Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI

MEMBRAN
Sejarah Perkembangan
dan Proses Membran
Linda Aliffia Yoshi, ST, MT
BAGIAN I.
PENDAHULUAN DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN MEMBRAN
Sedikit kisah dari perkembangan teknologi ini, dimulai pada abad ke-18 dan sekitar

tahun 1748, salah satu ilmuwan bernama Abbe Nollet telah mengemukaan konsep

semipermeabilitas dan menciptakan kata osmosis (perpindahan suatu larutan dari

konsentrasi rendah ke tinggi) yang menggambarkan permeasi air (laju alir air dari suatu

tempat ke tempat lainnya) melalui diafragma. Peneliti lain mulai mengikuti

bereksperimen menggunakan difragma hewan seperti babi, sapi atau ikan, dan wadah

sosis yang terbuat dari usus binatang. Selama abad tersebut sampai abad 20, membran

belum dilirik oleh dunia industri. Membran hanya sebatas alat laboratorium untuk

mengembangkan teori fisika atau kimia. Salah satunya adalah Vant Hoff yang

menemukan teori tentang sifat koligatif larutan dan Max Well tentang teori kinetik gas.

Tahun 1800an, Fick memperkenalkan hukum difusi fenomenal yang masih digunakan

sampai saat ini.

Berkembang tahun 1900an, membran jenis nitroselulosa mulai disukai karena bahan

baku yang mudah dan dapat dibuat. Mulailah pada tahun 1907, Bechhold menemukan

teknik untuk membuat membran nitroselulosa dengan ukuran pori yang bertingkat,

yang ditentukan dengan uji gelembung dan tahun 1930-an dipasarkan secara komersial.

Dua puluh tahun selanjutnya, teknologi membran jenis mikrofiltrasi mulai berkembang

dengan bahan baku polimer, terutama dari selulosa asetat. Saat itu menjadi aplikasi

yang penting dalam pengujian air minum pada akhir Perang Dunia II. Upaya

pengembangan dan penelitian terus dilakukan dengan disumbang dana dari Angkatan

Darat Amerika Serikat yang selanjutnya beralih ke Millipore Corporation sehingga


perusahaan tersebut menjadi yang pertama dan masih sebagai penghasil terbesar

membran mikrofiltrasi. Hingga pada akhirnya mulai tahun 1960-1980, ditemukannya

teknologi proses membran yang bernilai lebih tinggi seperti proses penghilangan garam

(komersialisasi awal Sea Water Reverse Osmosis, SWRO), elektrodialisis (cuci darah), dan

pemisahan gas. Aplikasi lain dari teknologi membran yang digunakan sampai saat ini

adalah pengolahan air dan limbah, pangan, bioteknologi, farmasi, medis, kimia,

pembangkit energi, dan konversi energi dalam sel bahan bakar dan baterai. Bahkan

menurut penelitian sampai tahun 2006, penjualan membran sebagai proses dialisis

masih menduduki peringkat pertama yang berarti bahwa dunia medis sangat penting

untuk kehidupan.

Gambar 1. Penjualan membran berdasarkan aplikasinya

Jika ditilik dari negara yang pertama kali memproduksi membran, Amerika Serikat masih

menduduki peringkat pertama, disusul oleh Erpa, Asia (terutama Jepang), dan negara

lainnya. Pada Gambar 1.2 disajikan beberapa perusahaan membran yang ada disetiap

negara.
Gambar 1.2. Beberapa perusahaan yang memproduksi membran

Menurut Wenten (2010), permintaan membran didunia meningkat 8.6%. Terutama oleh

negara yang berbasis industri dan berkembang yang kesulitan terhadap sumber air lokal

sehingga tertuju pada kualitas air, pembuangan limbah industri, dan peraturan

keamanan pangan.

Gambar 1.3. Aplikasi penggunaan membran


BAGIAN II.
PROSES-PROSES BERBASIS MEMBRAN

2.1. Pengertian membran

Membran adalah suatu lapisan tipis sebagai pemisah dengan sifat yang sangat selektif.

Sifat selektif inilah yang membawa membran digunakan sebagai proses pemisahan.

Membran bersifat semipermeabel yang berarti membran dapat menahan spesi-spesi

tertentu dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran membran, dan yang dapat

melewati membran adalah spesi yang ukurannya lebih kecil dari pori. Gambar 2.1

merupakan ilustrasi proses pemisahan membran. Dari gambar tersebut, terdapat istilah

permeat. Permeat adalah suatu hasil dari spesi-spesi yang dapat melewati membran.

Sedangkan yang tertinggal di membran adalah retentat, dimana konsentrasi retentat

akan lebih besar dibanding permeat. Konsentrasi ini bisa berkaitan kekentalan

(viskositas), densitas, kandungan garam, kotoran, dll. Ada yang memberikan istilah

bahwa permeat adalah spesi yang diinginkan. Pendapat ini kurang tepat, sebab bisa jadi

yang tertahan oleh membran (retentat) malah menjadi produk yang diinginkan.

Contohnya di industri minuman, untuk pemekatan jus dimana hasil yang tertahan di

membran, larutan yang lebih pekat, merupakan sari-sari jus yang harus diambil dan

dipasarkan, sedangkan yang melewati membran merupakan larutan encer sebagai

produk samping. Analisa sederhana penggunaan membran adalah saat menyaring teh

atau menyaring biang tahu. Saringan teh dan kain saringan tahu dianggap sebagai

membran. Bedanya, jika saat menyaring teh, daun teh yang tertahan disaringan

(retentat) adalah produk yang tidak diinginkan sedangkan yang tertahan di saringan

tahu (retentat), merupakan bahan tahu, justru itu produk yang harus dihasilkan.

Sehingga untuk membuat pengertian retentat dan permeat lebih tepatnya berkaitan

dengan perbedaan konsentasinya bukan dari fungsinya.


Gambar 2.1. Proses membran

Agar proses membran dapat terjadi, terdapat gaya dorong yang harus dipenuhi,

diantaranya perbedaan konsentrasi, perbedaan tekanan, perbedaan suhu, dan

perbedaan energi. Biasanya perbedaan suhu dan energi jarang dipakai. Apabila dilihat

dari perbedaan tekanan, terdapat 4 proses pemisahan yaitu menggunakan proses

mikrofiltrasi, ultrafiltasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis. Proses tersebut juga

menandakan penggunakan jenis membrannya. Secara umum perbedaan jenis membran

terdapat pada ukuran pori-pori membran (Gamabr 2.2). Dengan adanya perbedaan

ukuran pori-pori maka akan mempengaruhi selektivitas yaitu berkaitan dengan jenis

spesies yang dipisahkan.


Gambar 2.2 Ukuran pori-pori membran

2.2. Proses membran berdasarkan perbedaan tekanan


Mikrofiltrasi

Ciri-ciri proses ini menggunakan membran berpori dengan ukuran diameter 0.1-10 µm

ketebalan 10-150 µm. Jenis material yang digunakan adalah polimer dan keramik.

Prinsip pemisahan dengan mekanisme sieving atau berdasarkan ukuran pori senyawa

yang dipisahkan. Ukuran pori senyawa yang dipisahkan harus lebih dari 10 µm

contohnya adalah bakteri, tanah, dan pasir. Biasanya senyawa yang dipisahkan ini

berada pada partikel tersuspensi dan larutan sebagai umpan sudah cukup bersih. Oleh

karena itu, untuk dapat memisahkan, kebutuhan tekanan cukup kurang dari 2 bar dan

waktu operasi diukur dalam satuan jam. Aplikasi skala besar untuk mengolah dan

melihat ada tidaknya mikroorganisme di air minum. Cara ini dikembangkan dari era

perang dunia II (penjelasan di bagian I). Saat ini, pengembangan aplikasi untuk

penghilangan gas asam. Karena harga membran mikrofiltrasi yang cukup murah, maka
penggunaannya bersifat sekali pakai, terutama untuk proses obat-obatan dan

elektronik.

Ultrafiltrasi
Sama halnya dengan mikrofiltrasi, prinsip pemisahan juga menggunakan metode

sieveng. Berbeda di ukuran pori membran dan bentuknya. Bentuk membran ini asimetris

berpori dengan ukuran 1-100 nm. Material bahan yang biasa digunakan adalah polimer

(polisulfon, poliakrilonitril), keramik (zirconium oksida, aluminium oksida). Membran

mempunyai ketebalan sekitar 150 µm. Tekanan hidrostatsik yang diperlukan untuk

memaksa cairan menembus membran semipermeabel adalah 1-10 bar. Padatan

tersuspensi dan pelarut dengan berat molekul tinggi akan tertahan, sedangkan air dan

pelarut dengan berat molekul membran yang rendah akan melewati membran. Karena

biaya proses yang lumayan tinggi, proses membran ultrafiltrasi cocok digunakan di

industri purifikasi air (menghasilkan air ultra murni di industri elektronik) dan industri

makanan yaitu pemekatan larutan molekul terutama protein. Dibawah ini merupakan

gambar 2.3 yaitu contoh membran ultrafiltrasi.

Gambar 2.3. Mmebran ultrafiltrasi (sumber:deltapuro.com)


Menurut penelitian Ronco, dkk tahun 2008, membran ultrafiltrasi bisa digunakan

sebagai ginjal buatan pada manusia. Aplikasi lainnya tertera pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Aplikasi membran ultrafiltrasi

Proses Pemisahan
Pengolahan air Menahan silika koloidal dan bakteri di pretretament reverse
osmosis
Klarifikasi wine Penghilangan komponen kabut dari red dan white wine
Whey keju Pemekatan protein dari laktosa dan komponen anorganik
Kaldu fermentasi Memisahkan zat organik dengan berat molekul rendah dari
sisa sel
Cat elektroforesis Memproses air bilasan, daur ulang cat ke tangki dip dan
dimungkinkan penggunaan kembali air bilasan

Nanofiltrasi
Nanofiltrasi adalah proses filtrasi membran yang relatif baru yang seringkali digunakan

dengan air dengan jumlah total padatan terlarut yang sedikit seperti air permukaan dan

air tanah. Tujuannya untuk softening (penyisihan kation polivalen) dan penyisihan

produk samping desinfektan seperti zat organik alam dan sintetik. Ciri-ciri membran

nanofiltrasi berbentuk komposit dengan jenis material poliamida. Membran ini

mempunyai ketebalan bagian sublayer 150 µm sedangkan top layer 1µm dan ukuran

pori kurang dari 2 nm seperti yang tertera pada Gambar 2.4


Gambar 2.4. membran nanofiltrasi

Dengan demikian, kebutuhan tekanan sekitar 10-25 bar yang menggunakan prinsip

pemisahan solution diffusion. Solution diffusion adalah teori yang mengasumsikan

bahwa antara zat terlarut dan pelarut tercampur secara homogen (Ariyanti, 2011).

Beberapa aplikasi nanofiltrasu dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Aplikasi membran nanofiltrasi

Hasil
Aplikasi
Permeat Retentat
Whey keju Air limbah asin Whey bebas garam
Tekstil Pewarna Air, garam, BOD, COD, dan warna
Larutan pembersih Larutan pembersih BOD, COD, padatan tersuspensi,
kaustik kaustik pembersih kaustik
Daur ulang larutan Larutan asam BOD, COD, kalsium, padatan
asam tersuspensi, air asam
Produksi air minum Softened water Air sadah
Antibiotik Limbah asin Konsnetrat antibiotik bebas garam

Reverse Osmosis
Merupakan membran yang dapat menghilangkan molekul dan ion dari lautan dengan

memberikan tekanan pada salah satu sisi membran. Karena dapat memisahkan ion,

maka ukuran pori membran adalah kurang dari 2 nm. Sebera besar ukuran tersebut?
Bayangkan 1 helai rambut kita dibagi 1000. Tekanan yang diberikan tergantung jenis air

yang akan diproses. Apabila menggunakan air payau, tekanan yang harus diberikan

antara 15-25 bar sedangkan air laut antara 40-80 bar. Tidak hanya 2 jenis air tersebut

yang bisa diolah, air sungai atau bahkan air dari PAM juga bisa. Pasti tekanannya akan

jauh lebih kecil dibanding air payau dan air laut. Tekanan yang diberikan harus bisa

melawan gaya osmotik larutan (P>π). Berbeda dari ketiga jenis membran sebelumnya,

membran reverse osmosis ini adalah proses yang memaksa larutan dapat berpindah

dari konsentrasi tinggi ke rendah. Konsentrasi ini berkaitan dengan TDS (Total Dissolved

Solid) yang menggunakan prinsip solution diffusion. Gambar 2.5. adalah ilustrasi dari
proses reverse osmosis.

Gambar 2.5. Ilustrasi peristiwa reverse osmosis

Jenis bahan membran adalah selulosa triasetat, pliamida aromatik, poliamida dan

polieterurea dengan ketebalan sublayer 150 µm dan top layer 1 µm berbentuk

membran asimetris atau komposit. Aplikasi membran reverse osmosis disajikan pada

Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Aplikasi membran reverse osmosis

Tipe pemisahan Contoh


Pengolahan air Desalinasi air laut, pretreatment air boiler, water softening, dan
daur ulang air proses
Pemekatan Pemekatan jus buah, air dari pemrosesan ikan, recovery susu
dan pemekatan sirup maple
Fraksionasi Klarifikasi jus buah, recovery rasa dan bau, penghilangan
alkohol dari wine
Recovery produk Recovery gula dan asam dari air bilasan darifruit coctail dicer,
dan bahan kimia regenerasi dari larutan pembersih dan sanitizer

Anda mungkin juga menyukai