Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NUNIK SUPRAPTI

NIM : H041211049
KELOMPOK : 6 (ENAM)

1. Jelaskan defenisi, struktur umum, dan sifat-sifat dari asam amino


Jawaban:
- Defenisi
Asam amino merupakan senyawa turunan asam karboksilat yang memiliki
gugus amino –NH2. Di dalam protein, asam amino biasa disebut α-amino karena
mengandung minimal satu gugus amino dan satu gugus karboksilat –COOH.
Keduanya terikat pada atom C yang sama, yaitu Cα.
- Struktur umum
Berdasarkan setruktur semua asam amino tersebut mengandung gugus α-
karboksil, gugus α-amino dan gugus R yang berbeda-beda yang bersubtitusi pada
atom α-karbon. Atom α-karbon dari asam amino (kecuali glisin) bersifat asimetrik
olehnya itu dapat berada pada dua bentuk stereoisomer. Asam amino digolongkan
atas dasar polaritas gugus R. Golongan non-polar mencakup alanin, leusin,
isoleusin, valin, prolin, fenilalanin, triptofan, dan metionin. Golongan polar netral
termasuk glisin, serin, treonin, sistein tirosin, asparagin dan glutamin. Golongan
bermuatan negatif (asam) meliputi asam aspartat dan asam glutamat dan golongan
bermuatan positif (basa) yaitu arginin, lisin dan histidin.
- Sifat-sifat asam amino
a. Larut dalam air dan pelarut polar lain.
b. Tak larut dalam pelarut nonpolar, contoh benzena dan dietil eter.
c. Memiliki titik lebur lebih besar apabila dibandingkan senyawa karboksilat
dan amina.
d. Memiiki momen dipol besar.
e. Bersifat elektrolit, kurang basa dibandingkan amina dan kurang asam
dibanding karboksilat.
f. Bersifat amfoter, memiliki gugus asam dan gugus basa. Apabila asam amino
direaksikan dengan asam maka asam amino makan akan menjadi suatu anion,
begitu juga sebaliknya apabila direaksikan dengan basa maka akan menjadi
kation.
g. Dalam larutan bisa membentuk ion zwitter, asam amino mempunyai gugus
karboksil (–COOH) yang bersifat asam dan gugus amino (–NH2) yang bersifat
basa, maka asam amino bisamengalami reaksi asam-basa intramolekul dan
membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter.
h. Memiliki kurva titrasi yang khusus.
i. Memilliki pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan.
2. Jelaskan klasifikasi asam amino berdasarkan sifat kepolarannya (polarity)!
Jawaban:
Berdasarkan sifat kepolaran (polarity) gugus R, asam amino dapat dibagi
menjadi 4 golongan:
a. Asam amino dengan gugus R yang tak mengutub
Golongan asam amino ini terdiri dari lima asam amino yang mengandung
gugus R alifatik (Alanin, Lesin, Isolesin, Valin dan Prolin), dua dengan gugus R.
aromatik, (fenilalanin dan triptofan), dan satu mengandung atom sulfur pada gugus
R-nya yaitu metionin.
b. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan
Asam amino yang masuk golongan ini lebih mudah larut dalam air daripada
golongan yang tak mengutub, karena gugus R yang mengutub dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air.Misalnya kekutuban di sini disebabkan oleh
gugus hidroksil pada gugus R asam amino serin, treonin dan tirosin, gugus amida
pada gugus R asam amino asparagin dan glutamin dan gugus sulfhidril pada asam
amino sistein.
c. Asam amino dengan gugus R bermuatan negarif (A.A.Asam)
Asam amino dalam golongan ini, bermuatan negatif pada pH 6,0 – 7,0 dan
gugus Rnya mempunyai gugus karboksil sehingga pada asam amino mempunyai 2
gugus karboksil.
d. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (asam amino basa)
Asam amino dalam golongan ini, bermuatan positif pada pH 7,0. Gugus R
dari asam amino lisin dan arginin mengandung gugus amino pada posisi -, gugus
basa lemah, imidazol dari histidin. Pada pH 6,0 lebih dari 50% m,olekul asam
amino ini bermuatan positif, sedang pada pH 7,0 kurang dari 10% bermuatan
positif.
3. Tuliskan dan jelaskan reaksi-reaksi yang khas dari asam amino!
Jawaban:
Gugus α-karboksil, α-amino dan rantai samping (R) asam amino,
memberikan reaksireaksi khas untuk asam ini.
