Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, , bios ("hidup") dan ,logos ("lambang", "ilmu"). Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan"). Biokimia adalah studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Proses biokimia sudah dikenal sejak zaman mesir kuno dan cina kuno. Mesir dan Cina, melakukan proses biokimia karena keyakinan bukan karena pemahaman. Masyarakat Mesir melakukan peragian jus buah, perawatan penyakit dengan zat-zat dari tumbuhan. Masyarakat Cina percaya bahwa manusia tersusun atas lima unsur: air, api, kayu, metal dan tanah. Kelimanya harus dijaga keseimbangannya agar tetap sehat. Salah satu sub materi yang dipelajari dalam biokimia adalah tentang seluk beluk protein. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki. Artinya, protein disusun setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari tahapan di bawahnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein Kata tersebut protein datang dari kata Yunani ("prota"), yang berarti "arti penting yang utama." Protein-protein pertama digambarkan dan yang dinamai oleh ahli kimia Swedish Jns Jakob Berzelius dalam 1838. Bagaimanapun, peran yang pusat dari protein-protein tinggal di dalam organisma-organisma tidak secara penuh diakui sampai 1926, ketika Yakobus B.Sumner menunjukkan bahwa urease enzim adalah suatu protein. Protein yang pertama adalah hormon insulin, oleh Frederick Sanger, yang menang Hadiah Nobel untuk prestasi ini dalam 1958. Struktur-struktur protein yang pertama dimasukkan hemoglobin dan mioglobin, oleh Max Perutz dan Tuan Yohanes Cowdery Kendrew, berturut-turut, dalam 1958. Tiga struktur dimensional kedua-duanya protein-protein pertama ditentukan oleh analisa diffraction sinar x; Perutz dan Kendrew bersama mendapat 1962 Hadiah Nobel di Chemistry untuk penemuan-penemuan ini. Protein adalah polimer linear yang dibangun dari 20 asam amino yang yang berbeda. Semua asam amino menguasai fitur struktural umum, termasuk satu karbon kepada satu gugus amino, suatu gugus karboksil, dan suatu rantai samping variabel terikat. Hanya prolina berbeda dengan hal ini struktur dasar karena berisi satu cincin, arena yang tidak biasa kepada kelompok amina N-end, angkatan yang separuh amida CONH ke dalam suatu yang diperbaiki. Rantai samping dari asam amino patokan, yang terperinci di dalam daftar asam amino yang standar, mempunyai kekayaan kimia yang berbeda bahwa menghasilkan tiga struktur protein dimensional dan kemudian kritis kepada fungsi protein. Asam amino di suatu rantai polipeptida terhubung oleh ikatan peptida membentuk di suatu reaksi dehidrasi. Begitu bersambung di dalam rantai protein, asam amino perorangan disebut suatu residu, dan rangkaian yang terhubung dari karbon, zat lemas, dan atom-atom oksigen dikenal sebagai tulang punggung rantai atau protein utama. Ikatan peptida mempunyai dua resonansi membentuk bahwa menyokong beberapa karakter ikatan rangkap dan menghalangi perputaran di sekitar poros nya, sehingga karbon-karbon alfa dengan perkiraan kasar sebidang. Yang lain dua sudut dua bidang di dalam ikatan peptida menentukan bentuk yang lokal yang diasumsikan oleh tulang punggung protein. 2

Karena struktur yang kimia setiap asam amino, rantai protein mempunyai directionalas. Ujung protein dengan suatu gugus karboksil yang cuma-cuma dikenal sebagai terminal terakhir C-terminus atau karboksi, sedangkan akhir dengan suatu gugus amino yang cuma-cuma dikenal sebagai terminal terakhir N-terminus atau amino. Protein, polipeptida, dan peptida adalah suatu kerancuan yang kecil dan tumpang-tindih di dalam maksud atau arti. Protein adalah secara umum digunakan untuk mengacu pada molekul biologi yang lengkap di suatu penyesuaian yang stabil, sedangkan peptida adalah secara umum untuk suatu oligomer-oligomer asam amino yang pendek sering kali kekurangan suatu yang stabil tiga struktur dimensional. Bagaimanapun, batas antara kedua tidak baik menggambarkan dan biasanya kepalsuan dekat 2030 residues. Polipeptida dapat mengacu pada setiap rantai linear yang tunggal dari asam amino. 2.2 Fungsi Protein Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula, inilah contoh penting protein: 1. Katalis enzimatik Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalis oleh makromolekul spesifikyang disebut enzim. Sebagia reaksi seperti hidrasi karbon dioksida bersifat sederhana, sedangkan reaksi lainnya seperti replikasi kromosom sangat rumit. Enzim mempunyai daya katalik yang sangat besar, umumnya meningkatkan kecepatan reaksi sampai jutaan kali. Transformasi kimia in vivo sukar berlangsung tanpa kehadiran enzim. Ribuan enzim telah diketahui sifatnya dan banyak diantaranya telah dapat dikristalisasi. Fakta menunjukan bahwa hampir semua enzim yang dikenal adalah protein. Jadi protein merupakan pusat dalam menetapkan pola transformasi kimia dalam sistem biologis. 2. Transport dan penyimpanan Berbagai molekul dan ion ditransport oleh protein spesifik. Misalnya transport oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobin; dan mioglobin suatu protein sejenis metransport oksigen dalam otot. Besi dalam plasma darah terikat pada transferin dan disimpan dalam hati dalam bentuk kompleks dengan feritin, dan protein yang lain lagi.

3. Koordinasi gerak Protein merupakan komponen utama dalam otot. Kontraksi otot berlangsung akibat pergeseran dua jenis filamen protein. Contoh lain adalah pergerakan kromosom pada proses mitosi dan gerak sperma oleh flagela. 4. Penunjang mekanis Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen yang merupakan protein fibrosa. 5. Proteksi imun Antibodi merupakan merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain. Protein berperan penting untuk membedakan aku dan bukan aku. 6. Membangkitkan dan menghantar inpuls saraf Respon sel saraf terhadap rangsang sesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin suatu protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Protein reseptor yang dipicu oleh molekul kecil spesifik seperti asetlkolin, berperan dalam trasnmisi inpuls saraf pada sinaps yang menghubungkan sel-sel saraf. 7. Pengaturan tumbuhan dan diferensiasi Pengaturan urutan ekspresi informasi genetik sangat penting bagi pertumbuhan yang beraturan serta diferensiasi sel. Hanya bagian kecil genom dalam sel yang akan diekspresikan pada suatu saat. Pada bakteri, protein reseptor merupakan elemen pengatur yang penting untuk meredam spesifik suatu DNA dalam suatu sel. Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan difrensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya, faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pwertumbuha jaringan saraf . aktifitas sel-sel yang berbeda pada organisme multi sel dikoordinasi oleh hormon. Banyak hormon seprti insulin dan TSH (Thyroid-stimulating hormone) merupakan protein. Protein dalam sel berperaan dalampenguras arus energi dan unsurunsur. 2.3. Pengelompokkan Protein dan Penggolongannya Pengelompokan protein didasarkan atas : 1. Struktur Susunan Molekul Protein Terbagi menjadi 2 , yaitu : a.Fibriler (Serat) 4

Yaitu protein berbentuk serabut dan tidak larut dalam pelarut-pelarut encer serta sukar diuraikan oleh enzim. Terdiri atas rantai polipeptida memanjang. Berfungsi sebagai pelindung. Contoh : kolagen. b. Globuler (Bulat dan Elips) Protein ini larut dalam air, asam atau basa dan dalam etanol. Terdiri atas rantai polipeptida berlipat. Memiliki fungsi gerak atau dinamik. Contoh : albumin, mioglobin dll. 2. Komposisi Kimia di bedakan menjadi 2, yaitu : Protein Sederhana Hanya terdiri atas asam amino dan tidak ada gugus kimia lain. Protein tersebut antara lain : Albumin Oleh panas menggumpal dan larut dalam air. Misal : Albumin pada putih telur Globulin Menggumpal oleh panas dan larut dalam larutan netral encer dari garam asam dan basa kuat. Contoh: serum globulin dalam darah. Glutelin Larut dalam asam atau alkali encer. Glutelin terdapat di dalam gandum. Prolamin Larut dalam alkohol 80%. Contoh : gliadin dalam jagung. Albuminoid Tidak larut dalam air, larutan garam asam encer atau alkali encer. Contoh : keratin pada rambut. Histone Tidak menggumpal oleh panas, larut dalam air atau dalam larutan NH4OH encer. Histone terdapat dalam kelenjar timus. Protamin Tidak menggumpal oleh panas, larut dalam larutan ammonia dan dalam air. Protamin adalah basa yang membentuk garam yang stabil dengan asam kuat. Contoh : sturin dan salanin dalam sejenis ikan.

b. Protein Konjugasi Protein ini hanya terdiri atas rantai polipeptida yang terikat pada gugus kimia lain, seperti : Kromoprotein Di dalam senyawanya protein ini mempunyai warna. Contoh : hemoglobin dari darah merah. Glikoprotein Di dalam rangkaiannya terdapat gugus karbohidrat. Contoh : mucin pada saliva. Nukleoprotein Terdapat tambahan gugus asam nukleat. Lesitoprotein Gugus tambahan adalah lesitin. Lipoprotein Gugus tambahan adalah salah satu dari asam lemah yang lebih tinggi. 3. Penggolongan Protein Berdasarkan Fungsi Biologi Protein sebagai makromolekul (molekul besar) mampu menunjukkan berbagai fungsi biologi. Atas dasar peran ini maka protein dapat diklasifikasikan sebagai berikut enzim, protein transport, protein nutrient dan penyimpan, protein kontraktil atau motil, protein struktural, protein pertahanan dan protein pengatur. No. 1. Enzim 2. 3. 4. 5. 6. 7. Golongan Ribonuklease Tripsin Hemoglobin Albumin serum Mioglobin b1-Lipoprotein Gliadin (gandum) Ovalbumin (telur) Kasein (susu) Feritin Contoh

Protein Transport Protein Nutrien dan Penyimpan Protein Kontraktil atau Motil Protein Struktural Protein Pertahanan Protein Pengatur

Aktin Miosin Tubulin Dynein Keratin Fibroin Kolagen Elastin Proteoglikan Antibodi Fibrinogen Trombin Toksin Botulinus Toksin Difteri Bisa ular Risin Insulin Hormon tumbuh Kortikotropin Represor Tabel 1. Penggolongan protein berdasarkan fungsi biologi A. Protein sebagai enzim Enzim, merupakan protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator. Hampir seluruh reaksi kimia yang terjadi di tingkat sel dikatalisis oleh enzim. Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni, enzim. Enzim merupakan protein yang mempunyai fungsi sebagai katalis yang mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi dari reaksi tersebut. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan. Beberapa contoh enzim yang banyak dimanfaatkan saat ini seperti, glukosa oksidase yang mengkatalisis glukosa menjadi asam glukonat, urikase yaitu enzim yang dapat membongkar asam urat menjadi alantoin. 7

Contoh protein yang berfungsi sebagai enzim adalah Ribonuklease dan Tripsin. Ribonuklease adalah protein globular berukuran kecil lainnya, merupakan enzim yang disekresikan oleh pankreas ke dalam usus kecil, tempat molekul ini mengkatalisa hidrolisis ikatan tertentu pada asam ribonukleat yang terdapat pada makanan yang masuk. Enzim ini sangat spesifik dalam aksi katalitiknya. Tripsin adalah enzim yang hanya mengkatalisa hidrolisis ikatan peptida dengan gugus karboksil yang ada pada residu lisin atau arginin, tanpa memandang panjang atau derat asam amino pada rantai polipeptida. B. Protein sebagai protein transport Protein transport adalah protein yang dapat mengikat dan membawa molekul atau ion yang khas dari satu organ ke organ lainnya. Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Contoh protein transport adalah mioglobin. Mioglobin merupakan protein pengikat oksigen yang relatif kecil (BM 16.700) yang ditemukan pada sel otot. Fungsinya adalah untuk menyimpan oksigen yang terikat dan untuk meningkatkan transport oksigen ke mitokondria, yang mempergunakan oksigen selama oksidasi nutrien sel. Contoh lainnya adalah Hemoglobin, yang merupakan protein transport yang terdapat dalam sel darah merah. Hemoglobin dapat mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru. Oksigen dibawa dan dilepaskan pada jaringan periferi yang dapat dipergunakan untuk mengoksidasi nutrient (makanan) menjadi energi. Pada plasma darah terdapat lipoprotein yang berfungsi mengangkut lipida dari hati ke organ. Protein transport lain yang terdapat dalam membran sel berperan untuk membawa beberapa molekul seperti glukosa, asam amino dan nutrient lainnya melalui membran menuju sel. Molekul hemoglobin adalah suatu tetramer a2b2 yang terdiri dari 2 rantai a yang identik dan 2 rantai b yang identik. Subunit a dan b-nya terhubung secara struktur dan evolusi terhadap satu sama lain dan terhadap mioglobin, suatu monomerik yang mengikat oksigen pada otot. Struktur dari hemoglobin (hemoglobin tetramer) adalah molekul spheroidal dengan dimensi 64x55x50 Amstrong. Dua protomer ab-nya terhubung secara simetris dengan rotasi lipatan dua. Hemoglobin menyusun 33% dari berat tubuh manusia. Hemoglobin adalah salah satu protein pertama yang dapat ditentukan massa molekulnya secara akurat, protein pertama yang dikarakterisasikan dengan ultra sentrifugasi dan dihubungkan dengan fungsi fisiologis 8

