akibat abrasi. Letak geografis Pulau

Samalona berada pada koordinat 119°34'02” Bujur Timur dan -5°12'21” Lintang

Selatan. Pulau ini termasuk ke dalam wilayah administratif, Kelurahan Mariso,

Kecamatan Mariso, Kota Makassar. Pulau ini Berbentuk bulat, dengan luas wilayah

daratan ± 2 Ha.

Berdasarkan pada pengamatan pada bidang geologi diperoleh hasil bahwasanya,

morfologi laut pulau Samalona berupa teluk dengan tanjung yang panjang, daratan

pantai ada yang berbukit akibat dari pasir-pasir yang telah mengeras yang membentuk

suatu bukit-bukit, dengan tipe substrat di sepanjang laut terdapat banyak pasir yang

berwarna putih dimana memiliki jumlah kuarsa yang sangat tinggi, kuarsa adalah

mineral yang umum ditemukan pada kerak kontinen bumi. Berdasarkan pengamatan

dapat disimpulkan bahwa jenis sedimen pulau Samalona adalah pasir sangat kasar.

Hal ini dapat disebebkan oleh karena tingkat kedalaman perairan yang tidak terlalu
besar dan faktor jarak pulau Samalona terhadap kota Makassar yang cukup dekat

menyebabkan material pasir terakumulasi di sekitar pulau Samalona selain itu pasir

juga merupakan hasil hancuran dari karang-karang. Hal itulah yang menyebabkan

data yang ditemukan di lapangan berupa material pasir sangat kasar.

Kemiringan/Topografi pantai dimana dari hasil analisa data kemiringan pantai di

sepanjang pantai Pulau Samalona, didapatkan hasil bahwa persentase kemiringan

pantai berkisar antara 3o hingga 33o. Hal ini menunjukkan bahwa topografi garis

pantai pulau samalona bervariasi. Pada bagian barat pulau dipasangkan tanggul yang

berfungsi untuk menahan gelombang laut yang datang dari laut lepas sebelah barat

yang membawa energi yang besar.

Berdasarkan pada pengamatan pada bidang fisika diperoleh gelombang air laut

yang terjadi umumnya energi yang dibawah oleh gelombang akan dilepaskan kelaut

dalam bentuk hempasan ombak, sehingga adanya gelombang ini akan mengakibatkan

abrasi yang berdampak pada perubahan-perubahan daratan disekitar laut. Hal ini

disebabkan oleh faktor angin yang menjadi pembangkit gelombang, serta adanya

pasang surut air laut. Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan laut menuju

pasang naik pada malam hari. Selain itu, bentuk topografi dasar perairan sekitar Pulau

Samalona yang landai juga sangat menentukan tinggi gelombang air laut yang

terbentuk. Perbedaan gelombang disebabkan oleh keadaan topografi perairan pulau

ini serta kecepatan angin yang bertiup pada perairan ini berbeda tiap titik lokasi

pengamatan. Arus Arus adalah gerak massa air laut yang terjadi secara horizontal

maupun vertikal yang umumnya dibangkitkan oleh tenaga angin dan perbedaan

densitas massa air laut. Gerakan air dipermukaan laut terutama disebabkan oleh
adanya angin yang bertiup diatasnya. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya arus

adalah bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada disekitarnya, gaya

krolis dan arus ekman serta perbedaan tekanan air. Jika dihubungkan dengan data

hasil pengamatan di lapangan, maka didapatkan bahwa arus yang terjadi di pulau

Samalona adalah arus yang yang dibangkitkan oleh adanya kecepatan angin yang

bertiup di atas permukaan air laut serta adanya pengaruh pasang surut air laut.

