Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI ASAM AMINO

Kadek Lia Widyanti


1813081010
Program Studi S1 Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK

Asam amino adalah molekul organic dengan massa molekul rendah (antara
100-200 Da) yang mengandung setidak-tidaknya satu gugus karboksil (-COOH)
dan satu gugus amino (-NH2). Gugus karboksil dalam asam amino memberikan
sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam protein terdapat 20
jenis asam amino standar, berdasarkan gugus R-nya akan dapat diramalkan sifat-
sifat asam amino. Sebaliknya, berdasarkan sifat-sifat yang terindentifikasi akan
dapat diketahui gugus R yang terkandung dalam asam amino tersebut akan
diketahui jenis asam aminonya. Praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi
asam amino yang terdapat dalam protein melalui uji millon, uji Hopkins-cole, uji
ninhidrin serta mengidentifikasi asam amino sistina dan sistein dengan uji PbS dan
Uji nitroprusida dan yang terakhir untuk mengidentifikasi jenis asam amino pada
sampel unknown. dari praktikum ini diperoleh hasil yaitu pada sampel unknown
dalam struktur senyawanya mengandung asam a-amino bebas, larutan albumin
telur positif terhadap semua uji asam amino, larutan glisin mengandung asam α-
amino bebas, larutan triptofan struktur senyawanya mengandung cincin indol dan
asam a amino bebas, larutan tirosin pada struktur senyawanya mengandung gugus
fenol dan asam a-amino bebas, larutan fenilalanin mengandung asam a-amino
bebas, dan pada larutan sistein dalam senyawanya mengandung unsur S
(Belerang).

Kata Kunci : Asam amino, Uji asam amino, hasil uji

ABSTRACT

Amino acids are organic molecules with a low molecular mass (between 100-200
Da) containing at least one carboxyl group (-COOH) and one amino group (-NH2).
The carboxyl groups in amino acids give acidic properties and the amine groups
give them basic properties. In protein there are 20 types of standard amino acids,
based on the R group it can be predicted the properties of amino acids. On the other
hand, based on the identified properties, the R group contained in the amino acid
will know the type of amino acid. This practicum was carried out to identify amino
acids contained in proteins through the millon test, Hopkins-cole test, ninhydrin
test and to identify cystine and cysteine amino acids with the PbS test and
nitropruside test and the last one to identify the types of amino acids in unknown

1
samples. From this practicum, the results obtained were that in the unknown sample
the compound structure contained free a-amino acids, egg albumin solution was
positive for all amino acid tests, glycine solution contained free α-amino acids,
tryptophan solution contained an indole ring and free a amino acid. , the tyrosine
solution in its compound structure contains phenol groups and free a-amino acids,
phenylalanine solutions contain free a-amino acids, and in the cysteine solution the
compounds contain the element S (sulfur).
Keywords: Amino acid, amino acid test, test result