spesifik (dari transpor oksigen), dan dalam sel sabit anemia merupakan yang pertama dalam menunjukkan mutasi yang menyebabkan perubahan asam amino tunggal. Hemoglobin bukanlah hanya sebuah tangki oksigen sederhana, akan tetapi merupakan sistem pembawa oksigen modern yang menyediakan jumlah oksigen secara akurat menuju jaringan-jaringan di bawah kondisi apapun. Hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru, insang, atau kulit hewan menuju kapiler-kapiler yang berfungsi dalam respirasi. Organisme yang sangat kecil tidak membutuhkan protein ini karena kebutuhan respirasinya dicukupkan dengan difusi pasif yang sederhana dari oksigen sepanjang tubuh. Akan tetapi, karena laju transpor dari difusi zat bervariasi secara terbalik dengan pangkat dari jarak yang harus ditempuh, laju difusi oksigen sepanjang jaringan lebih tebal dari 1mm adalah terlalu lamban untuk menopang kehidupan. Oleh karena itu, evolusi organisme yang besar dan kompleks, seperti Annelida (contoh cacing tanah), membutuhkan perkembangan sistem sirkulasi secara aktif membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan darah untuk organisme ini harus mempunyai pembawa oksigen seperti hemoglobin karena kelarutan oksigen dalam plasma darah terlalu rendah untuk membawa oksigen yang cukup untuk kebutuhan metabolisme. C. Protein sebagai protein penyimpan Protein nutrient sering disebut juga protein penyimpanan, protein ini merupakan cadangan makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa contoh protein ini, sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti ovalbumin merupakan protein utama putih telur, kasein sebagai protein utama dalam susu. Contoh lainnya adalah protein yang menyimpan zat besi yaitu ferritin yang terdapat di dalam jaringan hewan. Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein, protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrien. Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi. Kasein adalah protein yang terdapat dalam susu dan digunakan sebagai agen pengikat pada berbagai macam makanan. Secara teknis, kasein merupakan golongan fosfoprotein, yang merupakan kumpulan ikatan protein yang mengandung asam fosfat. Ketika berkoagulasi dengan renin, kasein disebut parakasein. Kasein merupakan garam, artinya kasein tidak memiliki muatan ion bersih. Kasein tidak 9

tergumpalkan oleh panas. Hal ini dipicu oleh asam dan enzim rennet yang merupakan enzim proteolitik. Kasein terdiri dari jumlah yang cukup tinggi dari prolin peptida, namun tidak berinteraksi dimana tidak membentuk jembatan disulfida sehingga relatif tidak memiliki struktur tersier. Oleh karena itu, protein tidak dapat terdenaturasi. Kasein relatif hidrofobik sehingga kurang larut dalam air. Titik isoelektrik kasein adalah 4,6. Karena pH susu 6,6, kasein memiliki muatan negatif dalam susu. Protein yang dimurnikan tidak dapat larut dalam air. Sementara protein tidak larut dalam larutan garam netral, mudah didispersikan dalam larutan basa encer dan larutan garam seperti natrium oksalat dan natrium asetat. Dalam kondisi asam (pH rendah) kasein akan mengendap karena kasein memiliki kelarutan (solubility) yang rendah pada kondisi asam. D. Protein sebagai protein kontraktil Protein kontraktil juga dikenal sebagai protein motil, di dalam sel organisme protein ini berperan untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak seperti aktin dan miosin. Kedua protein ini merupakan filamen yang berfungsi untuk bergerak di dalam sistem kontraktil dan otot kerangka. Contoh lainnya adalah tubulin pembentuk mikrotubul merupakan zat utama penyusun flagel dan silia yang menggerakkan sel.Salah satu contoh protein kontraktil adalah Aktin. Yang berhubungan erat dengan filamen tebal pada otot kerangka adalah filamen tipis, yang terdiri dari protein aktin. Aktin terdapat dalam dua bentuk, aktin globular (G-aktin) dan aktin serat (F-aktin). Aktin serat sebenarnya merupakan untaian panjang molekul G-aktin(BM 46.000) yang bergabung membentuk suatu filamen. Dua filamen F-aktin saling membelit terhadap sesamanya membentuk struktur dua untaian serupa tambang Contoh lainya adalah miosin merupakan molekul serupa batang yang berukuran relatif panjang dengan ekor yang merupakan dua polipeptida a-heliks yang melilit terhadap satu sama lain; miosin juga mempunyai kepala dengan susunan yang kompleks dan dilengkapi dengan aktivitas enzim. Berat molekul protrin ini 450.000, kira-kira 160 nm panjangnya, dan mengandung enam rantai polipeptida. Ekor panjangnya terdiri dari dua rantai berberat molekul masing-masing 200.000; keduanya disebut rantai berat. Rantai ini mempunyai sambungan fleksibel seperti engsel. Kepala miosin bersifat globular, dan mengandung ujung rantai berat dan juga empat rantai ringan, masing-masing berberat molekul kira-kira 18,000, terlipat menjadi konformasi globular. Kepala molekul miosin mengandung aktivitas enzim; 10