Sehingga untuk kecepatan angin hanya data yang diperoleh berupa arah datang

angin, dengan melihat kibaran kain ataupun gerakan pohon. Pada pagi dan sore hari

terdapat perbedaan yang besar terhadap tekanan udara daratan daerah makassar dan

tekanan udara selat makassar. Pada pagi hari angin bertiup dari selat makassar

menuju daratan sedangkan kebalikannya terjadi pada sore hari. Perbedaan tekanan

udara yang sangat besar tersebut menyebabkan kecepatan angin yang besar pula,

sehingga kecepatan angin yang cukup besar di pulau samalona terjadi pada pagi dan

sore hari, namun dalam angka yang tidak besar. Pada bulan Oktober – April, matahari

berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak

memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat

pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan

udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke

benua Australia. Angin ini mengakibatkan di Indonesia mengalami musim penghujan.

Jika kita kaitkan dengan lokasi praktek lapang, maka angin ini bertiup dari arah utara

ke Selatan dan melewati daratan berupa pulau Sulawesi, dan ketika sampai kepada

pulau samalona tidak terlalu kencang. Itulah sebabnya sehingga pada saat praktek,

angin tidak terlalu besar.


Berdasarkan teori bahwa Kecerahan air laut dapat dikatakan sebagai intensitas

kejernihan air laut, yang dipengaruhi oleh banyak tidaknya sampah dan zat pencemar

air yang terkontaminasi di laut. Pengukuran kecerahan pada kegiatan pengambilan

data di lapangan menggunakan alat seichi disk. Kedalaman alat dibandingkan dengan

kedalaman laut pada titik itu kemudian di kalikan dengan 100% sehingga

menghasilkan data persentase kecerahan. Dari hasil pengambilan data di lapangan,

ditemukan bahwa tingkat kecerahan laut perairan Pulau Samalona adalah berkisar

antara 33,3% - 100%. Hal ini menunjukkan bahwa perairan ini memiliki kecerahan

yang baik hingga mencapai 100%. Ini dipengaruhi oleh tingkat kejernihan airnya dan

juga pasir dasar perairan yang berwana putih. Selain itu perairan pulau samalona

merupakan habitat dari hard coral, dan karang laut. Sehingga tingkat kecerahannya

sangat tinggi. Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang

ditransformasikan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es,

atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material

yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Dihubungkan dengan

proses pengambilan data di lapangan, sedimen dasar laut daerah pesisir diperoleh

dengan cara manual, yakni langsung menggunakan tangan.

Berdasarkan pada pengamatan pada bidang kimia pada pengukuran salinitas air

laut pulau Samalona, dimana air laut memiliki salinitas sekitar 3,5 %, yakni sekitar

220 kali salinitas air tawar. Salinitas seringkali di ekspresikan dengan satuan part per

milion (‰) sehingga angka salinitas air laut menjadi 35‰ artinya, dalam 1000 gram

air laut mengandung 35 gram garam. Hadikusumah dan Sugiarto (2001) dalam jurnal

penelitian Simon 2020, mengungkapkan bahwa sebaran salinitas permukaan sampai


pada kedalaman 10 meter perairan Sulawesi dan sekitarnya berkisar berkisar antara

33,7 - 33,8 ‰. Dari data yang diperoleh di pesisir pulau, angka salinitas menunjukkan

kisaran antara 30 hingga 35‰. Salinitas yang diperoleh tergolong normal (sedang)

dengan angka salinitas air laut normal pada umumya yakni 35‰.

Nilai pH perairan merupakan tingkat keasaman atau kebasahan perairan akibat

keberadaan ion H+. pH mempengaruhi toksisitas logam, pada pH rendah ditemukan

logam dalam bentuk terionisasi (Effendi, 2003). Menurut Sanusi dkk (2005), pH air

laut bersifat basa antara 7,50 – 8,30 yang dikarenakan mengandung ion-ion

monovalen seperti (Na+) maupun bivalen seperti (Ca++, Mg++). Pada pengamatan

yang dilakukan di lokasi penelitian dengan menggunakan pH meter dengan cara alat

yang telah dikalibrasi, dicelup pada sampel air laut kemudian dicatat nilai yang

ditampilkan, didapatkan pH sebesar 8. Pada pH 8 yang didapatkan tersebut tergolong

optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan alga (nilai yang ideal untuk

kehidupan antara 7 – 8,5) oleh karena itu pada sampel banyak ditemukan alga dengan

berbagai jenis. Untuk pH 8 termasuk basa karena lebih besar dari 7.Di perairan yang

tidak tercemar pH di control oleh ion CO2, Carbonat dan Bicarbonat .Oksigen terlarut

diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan aquatik termasuk makroalga.Pada

setiap perlakuan memiliki konsentrasi oksigen terlarut antara 6,3-6,7 ppm. Pada

perlakuan pH 8 dari rentang waktu pengamatan memiliki kadar DO yang lebih tinggi

jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal ini kemungkinan disebabkan oleh

relatif tingginya proses fotosintesis makroalga pada bak tersebut sehingga oksigen

yang terpakai pada lokasi tersebut juga relatif kurang (Rukminasari dkk., 2014).
Berdasarkan pada pengamatan pada bidang biologi diperoleh hasil bahwasanya,

umumnya jenis biota yang ditemukan berupa bintang laut, bulu babi, teripang, alga,

kepiting dan lamun. bintang laut yang merupakan anggota echinodermata yang hanya

dapat hidup dilaut dalam, Teripang (Pelagothuria sp) ialah sebagai biota dasar laut

yang bergerak lamban namun bukan hanya indah tetapi estetik, serta beberapa

tumbuhan alga atau rumput laut yang terdapat dalam perairan, hal ini terlihat di

sepanjang pesisir pantai terdapat rumput-rumput laut yang mati atau telah kering.

Ditemukan juga Sargassum Sp. atau alga coklat, alga pirang, Phaeophyceae adalah

salah satu kelas dari dari alga Heterokontophyta. Nama alga ini diambil dari pigmen

dominan yang dimiliki, yaitu xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat.

Pigmen lain yang dimiliki Phaeophyceae adalah klorofil dan karotena. Bulu babi

(Echinoidea) adalah hewan laut yang berbentuk bundar dan tertutup duri yang dapat

digerakkan di seluruh permukaan tubuhnya di padang lamun bisa hidup soliter atau

hidup mengelompok, tergantung kepada jenis dan habitatnya misalnya, jenis Diadema

setosum, D. antillarum, Tripneustes gratilla, T. ventricosus, Lytechinus variegatus,

Temnopleurus toreumaticus dan Strongylocentrotus spp. cenderung hidup

mengelompok, sedangkan jenis Mespilia globulus, Toxopneustes pileolus,

Pseudoboletia maculata, dan Echinothric diadema cenderung hidup menyendiri (Aziz,

1994: 36). Kepiting berasal dari genus Ocypode, yang terdiri dari 20 spesies kepiting

yang biasa tinggal di pesisir pantai. Kepiting ini dikenal berkat larinya yang kencang

dan sulit dikejar. Mereka tinggal di lubang pasir di bawah tanah sedalam 1 meter.

Apabila terjebak saat dikejar, mereka akan masuk ke dalam lubang itu dengan cepat.

Thalassia hemprichii tanaman ini mirip dengan Cymodocea serrulata, rimpang bulat
dan tebal dibandingkan dengan jenis lain. Helai daun membujur sampai sedikit lebar

(pita) dengan beberapa garis coklat, umum bulat (panjang 5-20 cm, lebar 4-10 mm)

bergaris pinggir seluruhnya, tetapi sedikit bergerigi dekat ujung; ujung tumpul.

Seludang daun keras, panjang 3-7 cm. Rimpang menjalar, diameter 3-5 mm, panjang

antar ruas 4-7 mm. Bunga jantan dan betina muncul pada tanaman yang berbeda.

Buah agak bulat, kasar (panjang 2-3 cm, lebar 1-3 cm).

Anda mungkin juga menyukai