PENDAHULUAN
Asam amino adalah molekul (-COOH), atom hydrogen (H), dan satu
organic dengan massa molekul rendah gugus sisa (R) atau disebut juga rantai
(antara 100-200 Da) yang mengandung samping yang membedakan satu asam
setidak-tidaknya satu gugus karboksil (- amino dengan asam amino lainnya. Atom C
COOH) dan satu gugus amino (-NH2). pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")
Gugus karboksil dalam asam amino sesuai dengan penamaan senyawa bergugus
memberikan sifat asam dan gugus amina karboksil, yaitu atom C yang berikatan
memberikan sifat basa. Dalam bentuk langsung dengan gugus karboksil. Oleh
larutan, asam amino bersifat amfoterik karena gugus amina juga terikat pada atom
yaitu cendrung menjadi asam pada larutan Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam
basa dan menjadi basa pada larutan asam, α-amino.
perilaku ini terjadi karena asam amino Asam-asam amino diperoleh dari
mampu membentuk zwitter ion. protein atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh. Dalam protein terdapat 20
jenis asam amino standar, berdasarkan
gugus R-nya akan dapat diramalkan sifat-
sifat asam amino. Sebaliknya, berdasarkan
sifat-sifat yang terindentifikasi akan dapat
diketahui gugus R yang terkandung dalam
Gambar 1. Struktur Asam amino asam amino tersebut akan diketahui jenis
Seperti semua senyawa organik, asam aminonya.
reaksi kimia asam amino mencirikan gugus Dua buah molekul dari asam amino
fungsional yang terkandung. Karena semua dapat diikat secara kovalen melalui ikatan
asam amino mengandung gugus amino dan amina subsitusi yang sering disebut dengan
karboksilat, senyawa ini akan memberikan ikatan peptida dan menghasilkan suatu
reaksi kimia yang akan mencirikan gugus dipeptida. Ikatan ini terbentuk dengan
ini. Sebagai contoh gugus amino dapat menarik unsur H2O dari gugus karboksil
memeberikan reaksi asetilasi dan gugus pada suatu asam amino dan gugus ɑ-amino
karboksil esterifikasi (Lehninger,1982). dari molekul lain dengan adanya reaksi
Asam amino secara umum adalah kondensasi (Lehninger,1982).
suatu atom C yang mengikat empat gugus Asam amino sendiri mempunyai
yaitu gugus amina (NH2), gugus karboksil sifat-sifat yang penting yaitu asam amino

2
mempunyai sifat ampoter atau amfifrotik ada dalam suasana basa maka terlebih dulu
yaitu sifat asam amino yang dapat bersifat harus dinetralisasi dengan asam (bukan
sebagai asam karena gugus -COOH dan HCl). Jika tidak dinetralisasi ion merkuri
bersifat sebagai basa karena gugus NH2. dari pereaksi akan mengendap sebagai
Asam amino juga bersifat sebagai zwiter Hg(OH)2, ion Cl- dapat bereaksi dengan
ion yaitu sifat asam amino yang asam nitrat menghasilkan klor dan radikal
mempunyai 2 jenis muatan dalam ini dapat merusak kompleks berwarna.
senyawanya jika dilarutkan dalam air, dan
sifat asam amino yang terakhir yaitu optis Uji Hopkins-Cole
aktif, asam amino yang dapat memutar Larutan protein yang mengandung
bidang cahaya terpolarisasi karena asam triftofan dapat direaksikan dengan pereaksi
amino memiliki atom karbon kiral (atom C Hopkins-Cole yang mengandung asam
kiral) dimana atom C kiral ini dapat glioksilat (HOOC-CHO). Pereaksi terbuat
mengikat empat gugus yang berbeda dari asam oksalat dengan serbuk
kecuali glisin. Asam amino dibagi menjadi magnesium dalam air. Setelah
3 jenis yaitu asam amino essensial, asam dilakukannya pencampuran dengan
amino non essensial, dan asam amino pereaksi Hopkins-Cole asam sulfat
essensual bersyarat. dituangkan secara perlahan-lahan sehingga
Untuk mengidentifikasi asam amino terbentuk lapisan dibawah larutan protein.
dapat dilakukan dengan uji kuantitatif dan Beberapa saat kemudian akan terbentuk
uji kualitatif. Metode kualitatif dilakukan cincin berwarna ungu pada batas antara
untuk mengetahui keberadaan asam amino kedua lapisan.
dalam suatu protein sedangkan metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui Uji Ninhidrin
jumlah suatu asam amino yang terdapat Pada uji ninhidrin apabila
didalam suatu protein dengan dipanaskan bersama asam amino maka
menggunakan uji suatu reaksi yaitu: akan membentuk kompleks berwarna.
Kompleks berwarna yang terbentuk
Uji Millon mengandung dua molekul ninhidrin yang
Pada uji millon digunakan pereaksi bereaksi dengan ammonia yang dilepaskan
millon yaitu larutan merkuro dan merkuri pada oksidasi asam amino. Prolin dan
nitrat didalam asam nitrat. Ketika pereaksi hidroksi prolin menghasilkan warna
ini ditambahkan pada larutan protein maka kompleks yang berbeda dengan asam
akan menghasilkan endapan putih yang amino lainnya. Kompleks warna yang
dapat berubah warna menjadi merah oleh terbentuk mengandung dua ninhidrin yang
adanya pemanasan. Reaksi ini positif untuk bereaksi dengan amonia yang dilepaskan
fenol-fenol karena terbentuknya senyawa pada oksidasi asam amino.
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna. Khusus untuk proteoso dan Uji PbS
pepton secara langsung akan menghasilkan Belerang yang terdapat pada asam
larutan yang berwarna merah. Endapan amino sistein dibebaskan sebagai sulfida
yang terbentuk tersebut merupakan garam dengan kehadiran NaOH. Ion sulfida
kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika tersebut selanjutnya akan bereaksi dengan
suatu larutan protein yang akan dianalisis

