Anda di halaman 1dari 8

Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii


SEBAGAI MEDIUM DENSITY FIBREBOARD (MDF) DENGAN
KONSENTRASI PEREKAT YANG BERBEDA
The Use of Seaweed Waste Eucheuma Cottonii as Medium Density Fibreboard (Mdf)
with the Difference of Adhesive Concentration

Moch. Amin Alamsjah1*, Kurnia Ayu K.W2 and Boedi Setya Rahardja3
1
Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya
2
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya
3
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Airlangga, Surabaya
*alamsjah_fpk@yahoo.com

Abstrak

Diperlukan alternatif pengganti penggunaan kayu di dalam pembuatan papan komposit. Salah satu jenis
produk papan komposit adalah Medium Density Fibreboard (MDF). Salah satu jenis alternatif yang dapat
digunakan sebagai pengganti kayu dalam pembuatan MDF adalah limbah rumput laut Eucheuma cottonii.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan dan penggunaan konsentrasi perekat yang
optimal dalam pemanfaatan limbah rumput laut Eucheuma cottonii sebagai Medium Density Fibreboard (MDF)
terhadap pengujian secara fisis dan mekanis. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan
percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan adalah penambahan konsentrasi
perekat, yaitu A (0%), B (6%), C (9%) dan D (12%), dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah
kerapatan (gr/cm3), kadar air(%), daya serap(%), pengembangan tebal(%), keteguhan lentur(kgf/cm2), keteguhan
patah(kgf/cm2) dan kuat pegang sekrup (kgf). Analisis data menggunakan Analisis Ragam (ANOVA) dan
apabila terdapat pengaruh terhadap hasil dilakukan uji jarak Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsentrasi perekat berpengaruh terhadap daya serap air, pengembangan tebal, keteguhan lentur dan keteguhan
patah (p<0,01), namun tidak berpengaruh terhadap kerapatan, kadar air dan kuat pegang sekrup MDF (p<0,01).
Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan D (12%) dengan nilai kerapatan 0,65 gr/cm3, pengembangan tebal
7,86%, keteguhan lentur 1,68x104 kgf/cm2 , keteguhan patah 246,27 kgf/cm2 dan kuat pegang sekrup 34,72 kgf
yang secara umum telah memenuhi standar JIS kecuali nilai kadar air dan daya serap air. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan MDF yang memenuhi standar secara sempurna.

Kata kunci :Limbah Rumput Laut Eucheuma cottonii, Medium Density Fibreboard (MDF), Konsentrasi Perekat.

Abstract

Necessary alternative to the use of wood in the manufacture of composite board. One of the type
composite board products are Medium Density Fibreboard (MDF). One of the type alternatives that can be used
as a substitute for wood in the manufacture of MDF was Eucheuma cottonii waste.The purpose of this study was
to determine the effect of the different adhesive concentration and the optimal use of adhesive concentration in
the use of seaweed waste Eucheuma cottonii as Medium Density Fibreboard (MDF) on the basis of physical and
mechanical testing. The method of this study was experimental with Completely Randomized Design as
experimental design. The treatment was completed by adding concentration of adhesive as A (0%), B (6%), C
(9%) and D (12%), with five repeatations. Parameters were measured as density(gr/cm3), moisture content(%),
water absorption(%), thickess swelling(%), modulus of elasticity (kgf/cm2), modulus of rupture (kgf/cm2) and
the hold strength of screw (kgf). Data analysis used Analysis of Varian (ANOVA) and if there was different
from result further study by Duncan’s Multiple Range Test was needed.The result of this study showed that
adhesive concentration had effect on water absorption, thickess swelling, modulus of elasticity and modulus of
rupture (p<0,01), but had no effect on density, moisture content and the hold strength of screw. The best
treatment in this study was treatment D (12%) with the value of density was 0.65 g/cm3, thickess swelling was
7.86%, modulus of elasticity was 1.68x104 kgf/cm2, modulus of rupture was 246.27 kgf/cm2 and the hold
strength of screw 34.72 kgf which in generally has met the JIS standard except moisture content and water
absorption. It is necessary to do further study to get characteristic of MDF whice meet the standard perfectly.

