Nim : H041211049 Kelas : Biologi A Kelompok : Enam
1. Jelaskan defenisi umum dari protein!
Jawab : Protein yang namanya berarti “pertama” atau utama merupakan makro molekul yang paling berlimbah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi yang berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari atom C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk unit-unit asam amino. 2. Jelaskan klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologisnya! Jawab : Klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologinya : 1. Enzim Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kirakira seribu macam enzim telah diketahui yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. Pada jasad hidup yang berbeda pula. Molekul enzim biasanya berbentuk bulat (globuler), sebagian terdiri dari satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida. Contoh : Karboksi peptidase, suatu enzim yang mengkatalisa reaksi pemutusan ikatan peptida tertentu dalam polipeptida. 2. Protein pembangunan Protein pembangunan berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur. Contoh : Gliko protein - Merupakan penunjang struktur dinding sel, dan struktur membran sel. - -keratin - terdapat dalam kulit, bulu ayam dan kuku - Elastin – terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi). 3. Protein kontraktil Protein kontraktil merupakan golongan protein yang berperan dalam proses gerak, sebagai contoh miosin, merupakan unsur filamen tak bergerak dalam miofibril ; aktin, merupakan unsur filamen yang bergerak dalam miofibril ; dinen, terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu cambuk). 4. Protein pengangkut Protein pegangkut mempunyai kemampuan molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai contoh hemoglobin, terdiri dari gugus senyawa heme yang mengandung besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah beberapa invetebrata ; Serum albumin sebagai alat pengangkut asam lemak dalam darah, seruloplasmin mengangkut ion Cu dalam darah, serta sitokrom berfungsi sebagai pengangkut elektron. 5. Protein pelindung Golongan protein pelindung umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh antibodi merupakan protein yang hanya dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa komplex; fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin dalam proses pembekuan darah; trombin, merupakan komponen dalam mekanisme pembekuan darah. 6. Protein hormon Seperti enzim, hormon juga termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormon adrenokortikotrop, berperanan mengatur sintesa kortikosteroid, hormon pertumbuhan, berperanan menstimulasi pertumbuhan tulang. 7. Protein bersifat racun Beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi yaitu racun dari Clostridium botulinum, menyebabkan keracunan bahan makanan; racun ular, suatu protein enzim yang dapat menyebabkan terhidrolisanya fosfogliserida yang terdapat dalam membran sel; risin, protein racun dari beras. 8. Protein cadangan Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam sel. Contoh: ovalbumin, merupakan protein yang terdapat pada putih telur, kasein, merupakan protein susu; feritin, merupakan tempat cadangan besi dalam limpa; zein, merupakan protein dalam biji jagung. 3. Jelaskan dan gambarkan organisasi struktur dari protein! Jawab : Struktur tiga dimensi protein dapat dijelaskan dengan mempelajari tingkat organisasi struktur, yang para ahli biokimia membaginya atas 4 struktur dasar yaitu : Struktur Primer Pada struktur primer ini ikatan antar asam amino hanya ikatan peptida (ikatan kovalen). Struktur ini dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa ditulis untuk senyawa organik. Di sini tidak terdapat ikatan atau kekuatan lain yang menghubungkan asam amino yang satu dengan lainnya.
Gambar 1. Struktur primer protein
Struktur Sekunder Istilah ini dipakai untuk struktur protein dimana rantai asam amino bukan hanya dihubungkan oleh ikatan peptida tetapi juga diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena ikatan peptida adalah planar maka dalam satu molekul protein yang dapat berotasi hanya C-N dan C-C terhadap sumbu (struktur primer), sehingga memungkinkan suatu struktur protein yang disebut -heliks. -heliks ini mengandung 3-6 residu asam amino, berputar ke arah kanan dan tiap putaran distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus –NH rantai peptida dengan gugus –C=O pada asam amino ke empat di bawahnya. Kalau dilihat putarannya, maka diketahui bahwa C adalah titik yang penting dalam rantai peptida sehingga dapat disimpulkan kalau gugus R (rantai samping) yang berhubungan dengan C juga mempengaruhi sifat protein. Jika gugus R netral maka putaran -heliks mencapai maksimum. Tetapi bila gugus R bermuatan, maka hal ini menyebabkan kurang stabilnya -heliks.
