PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu
senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Protein
tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida.
Suatu protein jika dihidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim akan menghasilkan campuran
asam-asam amino. Sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah gugus
karboksil, sebuah atom hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C yang dikenal
sebagai karbon α. Gugus R merupakan rantai cabang yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya (Winarno 2008).
Asam amino dalam kondisi netral (pH isolistrik, pI) berada dalam bentuk ion dipolar
atau disebut juga ion zwitter. Pada asam amino yang dipolar, gugus amino mendapat
tambahan sebuah proton dan gugus karboksil terdisosiasi. Derajat ionisasi dari asam amino
sangat dipengaruhi oleh pH (Winarno 2008). Asam amino merupakan komponen utama
penyusun protein, dan dibagi dalam dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non
esensial. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus
ditambahkan dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino non esensial dapat diproduksi
dalam tubuh. Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air namun
tidak larut dalam pelarut organik non polar (Suharsono 1970 dalam Sitompul 2004).
H C R (gugus radikal)
Selain nama biasa asam amino, juga diberika nama kimia secara sistematik (IUPAC).
Masa ini ada dua sistem tatanama yang dipakai untuk asam amino. Pertama
dengan memberi nama atom karbon yang mengikat gugus karboksil danamino sebagai alfa.
Karbon yang berikatan selanjutnya (dari rantai R) dinamakan betha, gamma dan seterusnya.
Sistem ini perlahan didesak oleh sistem dengan pemberian nomor pada atom atom
karbon.
1. larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti
dietil eter atau benzena.
2. momen dipol yang besar
3. kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat
4. kurang basa dibandingkan sebagian besar amina.
2.4 Perbedaan asam amino esensial dan non esensial
Perbedaan utama antara asam amino esensial dan non-esensial adalah asam amino non
esensial dapat disintesis oleh tubuh manusia sedangkan asam amino esensial harus diperoleh
dari makanan sehari-hari. Asam amino esensial dan nonesensial mungkin memiliki
karakteristik fungsional yang berbeda secara signifikan. Ini dapat dikategorikan ke dalam
subkelompok berikut, Asam amino esensial tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia. Asam
amino nonesensial dapat disintesis oleh tubuh manusia.
Asam amino digunakan untuk menghasilkan protein, neurotransmiter dan hormon pada hewan
dan makhluk hidup. Ada 22 asam amino berbeda yang memiliki struktur kimia yang berbeda, dan
setiap protein terdiri dari 50 hingga 2.000 asam amino yang terhubung bersama dalam urutan tertentu
sesuai dengan instruksi genetik. Asam amino ini dibagi menjadi dua kategori: esensial dan tidak
esensial, berdasarkan kemampuan sintesis oleh tubuh manusia.
2.5 Reaksi kimia asam amino
a. Reaksi ninhidrin
Merupakan reaksi warna yang biasa digunakan untuk identifikasi asam amino. Nindhidrin
merupakan oksidator yang sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi
oksidatif asam a-amino untuk menghasilkan CO2.NH2 dan suatu aldehid dengan suatu atom
karbon kurang daripada asam amino induknya. Ninhidrin yang terduksi kemudian bereaksi
dengan amino lepas membentuk kompleks biru-ungu yang maksimal menyerap cahaya dengan
panjang gelombang 570 nm.
b. Reaksi sanger
Reaksi sanger merupakan reaksi antara a-amino dengan 1-fluoro-2,4—dinitrobenzen
(FDNB). Dalam suasana basa lemah FDNB bereaksi dengan asam a-amino membentuk turunan
2,4-dinitfenil yang disebut DNP-asam amino. Reaksi ini digunakan untuk penentuan asam amino
N-ujung suatu rantai peptide.
c. Reaksi edman
Reaksi ini merupakan reaksi antara a-amino dengan fenil isotiosianat yang menghasilkan
turunan fenil tiokarbonil.
d. Peptida
Bila gugus amino dan gugus hidroksil asam amino bergabung membentuk ikatan peptide,
unsur asam aminonya dinamakan residu asam amino. Suatu peptide terdiri dari 2 residu asam
amino atau lebih yang digabungkan oleh ikatan peptide atau dikatakan pula bahwa jika protein-
protein hanya terhidrolisa sebagian, maka polimer-polimer yang lebih kecil yang terbentuk dari
asam-asam amino disebut peptida. Peptida sederhana mengandung dua, tiga, empat, atau lebih
residu asam amino, masing-masing disebut dipeptda, tripeptida, tetrapeptida dan seterusnya. Bila
peptida mengandung banyak ikatan (dikatakan lebih dari 10 ) residu asam amino, peptida
dinamakan polipeptida, banyak hormone atau semua protein sederhana ialah polipeptida. Banyak
asam amino yang berikatan melalui ikatan peptida membentuk rantai polipeptida bercabang Satu
unit asam amino dalam rantai polipeptida disebut residu. Rantai polipeptida mempunyai arah
sebab unit penyusun mempunyai ujung yang berbeda yaitu gugus amino-α dan gugus karboksil-
α. Ujung amino diletakkan pada awal rantai polipeptida, berarti urutan asam amino dalam rantai
polipeptida ditulis dengan diawali oleh residu amino-terminal.
DAFTAR PUSTAKA
Harold Hart. 1983.” Organic Chemistry” a Short Course, Sixth Edition. Michigan State
University.Houghton Mifflin Co.
Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden. 1986. “ Organic Chemistry,” Third Edition,
University Of MontanaWadsworth. Inc Belmont Califfornia 94002: Massachuset,
USA.