Anda di halaman 1dari 16

PETUNJUK PRAKTIKUM

OPERASI PERPINDAHAN MASSA DAN PANAS

Disusun oleh:
Ir. Sumardiyono, M.T.
Gregorius Prima Indra Budianto, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2017
HALAMAN REGISTRASI
Bahan pembelajaran dengan nomor registrasi di bawah ini hanya digunakan untuk
pembelajaran di Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Setia Budi.

NAMA MATA KULIAH

PRAKTIKUM OPERASI PERPINDAHAN MASSA DAN PANAS

NOMOR REGISTRASI

D 004/A5-2b.BP/28.08.2017

Surakarta, 12 September 2017


Wakil Rektor I,

DR.Dra. Peni Pujiastuti, M.Si


TATA TERTIB PRAKTIKAN
1. Praktikan diharapkan hadir tepat waktu (toleransi keterlambatan 15 menit)
2. Praktikan yang terlambat dinyatakan inhall satu kelompok
3. Praktikan wajib mengenakan jas laboratorium dan APD jika diperlukan
4. Praktikan wajib mengikuti pretest setiap sebelum mengikuti mata praktikum di tiap
minggunya hingga dinyatakan lulus
5. Pada saat pretest praktikan berhak bertanya dan memperoleh penjelasan dan tutorial dari
asisten terkait praktikum yang akan dilaksanakan
6. Praktikan diberi kesempatan memperbaiki nilai pretest dalam waktu 7 hari atau sebelum
praktikum dimulai
7. Praktikan yang tidak lulus pretest tidak diperbolehkan mengikuti praktikum di minggu
tersebut
8. Praktikan wajib mengikuti acara praktikum dengan serius
9. Praktikan bertanggung jawab pada alat dan bahan yang digunakan
10. Praktikan wajib menulis data yang diambil di laporan sementara
11. Praktikan bertanggung jawab pada data yang dilaporkan
12. Asisten wajib mengecek data yang dilaporkan oleh praktikan
13. Asisten berhak mendiskusikan terkait data dengan dosen pengampu jika diperlukan
14. Praktikan dengan data salah dinyatakan inhall satu kelompok
15. Praktikan wajib membuat laporan tiap praktikum
16. Laporan tiap praktikum wajib dikonsultasikan dan disahkan oleh asisten dalam waktu 7
hari atau sebelum praktikum selanjutnya
17. Asisten berhak mendiskusikan terkait laporan tiap praktikum dengan dosen pengampu jika
diperlukan
18. Praktikan yang belum mendapatkan pengesahan dari asisten dinyatakan inhall satu
kelompok
19. Pada akhir praktikum, praktikan wajib mengikuti evaluasi baik yang diadakan oleh asisten
maupun dosen pengampu.
20. Komponen penilaiaan:
𝑁𝑃 + 𝑁𝐿 + 𝑁𝐸𝐴 + 3𝑁𝐸𝐷
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
6
NP : nilai pretest
NL : nilai laporan tiap praktikum
NEA : nilai evaluasi asisten
NED : nilai evaluasi dosen
21. Praktikan berhak mendapatkan nilai yang objective baik dari asisten maupun dosen
22. Ketentuan yang belum tertulis dapat ditentukan pada saat praktikum.
FORMAT LAPORAN RESMI
1. Laporan tiap mata praktikum memuat komponen sebagai berikut:
JUDUL
LEMBAR KONSULTASI DAN PENGESAHAN
TUJUAN
DASAR TEORI
ALAT DAN BAHAN
METODE
DATA PERCOBAAN
PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2. Laporan akhir praktikum memuat komponen sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I DIFUSIFITAS INTEGRAL
BAB II DRYING
BAB III KOEFISIEN TRANSFER MASSA
BAB IV HEAT EXCHANGER
LAMPIRAN
3. Laporan diketik pada kertas A4 dengan jenis huruf Times New Roman 12 pt. Margins
t=4cm, l=4cm, r=3cm, b=3cm.
DIFUSIVITAS INTEGRAL
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menghitung koefisien difusivitas
II. TEORI
Difusi molekuler adalah gerakan molekuler yang terjadi pada suatu campuran.
