Setiap asam amino memiliki 4 gugus berbeda yang terikat pada karbon α.
Gugus amino (-NH3+): Kelompok ini terdiri dari atom nitrogen yang terikat
pada tiga atom hidrogen. Ini bertanggung jawab atas sifat dasar asam amino.
Gugus karboksil (COOH): Gugus ini mengandung atom karbon yang berikatan
rangkap dengan atom oksigen dan berikatan tunggal dengan gugus hidroksil (-
OH). Ini menanamkan sifat asam ke asam amino.
atom hidrogen: Sebuah atom hidrogen tunggal melekat pada α-karbon.
Rantai samping (R): Rantai samping, juga dikenal sebagai kelompok variabel
atau unik, membedakan setiap asam amino satu sama lain. Ini bisa berupa
gugus alkil sederhana atau gugus fungsi kompleks, yang berkontribusi pada
keragaman asam amino.
Variasi struktural asam amino, terutama pada rantai sampingnya, memainkan
peran penting dalam menentukan sifat, fungsi, dan interaksinya dalam sistem
biologis. Kombinasi unik dari keempat kelompok ini menentukan karakteristik dan
peran masing-masing asam amino yang berbeda dalam sintesis protein, aktivitas
enzimatik, dan proses biokimia lainnya.
Pengecualian :
Glisin, yang tidak memiliki rantai samping. Karbon α-nya mengandung dua
hidrogen.
Prolin, dimana nitrogen merupakan bagian dari cincin.
Jadi, setiap asam amino memiliki gugus amina di satu ujung dan gugus asam di
ujung lainnya, serta rantai samping yang berbeda. Tulang punggungnya sama
untuk semua asam amino sedangkan rantai sampingnya berbeda dari satu asam
amino ke asam amino berikutnya.
Semua dari 20 asam amino kecuali glisin memiliki konfigurasi L, sedangkan
untuk semua asam amino kecuali satu, karbon α adalah karbon asimetris.
Karena glisin tidak mengandung atom karbon asimetris, maka glisin tidak aktif
secara optis sehingga tidak termasuk D maupun L.
Asam amino glukogenik: Asam amino ini berfungsi sebagai prekursor untuk
glukoneogenesis, proses pembentukan glukosa. Contohnya : Glisin, alanin, serin,
asam aspartat, asparagin, asam glutamat, glutamin, prolin, valin, metionin,
sistein, histidin, dan arginin.
Saat tubuh membutuhkan glukosa, asam amino ini dapat dipecah untuk
menghasilkan energi atau diubah menjadi molekul glukosa untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh.
Asam amino ketogenik: Asam amino ini terutama dimetabolisme untuk
membentuk badan keton. Badan keton diproduksi ketika tubuh memecah asam
lemak untuk energi. Contohnya : Leusin dan Lisin.
Pemecahan asam amino ini mengarah pada produksi badan keton, yang dapat
berfungsi sebagai sumber bahan bakar alternatif untuk jaringan tertentu,
seperti otak, selama periode ketersediaan glukosa yang terbatas.
Asam amino glukogenik dan ketogenik: Kategori ini mencakup asam amino
yang dapat dimetabolisme untuk membentuk prekursor untuk badan keton dan
glukosa. Contohnya : Isoleusin, Fenilalanin, Triptofan, dan tirosin.
Asam amino ini dapat diubah menjadi perantara yang berkontribusi pada
glukoneogenesis dan ketogenesis. Nasib metabolisme mereka bergantung pada
berbagai faktor seperti kebutuhan energi tubuh, regulasi hormonal, dan
keadaan metabolisme secara keseluruhan.