3
ion Pb2+ dan membentuk endapan berwarna hilang. Hal yang sama juga dilakukan
hitam. terhadap larutan asam-asam amino.

Uji Nitroprusida Uji Hopkins-Cole


Suatu protein yang mengandung Sebanyak 2 mL reagen Hopkins-
gugus -SH bebas (sisteina) memberikan Cole ditambahkan kedalam 2 mL larutan
warna kemerah-merahan jika direaksikan protein dan ditambahkan H2SO4 pekat
dengan natrium prusida di dalam larutan sedikit demi sedikit kira-kira sebanyak 5
amoniak. mL melalui sisi tabung. Warna yang
terbentuk antara pertemuan dua cincicn
METODE diamati dan tabung diputar sampai
Pada percoban ini dilakukan di lab terbentuk cincin berwarna. Hal yang sama
kimia organik Universitas Pendidikan juga dilakukan terhadap larutan asam-asam
Ganesha secara uji kualitatif. Alat dan amino.
bahan yang digunakan pada percobaan ini
diperolah dari Laboratorium Kimia Uji Ninhidrin
Organik Universitas Pendidikan Ganesha. Sebanyak 0,5 mL larutan ninhydrin
Analisis data dilakukan dengan 0,1% ditambahkan kedalam 3 Ml larutan
membandingkan dengan data pembanding. protein dan dipanaskan hingga mendidih.
Percobaan ini diulang pada larutan asam-
ALAT DAN BAHAN asam amino lainnya.
Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada percobaan ini yaitu 1 rak Uji PbS
tabung reaksi, pipet tetes, corong, gelas Sebanyak 2 ml larutan NaOH
kimia 25 mL 100 mL dan 250 mL, pipet ditambahkan kedalam 5 Ml larutan protein
volume, gelas ukur 10 mL, labu erlenmayer dan ditambahkan sebanyak 2 tetes Pb-
100 mL dan 250 mL, spatula, batang Asetat kemudian dipanaskan diatas
pengaduk,lampu spritus, korek api, dan pemanas, jika menunjukkan hasil positif
kaca arloji, albumin telur, larutan maka mula-mula larutan tersebut berwarna
Pb(CH3COO)2, sistein, sistina, reagen kuning kemudian berubah menjadi coklat
millon, reagen Hopkins-Cole, reagen dan akhirnya berwarna hitam.
Ninhidrin, larutan Natrium Nitroprusida,
larutan ammonia, asam sulfat pekat, Uji Nitroprusida
aquades, larutan phenilalanin,larutan Beberapa kristal sistein
tripthopan, larutan glisin, larutan tyrosin hidroklorida dilarutkan kedalam 5 Ml air
dan sampel unknown. dan ditambahkan 0,5 mL larutan natrium
nitroprusida 1% kemudian ditambahkan 0,5
PROSEDUR KERJA mL ammonium hidroksida.
Uji Millon
Sebanyak 5 tetes reagen millon
HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein
dan campuran dipanaskan. Jika reagen yang
digunakan terlalu banyak maka warna akan Hasil

4
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan maka didapatkan hasil sebagai
berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Identifikasi Asam Amino


Sampel Uji Uji Uji Uji Reaksi
Millon Hopkins- Ninhidrin PbS Nitroprusida
Cole
Albumin (+) (+) (+) (+) (-)
Telur
Glisin (-) (-) (+) (-) (-)
Triftofan (-) (+) (+) (-) (-)
Tirosin (+) (-) (+) (-) (-)
Fenilalanin (-) (-) (+) (-) (-)
Sistein (-) (-) (-) (+) (+)
Unknown (-) (-) (+) (-) (-)

Uji Millon begitu juga pada uji yang dilakukan pada


Uji Millon merupakan uji yang sampel unknown.
digunakan untuk mengidentifikasi tirosin H H
O
H H
O
dengan dihasilkannya kompleks berwarna HO C C C Hg+(aq) OH Hg+
C C C
merah. Pada percobaan kali ini dengan -O
OH (aq)
menguji albumin telur, larutan albumin H N N H
(s)
telur setelah dipanaskan menghasilkan H H H H
warna merah hal ini menunjukkan bahwa
pada albumin telur terdapat tirosin. Hasil ini Tirosin
H H
O
diperkuat kembali pada saat dilakukannya
pengujian dengan uji millon pada larutan
HO C C C
+ Hg+ (aq) HNO3(aq) →
OH
H N
tirosin yang mana larutan tirosin yang telah
H H (aq)
dipanaskan menghasilkan warna merah.
Pada awalnya larutan albumin telur ketika H H
O
ditambahkan dengan reagen millon O2N C C C Hg2+
membentuk endapan putih, endapan ini O-
H N
merupakan hasil reaksi antara Hg+ dengan H H (s)
asam amino dan akan menghasilkan reaksi
lebih lanjut pada proses pemanasan. Pada
Gambar 2. Reaksi Uji Millon
proses pemanasan HNO3 yang bertindak
sebagai pelarut mengoksidasi Hg+ menjadi
Uji Hopkins-Cole
Hg2+. Endapan yang terbentuk merupakan
Pada Uji Hopkins-Cole merupakan
suatu garam kompleks tirosin yang
uji yang digunakan untuk menunjukkan inti
ternitrasi dan menghasilkan warna merah.
indol dari asam amino triftofan yang di
Uji millon yang dilakukan terhadap asam
tandai dengan adanya cincin berwarna
amino glisin, triftofan, fenilalanin, dan
ungu. Cincin ungu yang tampak pada
sistein menunjukan hasil yang negative
5
bidang batas anatara kedua cairan adalah kecuali sistein yang menghasilkan hasil
hasil kondensasi triftofan dengan gugus negative. Kompleks ungu ini disebabkan
aldehida dari asam glioksilat dalam suasana oleh adanya gugus karboksilat dan gugus
asam sulfat. Pada percobaan ini amino yang merupakan gugus penyusun
menunjukkan hasil yang positif pada pokok dari asam ɑ-amino.
pengujian yang dilakukan terhadap larutan
albumin telur dengan adanya cincin
berwarna ungu pada bidang batas, hal ini
dibuktikan dengan dilakukannya pengujian
terhadap larutan triftofan yang direaksikan
dengan reagen Hopkins-Cole dan
penambahan secara perlahan yang
membentuk cincin ungu pada bidang batas
antara kedua cairan.
Gambar 4. Reaksi Uji Ninhidrin
Pada reaksi tersebut di lepaskan
CO2 dan NH4 sehingga asam amino dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan
mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang
dilepaskan. Amoniak yang dilepaskan
berperan dalam pembentukan kompleks
berwarna anatara ninhydrin yang tereduksi
Gambar 3. Reaksi Uji Hopkins-Cole
dan ninhydrin yang masih utuh.
Uji Hopkins-Cole yang dilakukan
terhadap asam amino glisin, triftofan, Uji PbS
fenilalanin, dan sistein menunjukan hasil Uji PbS merupakan uji yang
yang negative begitu juga pada uji yang digunakan untuk mengidentifikasi belerang
dilakukan pada sampel unknown. yang berada pada sampel. Pada uji ini
larutan albumin telur dan sistein
Uji Ninhidrin
menunjukkan hasil yang positif dengan
Uji Ninhidrin merupakan uji yang
dihasilkannya endapan berwarna hitam
dilakukan untuk menentukan asam amino
setelah dipanaskan dengan penangas air.
bebas yang berada pada suatu sampel.
Endapan berwarna hitam yang terbentuk ini
Apabila ninhidrin dipanaskan bersama
merupakan garam PbS dimana garam ini
asam amino maka akan terbentuk kompleks
merupakan hasil reaksi dari Pb-Asetat
berwarna terutama kompleks berwarna
dengan asam amino. Pada pengujian ini
ungu. Asam amino dapat ditentukan dengan
dilakukan denaturalisasi protein dengan
cara kuantitatif dengan melihat intensitas
penambahan NaOH sehingga ikatan yang
warna yang terbentuk sebanding dengan
mengikat atom S dapat terputus oleh Pb-
konsentrasi dari asam amino tersebut. Pada
Asetat dan terbentuk PbS dan Pb sebagai
pengujian ini semua sampel yg
donor dari Pb+. Belerang yang terdapat
diidentifikasi yaitu sampel albumin, glisin,
dalam asam amino sistein dibebaskan
triftofan, fenilalanin dan sampel unknown
sebagai sulfida dengan kehadiran NaOH
menunjukkan hasil yang positif yaitu
yang selanjutnya ion sulfida ini akan
dengan adanya kompleks berwarna ungu
6
bereaksi membentuk ion Pb2+ membentuk cincin indol. Pada tirosin positif
endapan hitam. terhadap uji millon dan uji
Pb2+ + S2- → PbS ninhydrin, fenilalanin postif
terhadap uji ninhidin. Pada sistein
Uji Nitroprusida positif terhadap uji PbS dan reaksi
nitroprusida karena adanya unsur S
Pada reaksi Nitroprusida protein 3. Sampel unknown menunjukan
yang mengandung gugus -SH bebas positif terhadap uji ninhydrin berarti
(sisteina) memberikan warna kemerah- sampel unknown tersebut memiliki
merahan jika direaksikan dengan natrium asam ɑ-amino yang bebas
prusida dalam larutan ammonia. Pada
percobaan kali ini dilakukan pengujian UCAPAN TERIMAKASIH
terhadap sistein dan menghasilkan hasil
yang positif. Protein yang mengandung Penulis mengucapkan terimakasih kepada
sistein dapat memberikan hasil positif hal dosen pengampu mata kuliah praktikum
ini disebabkan selain adanya gugus -COOH biokimia yakni Dr. I Nyoman Tika, M.Si
dan gugus -NH2 gugus R pada asam amino serta dosen pengampu 2 yakni Made Vivi
Oviantari, S.Si.,M.Si yang telah
yaitu gugus tiol (gugus sulfridil) atau
memberikan bimbingan dan pemahaman di
peptida (glutat ion).
dalam praktikum yang dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Tika, I Nyoman.2020.Penuntun Praktikum


Biokimia.Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha
I Wayan Muderawan,dkk.2012.Buku Ajar
Gambar 5. Gugus SH pada reaksi
Kimia Organik II. Singaraja: Universitas
nitroprusida
Pendidikan Ganesha
Poedjiadi.2009.Dasar-dasar Biokimia.
SIMPULAN
Jakarta : Universitas Indonesia
Dari hasil percobaan dan pembahasan
Thenawijaya, Lehninger.1982.Dasar-dasar
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Biokimia jilid 1. Erlangga : Jakarta
pada pengujian asam amino secara
kualitatif dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji larutan albumin telur positif
terhadap uji asam amino.
2. Larutan glisin menunjukkan hasil
positif terhadap uji ninhidrin yang
berarti glisin mengandung asam ɑ-
amino. Larutan triftofan menujukan
hasil positif terhadap uji Hopkins-
Cole dan juga uji ninhydrin yang
berarti pada triftofan terdapat asam
ɑ-amino selain terdapat asam ɑ-
amino pada triftofan juga terdapat

Anda mungkin juga menyukai