Anda di halaman 1dari 50

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bertambahnya jumlah penduduk akan mengakibatkan terkurasnya

sumberdaya alam secara terus menerus dalam skala yang makin besar dan

berakibat terciptanya masalah baru yaitu sampah, utamanya sampah plastik.

Plastik tidak dapat didegradasi oleh mikroba dalam tanah sehingga plastik dapat

menimbulkan berbagai macam masalah, mulai dari penyakit sampai masalah

banjir. Salah satu solusi masalah plastik melalui daur ulang ternyata hanya

beberapa persen dari plastik yang dapat didaur ulang (Fachry et al., 2012). Plastik

yang biasa digunakan terbuat dari polimer sintetik yang mempunyai sifat sukar

terurai secara alamiah. Sifatnya yang sukar terurai menyebabkan plastik

cenderung akan menumpuk di tempat pembuangan akhir dan dapat menimbulkan

masalah bahkan kerusakan lingkungan karena menghambat peresapan air dan

menyebabkan banjir serta merusak kesuburan tanah. Adapun jika sampah plastik

dibakar maka dapat menghasilkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan (Sahwan

et al., 2005).

Upaya untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah

dikembangkannya bioplastik, yaitu plastik yang dapat diuraikan kembali oleh

mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Plastik

konvensional umumnya berbahan dasar petrolium, gas alam, atau batu bara.

Sementara bioplastik terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari

senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya pati, selulosa, kolagen,

kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan (Ummah, 2013).

1
Pati merupakan bahan baku yang banyak tersedia di Indonesia. Pati

diperoleh dengan cara mengekstrak bahan nabati yang mengandung karbohidrat,

seperti serealia dan aneka umbi. Sumber karbohidrat yang banyak mengandung

pati diantaranya jagung, sagu, ubi kayu, beras, ubi jalar, sorgum, talas, dan garut.

Karakterisik fungsional pati yang unik memungkinkan pati digunakan untuk

berbagai keperluan, baik sebagai bahan pangan maupun nonpagan

(Koswara, 2009).

Nielsen (2003) mengemukakan bahwa berbagai metode dapat digunakan dalam

modifikasi pati yakni metode secara fisik, kimia, enzimatik dan modifikasi

genetik. Modifikasi secara kimia terbagi menjadi eterifikasi, esterifikasi, cross-

linking, penanganan asam, oksidasi dan modifikasi gabugan (campuran modifikasi

fisik, kimia dan enzimatik). Menurut Xu dkk. (2004) modifikasi pati dapat

memperbaiki karakteristik fisik dan kimia, seperti meningkatkan stabilitas pati

dan resistensi pati terhadap proses retrogradasi dengan derajat substitusi (DS)

rendah (0,01-0,30) yang dapat diaplikasikan untuk pangan

Cross-linking digunakan apabila pati dibutuhkan dengan viskositas tinggi

atau pati dengan ketahanan gesek yang baik seperti dalam pembuatan pasta

dengan pemasakan kontinyu dan pemasakan cepat pada injeksi uap. Pati ikat

silang dibuat dengan menambahkan cross-linking agent dalam suspensi pati pada

suhu tertentu dan pH yang sesuai. Dengan sejumlah cross-linkingagent, viskositas

tertinggi dicapai pada temperatur pembentukan yang normal dan viskositas ini

relatif stabil selama konversi pati. Peningkatan viskositas mungkin tidak mencapai

maksimum tapi secara perlahan-lahan meningkat sampai pemasakan normal,

2
namun hal ini tidak untuk semua pati karena ada bahan lain yang terdapat dalam

pati yang dapat mempercepat dan memperluas pengembangan misalnya gula

(Koswara, 2006).

Modifikasi menggunakan metode cross-linking meningkatkan kandungan

amilopektin dari pati dan membuat pati lebih stabil dan berguna khususnya dalam

pembuatan lem, pembuatan kertas, dan makanan beku (Hirsch dan Kokini 2002).

Pati hasil cross-linking lebih tahan asam, panas dan shearing dibandingkan pati

awal (Mirmoghtadaei dkk., 2009). Sehingga pati hasil cross-linking sesuai untuk

makanan kaleng, bedak tabur bedah dan aplikasi lainnya (Miyazaki dkk., 2006).

. Proses pembuatan plastik pada umumnya masih menggunakan bahan

sintetik yang sulit diurai oleh mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan

polusi atau pencemaran lingkungan. Penggunaan pati termodifikasi sebagai

polimer bahan penyusun kemasan bioplastik masih sangat terbatas publikasi dan

informasinya, formulasi pembuatan kemasan bioplastik berbasis pati termodifikasi

belum banyak dipublikasi. Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan

penelitian optimasi formulasi teknologi pembuatan bioplastik dari pati aren hasil

modifikasi ganda.

3
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.2.1 Menentukan Konsentrasi Cross-linking Sodium Trimetaposfat/STMP dan

Sodium Tripoliposfat/STPP pati butirat ikat yang optimum

1.2.2 Menentukan Konsentrasi Cross-linking STMP dan STPP pati butirat ikat

berdasarkan karakteristik sensoris bioplastik yang disukai panelis

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya

1.3.2 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam upaya

pengurangan penggunaan plastik yang menunjang pelestarian lingkungan

hidup

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu Penelitian yang


dilakukan
Hasil penelitian Sriwahyuni (2018) Penelitian ini
menunjukkan bahwa bioplastik dari campuran menentukan konsentrasi
pati, kitosan, gliserol dan glutaraldehid optimum pati butirat ikat silang
menghasilkan karakteristik terbaik, memiliki
berdasarkan karakteristik
daya serap air 10%, ketahanan air 90%,
kekuatan tarik sebesar 0,0141 N/mm2 dan fisikokimia dan organoleptik
terdegrdasi mulai pada hari ke tujuh dengan terbaik pada bioplastik.
adanya bintik hitam yang berwarna coklat. Perlakuan yang diterapkan
Hasil pengujian dengan FTIR menunjukkan adalah berbagai konsentrasi
adanya spektrum antara bioplastik yang pati aren butirat fosfat Cross-
mengandung glutaraldehid yang terikat silang linking yakni 2%, 4%, 6%, 8%,
dengan kitosan yaitu adanya gugus C=N,
10% dan 12%, yang
bioplastik yang mengandung kitosan yaitu
adanya gugus C-N dan bioplastik yang dibandingkan dengan pati aren
mengandung pati yaitu adanya gugus O-H. alami.
Penelitian Hasibuan (2015) yakni
penambahan sodium tripolyphosphate (STPP) Variabel fisiko kimia
0,5%-1,5% dan waktu perendaman 1-2 jam yang dianalisis adalah:
menggunakan modifikasi kimia (cross-linking) Ketebalan bioplastik, water
menghasilkan pati sagu modifikasi dengan holding capacity (WHC) dan
kadar amilosa 28,46%-31,03% dan persen Oil Holding Capacity (OHC),
posfat 0,243%-0,265%, sehingga diasumsikan Water vapor Transmission
dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam
Rate (WVTR), Kadar air, pH,
pembuatan edible film yang baik.
Detduangchan et al. (2014) juga telah dan organoleptik untuk menilai
melakukan penelitian tentang peningkatan sifat penerimaan panelis terhadap
film pati beras biodegradable dengan tekstur bioplastik, aroma dan
menggunakan zat pengikat silang kimia kesukaan secara menyeluruh.
menghasilkan nilai kekuatan tarik berkisar
antara 4,36-7,57 MPa dan transmisi uap air
2,48-3,84g.mm/m2.day.KPa.

5
2.2 Pati

2.2.1 Pengertian Pati

Pati merupakan polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan

beberapa mikroorganisme. Pati yang terdapat dalam sel tumbuhan berbentuk

granular (butiran) dengan diameter beberapa mikro. Granular pati mengandung

campuran dari dua polisakarida berbeda, yaitu amilosa dan amilopektin

(Sunarya, 2012).