Pergerakan molekul yang terjadi disebabkan oleh gradien konsentrasi. Gradient
konsentrasi cenderung menyebabkan gerakan molekuler dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Difusivitas atau koefisien difusi merepresentasikan sebuah nilai
kecepatan transfer massa. Dalam industri koefisien difusi digunakan sebagai
perhitungan waktu proses, yang selanjutnya digunakan dalam perancangan
kapasitas alat.
“tambahkan teori berdasarkan 3 sumber utama (jurnal dan
buku) dan 1 sumber tambahan (internet) berupa aplikasi
dalam industri”
III. ALAT DAN BAHAN
1. Chamber dengan aliran laminer
2. Pipa kapiler
3. Asam oksalat
4. NaOH
5. Asam Standar
IV. METODE
a. Menentukan dimensi pipa kapiler
i. Menimbang pipakapiler kosong
ii. Mengisi pipa kapiler dengan aquadest sehingga diperoleh massa
aquadest
iii. Mengukur suhu aquades
iv. Mencari densitas aquades berdasarkan suhu
v. Menghitung volume pipa kapiler
vi. Menghitung tinggi pipa kapiler
b. Standarisasi larutan NaOH
i. Mengambil 10 ml asam standar
ii. Memasukkan asam standar ke dalam erlenmeyer
iii. Menambahkan 2-3 tetes indikator pp
iv. Menitrasi larutan standar dengan larutan NaOH
v. Mencatat volume NaOH yang digunakan
c. Standarisasi larutan asam oksalat
i. Memasukkan 10 ml larutan asam oksalat ke dalam erlenmeyer
ii. Menambahkan 2-3 tetes indikator pp
iii. Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH
iv. Mencatat volume NaOH uang digunakan
d. Percobaan difusi
i. Mengisi pipa kapiler dengan asam oksalat dan mengusahakan tidak ada
gelembung udara
ii. Menyusun pipa kapiler dalam bak air dari posisi tertinggi ke yang
terendah
iii. Menngalirkan air dan mengatur agar alirannya laminer
iv. Mencatat sebagai t=0 pada saat air mencapai puncak pipa kapiler
tertinggi
v. Mengambil pipa kapiler setiap selang waktu 10 menit secara berurutan
dari yang tertinggi ke yang terendah
vi. Mengambil asam oksalat dalam pipa kapiler dengan jarum suntik dan
memasukkannya ke dalam gelas ukur
vii. Menambahkan aquades hingga volumenya mencapai 10 ml
viii. Memasukkan campuran larutan asam oksalat dan aqudest ke dalam
erlenmeyer
ix. Menambahkan indikator pp
x. Menitrasi dengan NaOH
xi. Mengulangi percobaan untuk konsentrasi asam oksalat yang lain
V. PERHITUNGAN
a. Menentukan volume pipa kapiler
𝑚
𝜌=
𝑉
 : massa jenis air
m : massa air
V : volume air
b. Standarisasi larutan NaOH
𝑁1 𝑉1 = 𝑁2 𝑉2
N1 : Normalitas asam standar
V1 : Volume asam standar
N2 : Normalitas NaOH
V2 : Volume NaOH
c. Menentukan normalitas asam oksalat sebelum dan sesudah difusi
𝑁1 𝑉1 = 𝑁2 𝑉2
N1 : Normalitas asam oksalat
V1 : Volume asam oksalat
N2 : Normalitas NaOH
V2 : Volume NaOH
d. Menentukan prosentasi asam oksalat sisa
𝑁
𝐸= × 100%
𝑁0
N : Normalitas asam oksalat setelah difusi
N0 : Normalitas asam oksalat sebelum difusi
e. Menentukan koefisien Difusivitas
𝜋𝐷𝐴𝐵 𝑡
𝐸 = 100 − 200√
𝐿2
yang dijabarkan menjadi:
𝑡
2 log(100 − 𝐸) = log + 2 log(200√𝜋𝐷𝐴𝐵 )
𝐿2
persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan metode Least Square
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
LAPORAN SEMENTARA
Hari, tanggal :
Nama Praktikum :
Praktikan :
Data Percobaan :
• Menentukan volume pipa kapiler
Berat pipa Berat pipa
Panjang pipa Berat Volume pipa
No kapiler kapiler +
kapiler aquadest kapiler
kosong aquadest
1
2
3
4
5

