Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN

ALTERNATIF PEMBUATAN PLASTIK


Listyani hidayah


Akhir-akhir ini sampah menjadi masalah serius. Apalagi sampah plastic yang uumnya sulit
teruraikan oleh mikroorganisme. Tetapi sekarang ini banyak juga plastic yang sudah iodegradable.
Yaitu plastic yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Umumnya plastic biodegradable terbuat
dari selulosa. Tongkol jagung merupakan bahan alam yang juga mengandung selulosa. Maka dari
itu tongkol jagung dapat di gunakan sebagai ahan alternatife pembuatan plastic yang ramah
lingkungan.Apalagi sekarang ini tongkol jagung melimpah di masyarakat dan hanya menjadi
limbah. Pemanfaatan tongkol jagung belum maksimal karena tongkol jagung umumnya hanya
digunakan sebagai pengganti kayu bakar atau sebagai makanan ternak. Padahal sebenarnya tongkol
jagung dapat dimanfaatkan menjadi hal yang lebih berguna seprti bahan seperti bahan alternatife
pembuatan plastic biodegradable. Kandungan selulosa yaitu bahan pembuatan plastic
biodegradable cukup banyak yaitu 40 % dari kandungan keseluruhan tongkol jagung. Dengan
demikian tongkol jagung cukup memadai jika benar-benar di gunakan sebagai pengganti pembuatan
plastic biodegradable.











PENDAHULUAN.
Dewasa ini sampah menjadi masalah serius. Semakin hari semakin banyak padahal
penguraiannya lebih lambat. Apalagi sampah plastik yang umumnya sulit di uraikan
mikroorganisme. Plastik sintetik (non-biodegradable) sangat berpotensi menjadi material
yang mengancam kelangsungan makhluk hidup di bumi ini. Bahan biodegradable polymer
termasuk salah satu produk baru yang dikembangkan di Indonesia. Bahan itu lebih murah
dibanding bahan plastik lainnya. Waktu hancurnya lebih singkat. Bahan ini juga tidak
beracun dan sangat aman untuk membungkus makanan.
Plastik dan polimer banyak digunakan masyarakat. Hampir setiap produk menggunakan
plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik
diproduksi dunia untuk digunakan di berbagai sektor industri. Kira-kira sebesar itulah
sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun.
Material plastik banyak digunakan karena mempunyai sifat unggul, seperti ringan,
transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat. Sebaliknya, plastik masih mempunyai sifat kurang menguntungkan. Plastik
tidak mudah hancur karena lingkungan, baik oleh cuaca hujan dan panas matahari maupun
mikroba yang hidup dalam tanah.

Beranjak dari permasalahan itu, muncul pemikiran menggunakan bahan alternatif untuk
membuat material polimer yang ramah lingkungan (biodegradable, Red).
Di beberapa negara maju, bahan plastik biodegradable sudah diproduksi secara komersial,
seperti poli hidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS),
dan poli asam laktat (PLA). Namun, kebanyakan bahan baku untuk bahan plastik
biodegradable masih menggunakan sumber daya alam yang tidak diperbarui (non-
renewable resources, Red) dan tidak hemat energi. Dengan demikian, tentu pengembangan
bahan plastik biodegradable yang memanfaatkan bahan-bahan alam terbarui (renewable
resources, Red) sangat diharapkan.

"Plastik biodegradable dari pati singkong dan khitosan ini menjadi salah satu alternatif
bahan pembungkus. Selain ramah lingkungan karena mudah terurai, juga memiliki
karakteristik awet dan tahan hingga bulan ke-3 dari pemakaian," tandas Feris, peneliti muda
bidang kimia material dan komposit andalan DPPM UII itu. Penelitian yang bertujuan
mensintesis komposit pati-khitosan dan membentuk film plastik biodegradable itu pada
akhir 2006 lalu juga berhasil mendapat dana dari Menristek untuk pengembangan
penelitiannya.

Dalam penelitian ini, film plastik biodegradable diartikan sebagai film yang dapat didaur
ulang dan dihancurkan secara alami. Aman, Mudah Didaur Ulang Tongkol jagung
merupakan biopolimer karbohidrat yang dapat terdegradasi secara mudah di alam dan
bersifat dapat diperbarui. Tongkol jagung sendiri memiliki batasan bervariasi terkait
dengan kelarutan dalam air. Lapisan tipis dari tongkol jagung dapat dengan mudah rusak.
Untuk meningkatkan karakteristik, biasanya tongkol jagung dicampur biopolimer yang
bersifat hidrofobik atau bahan tahan air. Salah satu biopolimer hidrofobik yang
direkomendasikan adalah khitosan yang dapat disintesis dari limbah cangkang udang dan
crustacea lainnya.. Khitosan merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, larutan basa
kuat, sedikit larut dalam HCl dan HNO3, dan H3PO4, dan tidak larut dalam H2SO4. Selain
itu, khitosan tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi, dan bersifat polielektrolitik.
Karakteristik lain khitosan adalah dapat dengan mudah berinteraksi dengan zat-zat organik
lain, seperti protein dan lemak. Karena itu, khitosan relatif lebih banyak digunakan pada
berbagai bidang industri terapan dan industri farmasi dan kesehatan.

Proses polimerisasi campuran amilosa dan amilopektin tersebut dimulai dengan pemanasan
suhu 80-90 0C dengan penambahan aquades 300 ml, sampai terbentuk biopolimer, lalu
dicampur gliserol (plasticizer, Red), diaduk 3 menit, dicetak dalam cetakan PE, dioven dua
hari (2 x 24 jam) pada suhu 45 0C, selanjutnya dilepaskan dari cetakan dan dikondisikan
dalam suhu kamar atau ruangan selama 24 jam. Film plastik biodegradable siap dianalisis
dan diuji.

Analisis morfologi terhadap film plastik biodegradable yang dihasilkan dilakukan
menggunakan mikroskop elektrik (EM 30 m). Selanjutnya, dilakukan uji karakteristik
mekanik (tensile strength, elongation at break, elastic modulus) terhadap film plastik
biodegradable dengan ukuran sampel 3 x 25 cm menggunakan tenso lab. (yandi bagus)
Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik
biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami
menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Plastik biodegradabel dapat mengalami
penguraian yang lebih cepat dibandingkan dengan plastik non-biodegradabel, sehingga
plastik biodegradabel tidak akan mengganggu keseimbangan alam. Keuntungan lain dari
plastik biodegradabel ketika dibuang ke alama yakni akan lebih mempercepat kesuburan
tanah yang diakibatkan terurainya plastik dengan membentuk unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanah.

Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Namun
kurang efektif karena sekarang petroleum, gas alam, atau batu bara mulai habis dan tidak
dapat di perbanyak lagi karna petroleum, gas alam, atau batu bara merupakan barang yang
tidak dapat di perbaruhi. Dengan demikian di butuhkan bahan alternatife yang dapat
menggantikan petroleum, gas alam, atau batu bara. Bahan tersebut adalah tongkol jagung.
Stok tongkol jagung saat ini sangat melimpah. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia
adalah petani yang umumnya juga menanam jagung. Pemanfaatan tongkol jagung masih
sangat terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan
tambahan makanan ternak, atau hanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar.










KANDUNGAN TONGKOL JAGUNG
Salah satu jenis biopolimer yang telah dikembangkan adalah selulosa asetat. Biopolimer
dari jenis ini dapat dibuat dari raw material yang banyak mengandung senyawa kimia
selulosa. Tongkol jagung merupakan raw material yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi biopolimer jenis selulosa asetat. Hal ini dikarenakan tongkol jagung banyak
mengandung senyawa jenis selulosa. Komposisi tongkol jagung

No Komposisi Jumlah (%)
1. Selulosa 40
2. Hemiselulosa 36
3. Lignin 16
4. Lain-lain 8
Melihat komposisi selulosa dan hemi selulosa yang cukup besar seperti yang tertera di atas,
maka tongkol jagung sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bentuk biopolimer jenis
selulosa asetat.Biopolimer selulosa asetat dapat diaplikasikan sebagai pembungkus atau
kemasan produk makanan. Untuk kurun waktu tertentu, produk makanan dalam kemasan
dapat mengalami kerusakan akibat adanya mikroorganisme khususnya bakteri yang tumbuh
di dalamnya. Pertumbuhan bakteri dalam kemasan produk makanan dapat dihambat apabila
pembungkus atau kemasan juga mengandung bahan-bahan yang memiliki fungsi sebagai
anti bakteri. Bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai antibakteri adalah kitosan. Untuk
kitosan sendiri telah banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi diantaranya sebagai
antimikrobia, anti inflamasi, dan antioksidan dengan memecah radikal superoksida (secara
invitro).
Selulosa asetat dan kitosan dapat dipadukan menjadi suatu biopolimer yang dapat dijadikan
pembungkus atau kemasan produk makanan dengan kemampuan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri, sehingga makanan yang terdapat dalam
kemasan akan lebih bertahan lebih lama.


PENUTUP
KESIMPULAN
Saat ini masalah sampah menyedot perhatian penuh. Khususnya sampah plastic yang sulit
di uraikan oleh mikroorganisme. Maka perlu di carikan bahan alternatife pembuatan plastic
yang bias teruraikan oleh mikroorganisme (biodegerable). Bahan tersebut adalah tongkol
jagung. Stok yang melimpah dalam masyarakat, pemanfaatan yang kurang efektif, dan
kandungan yang sesuai untuk bahan pembuatan plastic menjadikan tongkol jagung dapat
dijadikan sebagai alternatife pembuatan plastik.

SARAN
Plastic adalah barang yang tidak asing lagi di masyarakat. Semua orang mengenalnya dan
menggunakanya. Plastic yang sulit terurai manjadi masalah yang serius bagi lingkungan.
Sehingga mendorong di temukannya bahan alternatife untuk membuat jagung yaitu tongkol
jagung. Dengan di temukanya bahan alternatife pembuatan plastic yang biodegradable
semoga masalah plastic dapat sedikit demi sedikit dapat teratasi.

SURAT PERNYATAAN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Listyani Hidayah
Tempat & Tanggal Lahir : Temanggung, 6 Agustus 1996
Nama Sekolah : SMK N TEMBARAK
NIS : 9087
Domisili (Alamat Surat) : Gatak, Selopampang, Temanggung
Nomer telepon : 085743364922
Alamat Email : listya.gabriel@yahoo.com

Dengan ini menyatakan bahwa artikel yang diikutkan dalam kompetisi artikel online 2012 belum
pernah diikutkan dalam kompetisi lain yang sejenis dan merupakan karya sendiri dan bukan
plagiat kecuali sumber-sumber yang menjadi referensi yang terdapat dalam daftar pustaka.

Demikianlah pernyataan ini telah saya buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti saya telah
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pernyataan ini, maka naskah yang diikutkan dalam
kompetisi ini akan gugur.

Temanggung, 11 April 2012



Listya Hidayah

Anda mungkin juga menyukai