Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KADAR DAN UKURAN SELULOSA BERBASIS BATANG PISANG

TERHADAP SIFAT DAN MORFOLOGI BIOPLASTIK BERBAHAN PATI UMBI TALAS

Roy Marthin Panjaitan1), Irdoni2), Bahruddin 2)


1)Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)Dosen Jurusan Teknik Kimia S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293
Email : panjaitanroy665@yahoo.com

Abstract

Plastic waste is one of environmental problem especially in Indonesia. Conventional plastic is


made from synthetic polymer that is made by petroleum which hard to recycle or break down
by microorganism. Bioplastic is the answer of this problem. Starch is kind of natural polymer
that can be used for bioplastic production because the sources overflow, renewable and ready
degradable. However, starch have a bad mechanical characteristic. Cellulose as the
strengthened has been proved to overcome the lack of starch. This research is aim to analyze
the effect of composition and size of cellulose particle to get the best combination of
bioplastic mechanical characteristic and morphology. Bioplastic was made by casting method
where the taro’s starch, glycerol and cellulose are mixed. This research take variable on
addition level of cellulose 6, 9, 12, 15%wt with cellulose fiber sizes of 100, 150 and 200 mesh.
The composition with a good characteristic was 15%wt cellulose with the size 150 mesh with
strength 7,595 MPa, elongation 11,379%, modulus young 66,465 MPa, water uptake 37,50%,
and biodegradation is about 36,11% in one week.
Keyword : bioplastic, casting, cellulose, glycerol, starch

1. PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan lingkungan di tanah, air, dan udara, serta penumpukan
dunia pada umumnya dan di Indonesia pada sampah plastik [Marbun, 2012].
khususnya adalah limbah plastik. Kebutuhan Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik
plastik sebagai kantong plastik, kemasan diproduksi di dunia, dari jumlah tersebut maka
pangan atau barang semakin lama semakin dapat dilihat bahwa sampah plastik setiap
meningkat. Ini dikarenakan plastik mempunyai tahun mengalami peningkatan. Begitu pula di
keunggulan dibandingkan dengan media lain Indonesia, kebutuhan plastik meningkat
seperti logam atau gelas, yaitu jauh lebih menjadi 2,3 juta ton [Setiawan, dkk., 2014]. Di
ringan, harga lebih murah, kemudahan dalam sisi lain, minyak bumi sebagai bahan baku
proses pembuatan dan aplikasinya, dan tidak plastik konvensional yang sulit didegradasi
mudah pecah. Selain itu, peningkatan jumlah juga merupakan sumber daya alam yang
penduduk di dunia ditambah dengan terbatas dan tidak dapat diperbaharui
penggunaan sumber energi yang tidak dapat (unrenewable). Sulitnya proses penguraian
diperbaharui untuk memproduksi plastik plastik konvensional menyebabkan
semakin menambah penumpukan sampah penumpukan sampah terus meningkat dan
plastik. Plastik konvensional yang masih semakin mengganggu lingkungan. Sehingga
sering digunakan saat ini berasal dari bahan diperlukan solusi alternatif bahan plastik yang
polimer sintetis yang terbuat dari petroleum, aman bagi lingkungan dan makhluk hidup. Hal
atau gas alam yang sulit didaur ulang dan tersebut, memberikan gambaran mengenai
diuraikan oleh pengurai. Plastik konvensional potensi pengembangan kemasan plastik
yang dihasilkan dapat mengakibatkan biodegradable dengan kemampuan yang dapat
pencemaran lingkungan berupa pencemaran diuraikan kembali oleh mikroorganisme

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 1


sehingga mengurangi pencemaran lingkungan yang dikenal sebagai gelatinisasi [Ratnayake
[Setiawan, dkk., 2014]. dan Jackson, 2008]. Gelatinisasi
Bioplastik adalah material yang dapat mengakibatkan ikatan amilosa akan cenderung
digunakan, seperti layaknya plastik saling berdekatan karena adanya ikatan
konvensional tetapi bioplastik mudah hidrogen. Setelah terjadi proses gelatinisasi,
mengalami penguraian oleh mikroorganisme. kemudian larutan gelatin dicetak atau
Penggunaan bioplastik juga memberikan dituangkan pada tempat pencetakan dan
manfaat positif pada pelestarian lingkungan dikeringkan selama 24 jam. Proses
dengan memanfaatkan bahan baku yang dapat pengeringan akan mengakibatkan penyusutan
diperbaharui dan dapat didegradasi oleh sebagai akibat dari lepasnya air, sehingga gel
lingkungan [Bahmid, dkk., 2014]. akan membentuk bioplastik yang stabil
Bioplastik adalah polimer yang dapat [Ginting, dkk., 2014].
berubah menjadi biomassa, H2O, CO2, dan Semakin kecil ukuran maka semakin luas
atau CH4 melalui tahapan depolimerisasi dan permukaan, sehingga interaksi antara pengisi
mineralisasi. Bioplastik akan terurai oleh dengan matriks akan relatif kuat. Hal ini
aktivitas pengurai melalui proses biodegradasi. diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa
Kemudian hasil biodegradasi berupa mineral reaksi antarfasa akan meningkat dengan
dan air akan diolah tanaman dan tanaman akan semakin kecilnya ukuran partikel pengisi
berfotosintesis. Sebagian hasil fotosintesis komposit [Adryani dan Maulida, 2014]. Selain
akan disimpan dalam bentuk cadangan itu, [Gunawan, dkk., 2016] juga menyatakan
makanan, salah satunya berupa umbi. bahwa tingkat kerapatan susunan antar serat
Kemudian umbi dapat diolah kembali menjadi pada ukuran diameter kecil lebih tinggi
bioplastik [Marbun, 2012]. dibandingkan dengan ukuran diameter yang
Bioplastik dapat dibuat dari berbagai besar, sehingga rongga antar serat yang terjadi
sumber dan bahan baku. Salah satunya adalah pada susunan diameter kecil lebih rendah
minyak tumbuhan, selulosa, karbohidrat, pati dibandingkan dengan diameter besar. Hal ini
dan lain-lain. Selulosa merupakan produk akan mengurangi kemampuan material
biomassa polisakarida alami yang dapat komposit dalam menerima beban, sebab ikata
diperbaharui dan mudah didegradasi oleh antar unsur penyusun komposit melemah.
mikroorganisme. Selulosa merupakan salah Untuk menyelamatkan lingkungan dari
satu polimer alam yang melimpah dan dapat bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan
dimodifikasi dimana kegunaannya sangat luas bioplastik yang dapat diurai kembali oleh
mulai dari bidang industri kertas, film mikroorganisme secara alami menjadi
fotografi, plastik biodegradabel, sampai untuk senyawa yang ramah lingkungan yang berasal
membran yang digunakan diberbagai bidang dari selulosa, pati, kolagen, kasein, protein
industri [Whistler, 1993]. atau lipid yang terdapat dalam hewan.
Pati merupakan produk biomassa Kandungan pati yang berasal dari umbi talas
polisakarida alami yang dapat diperbaharui yang cukup tinggi memungkinkan digunakan
(renewable) dan mudah didegradasi sebagai bahan pembuat bioplastik [Sinaga,
(biodegradable) oleh mikroorganisme dengan dkk., 2014]. Pada penelitian ini, pati yang
harga yang murah. Pati merupakan cadangan digunakan untuk pembuatan bioplastik
makanan yang secara alami terbentuk dalam bersumber dari pati umbi talas dimana selulosa
akar, biji, dan batang dari beberapa tanaman yang digunakan sebagai penguatnya
tersebut antara lain adalah padi, kentang, ubi bersumber dari batang pisang kepok (Musa
kayu, jagung, gandum dan sebagainya paradisiaca normalis). Proses pembuatan
[Whisler, 1993]. bioplastik pada penelitian ini menggunakan
Pati terbentuk dengan struktur yang sangat metode casting dengan menggunakan gliserol
terorganisasi, yang dikenal sebagai granula sebagai plasticizer. Proses casting akan
pati. Pati memeiliki sifat termal yang unik dan dilakukan dengan variasi kadar dan ukuran
fungsional yang membuat pati diijinkan pada serat selulosa.
penggunaan yang luas pada produksi makanan
dan aplikasi industri. Ketika dipanaskan 2. METODE PENELITIAN
dengan air, pati akan mengalami proses Bahan yang digunakan pada penelitian ini
transisi, dimana granula terpecah menjadi adalah pati umbi talas dengan kadar pati
sebuah campuran polimer didalam larutan, 67,97% dan selulosa batang pisang dengan

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 2


kadar selulosa sebesar 62,75% sebagai bahan menambahkan air pada endapan pati hingga
baku, gliserol 95% sebagai plasticizer, NaOH diperoleh endapan pati yang benar – benar
1M, aquades , NaOCl 5%, dan HCl 3%. bersih. Hasil endapan pati yang diperoleh
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kemudian dikeringkan dengan oven pada
ini adalah neraca analitik, labu ukur, gelas temperatur 80ºC selama 15 menit [Sinaga,
piala, gelas ukur, batang pengaduk, oven, dkk., 2014].
ayakan 100, 150 dan 200 mesh, cetakan kaca,
kaca arloji, pipet tetes, heating mantle, Pembuatan Bioplastik
kondensor, labu leher tiga, statif, termometer, Pembuatan bioplastik tanpa penambahan
hot plate. Peralatan atau instrumen untuk selulosa, mula-mula pati yang diperoleh dari
karakterisasi antara lain penguji kuat tarik, dan umbi talas ditambah aquades dengan
Scanning Electron Microscopy (SEM). perbandingan pati : aquades sebesar 1:20.
Larutan tersebut diaduk dengan hot plate dan
Prosedur Penelitian magnetic stirrer pada kecepatan 200 rpm dan
Isolasi Selulosa dari Batang Pisang suhu 70°C selama 20 menit. Selanjutnya
Batang pisang dipotong menjadi ukuran gliserol sebanyak 15%b terhadap pati
± 2 cm dan dikeringkan di dalam oven. ditambahkan dan diaduk selama 10 menit
Potongan batang pisang yang telah kering setelah itu didinginkan. Hasil yang diperoleh
dihaluskan sampai berukuran menyerupai dituang ke dalam cetakan kaca ukuran 30 cm x
serbuk. Selanjutnya dilakukan tahap isolasi 20 cm. Setelah rata, adonan dalam cetakan
selulosa. Isolasi selulosa dilakukan melalui dikeringkan pada suhu ruang selama 24 jam.
tiga tahap perlakuan. Tahap pertama adalah Kemudian dimasukkan ke dalam desikator.
perlakuan basa dengan menggunakan NaOH Plastik siap untuk dikarakterisasi [Septionari,
disertai pemanasan. Pada penelitian ini dkk., 2014]. Setelah itu, dilakukan pembuatan
digunakan NaOH 1 M dan suhu pemanasannya bioplastik dengan penambahan selulosa
adalah 80 °C selama 4 jam. Sampel kemudian dengan kadar 6 %, 9 %, 12 % dan 15 %b
dicuci sampai didapatkan pH netral. Tahap terhadap berat pati dengan ukuran serat
kedua adalah proses pemucatan. Tepung selulosa 100, 150 dan 200 mesh.
batang pisang direndam dalam larutan NaOCl
5% selama 3 jam pada suhu 30 °C. Tahap Uji Kekuatan Tarik (Tensile Strength) dan
ketiga adalah perlakuan dengan asam Pemanjangan Saat Putus (Elongation at
menggunakan HCl 3% disertai pemanasan Break) ASTM D882
pada suhu 60 °C selama 1 jam. Selulosa hasil Sampel yang akan diuji terlebih dahulu
isolasi dikeringkan dalam oven bersuhu 30-40 dikondisikan dalam ruang dengan suhu
°C sampai kering (Febriyani, 2014). Langkah kelembaban relative standar (23 ± 2oC) selama
selanjutnya adalah pengayakan selulosa 24 jam. Sampel akan diuji dipotong sesuai
dengan ukuran 100, 150 dan 200 mesh. standar. Pengujian dilakukan dengan cara
kedua ujung dijepit pada mesin penguji tensile.
Isolasi Pati dari Umbi Talas Selanjutnya dicatat panjang awal dan ujung
Proses pembuatan pati umbi talas tinta pencatat diletakkan pada posisi 0 pada
diawali dengan cara 100 gr umbi talas dicuci grafik. Knob start dinyalakan dan alat akan
dengan air biasa kemudian ditiriskan. Umbi menarik sampel yang putus dan dicatat gaya
talas dikuliti dengan pisau kemudian dipotong kuattarik (F) dan panjang setelah putus.
berbentuk kubus berukuran kira-kira (1 x 1 x Selanjutnya dilakukan pengujian lembar
1) cm. Umbi talas tersebut dimasukkan berikutnya. Uji kekuatan tarik di hitung dengan
kedalam blender dan ditambahkan dengan air cara sebagai berikut:
sebanyak 100 ml lalu diblender hingga halus.
Hasil blender kemudian disaring dengan
menggunakan saringan biasa. Filtrat yang
diperoleh didiamkan selama 24 jam hingga
terbentuk endapan (pati). Air dibuang untuk
mendapatkan endapan pati. Endapan pati Pengukuran dilakukan dengan cara yang sama
dicuci dengan menambahkan air pada pati dengan uji kekuatan tarik. Elongasi dinyatakan
tersebut, diaduk, lalu biarkan 1 jam lalu dalam persentase melalui perhitungan berikut:
dibuang airnya. Diulangi kembali dengan

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 3


3. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Kadar dan Ukuran Serat Selulosa
Terhadap Kuat Tarik, Elongasi dan Modulus
Young Bioplastik
Prosedur Uji Modulus Young ASTM D882 Untuk mengetahui pengaruh kadar dan
Uji Modulus Young didasarkan pada hasil ukuran serat selulosa terhadap kekuatan tarik,
uji kekuatan tarik dan uji perpanjangan pada maka dalam penelitian ini diinterpretasikan
saat putus. secara grafikal untuk melihat kecenderungan
1. Diperoleh data nilai kekuatan tarik dari atau keterkaitan antara variabel. Hasil analisa
hasil pengujian. menunjukkan bahwa bioplastik yang
2. Diperoleh data nilai perpanjangan pada saat
dihasilkan memiliki nilai kekuatan tarik seperti
putus dari hasil pengujian.
ditampilkan pada gambar 3.1
3. Ditentukan nilai Modulus Young
berdasarkan nilai kekuatan tarik dan
perpanjangan pada saat putus dari data yang
diperoleh.
Perhitungan :

Pengujian Air Yang Diserap (Water Uptake)


[Darni, dkk., 2009] Gambar 3.1 Grafik Pengaruh Kadar dan
Berat awal sampel yang akan diuji Ukuran Selulosa Terhadap Kuat Tarik
ditimbang (Wo). Lalu isi suatu wadah (botol/
gelas/ mangkok) dengan air aquades. Letakkan Peningkatan nilai kuat tarik dapat juga
sampel plastic kedalam wadah tersebut. diakibatkan oleh ukuran serat dari selulosa.
Setelah 10 detik angkat dari dalam wadah Dari gambar 3.1 diatas dapat dilihat terjadinya
berisi aquades, timbang berat sampel (W) yang kenaikan nilai kuat tarik bioplastik dari 100
telah direndam dalam wadah. Rendam kembali mesh ke 150 mesh. Hal ini disebabkan oleh
sampel kedalam wadah tersebut, angkat tiap 10 semakin kecil ukuran maka semakin luas
detik, timbang berat sampel. Lakukan hal yang permukaan, sehingga interaksi antara pengisi
sama hingga diperoleh berat akhir sampel dengan matriks akan relatif kuat. Hal ini
yang konstan. Air yang diserap oleh sampel diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa
dihitung melalui persamaan: reaksi antarfasa akan meningkat dengan
semakin kecilnya ukuran partikel pengisi
komposit [Adryani dan Maulida, 2014]. Selain
itu, [Gunawan, dkk., 2016] juga menyatakan
bahwa tingkat kerapatan susunan antar serat
pada ukuran diameter kecil lebih tinggi
Prosedur Analisa Biodegradasi dibandingkan dengan ukuran diameter yang
Uji biodegradasi dilakukan dengan besar, sehingga rongga antar serat yang terjadi
menggunakan metode sebagai berikut pada susunan diameter kecil lebih rendah
1. Siapkan sampel dengan ukuran 2 × 6 cm. dibandingkan dengan diameter besar. Hal ini
2. Kemudian ditimbang massanya akan mengurangi kemampuan material
3. Sampel kemudian dikubur dalam tanah komposit dalam menerima beban, sebab ikata
dan didiamkan selama satu minggu. antar unsur penyusun komposit melemah. Nilai
4. Bioplastik dikeringkan didalam desikator tensile strength tertinggi pada analisa
dan ditimbang sehingga diperoleh berat bioplastik yang dihasilkan terdapat pada
konstan. penambahan selulosa 15% dengan ukuran serat
selulosa yang lolos ayakan 150 mesh yaitu
sebesar 7,595 MPa.
Pada gambar 3.1 diatas dapat dilihat
terjadi juga penurunan nilai kuat tarik akibat
dari semakin kecilnya ukuran dari serat

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 4


selulosa. Pada kadar selulosa 9 % terjadi
penurunan nilai kuat tarik dari 100, 150 dan
200 mesh. Hal tersebut dapat diakibatkan
terjadinya aglomerasi filler pada matriks pati.
Hal ini didukung oleh teori yang mnyatakan
bahwa peningkatan kandungan bahan pengisi
menyebabkan terbentuknya aglomerat yang
besar pada partikel pengisi. Ketika tingkat
aglomerasi meningkat, maka interaksi antara
pengisi dan matriks menjadi lemah. Selain itu,
penurunan nilai kuat tarik juga dapat
disebabkan oleh ketidakmampuan pengisi Gambar 3.3 Grafik Pengaruh Kadar dan
mendukung transfer tegangan yang merata dari Ukuran Selulosa Terhadap Modulus Young
matriks, sehingga mekanisme penguatan oleh
adanya pengisi tidak terjadi dengan baik Gambar 3.3 menunjukkan bahwa nilai
[Adryani dan Maulida, 2014]. modulus young sampel bioplastik dengan
ukuran serat 150 mesh lebih besar
dibandingkan dengan ukuran serat 100 mesh.
Bahmid, [2014] menyatakan bahwa ukuran
serat berpengaruh signifikan terhadap modulus
young bioplastik. Semakin kecil ukuran serat
penyusun selulosa maka semakin tinggi
modulus young yang dihasilkan. Hal ini diduga
karena sifat yang lebih reaktif yang
menyebabkan mobilitas molekul rantai polimer
semakin tinggi terhadap pemlastis sehingga
tingkat kekakuan bioplastik menurun.
Gambar 3.2 Grafik Pengaruh Kadar dan
Ukuran Selulosa Terhadap Elongasi
Pengaruh Kadar dan Ukuran Serat Selulosa
Terhadap Water Uptake
Gambar 3.2 menunjukkan terjadinya
Sifat ketahanan air suatu molekul
penurunan nilai elongasi dengan adanya
berhubungan dengan sifat dasar molekulnya.
penambahan filler selulosa pada sampel
Bahan pati yang digunakan dalam penelitian
bioplastik. Pada penelitian ini diperoleh hasil
ini bersifat hidrofilik, yaitu menyukai air.
analisa elongasi terbesar pada penambahan
Penambahan gliserol juga menambah sifat
selulosa 6% dengan ukuran serat selulosa 150
hidrofilik bioplastik yang dibuat. Peningkatan
mesh yaitu 26,378%. Darni, dkk., [2009]
penyerapan air terkait dengan karakter
menyatakan semakin banyak komposisi
hidrofilik pada gliserol sehingga terjadi
selulosa yang terkandung di dalamnya maka %
peningkatan daya tarik-menarik gliserol
elongasi semakin berkurang. Hal ini
dengan air.
dikarenakan fleksibilitas yang tinggi pada
selulosa sehingga dapat memberikan pengaruh
terhadap perpanjangan elongasi pada sampel
bioplastik. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai
kuat tarik berbanding terbalik dengan nilai
perpanjangan elongasi. Hal ini terkait dengan
penambahan gliserol. Gliserol sebagai
plasticizer berfungsi sebagai pemberi sifat
elastisitas pada film plastik sehingga semakin
banyak gliserol yang ditambahkan maka akan
meningkatkan nilai elongasi pada plastik. Gambar 3.5 Grafik Pengaruh Kadar dan
Penambahan plasticizer menyebabkan Ukuran Selulosa Terhadap Water Uptake
turunnya gaya intermolekular sepanjang rantai
polimer sehingga meningkatkan fleksibilitas
[Darni, dkk., 2009].

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 5


Dari gambar 4.4 diatas terjadi kenaikan water bahwa semakin banyak selulosa yang
uptake seiring dengan bertambahnya selulosa dikandung oleh suatu plastik, maka semakin
dan semakin mengecilnya ukuran serat cepat plastik tersebut untuk terdegradasi. Jadi
selulosa. Namun pada ukuran selulosa 200 yang berperan dalam faktor biodegradabilitas
mesh memiliki nilai ketahanan air yang lebih suatu plastik adalah selulosa. Karena selulosa
rendah dibandingkan dengan ukuran serat merupakan bahan alam yang dapat
selulosa yang 150 mesh. Hal tersebut dapat terdegradasi di alam karena aktivitas mikroba
terjadi dikarenakan selulosa memiliki daya yang berada di dalam tanah.
serap air yang relatif tinggi. Menurut Darni,
dkk., [2009] penambahan selulosa bertujuan Scanning Electron Microscopy (SEM)
untuk mengurangi sifat hidrofilik pada pati Dari mikrograf permukaan bioplastik hasil
karena karakteristik selulosa yang tidak larut SEM berikut ini, dapat dilihat adanya
dalam air. Ditinjau dari struktur kimia, selulosa aglomerasi atau penumpukan komponen
memiliki ikatan hidrogen yang kuat sehingga selulosa di satu titik. Aglomerasi pada matriks
sulit untuk bergabung dengan air. Namun pati dapat mengakibatkan tidak meratanya
penambahan selulosa yang berlebih mampu persebaran dari filler yang ditambahkan
meningkatkan daya serap selulosa. Hal ini sehingga mengakibatkan hasil analisa sampel
terjadi karena ikatan hidrogen dalam molekul bioplastik tidak maksimal. Hal ini didukung
selulosa cenderung untuk membentuk ikatan oleh teori yang mnyatakan bahwa peningkatan
hidrogen intramolekul termasuk dengan kandungan bahan pengisi menyebabkan
molekul air. terbentuknya aglomerat yang besar pada
partikel pengisi. Ketika tingkat aglomerasi
Pengaruh Kadar dan Ukuran Serat Selulosa meningkat, maka interaksi antara pengisi dan
Terhadap Degradasi Bioplastik matriks menjadi lemah. Selain itu, penurunan
Uji biodegradasi bertujuan untuk nilai kuat tarik juga dapat disebabkan oleh
mengetahui seberapa lama bioplastik yang ketidakmampuan pengisi mendukung transfer
dihasilkan agar dapat terurai di lingkungan. tegangan yang merata dari matriks, sehingga
Hasil pengujian biodegradasi bioplastik dapat mekanisme penguatan oleh adanya pengisi
dilihat pada gambar 4.5 berikut ini tidak terjadi dengan baik [Adryani dan
Maulida, 2014].

Gambar 3.6 Grafik Pengaruh Kadar dan


Ukuran Selulosa Terhadap Biodegradasi

Pada gambar 3.6 diatas terjadi peningkatan Gambar 3.4 Mikrograf SEM perbesaran 500x
%pengurangan massa seiring dengan
penambahan selulosa dan semakin kecilnya 4. Kesimpulan
ukuran serat selulosa. Namun terjadi Penambahan selulosa dan semakin kecil
penurunan %pengurangan massa pada ukuran ukuran seratnya mengakibatkan nilai kuat tarik,
serat 200 mesh dan penambahan selulosa 15%. modulus young dan water uptake semakin
Hal tersebut dapat diakibatkan karena semakin meningkat namun menurunkan elastisitas dari
banyaknya selulosa yang ditambahkan, dimana bioplastik yang dihasilkan.
selulosa merupakan polimer alam yang dapat Bioplastik dengan karakteristik terbaik
terdegradasi di alam. Menurut Wypich [2003], diperoleh pada bioplastik dengan variasi
pada uji biodegradabilitas air dapat menetrasi ukuran serat selulosa 150 mesh dan kadar
struktur material dan membantu aktivasi selulosa 15% dimana diperoleh nilai kuat tarik
biologi (mikroba) pada material tersebut. Pada 7,595 MPa, elongasi 11,379%, modulus young
penelitian Behjat, dkk., [2009] menyatakan
Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 6
66,465 MPa, water uptake 37,50% dan Selulosa, Skripsi Sarjana, Fakultas
biodegradasi 36,11%. Teknik, Universitas Indonesia,
Depok.
Daftar Pustaka Ratnayake, W.S., Jackson, D.S. (2008). Starch
Adryani, R., Maulida. (2014). Pengaruh Gelatinization, Journal Advances in
Ukuran Partikel Dan Komposisi Abu Food and Nutrition Research, 55,
Sekam Padi Hitam Terhadap Sifat 221-258.
Kekuatan Tarik Komposit Poliester Septiosari, A., Latifah., & Kusumawati, E.
Tidak Jenuh. Jurnal Teknik Kimia (2014). Pembuatan dan Karakterisasi
USU, 3 (4), 31-36. Bioplastik Limbah Biji Mangga
Bahmid, N.A., Khaswar, S., & Akhiruddin, M. dengan Penambahan Selulosa dan
(2014). Pengaruh Ukuran dan Serat Gliserol. Indonesian Journal of
Selulosa Asetat dan Penambahan Chemical Science. 3 (2): 157-162.
Dietilen Glikol (DEG) Terhadap Setiawan, H., Musthofa, L., Masruroh. (2014).
Sifat Fisik dan Mekanik Bioplastik. Optimasi Plastik Biodegradable
Jurnal Teknologi Industri Pertanian, Berbahan Jelarut (Marantha
24 (3), 226-234. Arundinacea L) dengan Variasi
Behjat, T., Rusly, A.R., Luqman, C.A., Yus, LLDPE untuk Meningkatkan
A.Y., & Azowa I.N. (2009). Effect of Karakteristik Mekanik, Jurnal
PEG on the Biodegradability Studies Keteknikan Pertanian Tropis dan
of Kenaf Cellulose-Polyethylene Biosistem, 2 (2), 124-130.
Compsites. International Food Sinaga, R.F., Ginting, G., Ginting, M.H &
Research Journal. 16 (2): 243-247. Hasibuan, R. (2014) Pengaruh
Darni, Y., Utami, H., & Asriah, S.N. (2009). Penambahan Gliserol terhadap Sifat
Peningkatan Hidrofobisitas dan Sifat Kekuatan Tarik dan Pemanjangan
Fisik Platik Biodegradabel Pati saat Putus Bioplastik dari Pati Umbi
Tapioka dengan Penambahan Talas, Jurnal Teknik Kimia,
Selulosa Residu Rumput Laut Universitas Sumatera Utara Medan, 3
Euchema spinossum. Seminar Hasil (2), 19-24
Penelitian & Pengabdian Kepada Whistler, R.L. (1993). Methode in
Masyarakat, 126-139 Carbohydrate Chemistry, Academic
Febriyani, E.P. (2014). Selulosa Mikrobifril Press Publishing, New York and
dari Batang Pisang Sebagai Bahan London, Vol. 3.
Baku Film Plastik. Skripsi Sarjana. Wypich, G. (2003). Plasticizer Use and
Fakultas Matematika Dan Ilmu Selection for Specific Polymers.
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Toronto: ChemTec Laboratories.
Bogor, Bogor.
Ginting, M., Hasibuan, H.S., Rosdanelli,
Sinaga, R.F., & Ginting, G. (2014).
Pengaruh Variasi Temperatur
Gelatinisasi Pati terhadap sifat
Kekuatan Tarik dan Pemanjangan
pada saat Putus Bioplastik Pati Umbi
Talas, Jurnal Seminar Nasional
Sains dan Teknologi, ISSN : 2407-
1846.
Gunawan, Y., Aksar, P., Irfan, L.O. (2016).
Analisa Pengaruh Ukuran Diameter
Serat Tangkai Sagu Terhadap Sifat
Mekanik Pada Material Komposit.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik
Mesin, 2 (2), 62-67.
Marbun. (2012). Sintesis Bioplastik dari Pati
Ubi Jalar Menggunakan Penguat
Logam ZnO dan Penguat Alami

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 7

Anda mungkin juga menyukai