ABSTRAK
Asam amino adalah molekul organic dengan massa molekul rendah (antara
100-200 Da) yang mengandung setidak-tidaknya satu gugus karboksil (-COOH)
dan satu gugus amino (-NH2). Gugus karboksil dalam asam amino memberikan
sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam protein terdapat 20
jenis asam amino standar, berdasarkan gugus R-nya akan dapat diramalkan sifat-
sifat asam amino. Sebaliknya, berdasarkan sifat-sifat yang terindentifikasi akan
dapat diketahui gugus R yang terkandung dalam asam amino tersebut akan
diketahui jenis asam aminonya. Praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi
asam amino yang terdapat dalam protein melalui uji millon, uji Hopkins-cole, uji
ninhidrin serta mengidentifikasi asam amino sistina dan sistein dengan uji PbS dan
Uji nitroprusida dan yang terakhir untuk mengidentifikasi jenis asam amino pada
sampel unknown. dari praktikum ini diperoleh hasil yaitu pada sampel unknown
dalam struktur senyawanya mengandung asam a-amino bebas, larutan albumin
telur positif terhadap semua uji asam amino, larutan glisin mengandung asam α-
amino bebas, larutan triptofan struktur senyawanya mengandung cincin indol dan
asam a amino bebas, larutan tirosin pada struktur senyawanya mengandung gugus
fenol dan asam a-amino bebas, larutan fenilalanin mengandung asam a-amino
bebas, dan pada larutan sistein dalam senyawanya mengandung unsur S
(Belerang).
ABSTRACT
Amino acids are organic molecules with a low molecular mass (between 100-200
Da) containing at least one carboxyl group (-COOH) and one amino group (-NH2).
The carboxyl groups in amino acids give acidic properties and the amine groups
give them basic properties. In protein there are 20 types of standard amino acids,
based on the R group it can be predicted the properties of amino acids. On the other
hand, based on the identified properties, the R group contained in the amino acid
will know the type of amino acid. This practicum was carried out to identify amino
acids contained in proteins through the millon test, Hopkins-cole test, ninhydrin
test and to identify cystine and cysteine amino acids with the PbS test and
nitropruside test and the last one to identify the types of amino acids in unknown
1
samples. From this practicum, the results obtained were that in the unknown sample
the compound structure contained free a-amino acids, egg albumin solution was
positive for all amino acid tests, glycine solution contained free α-amino acids,
tryptophan solution contained an indole ring and free a amino acid. , the tyrosine
solution in its compound structure contains phenol groups and free a-amino acids,
phenylalanine solutions contain free a-amino acids, and in the cysteine solution the
compounds contain the element S (sulfur).
Keywords: Amino acid, amino acid test, test result
PENDAHULUAN
Asam amino adalah molekul (-COOH), atom hydrogen (H), dan satu
organic dengan massa molekul rendah gugus sisa (R) atau disebut juga rantai
(antara 100-200 Da) yang mengandung samping yang membedakan satu asam
setidak-tidaknya satu gugus karboksil (- amino dengan asam amino lainnya. Atom C
COOH) dan satu gugus amino (-NH2). pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")
Gugus karboksil dalam asam amino sesuai dengan penamaan senyawa bergugus
memberikan sifat asam dan gugus amina karboksil, yaitu atom C yang berikatan
memberikan sifat basa. Dalam bentuk langsung dengan gugus karboksil. Oleh
larutan, asam amino bersifat amfoterik karena gugus amina juga terikat pada atom
yaitu cendrung menjadi asam pada larutan Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam
basa dan menjadi basa pada larutan asam, α-amino.
perilaku ini terjadi karena asam amino Asam-asam amino diperoleh dari
mampu membentuk zwitter ion. protein atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh. Dalam protein terdapat 20
jenis asam amino standar, berdasarkan
gugus R-nya akan dapat diramalkan sifat-
sifat asam amino. Sebaliknya, berdasarkan
sifat-sifat yang terindentifikasi akan dapat
diketahui gugus R yang terkandung dalam
Gambar 1. Struktur Asam amino asam amino tersebut akan diketahui jenis
Seperti semua senyawa organik, asam aminonya.