Gambar 2. Rantai polipeptida dengan konfigurasi -heliks
Dalam struktur kolagen ini, tiga buah rantai polipeptida berjalinan satu sama lainnya membentuk heliks ganda tiga (triple heliks). Gugus N-H dari ikatan peptida membentuk ikatan hidrogen antara ketiga rantai tersebut, menghasilkan struktur yang berupa suatu belitan tambang, sehingga heliks ganda tiga yang lengkap ini disebut tropokolagen.
Gambar 3. Konformasi rantai polipeptida dalam molekul Heliks tiga ganda
tropokolagen Struktur Tersier Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan (folding) rantai -helix, konformasi , maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk protein globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein serabut. Dengan menggunakan berbagai cara difraksi sinar– X yang teliti, beberapa protein telah dapat ditentukan struktur tersiernya, seperti misalnya hemoglobin, mioglobin, lisozima, ribonuklease dan kimotripsinogen. Dari hasil penelitian J.C. Kendrew dan kawan-kawan, didapatkan beberapa fakta mengenai struktur tiga dimensi mioglobin sebagai berikut : 1) Molekul sangat kompak, dan di bagian dalamnya terdapat suatu ruangan yang cukup untuk empat molekul air. 2) Semua gugus R mengutub dari asam aminonya berlokasi di bagian permukaan molekul dan berhidrat. 3) Gugus R yang tak mengutub terdapat di bagian dalam, sehingga tersembunyi dari larutan medium di luar. 4) Residu prolin hanya terdapat pada bagian rantai yang membengkok, yang juga mengandung sisa asam amino yang tak membentuk -helix seperti isolesin dan serin. 5) Konformasi umumnya sama dengan molekul mioglobin pada hewan menyusui. Dalam hal ini rantai polipeptida cenderung untuk membelit atau melipat membentuk struktur yang kompleks. Kestabilan struktur ini bergantung pada gugus R pada setiap asam amino yang membentuknya, dan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi hidrofilik, intraksi hidrofobik dan interaksi dipol-dipol.. Ikatan non kovalen yang menstabilkan struktur tersier protein: a. Interaksi elektrostatik b. Ikatan hidrogen antara residu tirosin dan gugus karboksil. c. Interaksi hidrofobik d. Interaksi dipol-dipol e. Ikatan disulfida yang merupakan ikatan kovalen. Gambar 4. Struktur mioglobin Gambar 5. Ikatan non kovalen yang menstabilkan struktur tersier protein Struktur Kuartener Molekul protein ini terbentuk dari beberapa bentuk tersier dan bisa terdiri dari protomer yang sama atau yang berlainan. Protein yang dibentuk oleh protomer yang berlainan disebut heterogenus, sedang yang dibentuk dari protomer yang sama di sebut homogenus. Jadi protein yang dibentuk oleh protomer-protomer seperti ini disebut oligoprotomer. Contoh : Hemoglobin adalah oligoprotomer yang heterogen, sedangkan enzim fosforilase termasuk oligoprotomer yang homogen. Dari struktur protein ini, maka dapat diterangkan 2 macam protein di alam yaitu protein globular dan protein serabut.
Gambar 6. Ilustrasi struktur kuartener
sebuah protein globular yang kompleks Protein fibrosa (serabut) erat hubungannya dengan unsur-unsur yang membangun sel dan berkaitan dengan sifat-sifat khas sel. Protein serabut ini berupa serat-serat yang tersusun memanjang dihubungkan secara lateral oleh beberapa ikatan silang sifatnya kurang larut, bersifat amorf, dapat memanjang dan berkontraksi. Protein serabut dapat dibagi atas: 1. - heliks 2. Triple heliks 3. -pleated sheet (paralel dan antiparalel). Protein globular terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain melalui ikatan silang atau agregat. Bentuk ini dihubungkan satu sama lain oleh ikatan non kovalen yang lebih lemak dengan struktur 3 dimensi. Protein globular mempunyai aktivitas biologis, diantaranya enzim. Rantai polipeptidanya melipat membentuk protein globular yang luarnya terdiri dari gugus R yang polar dan hampir semua gugus R yang hidrofobik berada di sebelah dalam. Protein ini kompak karena adanya lipatan-lipatan rantai peptidanya yang secara relatif mudah larut. 