- Reaksi Sanger
Reaksi ini merupakan reaksi antara gugus α-amino dengan 1-fluoro-2,4-
dinitrobenzen (FDNB). Ini terjadi dalam suasana basa membentuk derivat 2,4
dinitrofenil (DNP-asam amino).
- Reaksi Edman
Reaksi antara α-asam amino dengan fenilisotiosianat, menghasilkan derivat
asam amino feniltiokarbamil, kemudian dalam suasana asam dalam pelarut
nitrometana, mengalami siklisasi membentuk feniltiohidantoin.
- Reaksi Ninhidrin
Semua asam amino dan pentida yang mengandung gugus α-amino bebas
memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksi prolin yang gugus
aminonya tersubstitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning. Hasil
reaksi ini memberikan larutan berwarna biru yang intensitasnya dapat ditentukan
secara spektrofotometri, sehingga reaksi ini dapat dipakai untuk penentuan secara
kuantitatif asam amino.
- Reaksi Dansil Klorida
Gugus amino bereaksi dengan 1-dimetil-amino naftalen-5-sulfonil klorida
(dansil klorida).Derivat dansil asam amino dapat ditentukan dengan cara
fluorimetri, karena gugus dansil mempunyai sifat fluoresense yang tinggi.
- Reaksi Basa Schiff
Reaksi ini reversible antara gugus α-amino dengan gugus aldehid Basa
Schiff biasanya terjadi sebagai senyawa antara dalam reaksi enzim antara α-asam
amino dan substrat.
- Reaksi dengan Gugus R
Gugus rantai samping asam amino seperti sulfhidril, hidrosifenol guanidium
menunjukkan reaksi khas yang biasa terjadi pada gugus ini.Gugus SH pada sistein
dapat bereaksi dengan ion logam berat (Ag+ dan Hg2+), yang menghasilkan
merkaptida.
4. Jelaskan metode analisa asam amino!
Jawaban:
Untuk analisa asam amino dapat dilakukan dengan berbagai cara
kromatografi baik partisi maupun adsobsi dan cara elektroforesa didasarkan pada
daya larut dan sifat asam basanya.
- Kromatografi Partisi
Asam amino dapat dipisahkan dengan cara partisi ini dengan
mempergunakan dua fasa terlarut, misalnya, pasangan fenol-air atau n-butanol-air.
Tiap asam amino mempunyai koefisien partisi tertentu untuk pasangan pelarut
tersebut. Butiran kanji yang ada dalam kolom dipakai sebagai tempat terikatnya air
(fasa tak bergerak atau stationary phase). Sedang pelarut lain (fenol atau n-butanol)
mengalir melalui pipa kolom tersebut dari atas ke bawah. Pergerakan asam amino
ke bawah berdasarkan koefisien partisinya, sehingga kecepatannya berbeda-
beda.Larutan yang kaluar ini disebut eluat yang ditampung secara fraksi-fraksi yang
kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan pereaksi Ninhidrin.
- Kromatografi Penukar Ion
Pemisahan asam amino dari campurannya didasarkan pada perbedaan sifat
asambasanya. Di sini pipa kolom diisi dengan suatu resin sintetik yang mengandung
gugusgugus bermuatan, dan resin penukar ion ini dapat berupa penukar kation atau
berupa penukar anion.
- Elektroforesa Kertas
Larutan campuran asam amino diletakkan pada kertas elektroforesa yang
telah dibasahi dengan larutan buffer dengan pH tertentu.Kedua bagian ujung kertas
dicelupkan masing-masing dalam bejana elektroda yang diberi arus listrik dengan
tegangan tinggi dalam suhu rendah.Dengan pK’ yang berbeda-beda dan pH
tertentu, asam amino bergerak dengan arah dan kecepatan berbeda-beda sehingga
masing-masing dapat dipisahkan.
- Kromatografi Absorpsi
Asam amino dapat dipisahkan dengan cara adsorpsi ini dengan
mempergunakan dua fasa yang berbeda, misalnya lapisan tipis dari silika gel
sebagai fasa diam dan campuran pelarut organik sebagai fasa gerak. Dengan
demikian, cara pemisahan ini dikenal sebagai cara kromatografi lapis tipis. Dalam
cara ini, tetesan larutan campuran asam amino dibiarkan bergerak melalui suatu
lapisan tipis zat penyerap yang diletakkan pada suatu plat kaca. Pemisahan
didasarkan pada perbedaan kecepatan gerakan masing-masing asam amino dalam
larutan dapar (buffer) dengan pH tertentu.
5. Jelaskan defenisi dan sifat-sifat peptida!
Jawaban:
- Defenisi
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam
amino.Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun
jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan
dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu
asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain.
- Sifat-sifat peptida
Sifat asam basa peptida ditentukan oleh ujungnya, NH2 dan –COOH dan
gugus R yang dapat berionisasi.Pada peptida rantai panjang, sifat asam basa dari
gugus ujung berkurang, karena jumlah gugus R yang banyak, yang dapat berionisasi
sebagaimana halnya asam amino, peptida mempunyai pH isoeletrik (pHI).Jadi
reaksi peptida terjadi karena adanya gugus ujung NH2, R dan –COOH. Gugus NH2
pada peptida dapat direaksikan dengan 2,4-dinitrofenil fluorobenzena atau
fenilisotiosianat, dan gugus COOH-nya dapat diesterifikasi atau direduksi. Gugus
asam amino N-ujungnya dapat direaksikan dengan ninhidrin secara kuantitatif dan
menghasilkan derivat berwarna, yang dapat dipakai untuk deteksi atau penentuan
kuantitatif peptida. Untuk pemisahan dan analisa peptida biasa dikerjakan dengan
kromatografi penukar ion atau elektroforesa kertas.Pemisahan ini didasarkan pada
perbedaan sifat asam basa peptida.
6. Jelaskan defenisi dan karakteristik dari ikatan peptida!
Jawaban:
Ikatan peptida merupakan ikatan yang kuat dan tidak mudah terurai oleh
pemanasan atau garam konsentrasi tinggi, tetapi dapat rusak karena pemanasan
dalam waktu lama dalam asam atau basa kuat atau dengan enzim. Ikatan peptida
memiliki ikatan rangkap sebagian sehingga rigid, planar dan dapat berotasi. Ikatan
peptida berada pada formasi trans dimana oksigen dari karbonil dan hidrogen dari
amida pada posisi yang berlawanan Ikatan peptida bersifat polar dan memiliki
kemampuan untuk membentuk ikaktan hidrogen karena gugus karbonil merupakan
akseptor hidrogen sedangkan gugus NH merupakan donor hidrogen.
7. Jelaskan metode analisi asam amino pada peptida!
Jawaban:
- Cara Sanger (2.1.3.1(1))
Dalam cara ini gugus amino bebas direaksikan dengan2,4-
dinitrofluorobenzena (FDNB), sehingga membentuk senyawa 2,4-dinitrofenil
(DNP) berwarna kuning. Bila derivat DNP ini dihidrolisa dengan HCl 6 N, semua
ikatan peptidanya akan pecah; tetapi ikatan antara FDNB dengan asam amino N-
ujung tidak akan dipengaruhi, sehingga hidrolisat yang didapat mengandung semua
asam amino bebas yang terdapat dalam peptida tersebut, kecuali asam amino N-
ujung dalam bentuk derivat DNP. Yang terakhir ini dapt dipisahkan dan dibedakan
dari asam amino bebas lainnya dengan cara kromatografi.
- Cara Edman (2.1.3.(2))
Peptida direaksikan dengan pereaksi Edman membentuk derivat
tiokarbamil. Dengan suasana asam lemah, derivat ini akan mengadakan siklisasi,
sehingga asam amino ujung akan lepas dari rantai peptida. Proses siklisasi ini
menghasilkan feniltiohidantoin dari asam amino N-ujung dan rantai peptida yang
sudah kehilangan satu asam amino. Feniltiohidantoin dapat diidentifikasi dengan
cara kromatografi. Keuntungan cara Edman ini bahwa, sisa rantai peptida dapat
dikerjakan kembali untuk penentuan asam amino N-ujung selanjutnya, sehingga
urutan asam amino dari rantai peptida semula dapat ditentukan secara keseluruhan.
- Penentuan Asam Amino C-Ujung pada Peptida
Alkohol dapat digunakan untuk mereduksi gugus karboksil bebas dari asam
amino Cujung. Oleh karena itu hidrolisa sempurna akan memberikan sisa asam
amino bebas dan satu molekul asam amino alkohol yang berasal dari asam amino
C-ujung. Seperti halnya cara sebelumnya, asam amino alkohol dapat diidentifikasi
dengan cara kromatografi. Enzim karboksilasi peptidase merupakan enzim
pemecah ikatan peptida yang dimulai dari asam amino C-ujung.

Anda mungkin juga menyukai