ABSTRAK
Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang hidup di rawa-rawa, danau, waduk
dan sungai yang alirannya tenang. Pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat menimbulkan berbagai
masalah. Eceng gondok memiliki kandungan selulosa sebesar 64,51%. Selulosa yang berasal dari eceng
gondok dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik biodegradable. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gliserol dan konsentrasi asam asetat terhadap elongasi,
kuat tarik dan laju degradasi plastik biodegradable. Variabel yang diuji pada penelitian ini adalah
konsentrasi gliserol dengan variasi 3 (%v/v); 5 (%v/v); 7 (%v/v); 9(%v/v) dan 11 (%v/v) serta konsentrasi
asam asetat dengan variasi 1%; 5%, 10%; 15% dan 20%. Plastik biodegrable ini disintesis dengan 7gr
selulosa, 3gr kitosan, waktu pemasakan 1 jam dan temperatur pemasakan 900C.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sampel plastik biodegradable terbaik dengan konsentrasi gliserol 11 (%v/v) dan
konsentrasi asam asetat 1% memiliki persentase elongasi sebesar 26,64%, nilai kuat tarik sebesar 0,34
MPa dan laju degradasi 72,88%.
ABSTRACT
Water hyacinth (Eichornia crassipes) is an aquatic plants that live in swamps, lakes, reservoirs and
rivers that flow is quiet. The growth of water hyacinth very quickly cause problems. Water hyacinth has a
cellulose content of 64.51%. Cellulose derived from water hyacinth used as raw material for the
manufacture of biodegradable plastics. This study aims to determine the effect of glycerol concentration
and the concentration of acetic acid to elongation, tensile strength and degradation rate of biodegradable
plastic. Variables tested in this study is the concentration of glycerol with three variations (% v / v); 5 (%
v / v); 7 (% v / v); 9 (% v / v) and 11 (% v / v) and the concentration of acetic acid with a variation of 1%;
5%, 10%; 15% and 20%. Biodegrable plastics are synthesized by 7gr cellulose, chitosan 3gr, 1 hour
cooking time and cooking temperature 900C.Hasil this study shows that the best biodegradable plastic
samples with glycerol concentration of 11 (% v / v) and the concentration of 1% acetic acid has a
percentage of elongation at 26 , 64%, a value of 0.34 MPa tensile strength and degradation rate of
72.88%.
30 menit. Keterangan:
5) Sebelum dicetak di dalam cetakan kaca, lo = Panjang sampel mula-mula (m)
larutan didiamkan selama 30 menit untuk l = Panjang sampel yang diberikan beban
menghilangkan gelembung-gelembung hingga putus (m)
udara.
6) Plastik biodegradable dicetak pada plat Kuat Tarik (MPa) = ...................(2)
kaca berukuran 20x20 cm yang telah
Keterangan:
dibersihkan sebelumnya dengan alkohol
F = Gaya (kgf)
96%.
Ao = Luas penampang sampel (m2)
Analisa Biodegradasi Metode Soil Burial Test Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Gliserol
1) Sampel plastik biodegradable dengan terhadap Elongasi dan Kuat Tarik
ukuran 2 cm x 2 cm dan ditimbang berat Plastik Biodegradable (7 gram
awalnya. selulosa, 3 gram kitosan, kon-
2) Sample plastik biodegradable dimasukkan sentrasi asam asetat 1%, suhu
ke polybag berisi tanah pemasakan 90C, waktu pe-
3) Berat sampel plastik biodegradable masakan 1 jam)
ditimbang dalam waktu 28 hari Gambar 5 menunjukkan peningkatan
4) Sebelum ditimbang berat akhirnya, sampel persentase elongasi seiring bertambahnya
diambil dan dibersihkan konsentrasi gliserol dengan perolehan nilai
5) Perhitungan analisa biodegradasi yaitu: persentase elongasi tertinggi 26,64%. Semakin
tinggi konsentrasi gliserol yang ditambahkan,
W1 -W2
Laju Degradasi (%) = x 100 %. .....(3) semakin tinggi persentase elongasi plastik
W1
biodegradable. Tingginya konsentrasi gliserol
Keterangan : menurunkan jarak intermolekuler sepanjang
W1 = Berat sampel awal (gram) rantai biopolimer dan menguatkan tingkat
W2 = Berat sampel setelah analisa keelastisitasan dari plastik biodegradable. Pe-
biodegradasi (gram) nambahan konsentrasi gliserol melemahkan
ikatan hidrogen, sehingga jarak antar molekul
3. HASIL DAN PEMBAHASAN biopolimer menjadi renggang. Kerenggangan
Analisa Kandungan Selulosa Eceng Gondok antar molekul biopolimer meningkatkan fleksi
Tabel 2. Data Hasil Analisa Kandungan bilitas sampel plastik biodegradable. Sedang-
Selulosa Eceng Gondok kan, persentase elongasi berbanding terbalik
No. Sampel % Selulosa dengan nilai kuat tarik.
Gambar 5 menunjukkan penurunan nilai
Eceng Gondok kuat tarik seiring bertambahnya konsentrasi
1. 59,22
Sebelum diolah gliserol dengan perolehan nilai kuat tarik
Eceng Gondok tertinggi 0,49 MPa pada konsentrasi gliserol 3
2 61,98
Setelah diolah (%v/v). Semakin tinggi konsentrasi gliserol
yang ditambahkan, nilai kuat tarik semakin
Dari hasil analisa yang dilakukan, kadar menurun. Kenaikan konsentrasi gliserol me-
selulosa yang terkandung dalam eceng gondok lemahkan ikatan hidrogen dalam rantai
setelah diolah cukup besar yaitu 61,98%. biopolimer sehingga menyebabkan interaksi
Kandungan selulosa pada eceng gondok ini antar molekul biopolimer menjadi semakin
lebih besar dari kandungan selulosa alang-alang berkurang. Lemahnya ikatan hidrogen antar
setelah diolah pada penelitian yang dilakukan molekul menyebabkan berkurangnya kuat tarik
Sumartono. dkk, (2015) yaitu hanya 40%. plastik biodegradable. Nilai kuat tarik plastik
Kandungan selulosa yang tinggi pada eceng biodgradable proporsional dengan persentase
gondok memiliki potensi sebagai bahan baku elongasi pada konsentrasi gliserol 8 (%v/v)
untuk pembuatan plastik biodegradable. sebesar 0,42 MPa dan 21%.
Pengaruh Konsentrasi Gliserol terhadap Pengaruh Konsentrasi Gliserol terhadap
Elongasi dan Kuat Tarik Plastik Laju Degradasi Plastik Biodegradable
Biodegradable