Keywords : Seaweed Waste Eucheuma cottonii, Medium Density Fibreboard (MDF), Adhesive Concentration

14
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

PENDAHULUAN yang dapat digunakan adalah pemanfaatan


Produksi rumput laut nasional saat bahan limbah rumput laut Eucheuma
ini mengalami peningkatan yang cukup cottonii sebagai pengganti penggunaan
signifikan. Produksi rumput laut nasional kayu. Perekat sendiri merupakan bahan
pada tahun 2014 mencapai sekitar 10,2 yang sangat penting di dalam pembuatan
juta ton atau meningkat lebih dari tiga kali produk komposit karena dapat menentukan
lipat, dimana sebelumnya produksi rumput kualitas produk hasil rekatannya
laut pada tahun 2010 hanya berkisar pada (Sulastiningsih dkk., 2013).
angka 3,9 juta ton (Kementerian Kelautan
dan Perikanan, 2015). Menurut Kasim dan METODOLOGI
Asnani (2012), jenis E. cottonii merupakan Waktu dan Tempat
jenis rumput laut yang paling banyak Kegiatan penelitian ini dilakukan
dibudidayakan di Indonesia khususnya pada bulan April-Mei 2015 di Labora-
kawasan timur Indonesia seperti di torium Pendidikan Fakultas Perikanan dan
perairan Sulawesi. Namun tidak semua Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya
hasil panen Eucheuma cottonii dapat diek- dan pengujian sifat fisis dan mekanis MDF
spor sebagai bahan baku kosmetik serta dilaksanakan di Laboratorium Biokompo-
bahan makanan karena ada saja bagian sit Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
yang tidak masuk kedalam kriteria kela- Mada (UGM).
yakan sebagai bahan baku untuk diekspor
(Wiratmaja dkk., 2011). Materi Penelitian
Hutan tropis di Indonesia mempu- Peralatan Penelitian
nyai tingkat keanekaragaman hayati yang Alat yang digunakan untuk pene-
sangat tinggi baik flora maupun faunanya. litian adalah plat besi berukuran 14x13x2
Namun keanekaragaman hayati hutan di cm sebagai frame, oven, timbangan, bas-
Indonesia baik pada level ekosistem, jenis kom, nampan, mesin penggilingan, mesin
dan gen telah dan sedang mengalami anca- kempa, band saw, pengaduk, plastik trans-
man yang sangat serius (Yudohartono, paran, penggaris, caliper, Universal Tes-
2008). Saat ini juga kebutuhan bahan ting Machine (UTM), Wood moisture
papan terus mengalami peningkatan. meter.
Meningkatnya pemakaian kebutuhan akan
papan ini dapat memberikan pengaruh Bahan Penelitian
yang kurang baik, yaitu hasil hutan teru- Bahan penelitian yang digunakan
tama bahan kayu akan semakin berkurang dalam penelitian ini adalah limbah rumput
dalam jangka waktu tertentu (Fathanah, laut E. cottonii, perekat epoxy, serta peng-
2011). Salah satu bentuk pemanfaatan gunaan serbuk kayu sebagai campuran.
kayu dari batang pohon tertentu sebagai
bahan baku industri yang mempunyai Metode Penelitian
prospek pemasaran dalam negeri dan Metode penelitian yang digunakan
ekspor yang cerah yaitu industri papan dalam penelitian ini adalah metode
serat kayu berkerapatan sedang yang dike- eksperimen.
nal dengan Medium Density Fibreboard
(MDF) (Toha, 1994 dalam Effendi, 2001). Prosedur Kerja
Untuk mengatasi masalah penuru- Pembuatan Medium Density Fibreboard
nan hasil kualitas hutan maka perlu suatu (MDF)
alternatif pengganti kayu yang dapat Langkah awal yang dilakukan
menggantikan penggunaan kayu adalah mencuci limbah rumput laut E.
(Wulandari, 2013). Salah satu alternatif cottonii. Limbah rumput laut yang telah di-
15
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

