Anda di halaman 1dari 6

Siklus Urea

Pengertian
Dari uraian metabolisme asam amino telah diketahui bahwa NH2 dapat dilepaskan dari
asam amino melalui reaksi transaminasi, deaminasi, dandekarboksilasi. Pada reaksi
transaminase gugus NH2 yang dilepaskan diterima oleh asam keto, sehingga terbentuk asam
amino baru dan asam keto lain. Sedangkan pada reaksi deaminasi, gugus NH2 dilepaskan dalam
bentuk ammonia yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam
urine.Amonia dengan kadar yang tinggi merupakan racun dalam tubuh manusia.

Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi
kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan
karbondioksida melalui serangkain reaksi kima yang berbentuk siklus, yang mereka namakan
siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung dalam hati. Urea adalah suatu senyawa
yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam
tubuh (Hery Indranada 1994).

Urea adalah produk akhir utama metabolisme nitrogen pada manusia dan mamalia.
Amonia, produk dari reaksi oksidatif deaminasi, bahkan beracun dalam jumlah kecil dan harus
dikeluarkan dari tubuh. Siklus urea atau siklus ornithine menggambarkan reaksi konversi
ammonia menjadi urea. Karena reaksi ini terjadi di hati, urea ini kemudian diangkut ke ginjal
dimana ia dikeluarkan. Pembentukan urea keseluruhan reaksi adalah:

2 Amonia + karbon dioksida + 3ATP ---> urea + air + 3 ADP


Urea secara rutin diukur dalam darah sebagai : Blood Urea Nitrogen (BUN). BUN
mungkin tingkat tinggi (suatu kondisi yang disebut uremia) di kedua akut dan kronis ginjal
(ginjal) kegagalan. Berbagai penyakit yang merusak ginjal dan menyebabkan cacat
pembentukan dan ekskresi urin . Gagal jantung kongestif mengarah pada tekanan darah rendah
dan akibatnya mengurangi tingkat filtrasi melalui ginjal, oleh karena itu, BUN dapat meningkat.
Penghalang saluran kemih juga dapat menyebabkan peningkatan BUN. Pada kasus yang parah,
hemodialisis digunakan untuk menghapus larutan urea dan produk-produk limbah lain dari
darah. Produk limbah berdifusi malalui membran dialyzing karena konsentrasi mereka lebih
rendah dalam solusi dialyzing. Ion-ion seperti Na+ dan Cl- yang tetap dalam darah,
dipertahankan pada konsentrasi yang sama dalam solusi dialyzing.

Seperti dinyatakan sebelumnya, tingkat amonia tinggi bersifat racun bagi manusia. Blok
lengkap dari setiap langkah dalam siklus urea fatal karena tidak ada jalur alternative yang
dikenal untuk sintesis urea. Warisan gangguan dari enzim yang rusak dapat menyebabkan blok
parsial dalam beberapa reaksi dan hasil dalam hyperammonemia yang dapat menyebabkan
keterbelakangan mental. Akumulasi amonia luas menyebabkan luas kerusakan hati dan
kematian. Sirosis hati yang disebabkan oleh alkoholisme menciptakan gangguan di enzim yang
memproduksi fosfat carbamyl dalam langkan pertama pada siklus.

Siklus urea adalah siklus biokimia reaksi yang terjadi pada hewan banyak yang
memproduksi urea ((NH2)2CO) dari amonia (NH3). Siklus ini merupakan siklus metabolik
pertama kali ditemukan. Pada mamalia, siklus urea terjadi terutama di hati, dan sebagian kecil
di ginjal.

Reaksi dan Tahapan Siklus Urea

Siklus urea terdiri dari lima reaksi: dua mitokondria dan tiga sitosol. Siklus
mengkonversi dua kelompok amino, satu dari NH4+ dan satu dari Asp , dan atom karbon dari
HCO3-, dengan produk yang relatif tidak beracun ekskresi urea dengan biaya empat "energi"
fosfat tinggi obligasi-(3 ATP dihidrolisis 2 ADP dan satu ATP ke AMP). Orn adalah pembawa
dari karbon dan atom nitrogen (Lehningler, A.L 1987).