Pati tersusun atas rangkaian unit-unit glukosa yang terdiri dari fraksi rantai

bercabang (amilopektin) dan fraksi rantai lurus (amilosa). Dengan demikian

secara ratio jika kandungan amilosa pati rendah, maka kandungan amilopektinnya

tinggi. Jenis pati yang berkadar amilosa rendah hasil penelitian terdapat pada pati

jagung varietas pulut. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan

gizi, tetapi lebihberarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Pati berkadar

amilosa rendah (amilopektin tinggi) paling sesuai untuk produksi makanan yang

menghendaki tekstur yang agak lengket (Nugroho dan Fajar, 2012).

2.2.2 Sifat Pati

Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk

menyimpan kelebihan glukosa (sebagai hasil fotositesis) dalam jangka panjang.

Pati merupakan karbohidrat kompleks utama yang tidak larut dalam air dan

berasal dari tanaman atau buah-buahan, bersifat tawar serta tidak berbau. pati

sebagai sumber energi yang sangat penting bagi manusia dan hewan dalam

melakukan aktifitas (Wibowo, 2008).

6
Pati diperoleh dengan cara mengekstrak bahan nabati yang mengandung

karbohidrat, seperti serealia dan aneka umbi. Sumber karbohidrat yang banyak

mengandung pati di antaranya jagung, sagu, ubi kayu, beras, ubi jalar, sorgum,

talas, dan garut. Karakteristik fungsional pati yang unik memungkinkan pati

digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai bahan pangan maupun

nonpangan (Koswara 2009)

Pati memiliki sifat sebagai granular yang tidak larut dalam air. Granular pati

tersebut terdiri atas daerah amorf dan kristal. Amilosa dalam pati bergabung

dengan lipid dari struktur kristal yang lemah dan memperkuat granula tersebut.

Sementara amilopektin dalam air, amilosa dan granula pati sendiri tidak larut

dalam air dingin. Hal ini menyebabkan relatif mudah mengekstrak granula pati

dari sumber tanaman. Ketika suspensi pati dalam air dipanaskan, butiran pertama

membengkak sampai tercapai suatu titik di mana terjadinya pembengkakan

ireversibel. Proses pembengkakan ini disebut gelatinasi (Kristiani, 2015).

2.3 Pengertian Pati Termodifikasi

Menurut Pudjihastuti (2010), pati termodifikasi adalah pati yang telah

berubah struktur molekulnya dengan cara kimia, fisik, maupun enzimatis, Pati

modifikasi digunakan pada industri pangan dalam pembuatan salad krim, saus

kental, mayonais, jeli, permen, coklat, dan lainnya, Sedangkan pada industri non

pangan biasanya pati modifikasi ini digunakan pada industri tekstil, kertas, sabun,

detergent, dan bahan bangunan, Ada beberapa cara yang digunakan untuk

memodifikasi pati, seperti modifikasi dengan hidrolisis asam, enzim, ikat silang,

dan oksidasi pati (Koswara, 2009).

7
Pati termodifikasi adalah pati yang gugus hidroksilnya telah diubah lewat

suatu reaksi kimia atau dengan mengganggu struktur asalnya. Pati diberi

perlakuan tertentu dengan tujuan menghasilkan sifat yang lebih baik untuk

memperbaiki sifat sebelumnya atau untuk merubah beberapa sifat sebelumnya

atau sifat lainnya. Perlakuan ini dapat mencakup penggunaan panas, asam, alkali,

zat pengolsidasi atau bahan kimia lainnya yang akan menghasilkan gugus kimia

baru atau perubahan bentuk, ukuran serta struktur molekul pati. Pati dapat

dimodifikasi melalui cara hidrolisis, oksidasi, cross-linking atau cross bonding

dan subtitusi (Koswara, 2006).

2.4 Bioplastik

Bioplastik (Plastik biodegradable) merupakan plastik yang dapat terurai

oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Plastik biodegradabel memiliki

kegunaan yang sama seperti plastik sintetis atau plastik konvensional. Plastik

biodegradable biasanya disebut dengan bioplastik, yaitu plastik yang seluruh atau

hampir seluruh komponennya berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui.

Plastik biodegradable merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan

karena sifatnya yang dapat kembali ke alam. Umumnya, kemasan biodegradable

diartikan sebagai film kemasan yang dapat didaur ulang dan dapatdihancurkan

secara alami (Coniwanti dan Alfira, 2014).

Plastik adalah bahan yang banyak digunakan untuk berbagai hal, di

antaranya sebagai pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan

sekolah, kantor, automotif dan berbagai sektor lainnya, karena memiliki banyak

keunggulan antara lain: fleksibel, ekonomis, transparan, kuat, tidak mudah pecah,

8
bentuk laminasi yang dapat dikombinasikan dengan bahan kemasan lain dan

sebagian ada yang tahan panas dan stabil (Ummah, 2013).

Anggraini (2013) mengemukakan bahwa plastik biodegradable berbahan

dasar pati/amilum dapat didegradasi oleh bakteri pseudomonas dan bacillus

memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil

degradasi plastik biodegradable selain menghasilkan karbondioksida dan air, juga

menghasilkan senyawa organik dan aldehid sehingga plastik ini aman bagi

lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik sintetik membutuhkan waktu sekitar

100 tahun agar dapat terdekomposisi oleh alam, sementara plastik biodegradable

dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini

dapat digunakan sebagai makanan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik

biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia yang berbahaya.

2.5 Derajat Substitusi (DS)

DS (Derajat Substitusi) adalah jumlah rata-rata gugus per anhidroglukosa

unit yang disubstitusikan oleh gugus lain. Apabila gugus yang menggantikan

berupa satu gugus anhidroksil pada tiap unit anhidroglukosa diesterifikasi dengan

satu buah gugus asetil, nilai DS sebesar 1. Apabila terdapat tiga buah gugus

hidroksil yang diesterifikasi, maka nilai DS sebesar 3. Secara komersial, pati

termodifikasi memiliki nilai DS 0,1, dimana rata-rata terdapat 1 gugus yang

disubstitusi setiap 10 unit anhidroglukosa (Wurzburg, 1989) dalam Herawati et

al., 2010)

9
10
2.6 Hipotesis

1.2.3 Terdapat Konsentrasi Cross-linking Sodium Trimetaposfat/STMP dan

Sodium Tripoliposfat/STPP pati butirat ikat ikat yang optimum

1.2.4 Terdapat Konsentrasi Cross-linking STMP dan STPP pati butirat ikat

berdasarkan karakteristik sensoris bioplastik yang disukai panelis

11
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agroindustri Fakultas

Pertanian, Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, dari bulan Februari hingga

April 2019.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hot plate, oven,

timbangan analitik, strirrer, cawan, gelas kimia 50 ml dan 250 ml, cetakan plastik,

gegep, pH meter, pipet tetes, pipet volume 5 ml dan 10 ml, desikator, toples,

gunting, alat dokumentasi dan alat tulis menulis.

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati aren alami

dan pati aren termodifikasi, aquades, air bersih, asam asetat, gliserol, dan sampel

bioplastik.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

menggunakan 6 taraf konsentrasi pati aren butirat fosfat atau Butyric Anhidrida

Cross-Lingking (BA-CL) menggunakan sodium trimetaphospate / STMP yakni:

BA-CL 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% yang dibandingkan dengan pati aren

alami. Keseluruhan perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat

21 satuan percobaan.

12
3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pembuatan Bioplastik Pati Modifikasi

Pembuatan bioplastik dilakukan sesuai metode yang dikembangkan oleh

Chung dkk.(2010) dengan sedikit modifikasi. Pati termodifikasi ditimbang

sebanyak 10 g, kemudian pati termodifikasi tersebut ditambahkan akuades

sebanyak 150 mL, kemudian dipanaskan di atas penangas air sampai dengan suhu

100oC sambil diaduk-aduk. Lalu asam asetat ditambahkan sebanyak 10 mL dan

gliserol 3 mL. Setelah sampel mulai membentuk gel, diaduk-aduk selama 10

menit. Sampel dituang kedalam talan stainles steel dan dikeringkan pada suhu

50oC selama 10-12 jam. Sampel yang telah kering kemudian dianalisis

karakteristik mekanik dan kimianya. Adapun bagan alir pembuatan bioplastik

dapat dilihat pada Gambar 1.

13
Pati aren alami
Pati Aren Butiran Fosfat
dengan konsentrasi BA-CL 2%, BA-CL
4%,
BA-CL 6% ,BA-CL 8%, BA-CL 10% dan
BA-CL 12%

Pencampuran
Akuades 150 ml

Ditambahkan Diaduk selama 10 menit


Asam Asetat 10 ml membentuk gel
dan gliserol 3 ml

Larutan bioplastik

Dituang kedalam cetakan


stainles steel

Dikeringkan dengan suhu


500C selama 10-12 jam

1. Ketebalan
Bioplastik 2. Water Vapour
Transmission Rate
3. pH
4. Biodegradasi
5. Uji Sensoris

14
Gambar 1. Bagan alir pembuatan bioplastik

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Ketebalan (Turhan dan Sabhaz, 2004)

Ketebalan diukur dengan jangka sorong, dengan cara menempatkan film

diantara rahang jangka sorong. Ketebalan diukur pada lima tempat yang berbeda,

kemudian dihitung reratanya.

3.5.2 Water Vapor Transmission Rate (WVTR) (Xu et al, 2004)

Membuat larutan garam jenuh dalam suatu chamber, yaitu wadah toples

untuk membuat RH 75% yaitu dengan melarutkan 40% garam NaCI (b/v) atau

100 g NaCI dalam 250 ml aquades. Ukuran toples adalah diameter 12 cm dan

tinggi 15 cm , diletakkan pada suhu ruang. Cawan akrilik diisi dengan silica gel

sebanyak 10 g, lalu dikencangkan bautnya. Ukuran cawan aklirik dengan diameter

5 cm dan kedalaman 1,8 cm.

Cawan yang sudah ditutup dengan film ditempatkan pada chamber yang

sudah diatur RH nya. Uap air yang terdifusi melalaui film dan silica gel sehingga

akan menambah berat silika gel. Penimbangan cawan beserta film dan silica gel

dilakukan setiap jam selama 7-8 jam untuk mengetahui pertambahan berat. Data

yang diperoleh dibuat grafik hubungan antara waktu dengan berat, kemudian

ditentukan slopenya. WVTR ditentukan dengan persamaan:

g
slope kenaikanberat cawan( )
jam X 100%
WVTR=
luas permukaan film/ ( m 2 )

15
3.5.3 pH (Martin et al.,1993)

Pemeriksaan dilakukan dengan pH meter. Alat dikalibrasi terlebih dahulu

dengan menggunakan larutan dapar pH 4 dan pH 7. Elektroda dibilas dengan air

suling dan dikeringkan. Pengukuran pH dilakukan dengan cara 1 g edible film

dilarutkan dengan air suling hingga 10 ml dalam wadah. Elektroda dicelupkan

dalam wadah yang berisi larutan edible film tersebut, lihat sampai angka yang

ditunjukkan oleh pH meter konstan merupakan nilai pH sediaan tersebut.

3.5.4 Biodegradasi

Bioplastik dipotong menjadi 10 mm x 10 mm. Kemudian, sampel diperam

di dalam tanah pada kedalaman 8 cm. Durasi pemeraman bervariasi (3,6,9 dan 12

hari). Sebelum pemeraman massa awal (massa sebelum degradasi) ditentukan.

Massa akhir (massa setelah degradasi) dari bioplastik diukur setelahnya setiap

perubahan propertis mekanik akibat proses degradasi diamati dan ketika bioplastik

benar-benar terdegradasi, biodegradabilitas diukur.

w 1−w 2
Kehilangan Berat(%)= X 100
w1

3.5.5 Uji Sensoris

Komponen sensoris yang dinilai oleh panelis yang berjumlah 15 orang

meliputi: Warna, aroma, tekstur dan tingkat penerimaan (kesukaan) keseluruhan

terhadap bioplastik yang dihasilkan. Adapun skor penilaian berkisar 1 – 7, yaitu:

16
Skor 1=amat sangat tidak suka; 2=Sangat tidak suka; 3= Tidak suka; 4= Netral;

5= Suka; 6= Sangat suka; 7= Amat sangat suka (Soekarto, 2002).

3.6 Analisis Data

Sifat fisikokimia dan sensoris bioplastik pati aren meliputi ketebalan,

water vapor transmission rate (WVTR), pH, biodegradasi dan uji sensoris

bioplastik (warna, tekstur dan tingkat penerimaan panelis/kesukaan secara

keseluruhan) dianalisis menggunakan anova dengan uji F Table dan uji Duncan

5% untuk perlakuan yang berpengaruh nyata dengan software SPSS 21.

17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ketebalan

Hasil analisis keragaman (Lampiran 1c) dan uji Duncan 5% (Lampiran 1d)

menunjukkan bahwa berbagai konsentrasi sodium trimetafosfat/STMP dan

Sodium Tripoliposfat/STPP pati butirat ikat silang termodifikasi (Butirat

Anhidrida Cross-Linking) memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap

tingkat ketebalan bioplastik sebagaimana yang disajikan pada Gambar 2.

0.5000 0,4743 e
0.4500 0,4280 d

0.4000 0,3580 c
Ketebalan (mm)

0.3500 0,3253 b 0,3267 b


0,2950 a 0,3027 a
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
Pati alami BA-CL 2% BA-CL 4% BA-CL 6% BA-CL 8% BA-CL BA-CL
10% 12%

Pati Butirat Ikat Silang

Keterangan: BA=Butirat Anhidrida CL=Cross Linking

Gambar 2. Ketebalan Bioplastik pada Berbagai Konsentrasi STMP dan


STPP Pati Butirat Ikat Silang Termodifikasi dan Pati Aren
Alami

Berdasarkan Gambar 2, bahwa semakin tinggi konsentrasi STMP dan

STPP pati butirat ikat silang maka ketebalan bioplastik semakin bertambah.

18
Ketebalan bioplastik berkisar antara 0,2950 mm hingga 0,4743 mm, jika

dibandingkan dengan ketebalan bioplastik pati alami yakni 0,3580 mm atau

berada di antara 8-10% STMP dan STPP pati butirat ikat silang. Perbedaan

tingkat ketebalan bioplastik disebabkan oleh banyaknya padatan terlarut yang

merupakan komponen penyusun. Menurut Sumarto (2008), ketebalan film

dipengaruhi oleh banyaknya total padatan dalam larutan.

Nilai ketebalan yang berbeda disebabkan oleh banyaknya padatan terlarut

yang merupakan komponen penyusun. Sifat mekanik film bioplastik dipengaruhi

oleh besar jumlahnya kandungan komponen-komponen penyusun yang

menyebabkan ketebalan plastik semakin meningkat, serta berkaitan dengan

kemampuan film plastik untuk melindungi produk pangan

(Darni dkk., 2009).

4.2 Water Vapor Transmission Rate (WVTR)

Hasil analisis keragaman (Lampiran 2c) menunjukkan bahwa berbagai

konsentrasi STMP dan STPP pati butirat ikat silang termodifikasi (Butirat

Anhidrida Cross-Linking) tidak berpengaruh nyata terhadap Water Vapor

Transmission Rate sebagaimana yang disajikan pada Gambar 3.

19
4.50
3.92
4.00
3.50
3.50 3.07
WVTR (g/m2.jam)

3.00 2.55
2.45 2.36 2.49
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Pati alami BA-CL 2% BA-CL 4% BA-CL 6% BA-CL 8% BA-CL BA-CL
10% 12%
Pati Butirat Ikat Silang

Keterangan: BA=Butirat Anhidrida CL=Cross Linking

Gambar 3. WVTR (water vapor transmission rate) Bioplastik pada


Berbagai Konsentrasi STMP dan STPP Pati Butirat Ikat
Silang Termodifikasi dan Pati Aren Alami

Kurva Water Vapor Transmission Rate (Gambar 3) menunjukkan bahwa

bioplastik yang dihasilkan dari STMP dan STPP pati termodifikasi butirat ikat

silang mempunyai laju transmisi uap air yang relatif sama dengan pati alami, akan

tetapi pada STMP dan STPP pati termodifikasi cenderung lebih rendah.

Bertambahnya kerapatan molekul yang disebabkan bertambahnya massa STMP

dan STPP pati butirat ikat silang cenderung mengakibatkan penurunan laju

transmisi uap air. Menurut Maharani et.al. (2017), film yang mempunyai nilai

laju perpindahan uap air yang rendah cocok digunakan sebagai pengemas produk

agar terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan sekitarnya.

Permeabilitas uap air akan semakin baik jika daya serap plastik terhadap air

semakin kecil atau semakin mendekati nol. Jika plastik telah menyerap uap air

20
dari luar maka plastik tersebut tidak mampu menyerap uap air lagi yang melebihi

kapasitas penyerapannya (Appriyanti, dkk., 2013).

4.3 pH

Hasil analisis keragaman (Lampiran 4c) dan uji Duncan 5% (Lampiran 4d)

menunjukkan bahwa berbagai konsentrasi STMP dan STPP pati butirat ikat silang

termodifikasi (Butirat Anhidrida Cross-Linking) berpengaruh nyata terhadap pH

bioplastik, sebagaimana yang disajikan pada Gambar 4.

8.00
7,77 c
7.80
7,57 bc
7.60 7,50 bc
7,40 ab
pH

7.40 7,30 ab 7,33 ab

7.20 7,13 a

7.00

6.80
Pati alami BA-CL 2% BA-CL 4% BA-CL 6% BA-CL 8% BA-CL BA-CL
10% 12%
Pati Butirat Ikat Silang

Keterangan: BA=Butirat Anhidrida CL=Cross Linking


Gambar 4. pH Bioplastik pada Berbagai Konsentrasi STMP dan STPP
Pati Butirat Ikat Silang Termodifikasi dan Pati Aren Alami

Kurva pH (Gambar 4) menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi

STMP dan STPP pati butirt ikat silang hingga konsentrasi 10% relatif tidak

menyebabkan peningkatan nilai pH bioplastik bila dibandingkan dengan pati aren

alami. Suptijah  et  al. (2013) mengemukakan bahwa nilai pH mempengaruhi

viskositas, dan  kekuatan  gel,  serta  dapat   berpengaruh  pada  aplikasinya. Hal

ini berarti pula bahwa nilai pH dapat mempengaruhi plastisitas bioplastik yang

dihasilkan. Bunga et al., (2013)  menyatakan   bahwa  karagenan  merupakan

21
sumber   mineral  alam  yang  tinggi,  sehingga  dari   kandungan  mineral  alam

yang  tinggi   tersebut  akan  mempengaruhi  derajat   keasaman.

4.5 Biodegradasi

Hasil analisis keragaman (Lampiran 5c) menunjukkan bahwa Berbagai

konsentrasi STMP dan STPP pati butirat ikat silang termodifikasi (Butirat

Anhidrida Cross-Linking) relatif tidak menyebabkan perbedaan biodegradasi

yang meliputi lama degradasi, kehilangan berat rata rata dan berat residu pada

bioplastik, sebagaimana yang disajikan pada Gambar 5.

kehilangan berat residu lama degradasi

100.00 89.61
90.00 82.42 85.03 82.43 83.19
77.77 80.28
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00 22.23 19.72
17.58 14.97 17.57 16.81
20.00 10.39
10.00
11.07 10.12 11.59 10.62 10.93 10.82 11.21
0.00
Pati alami BA-CL 2% BA-CL 4% BA-CL 6% BA-CL 8% BA-CL BA-CL
10% 12%
Pati Butirat Ikat Silang

22
Keterangan: BA=Butirat Anhidrida CL=Cross Linking

Gambar 5. Biodegradasi Bioplastik pada Berbagai Konsentrasi STMP


dan STPP Pati Butirat Ikat Silang Termodifikasi dan Pati
Aren Alami

Berdasarkan Kurva biodegradasi bioplastik (Gambar 5), menunjukkan

bahwa sifat pati aren sebagai bahan baku yang telah dimodifikasi secara Cross-

Linking menggunakan STMP dan STPP relatif sama dengan sifat pati alami

dalam hal lama degradasi, kehilangan berat rata rata dan berat residu selama

degradasi bioplastik pati aren. Hal ini mungkin disebabkan sifat higroskopis

bioplastik. Menurut Marichelvam et al. (2019), tingkat biodegradasi bahan

polimer dipengaruhi oleh struktur polimernya. Bioplastik yang dibuat dari pati

dapat terurai secara hayati. Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan

aktivitas biologis akan mempengaruhi laju degradasi, di mana daya hancur secara

biologis 48,73% dicapai dalam 15 hari untuk sampel yang ditempatkan di tanah

pada kedalaman 3 cm. Menurut penelitan Hongxia dkk., (2019) film memiliki

proses degradasi yang berbeda semua film mengalami penurunan berat yang kecil,

yang dapat dikaitkan dengan penguapan sisa pelarut (air dan asam asetat residu).

Adapun film-film yang berikatan silang, STMP memiliki sedikit efek pada

stabilitas termal film. Secara keseluruhan, film dengan metilselulosa memiliki

suhu dekomposisi maksimum yang lebih tinggi dari pada film lain, karena

interaksi antara polisakarida. Dalam degradasi film komposit, yang masing-

masing terkait dengan kitosan dan metilselulosa. Penggabungan metilselulosa

meningkatkan stabilitas termal sebesar 15°C, yang mungkin disebabkan oleh

interaksi antara kitosan dan metilselulosa.

23
4.7 Uji Sensoris

Pengujian sensoris dimaksudkan untuk mengukur reaksi konsumen dan

tingkat kesukaannya terhadap suatu produk. Pengujian sensoris bioplastik dari

pati aren alami dan pati modifkasi dengan konsentrasi STMP dan STPP yang

bersifat hedonik (berdasarkan preferensi/tingkat kesukaan) panelis, meliputi uji

warna, tekstur, aroma dan kesukaan secara keseluruhan. Skor numerik untuk uji

tersebut menggunakan skala 1 sampai 7 yaitu 1=amat sangat tidak suka; 2=sangat

tidak suka; 3=tidak suka; 4=netral; 5=suka; 6=sangat suka; 7= amat sangat suka.

Adapun skor rata-rata disajikan pada Gambar 6.

pati alami

BA-CL 12% 6 BA-CL 2%

warna

tekstur
1
keselu-
BA-CL 10% BA-CL 4% ruhan

BA-CL 8% BA-CL 6%

Keterangan: BA= Butirat Anhidrida CL:=Cross Linking

Gambar 6. Hasil Uji sensoris Bioplastik pada Berbagai Konsentrasi STMP


dan STPP Pati Butirat Ikat Silang Termodifikasi dan Pati Aren Alami

Berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil uji sensoris yang dilakukan

oleh 15 panelis terseleksi, menunjukkan bahwa bioplastik memiliki warna dan

aroma yang relatif sama antara bioplastik hasil modifikasi pada berbagai

konsentrasi STMP dan STPP pai aren butirat ikat silang. Sebaliknya, tekstur

24
bioplastik yang disukai panelis yakni pada konsentrasi 6% Butirat Anhidrida

Cross-Linking dengan skor 5,67 (sangat suka), akan tetapi untuk kesukaan

keseluruhan terhadap bioplastik, tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan

(Lampiran 9d).

Hasil penelitan Hongxia et al., (2019) membuktikan bahwa tampilan visual

dari film yang diperoleh dapat mempengaruhi preferensi dan penerimaan

konsumen. Penambahan metilselulosa mempengaruhi transparansi. Secara

keseluruhan, film yang bertaut silang memiliki nilai lebih tinggi, yang disebabkan

oleh pengenalan natrium trimetafosfat dan permukaan padat yang dibentuk oleh

ikatan silang antara polisakarida dan natrium trimetafosfat. Film yang diperoleh

berbeda secara signifikan dalam nilai warna, menunjukkan perbedaan warna yang

signifikan di antara film-film. Film-film yang berikatan silang menunjukkan bahwa

reaksi pengikatan silang memiliki efek tertentu pada perbedaan warna. Secara

umum, reaksi ikatan silang menghasilkan beberapa perubahan dalam transparansi

dan warna film. Oleh karena itu, sebagai alternatif untuk produk berbasis minyak

bumi, film dengan ikatan silang menggunakan natrium trimetafosfat akan secara

efektif mencegah penurunan kualitas produk makanan dan memiliki potensi dalam

bidang pengemasan makanan.

25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Konsentrai STMP 6% pati butirat ikat silang memberikan karakteristik

bioplastik terbaik berdasarkan sifat fisikokimiawi yang meliputi ketebalan,

WVTR, pH dan kecepatan biodegradasinya.

5.1.2 Pati butirat ikat silang dengan STMP 6% menghasilkan bioplastik yang

disukai panelis.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk melakukan

penelitian lanjut dengan menggunakan konsentrasi campuran STMP/ sodium

trymetaphosphate dan STPP/ sodium trypoliphosphate padan rasio tertentu.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anggarini, F., 2013. Aplikasi Plasticizer Gliserol pada Pembuatan Plastik


Biodegradable dari Biji Nangka. Skripsi Universitas Negeri Semarang h. 1-
82.

Appriyanti. 2013. Kajian Sifat Fisik-Mekanik dan Antibakteri Plastik Kitosan


Termodifikasi Gliserol “ Indo.J.Chemical Science”, Vol.2 No.2.

Bunga,  S.  M.,  Montolalu,  R.  I.,  Hari,  J.  W.,   Kedua,  Montolalu,  L.  A.,
Watung,  A.   H.,  &  Taher,  N.  (2013).  Karakteristik   Sifat  Fisika  Kimia
Karaginan  Rumput   Laut   Kappaphycus  alvarezii   pada   Berbagai  Umur
Panen  yang  Diambil   dari  Daerah  Perairan  Desa  Arakan   Kabupaten
Minahasa  Selatan.  Jurnal   Media  Teknologi   Hasil  Perikanan,   1(2),  54–
58.  

Coniwanti, P., L. L., dan M. R., Alfira. 2014.. Pembuatan Film Plastik
Biodegradable Dari Pati Jagung Dengan Penambahan Kitosan Dan
Pemlastis Gliserol. Jurnal Teknik Kimia. Vol.20 (4). …halaman ??

Darni Y., Herti U. dan Siti N.A. 2009. Peningkatan Hidrofobilitas dan Sifat Fisik
Plastik Biodegradabel Pati Tapioka dengan Penambahan Selulosa Residu
Rumput Laut Euchema spinossum. Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Lampung: Universitas Lampung.

Detduangchan, N., W. Sridach, and T. Wittaya. 2014. Enhancement of the


properties of biodegradable rice starch film by using chemical crosslinking
agents. International Food Research Journal, Vol 21(3): 1225-1235.

Fachry, A. Rasyidi dan A. Sartika. 2012. “Pemanfaatan Limbah Kulit Udang dan
Limbah Kulit Ari Singkong sebagai Bahan Baku Pembuatan Plastik
Biodegradable”, Jurnal Teknik Kimia 18, No. 3 2012: h. 1-9.

27
Hasibuan, E. 2015. Karakteristikpati sagu (Metroxylon sagoRottb.)
modifikasikimia dengan perlakuansodium tripolyphosphate (STPP). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Riau.Pekanbaru.

Herawati, H., I. N. Widiasa, dan D. Permanasari. 2010. Nilai Derajat Substitusi


Pati Ester dari Beberapa Metode Pengolahan. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Hirsch, J. B. dan Kokini, J. L. 2002. Understanding the mechanism of
crosslinking agents (POCl3, STMP, and EPI) through swelling behavior and
pasting properties of cross-linked waxy maize starches. Cereal Chem, 79, p.
102-107.

Hongxia, W. Y. Liao. A. wu. B. Li. J. Qian and F. Ding. 2019. Effect to Sodium
Trimetaphosphate on Chitosan-Methylcellulose Comosite Film:
Physicochemical Properties and Food Packaging Application. School of
printing and Packaging, Wuhan University. China.
Koswara. 2006. Teknologi Modifikasi Pati. Ebook Pangan.

Koswara. S. 2009. Teknologi Modifikasi Pati. SEAFAST Center. Research and


Community Service Institution Bogor Agricultural University.

Kristiani, M. 2015. “ Pengaruh Penambahan Kitosan Plasticizer Soibitol Terhadap


Sifat Fisikokimia Bioplastik dari Pati Biji Durian (Durio Zibethinus)
Skripsi.

Larrauri, J.A., P. Ruperez, B. Borroto dan S. Saura-Calixto. 1996. Mango peels as


a new tropical fibre: preparation and characterization. Journal Labensm
Wiss. U. Technology 29: 729-733.

Maharani Y., F. Hamzah, dan Rahmayuni. 2017. Pengaruh Perlakuan Sodium


Tripolyphosphate (STPP) pada Pati Sagu Termodifikasi Terhadap
Ketebalan, Transparansi dan Laju Perpindahan Uap Air Edible Film. Jom
FAPERTA.4(2):1-10.

Marichelvam. M.K. Jawaid M. and Asim M. 2019. Corn and Rise Starch-Based
Bioplastics as Alternative Packiging Materials. Departement of Mechanical
Engineering College, Sivakasi, Tamilnadu. India.

Martin A., J. Swarbrick dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisika, Edisi III,
Penerjemah Yoshita, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Mirmoghtadaei, L., Kadivar, M. dan Shahedi, M. 2009. Effect of cross linking and
acetylation on oat starch properties, Food Chem, 116, 709-713.

28
Miyazaki, M. R., Hung, P. V., Maeda, T. dan Morita, N. 2006. Recent advances in
application of modified starches for bread making. Trends in Food Science
& Technology, 17: 591-599.

Nugroho dan A. Fajar. 2012. Sintesis Bioplastik dari Pati Ubi Jalar Menggunakan
Penguat Logam ZnO dan Penguat Alami Clay. Skripsi. Fakultas Teknik,
Depok, Universitas Indonesia.

Nielsen, S. S. 2003. Food Analysis 3 rd Edition. Kluwer/Plenumpublisher, New


York.
Pudjihastuti. I. 2010.Pengembangan Proses Inovatif Kombinasi Reaksi Hidrolisis
Asam dan Reaksi Photokimia UV untuk Produksi Pati Termodifikasi dari
Tapioka. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro : Semarang

Richana. N dan Suarni 2006. Teknologi Pengolahan Jagung. Balai Besar Penelitia
dan Pengembangan Pascapanen, Bogor.

Sahwan, F.L., D.H. Martono, S. Wahyono, dan L. A. Wisoyodharmo, 2005.


Sistem Pengelolaan Limbah Plastik di Indonesia. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 6(1): 311-318.

Soekarto. S. 2002. Penilian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil


Pertanian. Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Sriwahyuni, 2018. Pembuatan Bioplastik Dari Kitosan dan Pati Jagung Dengan
Menggunakan Glutaraldehid Sebagai Pengikat Silang. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.

Sunarya. Y., 2012. Kimia Dasar 2. Yrama Widya, Bandung.

Sumarto, 2008. Mempelajari Pengaruh Penambahan Asam Lemak dan Natrium


Benzoat terhadap Sifat Fisik, Mekanik dan Aktifitas Antimikroba Film
Edible Kitosan, Skripsi, Departemen Ilmu dan teknologi Pangan Fakultas
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Suptijah, P., S. H. Suseno, dan C.    Anwar,   2013.  Gel  Strength  Analysis  of
Jelly   Candy  Produced   from  Shark  Skin   Gelatin  with  Addition  of
Carrageenan   and  Seaweed.   Jurnal  Pengolahan   Hasil  Perikanan
Indonesia,   16(2),   183–191.

Ummah, N., Al., 2013. Uji Ketahanan Biodegradable Plastic Berbasis Tepung
Biji Durian (Durio Zibethinus Murr) Terhadap Air Dan Pengukuran
Densitasnya. Skripsi UNNES Jurusan Fisika. 2013.

Wibowo. 2008. “ Isolasi pati dari Pisang Kepok dengan Menggunakan Metode
Alkaline Stepping”. Teknik, Vol 7 (2).

29
Wini, S., T. Sudiarti, dan L. Rahmidar. 2013. Preparasi dan Karakteristik Edible
Film dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan. Jurnal Valensi, 3(2):100-109.
Xu, Y., V. Miladinov, dan M.A. Hanna. 2004. Synthesis and characterization of
starch acetates withhigh substitution. Journl Cereal Chem. Vol. 81 (6):735-
740

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap MOH. DARWIS

pada tanggal 10 September 1995. Anak pertama

dari tiga bersaudara, ayah bernama Dahrin dan ibu

Nur Hasna. Penulis melewati jenjang pendidikan

mulai dari sekolah dasar pada tahun 2002 hingga

2008 di SD Inpres Dolago kemudian melanjutkan

Pendidikan di MTs Al-Izzah Asadiyah Tolai, dari tahun 2008 hingga selesai pada

tahun 2011. Melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di MA Al-izzah

asadiyah Tolai dan selesai pada tahun 2014. Setelah menyelesaikan pendidikan di

MA Al-Izzah Asadiyah Tolai, penulis melanjutkan studi diperguruan tinggi

Universitas Tadulako Palu dan diterima melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

30
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Fakultas Pertanian, Program Studi

Agroteknologi.

LAMPIRAN

31
I. Data Penelitian dan Analisis

Lampiran 1a Data Analisis Ketebalan Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai
Konsentrasi STMP.dan STPP

Perlakuan Ulangan Rata-rata


I II III I II III
P L P L P L P L P L P L
0,34354
0,5 0,3 0,3 0,6 0,2 0,2 0,4 0,4 0,1 0,3 0,3 0,36 0,35 0,35
Pati alami 0,2 2
4 5 6 4 8 6 9 1 8 9 1 8 3 3

0,25986
0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,4 0,2 0,3 0,2 0,1 0,29 0,29 0,29
BA-CL 2% 0,3 0,3 1
9 8 5 8 4 1 2 9 9 9 5 5 5

0,28333
0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,2 0,30 0,30 0,30
BA-CL 4% 0,3 0,2 0,3 3
5 8 2 6 8 7 1 8 5 0 0 8

0,29361
0,3 0,5 0,2 0,1 0,4 0,2 0,3 0,4 0,4 0,2 0,3 0,2 0,33 0,33 0,31
BA-CL 6% 1
2 2 9 8 2 5 2 1 8 3 2 2 0 1 5

0,35615
0,2 0,2 0,4 0,3 0,2 0,4 0,4 0.3 0,4 0,4 0,32 0,32 0,33
BA-CL 8% 0,3 0,3 7
6 8 5 3 2 8 1 1 1 2 2 7 1

32
0,41615
0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,3 0,5 0,5 0,4 0,4 0,3 0,42 0,42 0,43
BA-CL 10% 0,4 7
6 3 9 4 7 8 7 4 1 8 9 2 7 5

0,48173
0,3 0,5 0,6 0,6 0,3 0,3 0,6 0,4 0,4 0,5 0,46 0,47 0,48
BA-CL 12% 0,3 0,3 6
4 3 1 4 3 8 7 6 8 1 3 3 7

Ket: P: Panjang sisi bioplstik L:Lebar sisi bioplastik


Lampiran 1b. Hasil Analisis Ketebalan Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai
Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 3 .3580 .00866 .00500 .3365 .3795 .35 .37
BA-CL 2% 3 .2950 .00000 .00000 .2950 .2950 .30 .30
BA-CL 4% 3 .3027 .00462 .00267 .2912 .3141 .30 .31
BA-CL 6% 3 .3253 .00896 .00517 .3031 .3476 .32 .33
BA-CL 8% 3 .3267 .00451 .00260 .3155 .3379 .32 .33

BA-CL 10% 3 .4280 .00656 .00379 .4117 .4443 .42 .44

BA-CL 12% 3 .4743 .01206 .00696 .4444 .5043 .46 .49

Total 21 .3586 .06454 .01408 .3292 .3879 .30 .49

Lampiran 1c. ANOVA Ketebalan Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai
Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Between
.083 6 .014 249.882 .000
Groups
Within
.001 14 .000
Groups
Total .083 20

Lampiran 1d. Hasil Uji Duncan Ketebalan Bioplastik Pati Aren Butirat pada
Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N

33
Lampiran 3a. Water Vapor Transmission Rate (WVTR) Bioplastik Pati Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Berat Awal Bahan Berat Sesudah


rata-rata
Perlakuan Ulangan Ulangan Luas
I II III I II III 1 2 3
Pati alami 0,4268 0,4815 0,5238 0,462 0,5183 0,6519 0,017 2,07 2,16 7,54 1,4174
BA%-CL 2% 0,4692 0,5387 0,5358 0,5177 0,5897 0,5615 0,017 2,85 3 1,51 1,9566
BA%-CL 4% 0,4008 0,496 0,404 0,499 0,5391 0,4412 0,017 5,78 2,54 2,19 2,7763
BA%-CL 6% 0,5133 0,5201 0,4681 0,5573 0,5729 0,4915 0,017 2,59 3,11 1,38 1,9037
BA%-CL 8% 0,4705 0,4458 0,5002 0,5074 0,4772 0,5586 0,017 2,17 1,85 3,44 1,3449
BA%-CL 10% 0,2565 0,4629 0,4418 0,3095 0,4942 0,4875 0,017 3,12 1,84 2,69 1,6586
BA%-CL 12% 0,5447 0,3837 0,4432 0,6095 0,4139 0,5047 0,017 3,81 1,78 3,62 1,8684

Lampiran 3b. Hasil Analisis Water Vapor Transmission Rate (WVTR) Bioplastik
Pati Aren Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
Perlakuan N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 3 39.233 313.245 180.852 -38.581 117.048 2.07 7.54
BA-CL 2% 3 24.533 .82039 .47365 .4154 44.913 1.51 3.00
BA-CL 4% 3 35.033 197.940 114.281 -14.138 84.204 2.19 5.78
BA-CL 6% 3 23.600 .88764 .51248 .1550 45.650 1.38 3.11

34
BA-CL 8% 3 24.867 .84097 .48554 .3976 45.758 1.85 3.44

BA-CL 10% 3 25.500 .65138 .37608 .9319 41.681 1.84 3.12

BA-CL 12% 3 30.700 112.120 .64733 .2848 58.552 1.78 3.81

Lampiran 21 29.067 144.624 .31560 22.483 35.650 1.38 7.54


Total

Lampiran 3c. ANOVA Water Vapor Transmission Rate (WVTR) Bioplastik Pati
Aren Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan
STPP

Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square

Between
6.673 6 1.112 .443 .838
Groups

Within
35.160 14 2.511
Groups

Total 41.832 20

Lampiran 3d.Hasil Uji Duncan Water Vapor Transmission Rate (WVTR)


Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran
STMP dan STPP

Subset for alpha


Perlakuan N = 0.05

1
BA-CL 6% 3 23.600
BA-CL 2% 3 24.533
BA-CL 8% 3 24.867
BA-CL 10% 3 25.500
BA-CL 12% 3 30.700

35
BA-CL 4% 3 35.033
Pati alami 3 39.233
Sig. .298

Lampiran 4a. Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran
STMP dan STPP

Berat Bahan pH

Perlakuan Ulangan rata-rata

I II III I II III
Pati Alami 1,0004 1,0008 1,0003 7,8 7,5 7,4 5,4334
BA%-CL 2% 1,0008 1,0008 1,0003 7,4 7,5 7,0 5,3001
BA%-CL 4% 1,0006 1,0005 1,0003 7,5 7,5 7,5 5,3334
BA%-CL 6% 1,0002 1,0003 1,0006 7,5 7,9 7,9 5,4669
BA%-CL 8% 1,0003 1,0004 7,3 7,5 7,4 7,4000
BA%-CL 10% 1,0007 1,0003 1,0006 7,3 7,4 7,3 5,2335
BA%-CL 12% 1,0012 1,0001 1,0006 7,2 7,1 7,1 5,1002

Lampiran 4b. Hasil Analisis pH Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai
Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
Std.
N Mean Deviati Minimum Maximum
Error Lower Upper
on
Bound Bound
Pati alami 3 75.667 .20817 .12019 70.496 80.838 7.40 7.80
BA-CL 2% 3 73.000 .26458 .15275 66.428 79.572 7.00 7.50
BA-CL 4% 3 75.000 .00000 .00000 75.000 75.000 7.50 7.50
BA-CL 6% 3 77.667 .23094 .13333 71.930 83.404 7.50 7.90
BA-CL 8% 3 74.000 .10000 .05774 71.516 76.484 7.30 7.50
BA-CL 10% 3 73.333 .05774 .03333 71.899 74.768 7.30 7.40

36
BA-CL 12% 3 71.333 .05774 .03333 69.899 72.768 7.10 7.20
Total 21 74.286 .23694 .05171 73.207 75.364 7.00 7.90

Lampiran 4c. ANOVA pH Bioplastik Pati Aren Butirat pada Berbagai


Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square

Between
.756 6 .126 4.812 .007
Groups

Within
.367 14 .026
Groups

Total 1.123 20

Lampiran 4d. Hasil Analisis Duncan pH Bioplastik Pati Aren Butirat pada
Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N
1a 2b 3c
BA-CL 12% 3 7.1333 a
BA-CL 2% 3 7.3000 a 7.3000 b
BA-CL 10% 3 7.3333 a 7.3333 b
BA-CL 8% 3 7.4000 a 7.4000 b
BA-CL 4% 3 7.5000 b 7.5000 c
Pati alami 3 7.5667 b 7.5667 c
BA-CL 6% 3 7.7667 c
Sig. .083 .088 .075

37
Lampiran 5a. Biodegradasi Bioplastik Pati Butirat pada Berbagai Konsentrasi
Campuran STMP dan STPP

Berat Sampel
Berat Sampel Awal Kehilangan Berat % Berat Residu Lama Degradasi
Perlakuan Setelah 9 Hari
I II III I II III I II III I II III I II III

Pati alami 0,8732 0,8321 0,7763 0,7707 0,7457 0,5387 11,73843 10,38337 30,60672 88,262 89,617 69,393 10,197 10,043 12,97

Ba%-Cl 2% 0,9237 0,8151 0,8378 0,8232 0,8092 0,6738 10,88016 0,723838 19,57508 89,12 99,276 80,425 10,099 9,066 11,191

Ba%-Cl 4% 0,8215 0,7995 0,8392 0,6426 0,595 0,6769 21,77724 25,57849 19,33985 78,223 74,422 80,66 11,506 12,093 11,158

Ba%-Cl 6% 0,8637 0,9216 0,831 0,7268 0,8418 0,6614 15,85041 8,658854 20,40915 84,15 91,341 79,591 10,695 9,853 11,308

Ba%-Cl 8% 0,8716 0,8319 0,8535 0,7418 0,6632 0,7038 14,89215 20,27888 17,53954 85,108 79,721 82,46 10,575 11,289 10,914

Ba%-Cl 10% 0,8531 0,8468 0,8711 0,7041 0,6931 0,742 17,46571 18,15068 14,82034 82,534 81,849 85,18 10,905 10,996 10,566

Ba%-Cl 12% 0,8512 0,8302 0,8262 0,7018 0,6603 0,6516 17,55169 20,46495 21,1329 82,448 79,535 78,867 10,916 11,316 11,412

w 1−w 2
Kehilangan Berat(%)= X 100
w1

Lampiran 5b. Hasil Analisis Biodegradasi Kehilangan Berat Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
Perlakuan N Mean
Deviation
Std. Error Minimum Maximum
Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 3 175.762 1.130.511 652.701 -105.073 456.596 10.38 30.61
BA-CL 2% 3 103.930 943.506 544.733 -130.450 338.310 .72 19.58
BA-CL 4% 3 222.319 314.407 181.523 144.216 300.422 19.34 25.58
BA-CL 6% 3 149.728 592.410 342.028 .2565 296.891 8.66 20.41
BA-CL 8% 3 175.702 269.350 155.509 108.792 242.612 14.89 20.28

38
BA-CL 10% 3 168.122 175.871 101.539 124.434 211.811 14.82 18.15
BA-CL 12% 3 197.165 190.431 109.945 149.860 244.471 17.55 21.13
Total 21 170.390 632.908 138.112 141.580 199.199 .72 30.61

Lampiran 5C. ANOVA Biodegradasi Kehilangan Berat Bioplastik Pati Aren


Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 249.585 6 41.598 1.056 .432

Within Groups 551.560 14 39.397

Total 801.146 20

Lampiran 5d. Hasil Uji Duncan Biodegradasi Kehilangan Berat Bioplastik Pati
Aren Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan
STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N

1
BA-CL 2% 3 103.930
BA-CL 6% 3 149.728
BA-CL 10% 3 168.122
BA-CL 8% 3 175.702
Pati alami 3 175.762
BA-CL 12% 3 197.165
BA-CL 4% 3 222.319
Sig. .059

Lampiran 5e. Hasil Analisis Biodegradasi Berat Residu Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

39
95% Confidence
Std. Interval for Mean
Perlakuan N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 3 824.240 1.130.550 652.723 543.396 1.105.084 69.39 89.62
BA-CL 2% 3 896.070 943.493 544.726 661.693 1.130.447 80.43 99.28
BA-CL 4% 3 777.683 314.376 181.505 699.588 855.779 74.42 80.66
BA-CL 6% 3 850.273 592.393 342.018 703.115 997.432 79.59 91.34
BA-CL 8% 3 824.297 269.363 155.517 757.383 891.210 79.72 85.11
BA-CL 10% 3 831.877 175.908 101.560 788.179 875.575 81.85 85.18
BA-CL 12% 3 802.833 190.418 109.938 755.531 850.136 78.87 82.45
Total 21 829.610 632.911 138.113 800.801 858.420 69.39 99.28
Lampiran 5f. ANOVA Biodegradasi Berat Residu Bioplastik Pati Aren Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 249.584 6 41.597 1.056 .432

Within Groups 551.568 14 39.398

Total 801.153 20

Lampiran 5g. Hasil Uji Duncan Biodegradasi Berat Residu Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N
1
BA-CL 4% 3 777.683
BA-CL 12% 3 802.833
Pati alami 3 824.240
BA-CL 8% 3 824.297
BA-CL 10% 3 831.877
BA-CL 6% 3 850.273
BA-CL 2% 3 896.070
Sig. .059

Lampiran 5h. Hasil Analisis Biodegradasi Lama Degradasi Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Std. 95% Confidence


Perlakuan N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Interval for Mean

40
Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 3 110.700 164.725 .95104 69.780 151.620 10.04 12.97
BA-CL l2% 3 101.187 106.264 .61351 74.789 127.584 9.07 11.19
BA-CL 4% 3 115.857 .47256 .27283 104.118 127.596 11.16 12.09
BA-CL 6% 3 106.187 .73050 .42175 88.040 124.333 9.85 11.31
BA-CL 8% 3 109.260 .35715 .20620 100.388 118.132 10.58 11.29
BA-CL 10% 3 108.223 .22661 .13083 102.594 113.853 10.57 11.00
BA-CL 12% 3 112.147 .26307 .15188 105.612 118.682 10.92 11.41
Total 21 109.080 .82393 .17980 105.330 112.830 9.07 12.97

Lampiran 5i. ANOVA Biodegradasi Lama Degradasi Bioplastik Pati Aren Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.882 6 .647 .934 .501

Within Groups 9.695 14 .693

Total 13.577 20

Lampiran 5j. Hasil Uji Duncan Biodegradasi Lama Degradasi Bioplastik Pati
Aren Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan
STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N
1
BA-CL 2% 3 101.187
BA-CL 6% 3 106.187
BA-CL 10% 3 108.223
BA-CL 8% 3 109.260
Pati alami 3 110.700
BA-CL 12% 3 112.147
BA-CL 4% 3 115.857
Sig. .075

41
Lampiran 6a. Uji Sensoris Warna Bioplastik Pati Butirat pada Berbagai
Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Perlakuan rata-
Panelis Pati BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL jumlah
rata
Alami 2% 4% 6% 8% 10% 12%
1 36 5,14
4 4 5 5 6 6 6
2 32 4,57
5 5 5 4 4 4 5
3 37 5,29
5 5 5 5 6 6 5
4 37 5,29
5 5 5 6 6 5 5
5 33 4,71
5 5 5 4 5 5 4
6 33 4,71
5 5 5 4 5 5 4
7 35 5,00
5 5 6 6 4 4 5
8 42 6,00
5 6 6 7 7 5 6
9 36 5,14
5 5 4 5 5 6 6
10 24 3,43
4 4 3 4 3 3 3
11 38 5,43
5 5 5 5 6 6 6
12 32 4,57
4 4 4 5 4 5 6
13 36 5,14
5 5 5 6 5 5 5
14 37 5,29
7 5 5 5 5 5 5
15 36 5,14
6 5 5 5 5 5 5
Jumlah 75 73 73 76 76 75 76 524 74,86
Rata-rata 5,00 4,87 4,87 5,07 5,07 5,00 5,07 34,93 4,99