• Standarisasi larutan NaOH


Normalitas HCl =
No Volume HCl Volume NaOH Normalitas NaOH
1
2
Rata-rata

• Standarisasi larutan asam oksalat


Normalitas NaOH =
Selang waktu =
Volume asam oksalat =
Normalitas Asam
Volume NaOH Vol
Oksalat
No Waktu Asam
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Oksalat
difusi difusi difusi difusi
1
2
3
4
5

• Standarisasi larutan asam oksalat


Normalitas NaOH =
Selang waktu =
Volume asam oksalat =
Normalitas Asam
Volume NaOH Vol
Oksalat
No Waktu Asam
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Oksalat
difusi difusi difusi difusi
1
2
3
4
5

Surakarta,
Asisten Praktikan

( _____________ ) ( _____________ )
DRYING
I. TUJUAN
Mencari hubungan antara kadar air (X) dengan waktu pengeringan (t)
Mencari hubungan kecepatan pengeringan (R) dengan waktu pengeringan (t)
II. TEORI
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah air dari padatanya. Proses
pengeringan dibedakan menjadi 2, yaitu: proses pengeringan batch dan kontinyu.
Pada prinsipnya air yang terkandung dalam padatan dibedakan menjadi dua yaitu
air terikat dan air tidak terikat. Apabila suatu bahan basah dikeringkan pada waktu
tertentu, bahan tersebut kan mencapai keadaan EMC (Equilibrium Moisture
Content).
“tambahkan teori berdasarkan 3 sumber utama (jurnal dan
buku) dan 1 sumber tambahan (internet) berupa aplikasi
dalam industri”
III. ALAT DAN BAHAN
1. 1 set alat drying
2. Sampel
IV. METODE
a. Mengukur dimensi sampel
b. Merendam sampel selama waktu tertentu
c. Menimbang sampel basah
d. Memasukkan sampel ke dalam alat pengering yang sebelumnya telah diatur
pada suhu 100 OC
e. Menghidupkan pompa vakum selama proses pengeringan untuk pengamatan
Temp bola basah (TW) dan kering (TD)
f. Menimbang berat sampel setiap 10 menit demikian seterusnya hingga
diperoleh berat sampel yang konstant (hasil penimbangan, TD, TW dicatat
dalam bentuk tabel
V. PERHITUNGAN
a. Menghitung luas permukaan pengeringan (A)
1
𝐴 = 𝜋𝐷2
4
b. Menghitung kandungan air dalam bahan (X)
𝑊 − 𝑊𝑠
𝑋=
𝑊𝑠
Ws : berat kering (g)
W : berat basah (g)
c. Menentukan laju pengeringan (R)
𝑊𝑠 𝑑𝑋
𝑅=− .
𝐴 𝑑𝑡
-dX/dt : laju pengurangan kadar air
d. Menghitung kelembaban relatif rata-rata (H)
∑𝐻
𝐻=
∑𝑛
LAPORAN SEMENTARA
Hari, tanggal :
Nama Praktikum :
Praktikan :
Data Percobaan :

Sampel :
Dimensi :
Berat kering (Ws) :
Berat basah awal (W) :
Waktu Berat Berat air
No TW (OC) TD (OC) Kadar air X
(menit) bahan (g) W-Ws (g)