4. Jelaskan sifat-sifat dari protein! Jawab : Bersifat Sifat Asam Basa : Sifat asam-basa suatu protein dalam larutan, sebagian besar ditentukan oleh gugus R asam aminonya yang dapat berionisasi. Gugus NH2 dan COOH yang terdapat pada kedua ujung rantai polipeptida sedikit sekali menunjang sifat asam-basa protein tersebut. Karena perbedaan macam protein ditentukan oleh urutan asam-amino dan konformasi polipeptidanya, maka kemungkinan ionisasi gugus R itu dipengaruhi oleh gugus tetangganya. Seperti pada asam amino bebas, protein juga mempunyai titik isoelektrik, yaitu pada pH yang menunjukkan jumlah muatan positif dan negatif sama dalam protein itu, sehingga pada keadaan ini daya larut protein, minimum. Pada pH ini protein tidak akan bergerak bila diletakkan dalam medan listrik. pH isoelektriknya ditentukan oleh jumlah dan pK’ gugus R yang berionisasi. Dalam larutan dengan pH di atas pH isoelektrik, protein bermuatan negatif dan akan bergerak ke anoda, pada pH sebaliknya protein bergerak ke katoda. 5. Jelaskan metode pemisahan protein! Jawab : Pemisahan protein dari campuran yang terdiri dari berbagai macam sifat asam, basa, ukuran dan bentuk, dapat dilakukan dengan cara kromatografi, perbedaan kelarutan, pengendapan dan elektroforesa. 1. Kromatografi Penentuan dan pemisahan campuran protein dengan cara kromatografi dilakukan berdasarkan prinsip yang sama seperti untuk pemisahan dan analisa asam amino. 2. Pengendapan secara Perbedaan Kelarutan Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah: pH, kekuatan ion, sifat dielektrik pelarut, dan temperatur. Pemisahan protein dari campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH isoelektrik yang berbeda- beda untuk tiap macam protein. Pada umumnya molekul protein mempunyai daya kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada pH isoelektriknya beberapa protein akan mengendap dari larutan, sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masing-masing protein dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang disebut pengendapan isoelektrik. Pengendapan protein dengan cara penambahan garam didasarkan pada pengaruh yang berbeda-beda daripada penambahan garam tersebut pada kelarutan beberapa protein globular. Proses ini disebut salting-in, dan tidak dipengaruhi oleh sifat garam netral, tetapi dipengaruhi oleh konsentrasi dan jumlah muatan pada tiap ion dalam larutan. Dalam proses ini garam divalent: MgCl2 dan MgSO4 lebih efektif dari pada garam monovalen: NaCI, NH4Cl dan KCl. Efek salting-in disebabkan oleh perubahan kecenderungan berdisosiasi gugus-gugus dalam protein. Pada saat konsentrasi garam dinaikkan terus, kelarutan protein menjadi berkurang, sampai pada konsentrasi garam yang sangat tinggi, protein akan mengalami pengendapan. Efek ini disebut salting-out. Kedua cara ini dapat digunakan untuk pemisahan protein dalam campuran. Demikian juga bila ditambahkan pelarut organik tertentu, seperti etanol dan aseton, ke dalam larutan protein, maka kelarutan protein akan berkurang sehingga memungkinkan pengendapannya. 3. Pengendapan Protein sebagai Garam Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam tertentu seperti misalnya, asam triklorasetat dan asam perklorat. Penambahan asam ini menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendap lainnya adalah asam tungstat, fosfotungstat dan metafosfat. Protein dapat juga diendapkan dengan kation tertentu seperti Zn2+ dan Pb2+ . 4. Eletroforesa Cara ini didasarkan pada kecepatan bergerak yang berbeda daripada protein dalam medan listrik, pada pH tertentu. Ada dua cara pemisahan campuran protein dengan cara elektroforesa. Cara pertama disebut elektroforesa batas bergerak (moving boundary electrophoresis). Di sini campuran protein dalam larutan dapar diletakkan dalam tabung U yang kedua ujungnya masing-masing dihubungkan dengan anoda dan katoda. Jika listrik dijalankan, molekul protein yang bermuatan negatif akan bergerak ke anoda dan yang positif bergerak ke katoda. Kecepatan bergerak protein positif ke katoda maupun protein negatif ke anoda berbeda-beda. Karena perbedaan kecepatan bergerak, sehingga memberikan lapisan-lapisan pada tabung U, jumlah lapisan yang terjadi menunjukkan banyaknya macam protein dalam campuran. Masing-masing protein dapat dipisahkan dengan mengeluarkannya dari tabung U dengan menggunakan kran yang merupakan bagian tabung tersebut. Kekurangan cara ini yaitu lambatnya pekerjaan, dibutuhkan jumlah campuran protein yang banyak, penentuan indek refraksinya sukar dan lapisan yang terjadi mudah dipengaruhi getaran.