Anda di halaman 1dari 43

ASAM AMINO,

PROTEIN &
HORMON
KELOMPOK 3

1 2 3
Handy Ichsa Janand Dhea Eka Puji Lestari Ellyn Khumairo’
(2110303026) (2120303059) (2140303098)
BAHAN PEMBAHASAN

1 Struktur,Sifat,dan Penggolongan Asam Amino

2 Pembentukan Peptida

3 Struktur Dasar Protein

4 Penggolongan Protein

5 Reaksi-reaksi Khas Protein

6 Hormon dan Mekanisme Kerjanya


ASAM AMINO

Protein memiliki fungsi selular penting dalam tubuh karena berpartisipasi dalam biosintesis porfirin, purin, pirimidin dan urea.
Rantai protein merupakan jenis polipeptida yang terdiri atas L-α-asam amino. Asam amino ialah suatu asam karboksilat yang
memiliki gugus amino.Asam amino sebagai komponen protein memiliki gugus -NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus -
COOH.Berikut rumus umum dari asam amino.

Dari rumus umum di atas,diketahui bahwa atom karbon α adalah atom karbon asimetrik.Oleh
karena itu,maka molekul asam amino memiliki dua konfigurasi,yaitu D dan L.Asam amino akan
berkonfigurasi L apabila gugus -NH2 ada di sebelah kiri atom karbon α ,sedangkan apabila
gugus -NH2 di sebelah kanan atom karbon α maka akan berkonfigurasi D.Tetapi,asam-asam
amino di dalam protein biasanya berkonfigurasi L.Rumus molekul asam amino dapat
digambarkan dengan model bola atau batang dengan menggunakan rumus proyeksi Fischer.
SIFAT ASAM AMINO

1 2 3
Asam amino larut dalam air Titik lebur asam amino lebih Asam amino memiliki sifat sebagai
dan tak larut dalam pelarut tinggi dari asam karboksilat/amina. elektrolit.
organik.

4 5 6
Asam amino dapat membentuk Asam amino memiliki titik isolistrik Melalui suatu proses tertentu dapat
ion amfoter (bisa bersifat tertentu (titik yang menunjukkan membentuk senyawa dengan
asam ataupun basa). keadaan dalam bentuk larutan dan ion ikatan peptida yang banyak
zwitter). (polipeptida).
PENGGOLONGAN ASAM AMINO
Berdasarkan segi pembentukannya,ada dua golongan,yaitu asam amino yang dapat disintesis
oleh tubuh kita (asam amino nonesensial) dan asam amino esensial (tidak dapat disintesis oleh
tubuh,sehingga harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi).Ada juga asam amino kondisional.

Asam Amino Asensial Asam Amino Non-asensial Asam Amino Kondisional


Asam amino yang ti d a k d a p a t Asam amino yang dapat Asam amino yang tidak
disintesis,misalnya,Fenilalani, disintesis oleh tubuh,misalnya dapat disintesis oleh tubuh
Histidin, Isoleusin, Leusin, Lisin, Alanin,Arginin,Asam Glutamat, karena pada keadaan sakit
Metionin,Treonin, Triptofan,dan Valin Asam Aspartat, Asparagin, Glisin, atau kurangnya prekursor.
Glutamin, Prolin, Serin, Sistein,
Tirosin.
PENGGOLONGAN ASAM AMINO
Berikutnya,ada penggolongan asam amino menurut strukturnya. Yang ditinjau utama ialah struktur gugus -R dalam
asam amino yaitu rantai sampaing yang terikat pada bagian inti molekul asam amino. Berdasarkan hal tersebut
maka asam amino dibagi menjadi 7,yaitu :

Asam amino mengandung gugus


1 Asam amino dengan rantai samping alifatik 5
basa

Asam amino yang mangandung gugus Asam amino yang mangandung


2 6
hidroksil cincin aromatik

Asam amino yang mengandung atom Asam amino membentuk ikatan


3 7
belerang dengan atom N pada gugus amino

Asam amino mengandung gugus asam atau


4
amidanya
Asam amino dengan rantai samping alifatik
Asam amino alifatik adalah asam amino yang mengandung gugus fungsi rantai samping alifatik. Asam
amino alifatik bersifat non-polar dan hidrofobik . Hidrofobisitas meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah atom karbon pada rantai hidrokarbon. Kebanyakan asam amino alifatik ditemukan dalam molekul
protein. Namun, alanin dan glisin dapat ditemukan di dalam atau di luar molekul protein. Contoh : Alanin,
isoleusin, leusin, prolin, dan valin, semuanya merupakan asam amino alifatik.
Asam amino yang mangandung gugus
hidroksil
Asam amino yang mengandung gugus hidroksil disebut sebagai asam amino yang bersifat polar. Contoh
utama dari golongan ini adalah serin. Serin memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada rantai
sampingnya. Gugus hidroksil ini memberikan sifat polar pada molekul serin dan membuatnya berperan dalam
berbagai reaksi biokimia penting di dalam tubuh, seperti pembentukan protein dan metabolisme.Selain serin,
asam amino lain yang mengandung gugus hidroksil adalah treonin dan sistein.
Asam amino yang mengandung atom
belerang
Asam amino yang mengandung atom belerang disebut asam amino sulfur. Contoh utama dari golongan ini
adalah cysteine (sistein). Cysteine memiliki gugus sulfhidril (-SH) yang melekat pada rantai sampingnya.
Gugus sulfhidril ini berperan penting dalam pembentukan ikatan disulfida yang kuat dengan gugus sulfhidril
dari sistein lainnya. Ikatan disulfida ini berkontribusi pada struktur tiga dimensi protein, seperti keratin dalam
rambut dan kuku, serta membantu menjaga kestabilan struktural protein dalam tubuh.Selain cysteine,
methionine juga termasuk ke dalam golongan asam amino sulfur
Asam amino Asam amino
mengandung gugus mengandung gugus
asam basa

Asam amino yang mengandung gugus asam atau Asam amino yang mengandung gugus basa
amidanya disebut asam amino asam atau asam disebut asam amino basa atau asam
amino asetat. Contoh utama dari golongan ini amino amina. Contoh utama dari golongan
adalah asam aspartat dan asam glutamat. Kedua ini adalah asam amino seperti lisin, arginin,
asam amino ini memiliki gugus asam karboksil (- dan histidin. Asam amino ini memiliki gugus
COOH) pada rantai samping mereka. amina (-NH2) pada rantai samping mereka.
Asam amino yang Asam amino membentuk
mengandung cincin ikatan dengan atom N
aromatik pada gugus amino

Asam amino aromatik mampu menyerap cahaya karena ikatan Asam amino memiliki gugus amino (-NH2) yang
rangkap terkonjugasinya. Karakteristik asam amino dapat membentuk ikatan dengan atom
aromatik ini digunakan untuk mengukur konsentrasi
nitrogen (N) dari gugus amino asam amino
protein dalam sampel yang tidak diketahui. Asam amino
ini mampu menyerap cahaya yang merangsang lain melalui ikatan yang disebut ikatan
elektronnya ke keadaan tereksitasi, ketika elektron jatuh hidrogen. Ikatan hidrogen ini adalah salah
kembali ke tanah, ia akan memancarkan cahaya atau satu jenis ikatan kimia yang penting dalam
melepaskan energi. jika molekul mampu memancarkan membentuk struktur protein dan
cahaya itu dikenal sebagai molekul fluorescent.Asam mempertahankan stabilitas struktur protein.
amino aromatik, seperti triptofan (Trp), fenilalanin (Phe),
Contoh utama dari golongan ini adalah
dan tirosin (Tyr), terbentuk dari E4P di jalur PP dan PEP
di glikolisis. arginin, lisin, dan histidin.
PEPTIDA
Beberapa molekul asam amino dapat berikatan satu dengan lain membentuk suatu senyawa yang
disebut peptida. Apabila jumlah asam amino yang berikatan tidak lebih dari sepuluh molekul disebut
oligopeptida. Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida. Selanjutnya
tripeptida dan tetrapeptida ialah peptida yang terdiri atas tiga molekul dan empat molekul asam amino.
Delapan molekul asam amino dengan demikian akan membentuk oktapeptida. Polipeptida ialah peptida yang
molekulnya terdiri dari banyak molekul asam amino. Protein ialah suatu polipeptida yang terdiri atas lebih dari
seratus asam amino.
PEMBENTUKAN PEPTIDA

Ikatan peptida dibentuk oleh sintesis atau reaksi dehidrasi pada tingkat molekuler. Reaksi ini disebut juga reaksi
kondensasi yang biasanya terjadi antara asam amino.Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah, dua asam amino
berikatan bersama untuk membentuk ikatan peptida melalui sintesis dehidrasi. Selama reaksi, salah satu asam amino
melepaskan gugus karboksil ke dalam reaksi dan kehilangan gugus hidroksil (hidrogen dan oksigen).
Asam amino lainnya kehilangan hidrogen dari gugus NH2 . Gugus hidroksil
digantikan oleh nitrogen, sehingga membentuk ikatan peptida. Inilah salah
satu alasan utama mengapa ikatan peptida disebut sebagai ikatan amino
tersubstitusi. Kedua asam amino terikat secara kovalen satu sama lain. Asam
amino yang baru terbentuk juga disebut dipeptida.
PROTEIN

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang
berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang
mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku
adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan
protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah. larut dalam air dan mudah
bereaksi.
STRUKTUR DASAR PROTEIN
Ada empat tingkat struktur dasar protein,yaitu struktur
primer,sekunder,tersier,dan kuartener.

STRUKTUR PRIMER STRUKTUR SEKUNDER

Struktur primer merupakan struktur linear


susunan asam amino di dalam rantai Struktur sekunder adalah konformasi teratur dari rantai
polipeptida. Ikatan amida antar residu asam polipeptida. Ada dua jenis keteraturan dalam struktur sekunder
amino menyusun sepertiga rantai protein yaitu α-heliks dan β-sheet.Struktur α-heliks distabilisasi
polipeptida.Ikatan ini mempunyai ikatan rangkap oleh ikatan hidrogen antarasam amino. Ikatan hidrogen dalam
yang sifatnya kaku, sehingga memengaruhi struktur α-heliks terjadi setiap 3,6 residu asam amino.Struktur α-heliks
fleksibilitas rantai polipeptida. Sebagai akibat bersifat ampifilik yaitu satu sisi dari permukaan heliks ditempati oleh
keterbatasan fleksibilitas ini, rantai polipeptida rantai samping asam amino yang hidrofobik dan sisi lain ditempati
tidak seperti rantai polimer lainnya. Keterbatasan oleh residu asam amino hidrofilik.Struktur β-sheet merupakan
ini mendorong rantai polipeptida untuk berlipat. struktur yang terbentuk akibat gugus C-O dan N-H berorientasi
Artinya struktur primer protein memengaruhi secara tegak lurus terhadap rantai, sehingga ikatan hidrogen hanya
konformasi protein lebih lanjut untuk membentuk mungkin terbentuk antarsegmen, bukan di dalam segmen. Untai β (β-
struktur sekunder, tersier, maupun kuarterner. strand) biasanya terdiri dari 5 hingg 15 residu asam amino. Struktur β-
sheet secara umum lebih stabil dibandingkan α-heliks. Umunya,
protein yang mengandung fraksi β-sheet dalam jumlah besar
menunjukkan suhu denaturasi yang tinggi.
STRUKTUR DASAR PROTEIN
Ada empat tingkat struktur dasar protein,yaitu struktur
primer,sekunder,tersier,dan kuartener.