Reaksi pertama adalah sintesis karbomoil fosfat. Kondensasi 1 mol masing-masing ion
amonium, karbon dioksida, dan fosfat (yang berasal dari ATP) untuk membentuk karbamoil
fosfat dikatalisis oleh karbamoil fosfat sintase, enzim yang terdapat dalam mitokondria hati
organisme ureotelik. Dua mol ATP yang dihidrolisis selama reaksi ini menyediakan tenaga
penggerak untuk sintesis 2 ikatan kovalen, ikatan amida dan ikatan campuran asam karboksilat-
asam fosfat anhidrida dari karbamoil fosfat. Di samping Mg2+ suatu asam dikarboksilat, lebih
disukai N-asetilglutamat, dibutuhkan. Peranan tepat Nasetilglutamat tidak diketahui dengan
pasti.
Gambar 1. Siklus Urea

Kehadirannya menyebabkan banyak perubahan konformasional (penyesuaian bentuk)


dalam struktur karbamoil fosfat sintase yang membuka (expose) gugus sulfidril tertentu,
menyembunyikan gugus lainnya, dan mempengaruhi afinitas enzim untuk ATP. Reaksi kedua
adalah sintesis sitrulin. Pemindahan gugus karbamoil dari karbamoil fosfat ke ornitin,
membentuk sitrulin + Pi, dikatalisis oleh L-ornitin transkarbamoilase mitokondria hati. Reaksi
sangat spesifik untuk ornitin dan keseimbangan cenderung kuat ke sintesis sitrulin.

Reaksi ketiga adalah sintesis argininosuksinat. Dalam reaksi argininosuksinat sintase,


aspartat dan sitrulin diikat bersamaan melalui gugus amino aspartat. Reaksi membutuhkan
ATP, dan keseimbangan cenderung kuat ke sintesis arginosuksinat.

Reaksi keempat adalah pembelahan argininosuksinat menjadi arginin dan fumarat.


Pembelahan reversibel arininosuksinat menjadi arginin + fumarat dikatalisis oleh
argininosuksinase, suatu enzim hati dan jaringan ginjal. Reaksi berlangsung melalui mekanisme
pembuangan trans. Fumarat yang dibentuk dapat dikonversi menjadi oksaloasetat melalui
reaksi fumarase dan melat dehidrogenase dan selanjutnya ditransaminasi untuk membentuk
kembali (regenerasi) aspartate.

Reaksi kelima adalah pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea. Reaksi ini
menyempurnakan siklus urea dan membentuk kembali (regenerasi ornitin), substrat untuk
reaksi 2. Pembelahan hidrolitik gugus guanidino dari arginin dikatalisis oleh arginase, yang
terdapat dalam hati semua organisme ureotelik. Dalam jumlah yang lebih kecil, arginase juga
terdapat dalam jaringan ginjal, otak, kelenjar mamae, jaringan testikuler dan kulit. Arginase
hati mamalia diaktifkan oleh Co2+ atau Mn2+. Ornitin dan lisin merupakan penghambat kuat
yang bersaing dengan arginin.

Gambar 2. Enzim yang berperan pada siklus urea

Tabel 1. Tahapan reaksi pada siklus urea


Keterangan tabel :
Pi : Ortofosfat atau fosfat anorganik

CPS-1 : enzim carbamoyl phosphate synthetase I

OTC : enzim Ornithine transcarbamoylase

ASS : enzim argininosuccinate synthetase

ASL : enzim argininosuccinate lyase

ARG1 : enzim arginase 1

Gambar 3. Siklus urea berlangsung di mitokondria dan sitosol

Reaksi secara keseluruhan dari siklus urea adalah :

NH3 + CO2 + aspartat + 3 ATP + 2 H2O → urea + fumarat + 2 ADP + 2 Pi + AMP + PPi
(pirofosfat)

Karena fumarat diperoleh dari menghilangkan NH3 pada aspartat (step 3 dan 4 pada tabel) dan
PPi + H2O → 2 Pi, maka persamaan reaksi kimianya dapat disederhanakan menjadi :

2 NH3 + CO2 + 3 ATP + H2O → urea + 2 ADP + 4 Pi + AMP


Peranan Siklus Urea pada Perikanan

Organisme yang tidak dapat dengan mudah dan cepat menghilangkan amonia biasanya
harus mengubahnya menjadi zat lain, seperti urea atau asam urat, yang jauh kurang beracun.
Kekurangan dari siklus urea terjadi di beberapa kelainan genetik (bawaan kesalahan
metabolisme), dan gagal hati. Akibat dari kegagalan hati merupakan akumulasi dari nitrogen
limbah, terutama amonia, yang mengarah pada ensefalopati hepatik.

DAFTAR PUSTAKA

Hery Indranada. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: Kanisius.

Lehningler, A.L. 1987. Dasar-dasar Biokimia. Jilid II. Surabaya: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai