1. Jelaskan defenisi, struktur umum, dan sifat-sifat dari asam amino
Jawaban: - Defenisi Asam amino merupakan senyawa turunan asam karboksilat yang memiliki gugus amino –NH2. Di dalam protein, asam amino biasa disebut α-amino karena mengandung minimal satu gugus amino dan satu gugus karboksilat –COOH. Keduanya terikat pada atom C yang sama, yaitu Cα. - Struktur umum Berdasarkan setruktur semua asam amino tersebut mengandung gugus α- karboksil, gugus α-amino dan gugus R yang berbeda-beda yang bersubtitusi pada atom α-karbon. Atom α-karbon dari asam amino (kecuali glisin) bersifat asimetrik olehnya itu dapat berada pada dua bentuk stereoisomer. Asam amino digolongkan atas dasar polaritas gugus R. Golongan non-polar mencakup alanin, leusin, isoleusin, valin, prolin, fenilalanin, triptofan, dan metionin. Golongan polar netral termasuk glisin, serin, treonin, sistein tirosin, asparagin dan glutamin. Golongan bermuatan negatif (asam) meliputi asam aspartat dan asam glutamat dan golongan bermuatan positif (basa) yaitu arginin, lisin dan histidin. - Sifat-sifat asam amino a. Larut dalam air dan pelarut polar lain. b. Tak larut dalam pelarut nonpolar, contoh benzena dan dietil eter. c. Memiliki titik lebur lebih besar apabila dibandingkan senyawa karboksilat dan amina. d. Memiiki momen dipol besar. e. Bersifat elektrolit, kurang basa dibandingkan amina dan kurang asam dibanding karboksilat. f. Bersifat amfoter, memiliki gugus asam dan gugus basa. Apabila asam amino direaksikan dengan asam maka asam amino makan akan menjadi suatu anion, begitu juga sebaliknya apabila direaksikan dengan basa maka akan menjadi kation. g. Dalam larutan bisa membentuk ion zwitter, asam amino mempunyai gugus karboksil (–COOH) yang bersifat asam dan gugus amino (–NH2) yang bersifat basa, maka asam amino bisamengalami reaksi asam-basa intramolekul dan membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter. h. Memiliki kurva titrasi yang khusus. i. Memilliki pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan. 2. Jelaskan klasifikasi asam amino berdasarkan sifat kepolarannya (polarity)! Jawaban: Berdasarkan sifat kepolaran (polarity) gugus R, asam amino dapat dibagi menjadi 4 golongan: a. Asam amino dengan gugus R yang tak mengutub Golongan asam amino ini terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus R alifatik (Alanin, Lesin, Isolesin, Valin dan Prolin), dua dengan gugus R. aromatik, (fenilalanin dan triptofan), dan satu mengandung atom sulfur pada gugus R-nya yaitu metionin. b. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan Asam amino yang masuk golongan ini lebih mudah larut dalam air daripada golongan yang tak mengutub, karena gugus R yang mengutub dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.Misalnya kekutuban di sini disebabkan oleh gugus hidroksil pada gugus R asam amino serin, treonin dan tirosin, gugus amida pada gugus R asam amino asparagin dan glutamin dan gugus sulfhidril pada asam amino sistein. c. Asam amino dengan gugus R bermuatan negarif (A.A.Asam) Asam amino dalam golongan ini, bermuatan negatif pada pH 6,0 – 7,0 dan gugus Rnya mempunyai gugus karboksil sehingga pada asam amino mempunyai 2 gugus karboksil. d. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (asam amino basa) Asam amino dalam golongan ini, bermuatan positif pada pH 7,0. Gugus R dari asam amino lisin dan arginin mengandung gugus amino pada posisi -, gugus basa lemah, imidazol dari histidin. Pada pH 6,0 lebih dari 50% m,olekul asam amino ini bermuatan positif, sedang pada pH 7,0 kurang dari 10% bermuatan positif. 3. Tuliskan dan jelaskan reaksi-reaksi yang khas dari asam amino! Jawaban: Gugus α-karboksil, α-amino dan rantai samping (R) asam amino, memberikan reaksireaksi khas untuk asam ini. - Reaksi Sanger Reaksi ini merupakan reaksi antara gugus α-amino dengan 1-fluoro-2,4- dinitrobenzen (FDNB). Ini terjadi dalam suasana basa membentuk derivat 2,4 dinitrofenil (DNP-asam amino). - Reaksi Edman Reaksi antara α-asam amino dengan fenilisotiosianat, menghasilkan derivat asam amino feniltiokarbamil, kemudian dalam suasana asam dalam pelarut nitrometana, mengalami siklisasi membentuk feniltiohidantoin. - Reaksi Ninhidrin Semua asam amino dan pentida yang mengandung gugus α-amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksi prolin yang gugus aminonya tersubstitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning. Hasil reaksi ini memberikan larutan berwarna biru yang intensitasnya dapat ditentukan secara spektrofotometri, sehingga reaksi ini dapat dipakai untuk penentuan secara kuantitatif asam amino. - Reaksi Dansil Klorida Gugus amino bereaksi dengan 1-dimetil-amino naftalen-5-sulfonil klorida (dansil klorida).Derivat dansil asam amino dapat ditentukan dengan cara fluorimetri, karena gugus dansil mempunyai sifat fluoresense yang tinggi. - Reaksi Basa Schiff Reaksi ini reversible antara gugus α-amino dengan gugus aldehid Basa Schiff biasanya terjadi sebagai senyawa antara dalam reaksi enzim antara α-asam amino dan substrat. - Reaksi dengan Gugus R Gugus rantai samping asam amino seperti sulfhidril, hidrosifenol guanidium menunjukkan reaksi khas yang biasa terjadi pada gugus ini.Gugus SH pada sistein dapat bereaksi dengan ion logam berat (Ag+ dan Hg2+), yang menghasilkan merkaptida. 4. Jelaskan metode analisa asam amino! Jawaban: Untuk analisa asam amino dapat dilakukan dengan berbagai cara kromatografi baik partisi maupun adsobsi dan cara elektroforesa didasarkan pada daya larut dan sifat asam basanya. - Kromatografi Partisi Asam amino dapat dipisahkan dengan cara partisi ini dengan mempergunakan dua fasa terlarut, misalnya, pasangan fenol-air atau n-butanol-air. Tiap asam amino mempunyai koefisien partisi tertentu untuk pasangan pelarut tersebut. Butiran kanji yang ada dalam kolom dipakai sebagai tempat terikatnya air (fasa tak bergerak atau stationary phase). Sedang pelarut lain (fenol atau n-butanol) mengalir melalui pipa kolom tersebut dari atas ke bawah. Pergerakan asam amino ke bawah berdasarkan koefisien partisinya, sehingga kecepatannya berbeda- beda.Larutan yang kaluar ini disebut eluat yang ditampung secara fraksi-fraksi yang kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan pereaksi Ninhidrin. - Kromatografi Penukar Ion Pemisahan asam amino dari campurannya didasarkan pada perbedaan sifat asambasanya. Di sini pipa kolom diisi dengan suatu resin sintetik yang mengandung gugusgugus bermuatan, dan resin penukar ion ini dapat berupa penukar kation atau berupa penukar anion. - Elektroforesa Kertas Larutan campuran asam amino diletakkan pada kertas elektroforesa yang telah dibasahi dengan larutan buffer dengan pH tertentu.Kedua bagian ujung kertas dicelupkan masing-masing dalam bejana elektroda yang diberi arus listrik dengan tegangan tinggi dalam suhu rendah.Dengan pK’ yang berbeda-beda dan pH tertentu, asam amino bergerak dengan arah dan kecepatan berbeda-beda sehingga masing-masing dapat dipisahkan. - Kromatografi Absorpsi Asam amino dapat dipisahkan dengan cara adsorpsi ini dengan mempergunakan dua fasa yang berbeda, misalnya lapisan tipis dari silika gel sebagai fasa diam dan campuran pelarut organik sebagai fasa gerak. Dengan demikian, cara pemisahan ini dikenal sebagai cara kromatografi lapis tipis. Dalam cara ini, tetesan larutan campuran asam amino dibiarkan bergerak melalui suatu lapisan tipis zat penyerap yang diletakkan pada suatu plat kaca. Pemisahan didasarkan pada perbedaan kecepatan gerakan masing-masing asam amino dalam larutan dapar (buffer) dengan pH tertentu. 5. Jelaskan defenisi dan sifat-sifat peptida! Jawaban: - Defenisi Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino.Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. - Sifat-sifat peptida Sifat asam basa peptida ditentukan oleh ujungnya, NH2 dan –COOH dan gugus R yang dapat berionisasi.Pada peptida rantai panjang, sifat asam basa dari gugus ujung berkurang, karena jumlah gugus R yang banyak, yang dapat berionisasi sebagaimana halnya asam amino, peptida mempunyai pH isoeletrik (pHI).Jadi reaksi peptida terjadi karena adanya gugus ujung NH2, R dan –COOH. Gugus NH2 pada peptida dapat direaksikan dengan 2,4-dinitrofenil fluorobenzena atau fenilisotiosianat, dan gugus COOH-nya dapat diesterifikasi atau direduksi. Gugus asam amino N-ujungnya dapat direaksikan dengan ninhidrin secara kuantitatif dan menghasilkan derivat berwarna, yang dapat dipakai untuk deteksi atau penentuan kuantitatif peptida. Untuk pemisahan dan analisa peptida biasa dikerjakan dengan kromatografi penukar ion atau elektroforesa kertas.Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan sifat asam basa peptida. 6. Jelaskan defenisi dan karakteristik dari ikatan peptida! Jawaban: Ikatan peptida merupakan ikatan yang kuat dan tidak mudah terurai oleh pemanasan atau garam konsentrasi tinggi, tetapi dapat rusak karena pemanasan dalam waktu lama dalam asam atau basa kuat atau dengan enzim. Ikatan peptida memiliki ikatan rangkap sebagian sehingga rigid, planar dan dapat berotasi. Ikatan peptida berada pada formasi trans dimana oksigen dari karbonil dan hidrogen dari amida pada posisi yang berlawanan Ikatan peptida bersifat polar dan memiliki kemampuan untuk membentuk ikaktan hidrogen karena gugus karbonil merupakan akseptor hidrogen sedangkan gugus NH merupakan donor hidrogen. 7. Jelaskan metode analisi asam amino pada peptida! Jawaban: - Cara Sanger (2.1.3.1(1)) Dalam cara ini gugus amino bebas direaksikan dengan2,4- dinitrofluorobenzena (FDNB), sehingga membentuk senyawa 2,4-dinitrofenil (DNP) berwarna kuning. Bila derivat DNP ini dihidrolisa dengan HCl 6 N, semua ikatan peptidanya akan pecah; tetapi ikatan antara FDNB dengan asam amino N- ujung tidak akan dipengaruhi, sehingga hidrolisat yang didapat mengandung semua asam amino bebas yang terdapat dalam peptida tersebut, kecuali asam amino N- ujung dalam bentuk derivat DNP. Yang terakhir ini dapt dipisahkan dan dibedakan dari asam amino bebas lainnya dengan cara kromatografi. - Cara Edman (2.1.3.(2)) Peptida direaksikan dengan pereaksi Edman membentuk derivat tiokarbamil. Dengan suasana asam lemah, derivat ini akan mengadakan siklisasi, sehingga asam amino ujung akan lepas dari rantai peptida. Proses siklisasi ini menghasilkan feniltiohidantoin dari asam amino N-ujung dan rantai peptida yang sudah kehilangan satu asam amino. Feniltiohidantoin dapat diidentifikasi dengan cara kromatografi. Keuntungan cara Edman ini bahwa, sisa rantai peptida dapat dikerjakan kembali untuk penentuan asam amino N-ujung selanjutnya, sehingga urutan asam amino dari rantai peptida semula dapat ditentukan secara keseluruhan. - Penentuan Asam Amino C-Ujung pada Peptida Alkohol dapat digunakan untuk mereduksi gugus karboksil bebas dari asam amino Cujung. Oleh karena itu hidrolisa sempurna akan memberikan sisa asam amino bebas dan satu molekul asam amino alkohol yang berasal dari asam amino C-ujung. Seperti halnya cara sebelumnya, asam amino alkohol dapat diidentifikasi dengan cara kromatografi. Enzim karboksilasi peptidase merupakan enzim pemecah ikatan peptida yang dimulai dari asam amino C-ujung.