03 STRUKTUR TERSIER 04 STRUKTUR KUARTENER

Struktur tersier protein menunjukkan Struktur kuarterner protein merupakan pengaturan


struktur tiga dimensi dari rantai polipeptida ruang protein yang terdiri dari beberapa rantai
yang berlipat. Struktur tersier terbentuk akibat polipeptida. Sejumlah protein yang secara biologis
berbagai interaksi di dalam rantai polipeptida penting tersedia dalam bentuk dimer, trimer, tetramer,
yang menghasilkan energi terendah. Struktur dan seterusnya. Kompleks kuarterner protein ini dapat
tersier protein merupakan pengaturan ruang terdiri dari protein dengan subunit (monomer) yang
dari rantai polipeptida linear dengan struktur sam a ( h o m o g e n ) a t a u b e r b e d a ( h e t e r o g e n ) .
sekundernya yang berlipat dan membentuk Pembentukan struktur kuarterner terutama didorong
struktur tiga dimensi. secara termodinamika untuk mengubur permukaan
hidrofobik di bagian dalam struktur subunit protein.
PENGGOLONGAN PROTEIN
Berdasarkan strukturnya, protein dibagi menjadi dua golongan
besar

01 02
Golongan Protein Sederhana Golongan Protein Gabungan
(Protein yang hanya terdiri atas molekul- (Protein yang terdiri atas protein dan
molekul asam amino. Protein golongan ini gugus bukan protein, gugus tersebut
terbagi lagi dalam dua bagian berdasar bentuk dinamakan gugus prostetik yang terdiri
molekulnya yaitu protein fiber dan protein atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat)
globular)
Protein fiber
Protein ini memiliki yang terdiri dari beberapa rantai polipeptida memanjang dan dihubungkan satu dengan
lainnya oleh beberapa ikatan silang hingga membentuk serat atau serabut yang stabil.Sifat umumnya
yaitu tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim.Ciri khas protein fiber :
1.Konfigurasi alfa heliks pada keratin.
2.Lembaran berlipat paralel dan anti paralel pada protein sutera alam.
3.Heliks tripel pada kolagen (jenis protein dalam jaringan ikat) terdiri atas 25% glisin dan 25% prolin
dan hidroksi prolin, serta tidak mengandung sistein, sistin, dan triptofan. Kurang lebih 30% protein
dalam tubuh adalah kolagen.
Keratin termasuk protein fiber yang terdapat pada bulu domba, sutera alam, rambut, kulit, kuku dan
sebagainya. Struktur keratin terdiri dari rantai polipeptida dengan bentuk alfa (α) heliks, namun apabila
dipanaskan maka konformasi berubah menjadi lembaran berlipat paralel atau disebut beta (β) keratin. Keratin
mengandung banyak sistin dan terdapat 14% sistin dalam rambut manusia.
Protein globural
Protein ini memiliki bentuk bulat atau elips yang terdiri dari rantai polipeptida berlipat dengan gugus R.Umumnya
gugus R polar pada rantai polipeptida terletak di luar dan gugus R hidrofob terletak di dalam molekul protein.Protein ini
mempunyai sifat larut dalam air, larutan asam atau basa, dan larutan etanol.Beberapa jenis protein globular yaitu:
1.Albumin, protein yang larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Dapat diendapkan apabila ditambahkan
amoniumsulfat hingga jenuh. Albumin terdapat pada serum darah dan bagian putih telur.
2.Globulin, protein yang sukar larut dalam air murni tetapi dapat larut dalam larutan garam netral (NaCl encer) yang bisa
terkoagulasi oleh panas. Dapat diendapkan apabila ditambahkan garam amoniumsulfat setengah jenuh. Globulin bisa
didapatkan dengan mengekstraksi globulin dan larutan garam (5-10%) NaCl, kemudian hasil ekstraksi dicampur dengan air.
Globulin terdapat pada serum darah, otot dan jaringan lainnya.
3.Histon, protein yang dapat larut dalam air dan bersifat basa yang terdapat dalam inti sel dan berikatan dengan asam
nukleat. Dapat menghasilkan banyak arginin dan lisin dalam proses hidrolisisnya. Histon dapat diperoleh dari jaringan
kelenjar pancreas.
4.Protamin, protein yang terdapat pada sel sprema ikan dan memiliki sifat basa seperti histon. Protamin mengandung
nitrogen sebanyak 25-30% dan berikatan dengan asam nukleat.
Protein gabungan
Protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein, gugus tersebut dinamakan gugus
prostetik yang terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat. Beberapa jenis protein gabungan
yaitu:
1.Mukoprotein, gabungan protein dan karbohidrat dengan kadar >4% yang dihitung sebagai heksosamina.
Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks (N-asetilheksosamina) yang bergabung dengan
asam uronat atau monosakarida lainnya. Mukoprotein ini larut dalam putih telur, serum darah, dan urine
wanita hamil, serta tidak mudah terdenaturasi oleh panas. Selain itu juga mucoprotein tidak mudah
diendapkan oleh zat-zat pengendap seperti triklor asam asetat atau asam pikrat.
2.Glikoprotein, gabungan protein dan karbohidrat, namun kadar heksosaminanya <4%.
3.Lipoprotein, gabungan protein yang larut dalam air dan lipid. Dapat ditemukan dalam serum darah, otak,
dan jaringan syaraf. Gugus lipid seperti lesitin dan kolesterol umumnya terikat dalam lipoprotein.
4.Nukleoprotein, gabungan protein dengan asam nukleat yang terdapat dalam inti sel.
0
1 Ionisasi

0
2 Denaturasi SIFAT - SIFAT
0 PROTEIN
3 Viskositas

0
4 Kristalisasi

0
5 Sistem Koloid
Ionisasi

Ionisasi protein digambarkan sebagai berikut.

Protein yang larut dalam air akan membentuk ion dengan muatan positif dan negatif. Suasana asam
akan menghasilkan ion positif (+),Suasana basa akan menghasilkan ion negatif (-),dan titik isolistrik
ialah titik diantara elektroda positif dan negatif.Titik isolistrik protein memiliki peran penting, karena
umumnya sifat fisika dan kimia berhubungan erat dengan pH isolistrik tersebut. Apabila pH di atas
titik isolistrik maka protein bermuatan negatif (-). Sedangkan pH di bawah titik isolistrik maka protein
bermuatan positif (+).Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein yaitu
Ag+,Ca++,Zn++,Hg++,Fe++,Cu++ ,dan Pb++.Sedangkan , ion negatif pengendap protein yaitu ion salisilat,
trikolasetrat, pikrat, tanat, dan sulfosalisilat.Berdasarkan sifat tersebut, bahan makanan sebagai
penawar racun (antidotum) logam berat yaitu putih telur atau susu.
Denaturasi
Denaturasi protein merupakan fenomena transformasi struktur protein yang awalnya berlipat menjadi
terbuka seperti gambar dibawah ini :

Denaturasi didefenisikan sebagai suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik,
ikatan garam, dan terbentuknya lipatan molekul. Denaturasi protein mungkin saja dapat bersifat
bolak-balik (reversibel), contohnya pada kimotripsin yang hilang aktivitasnya bila dipanaskan, tetapi
akan pulih kembali bila didinginkan.Apabila konformasi molekul protein berubah baik itu karena
perubahan suhu, perubahan pH, atau suatu reaksi dengan senyawa lain, maka aktivitas
biokimiawinya akan berkurang. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan dalam suhu
50°C atau lebih dan hanya terjadi jika protein berada pada titik isolistriknya. Protein yang
terdenaturasi tersebut masih dapat larut dalam pH di luar titik isolistrik dan dapat terjadi oleh adanya
Gerakan mekanik, alcohol, aseton, eter, dan detergen.
Viskositas

Viskositas merupakan tahanan yang timbul karena terdapat gesekan antara molekul-molekul di
dalam zat cair yang mengalir. Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas yaitu viscometer
Ostwald yang didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.
• Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi, namun berbanding terbalik dengan suhu.
• Adapun viskositas larutan protein bergantung pada jenis protein, bentuk molekul,
konsentrasi serta suhu larutan.
• Protein dengan molekul panjang lebih besar viskositasnya dibanding protein dengan molekul
bentuk bulat.
• Kemudian viskositas larutan protein memiliki harga terkecil pada titik isolistrik.
Kristalisasi

Proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada protein yang
mudah terkristalisasi dan ada juga yang tidak mudah terkristalisasi. Terdapat protein dalam
enzim yang berbentuk kristal seperti pepsin, tripsin, katalase, dan urease. Adapun yang tidak mudah
dikristalkan yaitu albumin pada serum dan telur,Proses kristalisasi protein dilakukan dengan
menambahkan garam ammoniumsulfat (NaCl) pada larutan pengatur pH di titik isolistriknya, karena
pada posisi tersebut protein mudah dikristalkan.
Sistem koloid

Molekul besar atau molekul makro seperti protein apabila dilarutkan dalam air memiliki sifat koloid
yang tidak dapat menembus membran atau kertas perkamen dan tidak dapat mengendap secara
alami. Protein dalam larutan membentuk partikel-partikel kecil, umumnya berukuran 1-100 mm tetapi
tergantung juga dengan besar molekul protein.
REAKSI
KHAS
PROTEIN
Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan
dalam larutan protein yang kemudian
menghasilkan endapan putih dan apabila
dipanaskan endapan berubah warna
menjadi kuning. Reaksi yang terjadi ini
merupakan nitrasi pada inti benzena
dalam molekul protein. Reaksi ini
termasuk reaksi positif untuk protein
yang mengandung tirosin, fenilalanin,
dan triptofan.
Reaksi Hopkins-Cole

Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida melalui bantuan asam kuat dan
membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein dengan triptofan jika direaksikan dengan
pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat akan menghasilkan cincin ungu.
Reaksi Millon

Larutan protein yang ditambahkan pereaksi Millon seperti larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam
asam nitrat akan menghasilkan endapan putih yang jika dipanaskan akan berubah warna menjadi
merah. Reaksi ini bersifat positif untuk fenol-fenol dan protein yang mengandung tirosin.
Reaksi Nitroprusida

Natrium nitroprusida dalam larutan amonia akan menghasilkan warna merah dengan protein yang
memiliki gugus –SH bebas (merkapto). Jadi, protein yang mengandung sistein akan memperlihatkan
hasil positif. Gugus –S–S– pada sistein apabila direduksi terlebih dahulu sanggup juga
memperlihatkan hasil positif.
Reaksi Sakaguchi

Pereaksi yang dipakai yaitu naftol dan natrium hipobromit. Pada dasarnya reaksi ini akan
memperlihatkan hasil konkret bila terdapat gugus guanidin menyerupai arginin memperlihatkan
warna merah.
Reaksi Ninhidrin

Pereaksi ninhidrin merupakan oksidator lemah, asam amino sanggup bereaksi dengan ninhidrin
sebagai berikut.

Selanjutnya, ninhidrin bereaksi dengan hidrindantin dan amonia membentuk senyawa berwarna biru.
Pemurnian Protein

1.Memilih bahan alam dengan kadar protein tinggi.


2.Memecah sel-sel jaringan protein tinggi secara mekanik maupun bisa dengan melarutkannya dengan
air atau pelarut lainnya.
3.Menambahkan larutan buffer tertentu untuk menstabilkan pH pada larutan protein.
4.Pemisahan protein-protein dalam campuran secara fraksi demi fraksi dengan cara pengendapan dan
kromatografi.
a.Proses pengendapan, dilakukan dengan ammoniumsulfat berkonsentrasi tinggi atau larutan jenuh,
seperti menggunakan larutan garam atau menyesuaikan pH pada titik isolistrik protein yang diinginkan.
b.Kromatografi, teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak
dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
Pemurnian Protein

Adapun dengan cara kromatografi dapat dilakukan untuk pemurnian protein melalui adsorpsi dan penukar
ion maupun penukar kation.
-Kromatografi adsorpsi digunakan alumina atau kalsiumfosfat sebagai adsorben.
-Kromatografi penukar ion diisi dengan DEAE-selulosa dengan gugus dietilaminoetil.
-Kromatografi penukar kation diisi dengan CM-selulosa dengan gugus karboksimetil.
HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang merangsang terjadinya perubahan pada suatu
organ. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi,
mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku.
Ciri-Ciri Hormon:
1.Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah tertentu.
2.Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3.Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
4.Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target
berlainan.
JENIS HORMON
1.Hormon Berdasarkan Senyawa Kimia 2.Hormon Berdasarkan Sifat Kelarutan Molekul
Pembentuknya Hormon Lipofilik
- Golongan Steroid, yang termasuk golongan ini adalah : - Kelompok hormon yang dapat larut dalam
Turunan dari kolestrerol yaitu androgen ,estrogen dan lemak,contohnya : hormon golongan steroid (estrogen,
adrenokortikoid progesteron,testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
- Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat tironin (mis., tiroksin)
- Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang - Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air,
kecil, yang termasuk golongan ini adalah Thyroid, contohnya insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
Katekolamin, epinefrin dan tiroksin (ACTH), gastrin dan katekolamin (dopamin,
- Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon, GH, norepinefrin,epinefrin)
TSH, oksitosin vasoperin ,hormon yang dikeluarkan oleh
mukosa usus dan lain – lainnya.
JENIS HORMON
3.Hormon Berdasarkan Lokasi Reseptor 4.Hormon Berdasarkan Pola Siklus Sekresi
- Hormon yang berikatan dengan hormon dengan - Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam
reseptor intraseluler periode 24 jam, contohnya Kortisol , dimana kadar kortisol
- H o r mo n y a n g b e r i k a t a n d e n g a n r e s e p t o r meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
permukaan sel (plasmamembran).Berdasarkan sifat - Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang
sinyal yang mengantarai kerja hormon didalam sel waktu tertentu, seperti bulanan, contohnya Estrogen dimana
yaitu kelompok Hormon yang menggunakan merupakan non siklik dengan puncak dan lembahnya
kelompok second messenger senyawa menyebabkan siklus menstruasi.
cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase - Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan
sebagai mediator intraseluler tergantung pada kadar subtrat lainnya, contohnya Hormon
paratiroid dimana proses sekresinya tergantung respons
terhadap kadar kalsium serum.
MEKANISME KERJA HORMON
Secara umum pengaturan hormonal terjadi melalui suatu jalur vertical dari hipotalamus kehipofisis lalu ke
kelenjar hormon dan akhirnya menuju sel target.Pengaturan produksi hormone, ada dua cara, yaitu melalui :

A.Umpan balik negative


Berusaha agar kejadian ini tidak berlanjut terus (agar tetap
stabil). Berlaku di hampir semua sistem tubuh. (Jika produk
sudah berlebihan, berusaha untuk menghentikan).
B.Umpan balik positif
Terdapat pada 4 sistem:
a. Proses penghantaran impuls saraf
b. Proses pembekuan darah
c. Proses partes (persalinan)
d. Proses ovulasi
Secara garis besar, proses umpan balik dapat di pahami sebagai
berikut yaitu dimana :

Hypothalamus – menghasilkan RH – menuju adenohypofisis


– menghasilka nSH – menuju target gland – menghasilkan
hormone.
• Jika hormone yang dihasilkan sudah banyak, target gland – hormone – ke hypothalamus dan atau adenohypohisis
untuk menghambat produksi RH atau SH.
• Jika hormone yang dihasilkan kurang, target gland akan merangsang hypothalamus untuk menghasilkan RH.
• Mekanisme kerja hormone, hanya berkerja pada sel-sel tertentu. Hal ini dikarenakan sel itu punya reseptor yang
khusus.
• Hormone – berikatan dengan reseptor – ATP diubah menjadi cAMP – cAMP menginduksi sel (sebagai second
messenger)
• Reseptor hormon, terletak pada:
●- Untuk water soluble : pada membrane sel
●- Untuk lipid soluble : pada sitoplasma atau inti sel
• Pada water soluble, reseptor berada di membrane karena membrane sel tersusun oleh lipid bilayer sehingga tidak
memungkinkan untuk menembus membrane dan berikatan dengan reseptor yang berada di sitoplasma atau nucleus.
Pada water soluble membutuhkan sistem second messenger untuk bisa menginduksi di dalam sel.
• Waktu / lama kerja hormone berbeda-beda. Ada yang cepat (epinefrin), ada yang lambat (tiroid, dll). Pengaturan
jumlah reseptor juga berbeda-beda. Kadang bisa naik, kadang bisa turun..

Anda mungkin juga menyukai