reaksi kimia asam amino mencirikan gugus Dua buah molekul dari asam amino
fungsional yang terkandung. Karena semua dapat diikat secara kovalen melalui ikatan
asam amino mengandung gugus amino dan amina subsitusi yang sering disebut dengan
karboksilat, senyawa ini akan memberikan ikatan peptida dan menghasilkan suatu
reaksi kimia yang akan mencirikan gugus dipeptida. Ikatan ini terbentuk dengan
ini. Sebagai contoh gugus amino dapat menarik unsur H2O dari gugus karboksil
memeberikan reaksi asetilasi dan gugus pada suatu asam amino dan gugus ɑ-amino
karboksil esterifikasi (Lehninger,1982). dari molekul lain dengan adanya reaksi
Asam amino secara umum adalah kondensasi (Lehninger,1982).
suatu atom C yang mengikat empat gugus Asam amino sendiri mempunyai
yaitu gugus amina (NH2), gugus karboksil sifat-sifat yang penting yaitu asam amino
2
mempunyai sifat ampoter atau amfifrotik ada dalam suasana basa maka terlebih dulu
yaitu sifat asam amino yang dapat bersifat harus dinetralisasi dengan asam (bukan
sebagai asam karena gugus -COOH dan HCl). Jika tidak dinetralisasi ion merkuri
bersifat sebagai basa karena gugus NH2. dari pereaksi akan mengendap sebagai
Asam amino juga bersifat sebagai zwiter Hg(OH)2, ion Cl- dapat bereaksi dengan
ion yaitu sifat asam amino yang asam nitrat menghasilkan klor dan radikal
mempunyai 2 jenis muatan dalam ini dapat merusak kompleks berwarna.
senyawanya jika dilarutkan dalam air, dan
sifat asam amino yang terakhir yaitu optis Uji Hopkins-Cole
aktif, asam amino yang dapat memutar Larutan protein yang mengandung
bidang cahaya terpolarisasi karena asam triftofan dapat direaksikan dengan pereaksi
amino memiliki atom karbon kiral (atom C Hopkins-Cole yang mengandung asam
kiral) dimana atom C kiral ini dapat glioksilat (HOOC-CHO). Pereaksi terbuat
mengikat empat gugus yang berbeda dari asam oksalat dengan serbuk
kecuali glisin. Asam amino dibagi menjadi magnesium dalam air. Setelah
3 jenis yaitu asam amino essensial, asam dilakukannya pencampuran dengan
amino non essensial, dan asam amino pereaksi Hopkins-Cole asam sulfat
essensual bersyarat. dituangkan secara perlahan-lahan sehingga
Untuk mengidentifikasi asam amino terbentuk lapisan dibawah larutan protein.
dapat dilakukan dengan uji kuantitatif dan Beberapa saat kemudian akan terbentuk
uji kualitatif. Metode kualitatif dilakukan cincin berwarna ungu pada batas antara
untuk mengetahui keberadaan asam amino kedua lapisan.
dalam suatu protein sedangkan metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui Uji Ninhidrin
jumlah suatu asam amino yang terdapat Pada uji ninhidrin apabila
didalam suatu protein dengan dipanaskan bersama asam amino maka
menggunakan uji suatu reaksi yaitu: akan membentuk kompleks berwarna.
Kompleks berwarna yang terbentuk
Uji Millon mengandung dua molekul ninhidrin yang
Pada uji millon digunakan pereaksi bereaksi dengan ammonia yang dilepaskan
millon yaitu larutan merkuro dan merkuri pada oksidasi asam amino. Prolin dan
nitrat didalam asam nitrat. Ketika pereaksi hidroksi prolin menghasilkan warna
ini ditambahkan pada larutan protein maka kompleks yang berbeda dengan asam
akan menghasilkan endapan putih yang amino lainnya. Kompleks warna yang
dapat berubah warna menjadi merah oleh terbentuk mengandung dua ninhidrin yang
adanya pemanasan. Reaksi ini positif untuk bereaksi dengan amonia yang dilepaskan
fenol-fenol karena terbentuknya senyawa pada oksidasi asam amino.
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna. Khusus untuk proteoso dan Uji PbS
pepton secara langsung akan menghasilkan Belerang yang terdapat pada asam
larutan yang berwarna merah. Endapan amino sistein dibebaskan sebagai sulfida
yang terbentuk tersebut merupakan garam dengan kehadiran NaOH. Ion sulfida
kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika tersebut selanjutnya akan bereaksi dengan
suatu larutan protein yang akan dianalisis
3
ion Pb2+ dan membentuk endapan berwarna hilang. Hal yang sama juga dilakukan
hitam. terhadap larutan asam-asam amino.
4
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan maka didapatkan hasil sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA