Anda di halaman 1dari 6

SUB TEMA: LINGKUNGAN

INOVASI KANTONG PLASTIK DARI KULIT SINGKONG RAMAH


LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI LIMBAH PLASTIK

Disusun Oleh:
Shofy Azizah

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
1

PENDAHULUAN
Penggunaan plastik telah meluas ke hampir semua bidang kehidupan.
Kantong plastik berperan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai kemasan
karena kantong plastik memiliki kelebihan yaitu ringan, transparan dan terjangkau
bagi semua orang. Oleh karena itu, penggunaan kantong plastik semakin meningkat
karena sampah plastik yang sulit terurai oleh mikroorganisme menyebabkan
pencemaran lingkungan dimana-mana. Saat ini, sekitar 50% plastik hanya
digunakan sekali. Hal ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah sampah
plastik di darat, tetapi juga mencemari sungai, rawa, bahkan laut.

Lampiran 1. Grafik limbah plastik dunia

Gambar grafik tersebut menunjukkan bahwa karena plastik sulit terurai, mungkin
terdapat puluhan miliar ton plastik di bumi pada akhir abad ini. Plastik sendiri terdiri
dari polimer yang lebih ringan dibandingkan dengan air, sehingga mudah
mengapung di air. Sedangkan bahayanya sampah plastik adalah jika terurai menjadi
partikel-partikel kecil yang tidak bisa langsung diurai oleh bakteri. Membutuhkan
waktu lebih dari 3000 tahun agar plastik terurai.
Untuk mencegah sampah plastik mencemari lingkungan, kita harus
mengembangkan bioplastik atau plastik yang mudah terurai oleh mikroorganisme.
Secara umum, kemasan plastik biodegradable diartikan sebagai kemasan yang
dapat didaur ulang dan dihancurkan secara alami. Menurut Griffin (Griffin, 1994),
plastik biodegradable merupakan bahan yang mengalami perubahan struktur
2

kimianya dalam kondisi dan waktu tertentu, struktur ini akan dipengaruhi oleh
mikroorganisme (bakteri, fungi, alga) dan mempengaruhi kinerjanya.
Dalam kesempatan yang sama, Seal (1994) menjelaskan bahwa kemasan plastik
biodegradable merupakan bahan polimer yang dapat diubah menjadi senyawa
dengan berat molekul rendah, di mana setidaknya satu langkah proses degradasi
dilakukan melalui metabolisme alami organisme.

Lampiran 2. Kulit singkong

Di sini saya memilih kulit singkong sebagai bahan baku sebagai bahan
pengganti plastik dalam pembuatan kantong plastik. Karena limbah kulit singkong
jarang dimanfaatkan, maka dapat mengurangi pencemaran. Kulit singkong
merupakan bahan limbah industri dengan kandungan pati yang tinggi, sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti polimer pada pembuatan plastik.
Selain itu, bahan di dalam kantong plastik tidak aman digunakan. Oleh
karena itu, saya mengganti bahan plastik dengan bahan yang aman, sehat dan
mudah terurai, sehingga tidak mencemari lingkungan dan menjadi limbah yang
tidak berbahaya yaitu kulit singkong digunakan sebagai pengganti plastik.
Inovasi ini diciptakan bertujuan untuk mengurangi limbah plastik yang sulit
terurai di tanah dan mengembangkan inovasi bioplastik yaitu kantong plastik yang
mudah terurai dan ramah lingkungan.
3

ISI
Proses produksi plastik singkong diawali dengan pengolahan kulit singkong
menjadi tepung tapioka yang kemudian dicampur dengan gliserin untuk
menghasilkan komponen plastik yang kuat. Kemudian gunakan ekstruder untuk
melakukan proses ekstrusi pada suhu 100-160 ° C.
Ekstrudat pellet plastik yang dihasilkan kemudian diproduksi menjadi pellet.
Partikel tersebut akan menjadi bahan baku pembuatan plastik. Selanjutnya pellet
dimasukkan ke dalam mesin yang disebut pelletizer. Mesin tersebut terdiri dari
feeder yang digunakan untuk menampung partikel yang akan diolah dan
membuatnya menjadi kantong sayur. Kemudian akhirnya diubah menjadi lembaran
plastik melalui proses pemanasan dan peniupan.
Dalam proses akhir, pencetakan kantong singkong selesai. Dalam proses ini
plastik akan diproduksi sesuai kebutuhan. Hasilnya bioplastik dari singkong ini
mirip dengan plastik biasa. Namun demikian, masih terdapat tantangan yaitu rentan
terhadap air karena plastik singkong ini akan mudah terurai bila terkena air.
Sehingga apabila inovasi kantong singkong ini telah banyak digunakan maka sangat
membantu dalam mengurangi limbah plastik dan menciptakan lingkungan sehat.

Lampiran 3. Plastik dari kulit singkong

Bahan polimer sintetis banyak digunakan dalam aktivitas manusia apa pun.
Keuntungan polimer sintetik adalah mudah ditemukan dan dapat dikelompokkan
dengan mudah. Tetapi di sisi lain, polimer sintetis memiliki efek negatif tertentu
pada hal ini disebabkan oleh zat makromolekul buatan yang biasanya digunakan
4

Petroleum (minyak bumi), termasuk golongan non-degradable dengan jumlah yang


terbatas. Harga polimer sintetis yang digunakan tergolong mahal. Sehingga, banyak
polimer alami telah dikembangkan. Polimer plastik dan polimer alami mengandung
ikatan labil hidrolitis atau enzimatis. Namun, polimer alami lebih ramah lingkungan
karena dapat terurai secara alami. Di antara polimer alami, pati merupakan salah
satu yang banyak dikembangkan. Pati sangat mudah terurai secara alami, murah,
dan terbarukan. Telah banyak penelitian yang mengembangkan polimer berbasis
pati untuk menghemat penggunaan minyak bumi dan mengurangi kerusakan
lingkungan.
Terdapat perbedaan dari kantong singkong dan kantong plastik. Kantong
singkong ramah lingkungan ini memiliki banyak keunggulan yaitu dapat terurai
secara alami dalam hitungan bulan sedangkan kantong plastik membutuhkan
ratusan tahun untuk terurai. Kemudian kantong singkong terbuat dari bahan-bahan
yang dapat diperbaharui dan aman bagi lingkungan sementara kantong plastik
terbuat dari bahan berbasis petroleum yang berbahaya untuk lingkungan.

KESIMPULAN
Kesimpulannya, plastik biodegradable dapat dibuat dari bahan yang
mengandung karbohidrat / pati dan jenis lainnya (selulosa, hemi selulosa,
tachetins). Pertimbangan pembuatan plastik biodegradable dari kulit singkong
adalah bahwa kulit singkong merupakan limbah yang banyak mengandung pati,
selama ini pemanfaatannya terbatas pada pakan ternak. Plastik biodegradable
mudah terurai oleh mikroorganisme, cahaya, suhu, dan air, oleh karena itu
biodegradable merupakan salah satu solusi dalam mengatasi pencemaran plastik
secara konvensional.
5

DAFTAR PUSTAKA
Gilang Pandu Lazuardi, Pembuatan Dan Karakterisasi Bioplastik Berbahan
Dasar Kitosan Dan Pati Singkong Dengan Plasticizer Gliserol, UNESA Journal
Of Chemistry, 2013, 2, 161-166
(https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/unesa-journal-of-
chemistry/article/view/4495)

Sari, Ita Indriana (2015) Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong (Manihot


Utilissima) Untuk Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan (Biodegradable)
Dengan Penambahan Gliserol Dari Minyak Jelantah. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
(http://eprints.ums.ac.id/34056/)

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Grafik Limbah Plastik Dunia ...............................................................1
Lampiran 2. Kulit Singkong .....................................................................................2
Lampiran 3. Plastik Dari Kulit Singkong .................................................................3

Anda mungkin juga menyukai