cuci selanjutnya dilakukan proses penya- HASIL DAN PEMBAHASAN


ringan dengan menggunakan saringan dan Kerapatan
dilanjutkan proses pengeringan rumput Hasil analisis sidik ragam menun-
laut menggunakan pengeringan alami dan jukkan penambahan konsentrasi perekat
oven hingga kadarnya mencapai 5-8% tidak berbeda nyata (p<0,01) terhadap nilai
(Hakim dkk., 2011). Limbah rumput laut kerapatan MDF.
E. cottonii yang telah dikeringkan dilaku- Dari grafik (Gambar 1.) diketahui
kan proses penggilingan untuk mempe- bahwa nilai kerapatan tertinggi terdapat
roleh rumput laut yang berupa serbuk. pada perlakuan D (12% perekat) yaitu 0,65
Pada proses pembuatan Medium gr/cm³, sedangkan nilai kerapatan terendah
Density Fibreboard (MDF) juga ditambah- terdapat pada perlakuan B (6% perekat)
kan serbuk kayu sebagai campuran dengan yaitu 0,53 gr/cm³.
limbah rumput laut dengan perbandingan
jumlah serbuk kayu dan limbah rumput Standar Kerapatan
(JIS) 0,4-0,9 g/cm3
laut sebanyak 50%:50% berdasarkan dari
0,65±0,03
hasil penelitian Putra (2014). Limbah rum- 0,7
0,59±0,11 0,58±0,03 5
put laut yang telah berupa serbuk dila- 0,53±0,03 2
0,6 2
kukan pencampuran dengan perekat epoxy
0,5
dengan masing-masing diberikan dosis
0,4
yang berbeda.
0,3
Pembuatan MDF dilakukan dengan
proses kering (dry process), yaitu dengan 0,2
menggunakan pengempaan panas (hot 0,1
press). Setelah bahan baku dicampur pere- 0
kat, dilakukan pengempaan (pressing) de- 0% 6% 9% 12%
ngan menggunakan kempa panas (hot Gambar 1. Grafik kerapatan MDF dengan
press) dengan suhu 1700C dan tekanan 45 konsentrasi perekat berbeda
Pa selama 25 menit (Hakim dkk., 2011).
Kadar Air
Pengujian Kualitas Papan Hasil analisis sidik ragam menun-
Pengujian sifat fisis dan mekanis jukkan penambahan konsentrasi perekat ti-
dilaksanakan berdasarkan standar Japa- dak berbeda nyata (p<0,01) terhadap nilai
nese Industrial Standard (JIS) (2003) kadar air MDF.
untuk papan berbasis serat. Parameter kua-
litas papan yang diuji adalah kerapatan, Standar Kadar
Air (JIS) 5-13%
kadar air, pengembangan tebal dan daya 40
32,31 13,
58
serap air (untuk sifat fisis), sedangkan
untuk sifat mekanis diuji keteguhan lentur, 30
keteguhan patah dan keteguhan pegang 15,31±1,6
20 4 11,08±0,8
13,6±2,39
sekrup (the hold strength of screw) 4
(Batubara, 2012). 10

0
Analisa Data
0% 6% 9% 12%
Analisa data yang digunakan adalah
Ana-lysis of Varian (ANOVA). Apabila Gambar 2. Grafik kadar air MDF dengan
didapat pemberian perlakuan menunjukkan konsentrasi perekat berbeda
adanya pengaruh terhadap hasil, maka akan
dilan-jutkan dengan uji jarak Duncan Dari grafik diatas diketahui bahwa
(Duncan’s multiple range test). nilai kadar air tertinggi terdapat pada per-
lakuan A (0% perekat) yaitu 32,31%, se-
16
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

dangkan nilai kadar air terendah terdapat pada perlakuan C (9% perekat) yaitu
pada perlakuan C (9% perekat) yaitu 13,42%, sedangkan nilai pengembangan
11,08%. tebal teren-dah terdapat pada perlakuan A
(0% pere-kat) yaitu 0,82%.
Daya Serap
Hasil analisis sidik ragam menun- Keteguhan Lentur
jukkan penambahan konsentrasi perekat Hasil analisis sidik ragam menun-
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap jukkan penambahan konsentrasi perekat
nilai daya serap MDF. berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap
Dari grafik (Gambar 3.) diketahui nilai keteguhan lentur MDF.
bahwa nilai daya serap air tertinggi terda- Dari grafik (Gambar 5.) diketahui
pat pada perlakuan C (9% perekat) yaitu bahwa nilai keteguhan lentur tertinggi
88,11%, sedangkan nilai daya serap teren- terdapat pada perlakuan D (12% perekat)
dah terdapat pada perlakuan A (0% pere- yaitu 1,68x104kgf/cm2, sedangkan nilai ke-
kat) yaitu 11,35%. teguhan lentur terendah terdapat pada
JIS tidak perlakuan A (0% perekat) yaitu 0,47x104
menetapkan standar kgf/cm2.
untuk daya serap air
88,11 a 54, Standar MOE
100 3 (JIS)Minimal
70,87 ab 1
2,0x104 kgf/cm2 1,68x104a
80 5,96 20000 ±0,35x104
60 15000 1,0x10 4b±
11,35 c±25, 26,67 59,
c
0,14x104
40 63
0,47x104c 0,54x10
4c
38 10000
±0,48x104 ±0,55x10
4
20
5000
0
0% 6% 9% 12% 0
Gambar 3. Grafik daya serap MDF dengan 0% 6% 9% 12%
konsentrasi perekat berbeda
Gambar 5. Grafik keteguhan lentur MDF
Pengembangan Tebal dengan konsentrasi perekat berbeda
Hasil analisis sidik ragam menun-
jukkan penambahan konsentrasi perekat Keteguhan Patah
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap Hasil analisis sidik ragam menun-
nilai pengembangan tebal MDF. jukkan penambahan konsentrasi perekat
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap
Standar nilai keteguhan patah MDF.
Pengembangan
Tebal(JIS) 13,42 a±10
15 Maksimal 12% ,14 Standar MOR
300 (JIS)Minimal 246,27 a±5
7,86 b±3,1 0,8x102kgf/cm2 0,26
10 1 250
5,61 bc±12,
54 200 147,35b±2
2,25
5 150
69,14 c±38 79,66 ±74
c
0,82 c±1,83
100 ,55 ,14
0 50
0% 6% 9% 12%
0
Gambar 4. Grafik pengembangan tebal MDF 0% 6% 9% 12%
dengan konsentrasi perekat berbeda Gambar 6. Grafik keteguhan patah MDF
dengan konsentrasi perekat berbeda
Dari grafik diatas diketahui bahwa
nilai pengembangan tebal tertinggi terdapat

17
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

Dari grafik diatas diketahui bahwa Hasil analisis sidik ragam


nilai keteguhan patah tertinggi terdapat menunjukkan penambahan konsentrasi
pada perlakuan D (12% perekat) yaitu perekat tidak berbeda nyata (p<0,01)
246,27kgf/cm2, sedangkan nilai keteguhan terhadap nilai kuat pegang sekrup MDF.
patah terendah terdapat pada perlakuan A Dari grafik (Gambar 7.) diketahui bahwa
(0% perekat) yaitu 69,14 kgf/cm2. nilai kuat pegang sekrup tertinggi terdapat
pada perlakuan D (12% perekat) yaitu
Kuat Pegang Sekrup 34,72 kgf, sedangkan nilai kuat pegang
Standar Kuat Pegang sekrup terendah terdapat pada perlakuan A
Sekrup (JIS) (0% perekat) yaitu 11,42 kgf.
Minimal 30 kgf

Penampakan dan Tingkat Kekerasan


Penentuan penilaian penampakan
dan tingkat kekerasan MDF didapatkan
dengan cara scoring oleh panelis yang
kemudian diberi score dari masing-masing
perlakuan MDF. Pemberian score harus
sesuai dengan kriteria penilaian berikut :
Gambar 7. Grafik kuat pegang sekrup MDF nilai 1 : tidak sesuai; nilai 2 : kurang
dengan konsentrasi perekat berbeda sesuai; nilai 3 : sesuai dan nilai 4 : sangat
sesuai.
Tabel 1. Penilaian Uji Penelis

Kriteria Penilaian Ulangan Perlakuan


A(0%) B(6%) C(9%) D(12%)

1 2 3 3 2
Penampakan 2 2 3 3 2
secara visual 3 2 2 2 2
4 2 2 2 2
5 2 2 2 2
1 2 3 3 2
Tingkat 2 2 2 3 2
Kekerasan 3 2 2 3 2
4 2 2 2 2
5 2 2 2 2
Total Penilaian 20 23 25 20

Penentuan Perlakuan Terbaik


Nilai kerapatan, kadar air, daya paling tinggi, dan sebaliknya apabila jauh
serap, pengembangan tebal, keteguhan dari kriteria JIS (Japanesse Industrial
lentur, keteguhan patah, keteguhan rekat Standart) maka akan diberi score paling
dan kuat pegang sekrup MDF yang rendah. Score dari masing-masing perla-
mendekati kriteria JIS (Japanesse kuan dijumlahkan dan diberi ranking
Industrial Standart) akan diberi score untuk mendapatkan perlakuan terbaik.

18
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

Tabel 2. Hasil scoring dan ranking MDF oleh panelis.


Konsentrasi Perekat
Parameter A (0%) B (6%) C (9%) D (12%)

Kerapatan (g/cm3) 3 1 2 4
Kadar air (%) 1 2 4 3
Daya serap air (%) 4 3 1 2
Pengembangan tebal (%) 2 1 3 4
MOR (kgf/cm2) 1 2 3 4
MOE (kgf/cm2) 1 2 3 4
Kuat pegang sekrup (kgf) 1 2 3 4
Penampakan 1 4 3 2
Tingkat Kekerasan 1 2 4 3
Total Nilai 15 19 26 30
Ranking 4 3 2 1

Pembahasan lingkungannya. Kadar air pada perlakuan


Kerapatan MDF merupakan para- A hasil penelitian ini belum memenuhi
meter penting yang berpengaruh terhadap standar karena nilai kadar air yang dipe-
pembentukan MDF, namun setelah diuji roleh melebihi standar yaitu 32,31% dan
menggunakan analisis sidik ragam dike- hanya perlakuan C (9% perekat) yang
tahui bahwa penambahan konsentrasi pere- memenuhi standar kadar air sesuai dengan
kat tidak berpengaruh terhadap kerapatan JIS.
MDF yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan Pada analisis sidik ragam penguji-
papan MDF ini dibuat dari rumput laut an daya serap air diketahui bahwa penam-
E.cottonii dan campuran serbuk kayu bahan konsentrasi perekat berpengaruh sa-
dengan perbandingan yang sama dan ngat nyata terhadap nilai daya serap air
kandungan bahan perekat yang sama MDF. Hal ini dapat terjadi karena zat
sehingga tidak berpengaruh nyata terhadap ekstraktif yang terkandung pada rumput
kerapatan MDF yang dihasilkan. Menurut laut lebih muda larut dalam air sehingga
Kelly (1977), ukuran besarnya kerapatan ikatan yang terjadi antar partikel lebih
papan partikel dipengaruhi oleh kerapatan kompak dan lebih tahan terhadap air selain
bahan awal, kandungan perekat serta itu diduga karena waktu kempa yang
bahan aditif yang digunakan. Berdasarkan dilakukan kurang. Hal ini sesuai dengan
JIS maka MDF berbahan dasar E.cottonii penyataan Puspita (2008), waktu kempa
dalam penelitian masih memenuhi standar yang lebih lama akan menghasilkan ikatan
untuk dikategorikan sebagai papan MDF antar partikel yang lebih kompak dan lebih
karena kerapatan yang dihasilkan berkisar terpadatkan sehingga ruang masuk air ke
antara 0,5-0,6 g/cm3 . dalam papan lebih sedikit. JIS (Japanese
Berdasarkan analisis sidik ragam Industrial Standard) (2003), tidak mene-
dapat diketahui bahwa penambahan kon- tapkan standar untuk daya serap air. Nilai
sentrasi perekat tidak berpengaruh terha- daya serap air MDF pada penelitian ini
dap nilai kadar air MDF. Setiap perlakuan berkisar 11,35%-88,11%.
menghasilkan kadar air yang berbeda. Hal Pengembangan tebal merupakan
ini disebabkan tidak adanya perekat yang perubahan dimensi dari tebal kayu yang
merekatkan bagian komponen partikel terjadi akibat perubahan kadar air dalam
MDF satu sama lain maka permukaan kayu. Dari analisis sidik ragam dapat
partikel papan MDF semakin besar sehing- diketahui bahwa penambahan konsentrasi
ga banyak uap air yang dapat diserap dari perekat berpengaruh sangat nyata terhadap
19
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

nilai pengembangan tebal MDF. Pada kuan D dengan nilai 34,72 kgf. Sedangkan
MDF dengan perlakuan C nilai pengem- pada perlakuan A, B dan C nilai kuat
bangan tebal melebihi standar yang telah pegang sekrup berada di bawah standar
ditetapkan JIS (Japanese Industrial Stan- JIS. Hal ini dapat dikarenakan dalam
dard). Nilai standar menurut JIS men- pembuatan MDF yang mengakibatkan
syaratkan nilai pengembangan tebal mak- papan masih terdapat rongga sehingga kuat
simum 12% sedangkan pada perlakuan C pegang sekrupnya relatif menurun.
bernilai 13,42%. Berdasarkan JIS nilai
pengembangan tebal yang telah memenuhi
standar untuk dikategorikan sebagai MDF KESIMPULAN DAN SARAN
yang baik terdapat pada perlakuan A,B dan Kesimpulan
D dengan nilai yang berkisar 0,82%-7,86% Penambahan perekat dengan kon-
dengan tidak melebihi nilai maksimum di sentrasi berbeda pada pembuatan MDF
atas 12%. (Medium Density Fibreboard) berbahan
Berdasarkan Gambar 5. terlihat dasar rumput laut Eucheuma cottonii
bahwa keteguhan lentur MDF dipengaruhi memberikan pengaruh yang nyata (p<0,01)
oleh penambahan konsentrasi perekat. Hal terhadap daya serap air, pengembangan te-
ini disebabkan dengan semakin bertam- bal, keteguhan lentur dan keteguhan patah,
bahnya konsentrasi perekat yang digu- namun berpengaruh tidak nyata (p<0,01)
nakan kerekatan antar partikel menjadi terhadap kerapatan, kadar air dan kuat pe-
lebih rapat nilai keteguhan lentur semakin gang sekrup MDF yang dihasilkan. Perla-
tinggi. Namun pada penelitian ini nilai kuan terbaik terdapat pada D (penambahan
yang mendekati kriteria JIS terdapat pada perekat 12%) dengan nilai kerapatan 0,65
perlakuan D sebesar 1,68 x 104 kgf/cm2 g/cm3, pengembangan tebal 7,86%, kete-
maka keteguhan lentur MDF berbahan guhan lentur 1,68x104 kgf/cm2 , keteguhan
dasar E.cottonii belum memenuhi standar patah 246,27 kgf/cm2 dan kuat pegang
untuk dikategorikan sebagai MDF karena sekrup 34,72 kgf yang secara umum telah
nilai keteguhan lentur yang dihasilkan ha- memenuhi standar JIS kecuali nilai kadar
nya berkisar antara 0,47 x 104-1,68 x 104 air dan daya serap air.
kgf/cm2.
Sesuai dengan analisis sidik ragam Saran
diketahui bahwa penambahan konsentrasi Berdasarkan penelitian yang telah
perekat berpengaruh sangat nyata terhadap dilakukan, agar pada penelitian selanjutnya
nilai keteguhan patah. Nilai keteguhan pa- dilakukan penambahan bahan yang dapat
tah MDF mengalami peningkatan seiring membantu menurunkan kadar air dan daya
dengan penambahan konsentrasi perekat. serap air sangat tinggi, agar MDF yang
Berdasarkan JIS nilai keteguhan patah dihasilkan lebih baik dan didapat MDF
yang telah memenuhi standar untuk yang memenuhi standar.
dikategorikan sebagai MDF yang baik ter-
dapat pada perlakuan C dan D dengan nilai DAFTAR PUSTAKA
yang berkisar 147,35-246,27 kgf/cm2 Batubara, R.B. 2012. Fiber-Plastic
dengan tidak di bawah nilai minimum Composite dari Kertas Kardus Poli-
yang ditetapkan yaitu sebesar 80 kgf/cm2. etilena (PE) dengan Penambahan
Hasil analisis sidik ragam kuat Maleat Anhidrida (MAH) dan
pegang sekrup menunjukkan bahwa kon- Benzoil Peroksida (BP). Skripsi.
sentrasi perekat yang tidak berpengaruh Program Studi Kehutanan. Fakultas
nyata. Berdasarkan JIS maka kuat pegang Pertanian. Universitas Sumatera
sekrup MDF berbahan dasar E.cottonii Utara. Medan. 51 hal.
yang memenuhi standar untuk dikatego- Effendi, R. 2001. Kajian Tekno-Ekonomi
rikan sebagai MDF yang baik pada perla- Industri MDF (Medium Density
20
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.2

