Dari gambar tersebut terlihat bahwa: Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")
sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut
merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat
asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
1) Stereoisomer Asam Amino
Stereoisomer merupakan suatu bentuk senyawa yang sama strukturnya dalam hal
penataan ruang namun berbeda posisi unsur-iunsur penyusunnya. Stereoisomer dibagi
menjadi enantiomer dan diastereomer.
Enantiomer merupakan isomer berupa bayangan cermin dari senyawa yang kiral
dalam hal ini adalah asam amino kecuali glisin cotohnya terlihat seperti gambar 2 di bawah
ini. Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—
kecuali glisina—memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi
isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang
pembaca (menjauhi pembaca).
Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-
amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum
jam, maka itu adalah tipe L. Sedangkandiastereomer merupakan isomer yang bukan
bayangan cermin dari suatu senyawa yang bersangkutan.
2) Ikatan Peptida
Ikatan peptida merupakan ikatan yang terjadi karena adanya penyambungan antar
asam amino satu dengan asam amino lain untuk membentuk suatu rantai polimer protein.
contohnya adalah sebagai berikut :
3. Asam amino dengan gugus aromatik yang beranggotakan Fenilalanina (Phe, F), Tirosina
(Tyr, Y), dan Triptofan (Trp, W). Asam amino ini bersifat relatif non-polar, dan
hidrofobik.Kelompok ini memiliki cincin benzena dan menjadi bahan baku metabolit
sekunder aromatic
4. Asam amino yang bermuatan positif pada gugus R, yang beranggotakan Lisin, Arganin,
dan histidin. Yang memiliki ciri-ciri rantai R bersifat basa dan bersifat polar. Pada asam
amino Histidin mempunyai muatan mendekati netral.
5. Asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R, yang beranggotakan aspartat dan
glutamat. Dengan ciri-ciri bermuatan negatif dan bersifat asam.
Sebagai bahan penting untuk kehidupan, asam amino dikelompokkan menjadi dua, yaitu
asam amino esensial dan asam amino non esensial. Berikut ini adalah daftar lengkap asam amino
esensial dan non esensial.
Asam Amino Esensial
Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal, sekitar sepuluh macam tidak
bisa dibentuk oleh tubuh manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan. Itulah yang
disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam amino indispensable. Asam amino
esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan kelompok asam amino
ini akan menderita busung lapar (kwashiorkor). Berbeda dengan lemak atau karbohidrat
yang bisa disimpan, tubuh kita tidak dapat menyimpan asam amino. Itu sebabnya asupan
asam amino yang cukup dari makanan selalu diperlukan setiap hari.
Sebenarnya dari beberapa jenis asam amino esensial seperti arginin dapat dibuat
oleh tubuh, tetapi prosesnya sangat lambat dan tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan.
Jadi juga harus disuplai dari makanan. Selain itu beberapa jenis asam amino juga berfungsi
saling melengkapi satu sama lain. Contohnya metionin diperlukan untuk memproduksi
cystein, atau fenilalanin diperlukan untuk membentuk tirosin.
Asam amino non esensial
Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh tubuh manusia, dan disebut asam
amino non esensial atau asam amino dispensable. Karena bisa dibentuk sendiri oleh tubuh
maka tidak harus memperoleh asupan dari makanan. Berikut ini adalah daftar asam amino
non esensial.
C. Nama-Nama Asam Amino
1. Alanin (Ala)
Alanin (Ala) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino bukan
esensial. Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin) meskipun terdapat pula
bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri dan sejumlah antibiotika. L-alanin
merupakan asam amino proteinogenik yang paling banyak dipakai dalam protein setelah
leusin
Gugus metil pada alanina sangat tidak reaktif sehingga jarang terlibat langsung
dalam fungsi protein (enzim). Alanina dapat berperan dalam pengenalan substrat atau
spesifisitas, khususnya dalam interaksi dengan atom nonreaktif seperti karbon. Dalam
proses pembentukan glukosa dari protein, alanina berperan dalam daur alanina.
2. Arginin (Arg)
Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat eksesi
dua gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengah esensial bagi
manusia dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan atau kondisi
kesehatan.
Gambar 5. Arginin
Bagi anak-anak, asam amino ini esensial. Pangan yang menjadi sumber utama
arginin adalah produk-produk peternakan (dairy products) seperti daging, susu (dan
olahannya), dan telur. Dari produk tumbuhan dapat disebutkan cokelat dan biji kacang
tanah.
3. Asparagin (Asn)
Asparagin adalah analog dari asam aspartat dengan penggantian gugus karboksil
oleh gugus karboksamid. Asparagin bersifat netral (tidak bermuatan) dalam pelarut air.
Asparagina merupakan asam amino pertama yang berhasil diisolasi. Namanya
diambil karena pertama kali diperoleh dari jus asparagus.
Gambar 7. Asparagin
Fungsi biologi: Asparagina diperlukan oleh sistem saraf untuk menjaga
kesetimbangan dan dalam transformasi asam amino. Ia berperan pula dalam sintesis
amonia. Sumber: Daging (segala macam sumber), telur, dan susu (serta produk
turunannya) kaya akan asparagina
4. Asam aspartat (Asp)
Asam aspartat merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Asparagin
merupakan asam amino analognya karena terbentuk melalui aminasi aspartat pada satu
gugus hidroksilnya. Asam aspartat bersifat asam, dan dapat digolongkan sebagan asam
karboksilat. Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial.
5. Sistein (Cys)
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki atom
S, bersama-sama dengan metionin. Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal juga
sebagai sulfhidril atau merkaptan). Karena memiliki atom S, sisteina menjadi sumber
utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung belerang. Sisteina
dan metionin pada protein juga berperan dalam menentukan konformasi protein karena
adanya ikatan hidrogen pada gugus tiol.
Gambar 9. Sistein
Sumber utama sisteina pada makanan adalah cabai, bawang putih, bawang bombay,
brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga diproduksi secara industri
melalui hidrolisis rambut manusia dan babi serta buluunggas.
6. Glutamine (Gln)
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode pada kode genetik
standar. Rantai sampingnya adalah suatu amida. Glutamina dibuat dengan mengganti rantai
samping hidroksil asam glutamat dengan gugus fungsional amina.
8. Glisin (Gly)
Glisina atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana. Rumus
kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan merupakan asam amino esensial
karena tubuh manusia dapat mencukupi kebutuhannya.
Glisina merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi karena strukturnya sederhana. Secara umum protein tidak banyak mengandung
glisina. Pengecualiannya ialah pada kolagen yang dua per tiga dari keseluruhan asam
aminonya adalah glisina. Glisina merupakan asam amino nonesensial bagi manusia. Tubuh
manusia memproduksi glisina dalam jumlah mencukupi. Glisina berperan dalam sistem
saraf sebagai inhibitor neurotransmiter pada sistem saraf pusat (CNS).
1. Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini
gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto,
yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi
asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting
dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja
sebagai katalis dalamreaksi berikut :
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak
.
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.
Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi,
tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
2. Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.
Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.