Lampiran 6b. Hasil Analisis Uji Sensoris Warna Bioplastik Pati Aren Butirat pada
Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
Perlakuan N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 15 50.000 .75593 .19518 45.814 54.186 4.00 7.00
BA-CL 2% 15 48.667 .51640 .13333 45.807 51.526 4.00 6.00

42
BA-CL 4% 15 48.667 .74322 .19190 44.551 52.783 3.00 6.00
BA-CL 6% 15 50.667 .88372 .22817 45.773 55.561 4.00 7.00
BA-CL 8% 15 50.667 103.280 .26667 44.947 56.386 3.00 7.00
BA-CL 10% 15 50.000 .84515 .21822 45.320 54.680 3.00 6.00
BA-CL 12% 15 50.667 .88372 .22817 45.773 55.561 3.00 6.00
Total 105 49.905 .80258 .07832 48.352 51.458 3.00 7.00

Lampiran 6c. ANOVA Uji Sensoris Warna Bioplastik Pati Aren Butirat pada
Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .724 6 .121 .178 .982

Within Groups 66.267 98 .676

Total 66.990 104

Lampiran 6d. Hasil Uji Duncan Uji Sensoris Warna Bioplastik Pati Aren Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N
1
BA-CL 2% 15 48.667
BA-CL 4% 15 48.667
Pati alami 15 50.000
BA-CL 10% 15 50.000
BA-CL 6% 15 50.667
BA-CL 8% 15 50.667
BA-CL 12% 15 50.667
Sig. .575

43
Lampiran 7a. Data Uji Sensoris Tekstur Bioplastik Pati Butirat pada Berbagai
Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Perlakuan
Rata-
Panelis Pati BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL Jumlah
rata
alami 2% 4% 6% 8% 10% 12%
1 4 5 6 4 4 4 3 30,00 4,29
2 3 3 6 5 5 5 3 30,00 4,29
3 7 7 7 7 7 7 5 47,00 6,71
4 5 7 7 7 7 7 5 45,00 6,43
5 4 4 5 3 5 5 3 29,00 4,14
6 4 4 7 3 7 5 5 35,00 5,00
7 5 5 5 6 5 6 5 37,00 5,29
8 6 7 7 6 7 4 6 43,00 6,14
9 5 5 5 6 5 5 4 35,00 5,00
10 4 5 3 4 3 5 4 28,00 4,00
11 7 5 6 6 3 4 6 37,00 5,29
12 4 4 5 5 5 3 4 30,00 4,29
13 5 6 5 4 4 4 3 31,00 4,43
14 7 5 5 4 5 5 5 36,00 5,14
15 6 6 6 5 5 5 5 38,00 5,43
Jumlah 76 78 85 75 77 74 66 531,00 75,86
Rata-rata 5,07 5,20 5,67 5,00 5,13 4,93 4,40 35,40 5,06

Lampiran 7b. Hasil Analisis Uji Sensoris Tekstur Bioplastik Pati Aren Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
Perlakuan N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 15 50.667 127.988 .33046 43.579 57.754 3.00 7.00
BA-CL 2% 15 52.000 120.712 .31168 45.315 58.685 3.00 7.00
BA-CL 4% 15 56.667 111.270 .28730 50.505 62.829 3.00 7.00

44
BA-CL 6% 15 50.000 130.931 .33806 42.749 57.251 3.00 7.00
BA-CL 8% 15 51.333 135.576 .35006 43.825 58.841 3.00 7.00
BA-CL 10% 15 49.333 109.978 .28396 43.243 55.424 3.00 7.00
BA-CL 12% 15 44.000 105.560 .27255 38.154 49.846 3.00 6.00
Total 105 50.571 122.340 .11939 48.204 52.939 3.00 7.00

Lampiran 7c. Hasil Analisis ANOVA Uji Sensoris Tekstur Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups
12.724 6 2.121 1.454 .202

Within Groups
142.933 98 1.459

Total
155.657 104

Lampiran 7d. Hasil Uji Duncan Uji Sensoris Tekstur Bioplastik Pati Aren Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Subset for alpha = 0.05


Perlakuan N
1a 2b

BA-CL 12% 15 4.4000 a


BA-CL 10% 15 4.9333 a 4.9333 b
BA-CL 6% 15 5.0000 a 5.0000 b
Pati alami 15 5.0667 a 5.0667 b
BA-CL 8% 15 5.1333 a 5.1333 b
BA-CL 2% 15 5.2000 a 5.2000 b
BA-CL 4% 15 5.6667 b

Sig. .116 .151

45
Lampiran 9a. Uji Sensoris Keseluruhan Bioplastik Pati Butirat pada Berbagai
Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Perlakuan
Rata-
Panelis Pati BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL BA-CL Jumlah
rata
alami 2% 4% 6% 8% 10% 12%
1 4 4 5 5 6 6 6 36 5,14
2 5 5 5 4 4 4 5 32 4,57
3 5 5 5 5 6 6 5 37 5,29
4 5 5 5 6 6 5 5 37 5,29
5 5 5 5 4 5 5 4 33 4,71
6 5 5 5 4 5 5 4 33 4,71

7 35 5,00
5 5 6 6 4 4 5
8 5 6 6 7 7 5 6 42 6,00
9 5 5 4 5 5 6 6 36 5,14
10 4 4 3 4 3 3 3 24 3,43
11 5 5 5 5 6 6 6 38 5,43
12 4 4 4 5 4 5 6 32 4,57
13 5 5 5 6 5 5 5 36 5,14
14 7 5 5 5 5 5 5 37 5,29
15 6 5 5 5 5 5 5 36 5,14
Jumlah 75 73 73 76 76 75 76 524 74,86
Rata-rata 5,00 4,87 4,87 5,07 5,07 5,00 5,07 34,93 4,99

Lampiran 9b. Hasil Analisis Uji Sensoris Keseluruhan Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

95% Confidence
Std. Interval for Mean
Perlakuan N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Pati alami 15 50.000 .75593 .19518 45.814 54.186 4.00 7.00
BA-CL 2% 15 48.667 .51640 .13333 45.807 51.526 4.00 6.00
BA-CL 4% 15 48.667 .74322 .19190 44.551 52.783 3.00 6.00
BA-CL 6% 15 50.667 .88372 .22817 45.773 55.561 4.00 7.00
BA-CL 8% 15 50.667 103.280 .26667 44.947 56.386 3.00 7.00
BA-CL 10% 15 50.000 .84515 .21822 45.320 54.680 3.00 6.00

46
BA-CL 12% 15 50.667 .88372 .22817 45.773 55.561 3.00 6.00
Total 105 49.905 .80258 .07832 48.352 51.458 3.00 7.00

Lampiran 9c. ANOVA Uji Sensoris Keseluruhan Bioplastik Pati Aren Butirat
pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .724 6 .121 .178 .982

Within Groups 66.267 98 .676

Total 66.990 104

Lampiran 9d. Hasil Uji Duncan Uji Sensoris Keseluruhan Bioplastik Pati Aren
Butirat pada Berbagai Konsentrasi Campuran STMP dan STPP

Subset for alpha =


Perlakuan N 0.05
1
BA-CL 2% 15 48.667
BA-CL 4% 15 48.667
Pati alami 15 50.000
BA-CL 10% 15 50.000
BA-CL 6% 15 50.667
BA-CL 8% 15 50.667
BA-CL 12% 15 50.667
Sig. .575

47
DOKUMENTASI

48
II. Dokumentasi Penelitian

1. Penimbangan Pati Alami 2. Penimbangan Pati Modifikasi

1. Hot plate 2. Alat dan bahan yang


digunakan dalam penelitian
3. Proses penambahan gliserol 4. Proses penambahan asam
sebanyak 110 tetes asetat sebanyak 25 tetes

49
3. Timbangan analitik 4. Bioplastik

50

Anda mungkin juga menyukai