yang mengkatalisa hidrolisa ATP menghasilkan ADP dan fosfat. Sejumlah molekul miosin tersusun bersama-sama membentuk filamen tebal pada otot, kerangka. Miosin juga terdapat pada sel bukan otot. E. Protein sebagai protein struktural Protein struktural, jenis protein ini berperan untuk menyangga atau membangun struktur biologi makhluk hidup. Misalnya kolagen adalah protein utama dalam urat dan tulang rawan yang memiliki kekuatan dan liat. Persendian mengandung protein elastin yang dapat meregang dalam dua arah. Jenis lain adalah kuku, rambut dan bulu-buluan merupakan protein keratin yang liat dan tidak larut dalam air. Komponen utama dari serat sutra dan jaring labah-labah adalah protein fibroin. Fibroin merupakan protein serabut yang tidak larut, tetapi protein ini bersifat fleksibel dan lentur; dan tidak dapat meregang. Salah satu contoh protein struktural adalah keratin. Keratin adalah protein yang tidak reaktif secara kimiawai dan tahan lama secara mekanik, terdapat dalam semua vertebrata tingkat tinggi. Protein ini adalah komponen dasar dari lapisan luar epidermal dan anggota badan yang berkaitan seperti rambut, tanduk, kuku dan bulu. Keratin diklasifikasikan sebagai a-keratin yang terdapat dalam mamalia, dan b-keratin yang terdapat dalam burung dan reptil. Studi mikroskopik elektron menunjukkan bahwa rambut, yang tersusun utamanya dari a-keratin, terdiri dari struktur hierarki. Rambut biasanya mempunyai diameter 20mm dan terdiri dari sel mati, dimana tiaptiapnya mengandung mikrofibril (2000 Amstrong dalam diameter) yang terorientasi secara paralel terhadap serabut rambut. Makrofibril tersusun dari mikrofibril (80 Amstrong dalam diameter) yang tertumpuk bersama oleh matriks protein amorfus yang kaya akan kandungan sulfur. a-keratin kaya akan residu Cys, yang cross-link secara sejajar dengan ikatan peptida. Hal ini berguna untuk kelarutan dan ketahannya terhadap regangan, dua dari sifat biologis utama suatu a-keratin. a-keratin diklasifikasikan sebagai keras atau lunak berdasarkan pada apakah kandungan sulfurnya tinggi atau rendah. Keratin keras, seperti rambut, tanduk, dan kuku adalah lebih lembut dari keratin lunak, seperti kulit dan belulang, karena ikatan disulfidanya dapat melawan gaya yang cenderung akan mendeformasikannya. Ikatan disulfidanya dipotong, serabut a-keratin dapat diregangkan dua kali panjang dari panjang awalnya dengan memberikan panas lembab. Dalam proses ini, analisis X-ray mengindikasikan bahwa struktur heliks a memanjang dengan pengaturan kembali yang seiring dari 11

ikatan hidrogen untuk membentuk lembaran plat-b. b-keratin, seperti bulu, mempunyai pola X-ray dalam keadaan normalnya. Contoh lain adalah Elastin. Elastin adalah protein dengan sifat elastis seperti penghapus, dimana seratnya dapat memanjang beberapa kali dari panjang normalnya. Merupakan komponen dasar dari jaringan konektif elastis kuning yang terdapat pada paru-paru, dinding pembuluh darah yang besar seperti aorta, dan persendian elastis seperti yang ada pada leher. Jaringan konektif putih yang tidak elastis dari tendon hanya mengandung jumlah elastin yang sedikit. Elastin memiliki komposisi asam amino yang berbeda dan sebagian besar mengandung residu non polar yang kecil. Elastin mengandung sepertiga Gly, lebih dari sepertiga Ala+Val, dan kaya akan Pro. Akan tetapi, elastin hanya mengandung sedikit Hydroxyproline dan residu polar, bukan Hydroxylysine. Elastin membentuk jaringan tiga dimensi serat yang menempati kecenderungan waktu tertentu yang tak tampak dalam mikroskop elektron. Rantai silang kovalen dalam elastin terbentuk dari allysine aldol, yang juga terdapat dalam kolagen, dan senyawa Lysinonorleucine, Desmosine, dan Isodesmosine. Lysinonorleucine adalah hasil dari reduksi basa Schiff (ikatan imine) yang terbentuk oleh kondensasi dari rantai samping sebuah Lys dengan allysine. Desmosine dan Isedesmosine mempunyai bentuk unik terhadap elastin dan berperan untuk warna kuning, dan merupakan hasil dari kondensasi 3 allysine dan 1 lysine rantai samping. Rantai silang initernyata juga berperan dalam sifat elastik dari elastin dan ketidaklarutannya. F. Protein sebagai protein regulator Beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Di antara jenis ini terdapat sejumlah hormon, seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula, dan kekurangannya, menyebabkan penyakit diabetes. Hormon pertumbuhan dari pituitary dan hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut represor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri. Kortikotropin merupakan protein struktural yaitu suatu hormon dari kelenjar pituitary anterior yang merangsang korteks adrenal.Contohnya adalah insulin. Insulin adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan efektor utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein hormon ini memiliki properti anabolik. Hormon tersebut juga mempengaruhi jaringan tubuh 12

lainnya.Hormon insulin dihasilkan oleh sel B pada pankreas yang merupakan pembawa pesan kimia yang diangkut oleh darah menuju organ lain, terutama hati dan otot. Di sini insulin berikatan dengan reseptor pada permukaan sel dan merangsang kapasitas sel untuk menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolik. Insulin mengandung 2 rantai polipeptida, yang satu mempunyai 30 residu asam amino, yang lainnya mempunyai dua residu asam amino. Insulin yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit diabetes. Insulin merupakan protein pertama yang ditentukan deretnya. Insulin sapi mempunyai berat molekul kira-kira 5700. Molekul ini memiliki 2 rantai polipeptida, rantai A dengan 21 residu asam amino dan rantai B dengan 30 residu asam amino. Kedua rantai disambung oleh dua jembatan disulfida (S-S) dan salah satu rantai mempunyai ikatan disulfida internal. Kedua rantai polipeptida pertama-tama dipisahkan dengan pemotongan jembatan disulfida. Untuk tujuan ini, Sanger mempergunakan pengoksidasi asam performat, yang memotong tiap residu sistin menjadi 2 residu asam sistat, satu pada masingmasing rantai. Rantai ini kemudian dipisahkan dan deret masing-masing ditentukan. Pengamatan deret asam amino kedua rantai tidak memperlihatkan pola yang nyata atau suatu pengulangan adanya asam amino tertentu, tambahan pula deret kedua rantai cukup berbeda. Penentuan deret asam amino rantai insulin yang berhasil baik ini telah mendorong penelitian intensif mengenai hubungan diantara struktur insulin yang diisolasi dari berbagai spesies, dan aktivitas biologinya dalam menjalankan metabolisme gula. Kedua rantai A dan B insulin diperlukan bagi aktivitas biologi, lebih jauh lagi jembatan disulfida harus utuh. Penggantian sebagian atau kedua rantai oleh pemotongan selektif menyebabkan hilangnya beberapa atau semua aktivitas molekul. Walaupun insulin yang diisolasi dari pankreas beberapa spesies, sebagai contoh sapi, babi, kambing, dan ikan paus, merupakan hormon aktif di dalam manusia dan dipergunakan dalam pengobatan pasien penyakit diabetes, senyawa ini tidak identik dengan insulin manusia. Yang nyata adalah bahwa pada posisi tertentu pada masing-masing insulin, asam amino yang ditemukan selalu sama walaupun spesies sumber insulin berbeda. Akan tetapi, pada posisi lain asam amino mungkin berbeda dari satu spesies ke spesies lain. Pengamatan ini secara kuat menunjukkan bahwa aktivitas insulin tergantung kepada deret asam amino pada rantai polipeptidanya, di samping kepada ikatan antar rantai pada titik-titik tertentu. Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke 13

bawah kulit atau subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan terkadang membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah. G. Protein sebagai protein pertahanan Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Imunoglobulin atau antibodi pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limfosit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga tampaknya berfungsi di dalam pertahanan tubuh.Contohnya adalah antibodi. Molekul antibodi muncul di dalam serum darah dan jaringan tertentu spesies vertebrata sebagai reaksi terhadap injeksi suatu antigen, protein, atau makromolekul asing lain. Antibodi merupakan molekul protein berbentuk-Y yang mengandung empat rantai polipeptida. Molekul ini mempunyai sisi pengikat yang bersifat komplementer terhadap bentuk struktur spesifik molekul antigen. Molekul antibodi mempunyai dua sisi pengikat yang membuatnya mampu membentuk kisi-kisi tiga dimensi molekul antibodi dan antigen secara berganti-ganti. Antibodi bersifat sangat spesifik tehadap protein asing yang menimbulkan pembentukannya. Tiap antigen dapat menimbulkan jenis antibodi spesifik masing-masing yang akan mengenali dan bergabung hanya dengan antigen yang menimbulkan pembentukannya atau molekul lain yang berdekatan. Ribuan atau jutaan jenis antigen yang masuk akan merangsang dibentuknya ribuan atau jutaan jenis antibodi pula. Setiap detik, sekitar 2000 molekul antibodi diproduksi oleh sel limfosit B. Salah satu contoh yang melibatkan antibodi adalah ketika kulit terkena infeksi karena luka maka akan timbul nanah. Nanah ini merupakan sel darah putih penghasil antibodi yang mati setelah berperang melawan antigen. H. Protein Lain Terdapat banyak protein lain yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Merupakan hal yang luar biasa bahwa semua protein ini dengan sifat dan fungsi yang amat berbeda terbuat dari 20 asam amino yang sama. Monelin, suatu 14

protein tanaman dari Afrika yang mempunyai rasa yang amat manis. Protein ini sedang dipelajari sebagai pemanis makanan yang tidak menggemukkan dan tidak beracun untuk manusia. Plasma darah beberapa ikan Antartika mengandung protein antibeku yang melindungi darah ikan dari pembekuan. Persendian sayap beberapa insekta dibuat dari protein resilin, yang bersifat hampir sempurna elastis. 2.4 Klasifikasi Protein 1. Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai berikut: a. Protein bentuk serabut (fibrous) Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot. b. Protein globuler Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat. Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi : 1) Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur, albumin serum. 2) Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh : Ixiosinogen dalam otot. 3) Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo dalam Hb. 4) Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum. 5) Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh : Hisron dalam Hb.

15

6) Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam ikatan salmon. c. Protein konjugasi Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng. 2.5.Sumber Protein Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makan sumber protein ialah daging, telur,susu, ikan,beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Beberapa bahan makanan yang mengandung protein serta kadar proteinnya dapat dilihat ditabel. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama bahan makanan Daging ayam Daging sapi Telur ayam Susu sapi segar Keju Bandeng Udang segar Kerang Beras tumbuk merah Beras giling Kacang hijau Kedelai basah Tepung terigu Jagung kuning Pisang ambon Durian Kadar protein(%) 18, 2 18,8 12,8 3,2 22,8 20,0 21,0 8,0 7,9 6,8 22,2 30,2 8,9 7,9 1,2 2,5

Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan mengbah protein nabati menjadi protein hewani. Di samping 16

digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi ratarata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nirogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.unsur nitrogen ditentukan secara kuantitatif, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara dekstruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen. 2.6. Penyakit Akibat Kekurangan Protein Penyakit yang terjadi akibat kekurangan protein paling banyak ditemukan di Negara miskin. Kekurangan protein juga mempengaruhi orang-orang yang lahir dengan kelainan genetik untuk memproduksi protein tertentu, dan orang-orang dengan penyakit yang menyebabkan mereka kehilangan nafsu makan dan gangguan pada otot. Di Negara maju seperti Amerika yang terjadi malah sebaliknya. Kelebihan protein akibat konsumsi makanan hewani berlebih. Bahkan para ahli di Amerika menyakini bahwa rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 50 persen lebih besar protein dari yang dibutuhkan tubuh. Penyakit akibat kekurangan protein banyak jenisnya, misalnya penyusutan jaringan otot, kehilangan berat badan, penumpukan cairan, anemia, denyut jantung sangat rendah, juga termasuk penyakit pigmentasi pada kulit. Salah satu efek yang berbahaya dari kurangnya protein adalah timbulnya penyakit muka tua yang disebabkan oleh kekurangan protein dan karbohidrat di saat bersamaan. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal: a. Kerontokan rambut. b. Penyakit kekurangan protein atau biasa disebut kwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan parah protein dalam diet yang mengandung kalori sebagian besar dari karbohidrat seperti ubi, beras dan pisang. Umumnya penderitanya adalah anak kecil yang tidak mendapat asupan nutrisi protein yang cukup pada masa pertumbuhannya. Menurut University of Maryland Medical Center orang dengan kwashiorkor muncul bengkak di daerah perut dari retensi cairan. Gejala umum dari kedua marasmus dan kwashiorkor adalah kelelahan, cepat marah, diare, pertumbuhan terhambat dan gangguan kognisi dan kesehatan mental. 17

c. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus . Marasmus (seluruh badan menjadi lemah) adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori cukup parah yang mempengaruhi bayi dan anak-anak, sering mengakibatkan penurunan berat badan dan dehidrasi. Marasmus dapat berkembang menjadi kelaparan dan kematian yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi penting. Orang dengan marasmus terlihat kurus dengan sedikit jaringan otot. d. Kekurangan protein C Salah satu protein yang sangat penting bagi tubuh dan sangat berbahya bila tidak ada adalah protein C. Protein C berkaitan dengan pembekuan darah. Protein bisa dengan mudah ditemukan pada berbagai macam jenis makanan apalagi Indonesia terkenal dengan makanan tempe yang kaya akan protein. e. Cachexia Cachexia adalah suatu kondisi yang melibatkan kekurangan protein, penipisan otot rangka dan tingkat peningkatan degradasi protein, menurut penelitian oleh DP Kotler diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine pada tahun 2000. Menurut JE Morley dalam American Journal of Clinical Nutrition,Cachexia menyebabkan penurunan berat badan, kematian,penyakit kanker, AIDS, gagal ginjal kronis, penyakit panas, penyakit paru obstruktif kronik dan rheumatoid arthritis. Pasien dengan kanker ganas dari lambung, usus, hati, saluran empedu dan gangguan pankreas, memiliki kelelahan dan keseimbangan nitrogen negatif sebagai akibat dari hilangnya massa otot dari cachexia, Sumber yang ditulis oleh J Ockenga dalam pencernaan Farmakologi dan Terapi pada tahun 2005.Akibat dari kwashiorkor dan marasmus sendiri, yaitu: a. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b. Mudah terkena penyakit c. Berkurangnya daya pikir d. Penurunan fungsi otak e. Ketidakseimbangan cairan elektrolit f. Berkurangnya daya tahan tubuh g. Bila tidak segera diobati berakhir dengan kematian 2.7. Reaksi Pada Protein Ada beberapa reaksi-reaksi protein sebagai berikut 18

A. Reaksi Xantroprotein Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein . Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin ,fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini. B. Reaksi Hopkins-Cole Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat di reaksikandengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat . Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole , asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan dibawah larutan protein . Beberapa saat kemudian akan terjadi cinci ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut . Pada dasarnya reaksi Hopkins-Cole memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein. C. Reaksi MillonPereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenolfenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.

D. Reaksi Nitroprusida Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus S-S pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif. E. Reaksi Sakaguchi

19

Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah. 2.8 Sumber Protein Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makan sumber protein ialah daging, telur,susu, ikan,beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Beberapa bahan makanan yang mengandung protein serta kadar proteinnya dapat dilihat ditabel. Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan mengbah protein nabati menjadi protein hewani. Di samping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi ratarata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nirogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.unsur nitrogen ditentukan secara kuantitatif, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara dekstruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen. Penyakit akibat kekurangan protein banyak jenisnya, misalnya penyusutan jaringan otot, kehilangan berat badan, penumpukan cairan, anemia, denyut jantung sangat rendah, juga termasuk penyakit pigmentasi pada kulit. Salah satu efek yang berbahaya dari kurangnya protein adalah timbulnya penyakit muka tua yang disebabkan oleh kekurangan protein dan karbohidrat di saat bersamaan. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal: a. Kerontokan rambut. Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan parah protein dalam diet yang mengandung kalori sebagian besar dari karbohidrat seperti ubi, beras dan pisang. Umumnya penderitanya adalah anak kecil yang tidak mendapat asupan nutrisi b. Penyakit kekurangan protein atau biasa disebut kwashiorkor.

20

protein yang cukup pada masa pertumbuhannya. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus . Marasmus (seluruh badan menjadi lemah) adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori cukup parah yang mempengaruhi bayi dan anak-anak, sering mengakibatkan penurunan berat badan dan dehidrasi. c. Kekurangan protein C Salah satu protein yang sangat penting bagi tubuh dan sangat berbahya bila tidak ada adalah protein C. Protein C berkaitan dengan pembekuan darah. Protein bisa dengan mudah ditemukan pada berbagai macam jenis makanan apalagi Indonesia terkenal dengan makanan tempe yang kaya akan protein. d. Cachexia Cachexia adalah suatu kondisi yang melibatkan kekurangan protein, penipisan otot rangka dan tingkat peningkatan degradasi protein, menurut penelitian oleh DP Kotler diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine pada tahun 2000. Menurut JE Morley dalam American Journal of Clinical Nutrition,Cachexia menyebabkan penurunan berat badan, kematian,penyakit kanker, AIDS, gagal ginjal kronis, penyakit panas, penyakit paru obstruktif kronik dan rheumatoid arthritis. Pasien dengan kanker ganas dari lambung, usus, hati, saluran empedu dan gangguan pankreas, memiliki kelelahan dan keseimbangan nitrogen negatif sebagai akibat dari hilangnya massa otot dari cachexia, Sumber yang ditulis oleh J Ockenga dalam pencernaan Farmakologi dan Terapi pada tahun 2005. Akibat dari kwashiorkor dan marasmus sendiri, yaitu: 1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan 2. Mudah terkena penyakit 3. Berkurangnya daya pikir 4. Penurunan fungsi otak 5. Ketidakseimbangan cairan elektrolit 6. Berkurangnya daya tahan tubuh 7. Bila tidak segera diobati berakhir dengan kematian 2.9 Reaksi-Reaksi Protein a. Reaksi Xantroprotein

21

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein . Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk karena terjadi reaksi xantoprotein ini. b. Reaksi Hopkins-Cole Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat di reaksikandengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat . Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. COOH COOH Asam oksalat serbuk ------------------------>CHO Mg COOH asam glioksilat protein yang mengandung tirosin ,fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga

Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole , asam sulfat dituangkan perlahanlahan sehingga membentuk lapisan dibawah larutan protein . Beberapa saat kemudian akan terjadi cinci ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut . Pada dasarnya reaksi Hopkins-Cole memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein. c. Reaksi Millon Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. d. Reaksi Nitroprusida Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus S-S pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif. e. Reaksi Sakaguchi Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.

22

2.10. Pakan Sumber Protein Hewani Dan Nabati PAKAN SUMBER PROTEIN NABATI Hasil ikutan setelah zat makanan (selain protein) dikeluarkan/ekstraksi dari biji-bijian serelia atau biji-biji leguminosa protein tinggi . a. Hasil ikutan ekstraksi minyak Bungkil-bungkilan (Bungkil kedelai, bungkil kelapa, dll) b. Diambil pati dari jagung Corn gluten meal (CGM) c. Yg diambil sari patinya Ampas (Ampas Tahu, ampas kecap) Kacang-kacangan (leguminosa)

Pakan Sumber Protein Hewani Tepung ikan Tepung daging dan tulang (MBM) Tepung daging Tepung bulu yang telah dihidrolisis (PM) Tepung limbah unggas (PBM) Tepung darah (BM) Susu Skim

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 23

Protein adalah polimer linear yang dibangun dari 20 asam amino yang yang berbeda. Semua asam amino menguasai fitur struktural umum, termasuk satu karbon kepada satu gugus amino, suatu gugus karboksil, dan suatu rantai samping variabel terikat. Hanya prolina berbeda dengan hal ini struktur dasar karena berisi satu cincin, arena yang tidak biasa kepada kelompok amina N-end, angkatan yang separuh amida CONH ke dalam suatu yang diperbaiki. Rantai samping dari asam amino patokan, yang terperinci di dalam daftar asam amino yang standar, mempunyai kekayaan kimia yang berbeda bahwa menghasilkan tiga struktur protein dimensional dan kemudian kritis kepada fungsi protein. Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula, inilah contoh penting protein: 1. Katalis enzimatik Enzim mempunyai daya katalik yang sangat besar, umumnya meningkatkan kecepatan reaksi sampai jutaan kali. Transformasi kimia in vivo sukar berlangsung tanpa kehadiran enzim. Ribuan enzim telah diketahui sifatnya dan banyak diantaranya telah dapat dikristalisasi. Fakta menunjukan bahwa hampir semua enzim yang dikenal adalah protein. Jadi protein merupakan pusat dalam menetapkan pola transformasi kimia dalam sistem biologis. 2. Transport dan penyimpanan Berbagai molekul dan ion ditransport oleh protein spesifik. Misalnya transport oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobin; dan mioglobin suatu protein sejenis metransport oksigen dalam otot. 3. Koordinasi gerak Protein merupakan komponen utama dalam otot. Kontraksi otot berlangsung akibat pergeseran dua jenis filamen protein. Contoh lain adalah pergerakan kromosom pada proses mitosi dan gerak sperma oleh flagela. 4. Penunjang mekanis Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen yang merupakan protein fibrosa. 5. Proteksi imun

24

Antibodi merupakan merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain. 6. Membangkitkan dan menghantar inpuls saraf Respon sel saraf terhadap rangsang sesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin suatu protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Protein reseptor yang dipicu oleh molekul kecil spesifik seperti asetlkolin, berperan dalam trasnmisi inpuls saraf pada sinaps yang menghubungkan sel-sel saraf. 7. Pengaturan tumbuhan dan diferensiasi Pengaturan urutan ekspresi informasi genetik sangat penting bagi pertumbuhan yang beraturan serta diferensiasi sel. Hanya bagian kecil genom dalam sel yang akan diekspresikan pada suatu saat. Pada bakteri, protein reseptor merupakan elemen pengatur yang penting untuk meredam spesifik suatu DNA dalam suatu sel. Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan difrensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Pengelompokan protein didasarkan atas : 1. Struktur Susunan Molekul Protein Terbagi menjadi 2 , yaitu : a.Fibriler (Serat) Yaitu protein berbentuk serabut dan tidak larut dalam pelarut-pelarut encer serta sukar diuraikan oleh enzim. Terdiri atas rantai polipeptida memanjang. Berfungsi sebagai pelindung. Cth : kolagen. c. Globuler (Bulat dan Elips) Protein ini larut dalam air, asam atau basa dan dalam etanol. Terdiri atas rantai polipeptida berlipat. Memiliki fungsi gerak atau dinamik. Cth : albumin, mioglobin dll. Komposisi Kimia di bedakan menjadi 2, yaitu : Protein Sederhana Hanya terdiri atas asam amino dan tidak ada gugus kimia lain. Protein tersebut antara lain :

25

albumin globulin glutelin prolamin albuminoid histone protamin I. Protein Konjugasi Protein ini hanya terdiri atas rantai polipeptida yang terikat pada gugus kimia lain, seperti : kromoprotein. glikoprotein. nukleoprotein lesitoprotein lipoprotein 2. Penggolongan Protein Berdasarkan Fungsi Biologi Protein sebagai makromolekul (molekul besar) mampu menunjukkan berbagai fungsi biologi. Atas dasar peran ini maka protein dapat diklasifikasikan sebagai berikut enzim, protein transport, protein nutrient dan penyimpan, protein kontraktil atau motil, protein struktural, protein pertahanan dan protein pengatur. 1. Protein sebagai enzim Enzim, merupakan protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator. Hampir seluruh reaksi kimia yang terjadi di tingkat sel dikatalisis oleh enzim. Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni, enzim. Enzim merupakan protein yang mempunyai fungsi sebagai katalis yang mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi dari reaksi tersebut. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan. Beberapa 26

contoh enzim yang banyak dimanfaatkan saat ini seperti, glukosa oksidase yang mengkatalisis glukosa menjadi asam glukonat, urikase yaitu enzim yang dapat membongkar asam urat menjadi alantoin. 2. Protein sebagai protein transport Protein transport adalah protein yang dapat mengikat dan membawa molekul atau ion yang khas dari satu organ ke organ lainnya. Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Contoh protein transport adalah mioglobin. Mioglobin merupakan protein pengikat oksigen yang relatif kecil (BM 16.700) yang ditemukan pada sel otot. Fungsinya adalah untuk menyimpan oksigen yang terikat dan untuk meningkatkan transport oksigen ke mitokondria, yang mempergunakan oksigen selama oksidasi nutrien sel. Molekul hemoglobin adalah suatu tetramer a2b2 yang terdiri dari 2 rantai a yang identik dan 2 rantai b yang identik. Subunit a dan b-nya terhubung secara struktur dan evolusi terhadap satu sama lain dan terhadap mioglobin, suatu monomerik yang mengikat oksigen pada otot. Struktur dari hemoglobin (hemoglobin tetramer) adalah molekul spheroidal dengan dimensi 64x55x50 Amstrong. Dua protomer ab-nya terhubung secara simetris dengan rotasi lipatan dua. Hemoglobin menyusun 33% dari berat tubuh manusia. Hemoglobin adalah salah satu protein pertama yang dapat ditentukan massa molekulnya secara akurat, protein pertama yang dikarakterisasikan dengan ultra sentrifugasi dan dihubungkan dengan fungsi fisiologis spesifik (dari transpor oksigen), dan dalam sel sabit anemia merupakan yang pertama dalam menunjukkan mutasi yang menyebabkan perubahan asam amino tunggal. Hemoglobin bukanlah hanya sebuah tangki oksigen sederhana, akan tetapi merupakan sistem pembawa oksigen modern yang menyediakan jumlah oksigen secara akurat menuju jarngan-jaringan di bawah kondisi apapun. Hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru, insang, atau kulit hewan menuju kapiler-kapiler yang berfungsi dalam respirasi. Organisme yang sangat kecil tidak membutuhkan protein ini karena kebutuhan respirasinya dicukupkan dengan difusi pasif yang sederhana dari oksigen sepanjang tubuh. Akan tetapi, karena laju transpor dari difusi zat bervariasi secara terbalik dengan pangkat dari jarak yang harus ditempuh, laju difusi oksigen sepanjang jaringan lebih tebal dari 1mm adalah terlalu lamban untuk menopang kehidupan. Oleh karena itu, evolusi organisme yang besar dan kompleks, seperti Annelida (contoh cacing tanah), membutuhkan perkembangan sistem sirkulasi secara aktif membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan darah untuk organisme ini harus mempunyai pembawa 27

oksigen seperti hemoglobin karena kelarutan oksigen dalam plasma darah terlalu rendah untuk membawa oksigen yang cukup untuk kebutuhan metabolisme. 3. Protein sebagai protein penyimpan Protein nutrient sering disebut juga protein penyimpanan, protein ini merupakan cadangan makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa contoh protein ini, sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti ovalbumin merupakan protein utama putih telur, kasein sebagai protein utama dalam susu. Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein, protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrien. Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi. Kasein adalah protein yang terdapat dalam susu dan digunakan sebagai agen pengikat pada berbagai macam makanan. Secara teknis, kasein merupakan golongan fosfoprotein, yang merupakan kumpulan ikatan protein yang mengandung asam fosfat. Ketika berkoagulasi dengan renin, kasein disebut parakasein. Kasein merupakan garam, artinya kasein tidak memiliki muatan ion bersih. Kasein tidak tergumpalkan oleh panas. Hal ini dipicu oleh asam dan enzim rennet yang merupakan enzim proteolitik. Kasein terdiri dari jumlah yang cukup tinggi dari prolin peptida, namun tidak berinteraksi dimana tidak membentuk jembatan disulfida sehingga relatif tidak memiliki struktur tersier. 4. Protein sebagai protein kontraktil Protein kontraktil juga dikenal sebagai protein motil, di dalam sel organisme protein ini berperan untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak seperti aktin dan miosin. Kedua protein ini merupakan filamen yang berfungsi untuk bergerak di dalam sistem kontraktil dan otot kerangka. Contoh lainnya adalah tubulin pembentuk mikrotubul merupakan zat utama penyusun flagel dan silia yang menggerakkan sel. Salah satu contoh protein kontraktil adalah Aktin. Yang berhubungan erat dengan filamen tebal pada otot kerangka adalah filamen tipis, yang terdiri dari protein aktin. Aktin terdapat dalam dua bentuk, aktin globular (G-aktin) dan aktin serat (F-aktin). Aktin serat sebenarnya merupakan untaian panjang molekul G-aktin(BM 46.000) yang bergabung membentuk suatu filamen. Dua filamen F-aktin saling membelit terhadap sesamanya membentuk struktur dua untaian serupa tambang 28

5.

Protein sebagai protein struktural Protein struktural, jenis protein ini berperan untuk menyangga atau

membangun struktur biologi makhluk hidup. Misalnya kolagen adalah protein utama dalam urat dan tulang rawan yang memiliki kekuatan dan liat. Persendian mengandung protein elastin yang dapat meregang dalam dua arah. Jenis lain adalah kuku, rambut dan bulu-buluan merupakan protein keratin yang liat dan tidak larut dalam air. Komponen utama dari serat sutra dan jaring labah-labah adalah protein fibroin. Fibroin merupakan protein serabut yang tidak larut, tetapi protein ini bersifat fleksibel dan lentur; dan tidak dapat meregang. 6. Protein sebagai protein regulator Beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Di antara jenis ini terdapat sejumlah hormon, seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula, dan kekurangannya, menyebabkan penyakit diabetes. Hormon pertumbuhan dari pituitary dan hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut represor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri. Kortikotropin merupakan protein struktural yaitu suatu hormon dari kelenjar pituitary anterior yang merangsang korteks adrenal. 7. Protein sebagai protein pertahanan Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Imunoglobulin atau antibodi pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limfosit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga tampaknya berfungsi di dalam pertahanan tubuh. 8. Protein Lain Terdapat banyak protein lain yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Merupakan hal yang luar biasa bahwa semua protein ini dengan sifat dan fungsi yang amat berbeda terbuat dari 20 asam amino yang sama. Monelin, suatu protein tanaman dari Afrika yang mempunyai rasa yang amat manis. Protein ini sedang dipelajari sebagai pemanis makanan yang tidak menggemukkan dan tidak beracun untuk manusia.

29

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat. Moehdi, S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta : Papasinar Sinanti. Kartasapoetra, Drs. G. 2003. Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. http//www.google.com//gizi buruk//2008. http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2008.

30

Anda mungkin juga menyukai