Surakarta,
Asisten Praktikan

( _____________ ) ( _____________ )
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menghitung koefisien transfer massa volumetrik antara kapur
barus dengan udara
II. TEORI
Perpindahan massa merupakan peristiwa berpindahnya suatu massa dari
konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Proses berpindahnya massa
melalui lebih dari satu fasa selanjutnya disebut sebagai perpindahan massa antar
fasa. Koefisien yang menghubungkan antara kecepatan perpindahan massa dengan
gradien konsentrasinya disebut sebagai koefisien transfer massa.
Transfer massa dapat terjadi pada satu fase yang sama atau pada fase yang berbeda.
Mekanisme transfer massa antar fase (fluida-padat) adalah sebagai berikut: transfer
massa dari badan fluida ke permukaan antar fase, transfer massa melalui lapisan
film, dan transfer massa dari permukaan antar fase menuju fase badan padatan.
“tambahkan teori berdasarkan 3 sumber utama (jurnal dan
buku) dan 1 sumber tambahan (internet) berupa aplikasi
dalam industri”
III. ALAT DAN BAHAN
1. Kompresor
2. Tabung vertikal
3. Naphtalene
IV. METODE
a. Menimbang kapur barus dan mencatat sebagai NA0
b. Memasukkan kapur barus dalam kolom kemudian mengukur tinggi tumpukan
kapur barus dalam kolom
c. Menghembuskan udara dengan kecepatan (G) tertentu melalui bawah kolom
selama waktu (t) tertentu
d. Menimbang kapur barus setelah dihembuskan udara, dan mencatat sebagai Nat
e. Mengukur diameter kolom
V. PERHITUNGAN
a. Menghitung kecepatan alir udara (Gs)
𝑄 × 𝐵𝑀𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 × 𝑃
𝐺𝑆 =
𝐴×𝑅×𝑇
Gs : kecepatan alir udara (g udara bebas naftalen/cm2.s)
Q : debit (cm3/s)
BM udara : 29 g/gmol
P : 1 atm
A : luas penampang pipa (cm2)
R : 82,06 cm3.atm/gmol.K
T : suhu (K)
b. Menghitung YAL (g naftalen/g udara bebas naftalen)
∆𝑚
𝑌𝐴𝐿 =
𝐺𝑆 × 𝐴 × 𝑡
∆m : perubahan massa (g)
t : waktu (s)
c. Menghitung koefisien transfer massa volumetri Kya (g udara bebas
naftalen/cm3)
𝐺𝑠 𝑌𝐴∗
𝐾𝑦𝑎 = ln ( ∗ )
𝐿 𝑌𝐴 − 𝑌𝐴𝐿
YA* : 0,10683 g naftalen/g udara bebas naftalen
L : tinggi tumpukan (cm)
d. Menghitung kecepatan transfer massa sublimasi (NA)
𝑁𝐴 = 𝐾𝑦𝑎(𝑌𝐴∗ − 𝑌𝐴𝐿 )
LAPORAN SEMENTARA
Hari, tanggal :
Nama Praktikum :
Praktikan :
Data Percobaan :

Massa awal sampel :


Tinggi awal sampel :

No Berat mula (g) Berat akhir (g) Z0 (cm) Z1 (cm) t (s) G (cm3/s)

Surakarta,
Asisten Praktikan

( _____________ ) ( _____________ )
HEAT EXCHANGER
I. TUJUAN:
Mahasiswa mampu menghitung ∆TLMTD, koefisien transfer panas overall, dan efisiensi
HE
II. TEORI
Perpindahan panas merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah industri kimia.
Secara umum perpindahan panas dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Perpindahan panas konduksi → perpindahan panas secara perambatan pada
medium penghantar padat
2. Perpindahan panas konveksi → perpindahan panas secara perambatan pada
medium penghantar fluida
3. Perpindahan panas radiasi → perpindahan panas secara pancaran tanpa medium
penghantar
Heat Exchanger (HE) merupakan alat yang digunakan dalam industri untuk menukar
panas. Secara umum HE dibagi menjadi dua, yaitu: Shell and Tube HE dan Double
Pipe HE. Pemilihan jenis HE didasarkan pada luas permukaan transfer panas.
“tambahkan teori berdasarkan 3 sumber utama (jurnal dan
buku) dan 1 sumber tambahan (internet) berupa aplikasi
dalam industri”
III. ALAT DAN BAHAN
1. 1 set alat HE
2. Air panas dan air dingin
IV. METODE
1. Memanaskan air pada bak penampung A hingga suhu tertentu
2. Menghidupkan pompa
3. Membuka fully opened valve recycle selama pemanasan
4. Mematikan pemanas jika suhu tertentu telah dicapai
5. Mendinginkan air pada bak penampung B hingga suhu tertentu
6. Menghidupkan pompa
7. Membuka fully opened valve recycle selama pendinginan
8. Mengontakkan fluida panas dan fluida dingin dengan cara menutup masing-masing
valve recycle dan membuka valve yang menuju ke HE
9. Pengaturan laju alir masing-masing fluida mempengaruhi perubahan suhu.
10. Mencatat hasil perubahan suhu yang terjadi pada masing-masing bak pada selang
waktu 20 menit.
V. PERHITUNGAN
a. Menghitung kalor untuk fluida panas maupun dingin
i. Menghitung T rata-rata
𝑇1 + 𝑇2
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
ii. Menghitung laju alir volumetris (Fv)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝐹𝑣 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
iii. Menghitung densitas saat T rata-rata dari tabel A.2-3 Geankoplis
iv. Menghitung Cp saat T rata-rata dari tabel A.2-5 Geankoplis
v. Menghitung kalor (Q)
𝑄 = 𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇 = 𝐹𝑣 × 𝜌 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇
b. Menghitung koefisien overall
i. Menghitung ∆TLMTD
(𝑇1 − 𝑡2) − (𝑇2 − 𝑡1)
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 =
𝑇1 − 𝑡2
ln 𝑇2 − 𝑡1
ii. Menghitung luas shell and tube
1. Luas shell
𝜋 𝜋
𝐴𝑖 = 𝐼𝐷2 ; 𝐴𝑜 = 𝑂𝐷2
4 4
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 (𝐴𝑠 ) = 𝐴𝑖 − 𝑛𝐴𝑜
2. Luas tube
Nt (jumlah tube) :5
N (number of pitch) : 3
𝜋
𝑎𝑡 = 𝐼𝐷2
4
𝑁𝑡 × 𝑎𝑡
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑏𝑒(𝐴𝑡 ) =
𝑁
iii. Koefisien perpindahan panas overall
𝑡2 − 𝑡1
𝑆=
𝑇2 − 𝑇1
𝑇2 − 𝑇1
𝑅=
𝑡2 − 𝑡1
Menentukan nilai Ft dari figure 18 buku Kern
∆𝑇 = 𝐹𝑇 × ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
𝑄𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
𝑈𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 =
∆𝑇𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 × 𝐴𝑠
𝑄𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
𝑈𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 =
∆𝑇𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 × 𝐴𝑡
c. Menghitung efisiensi perpindahan panas
𝑄𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
𝜂= × 100%
𝑄𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
LAPORAN SEMENTARA
Hari, tanggal :
Nama Praktikum :
Praktikan :
Data Percobaan :

Jenis HE : Shell and Tube


Diameter shell : ID=16 cm; OD=17,3 cm
Diameter tube : ID=1,5 cm; OD=1,8 cm
Jumlah tube : Nt=5
Number of pitch : n=3
Panjang HE : 75 cm
Fluida Panas Fluida Dingin
Laju alir Suhu masuk Suhu keluar Laju alir Suhu masuk Suhu keluar
(cm3/s) (OC) (OC) (cm3/s) (OC) (OC)

Surakarta,
Asisten Praktikan

( _____________ ) ( _____________ )

Anda mungkin juga menyukai