Fiberboard). Info Sosial ekonomi, dan Kelautan. Universitas Air-


2 (2). hal.103-112. langga. Surabaya. 43 hal.
Fathanah, U. 2011. Kualitas Papan Kom- Sulastiningsih, I.M.,S. Ruhendi.,M.Y.
posit dari Sekam Padi dan Plastik Massijaya.,W. Darmawan dan
HDPE Daur Ulang Menggunakan A.Santoso. 2013. Respon Bambu
Maleic Anhydride (MAH) sebagai Andong (Gigantochloa pseudo-
Compatibilizer. Jurnal Rekayasa arundinacea) Terhadap Perekat
Kimia dan Lingkungan, 8 (2). hal. Iso-sianat. Jurnal Ilmu dan
53-59. Teknologi Kayu Tropis, 11 (2). hal
Hakim, L., E. Herawati dan I.N.J. Wistara. 140-152.
2011. Papan Serat Berkerapatan Wiratmaja, I.G., I.G.B.W.Kusuma dan
Sedang Berbahan Baku Sludge Ter- I.N.S. Winaya. 2011. Pembuatan
asetilasi Dari Industri Kertas. Etanol Generasi Kedua dengan
Makara Teknologi,15(2). hal. 123- Memanfaatkan Limbah Rumput
130. Laut Eucheuma cottoni sebagai Ba-
Japanese Industrial Standarad (JIS). 2003. han Baku. Jurnal Ilmiah Teknik
Fibreboards. JIS A 5908- 2003. 28 Mesin Cakra M, 5 (1). hal.75-84.
hal. Wulandari, F.T. 2013. Produk Papan
Kasim, M. dan Asnani. 2012. Penentuan Komposit dengan Pemanfaatan
Musim Reproduksi Generatif dan Limbah Non Kayu. Media Bina
Preferensi Perekatan Spora Rumput Ilmiah, 7 (6). ISSN No: 1978-3787.
Laut (Eucheuma cottoni). Ilmu Ke- hal.1-4.
lautan, 17 (4). hal. 209-216. Yudohartono. 2008. Peranan Taman Hutan
Kelly, M.W. 1977. Critical Literature Raya dalam Konservasi Sumber-
Review of Relationship between daya Genetik : Peluang dan Tan-
Processing Parameters and tangannya. Informasi Teknis, 6 (2).
Physical Properties of Particle- hal.1-6.
board. USDA for. Serv.Gen. Tech.
Rep. FPL-10. Madison, WI: USD
A, Forest-Service, Forest Product
Laboratory. 66 pp.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP). 2015. Komoditas Rumput
Laut Kian Strategis.
www.kkp.go.id. 20 April 2015. 1
hal.
Puspita, R. 2008. Papan Partikel Tanpa
Perekat Sintetis (Binderless Parti-
cle Board) Dari Limbah Industri
Penggergajian. Skripsi. Departe-
men Hasil Hutan. Fakultas Kehuta-
nan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 46 hal.
Putra, G.W.A. 2014. Pemanfaatan Rumput
Laut Sargassum sp. dan Eucheuma
cottoni sebagai Alternatif Peng-
ganti Serbuk Kayu untuk Pembua-
tan Medium Density Fibreboard
(MDF). Skripsi. Fakultas Perikanan

21
Diterima/submitted: 9 Desember 2015
Disetujui/accepted: 12 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai