Anda di halaman 1dari 5

Nama : Indria Dwiyana Hartati

NPM : 230210200079

Ilmu Kelautan B

Judul : Uji DO Winkler

Tujuan :

1. Praktiikan dapat memahami Dissolved Oxygen beserta kegunaan dan


sumber pada perairan
2. Praktikan memahami prosedur pengujian Dissolved Oxygen dengan metode
Winkler.

1. Materi Uji DO Winkler

Uji DO Winkler merupakan suatu uji yang dilakukan guna menentukan


banyaknya konsentrasi oksigen terlarut dalam sampel air. Metode ini merupakan
metode yang banyak digunakan untuk menentukan kadar oksigen terlarut (Horas P.
Hutagalung, Abdul Rozak, dan Irman Lutan, 1985). Nantinya, kadar Oksigen
terlarut atau sering disingkat dengan DO ini banyak digunakan untuk melihat
kualitas air di perairan tersebut.

Metode DO winkler ini banyak digunakan karena memiliki kelebihan yaitu


lebih mudah. Sebab, metode ini dilakukan hanya dengan titrasi. Selain itu,
penghitungan kadar oksigen terlarut dengan metode ini juga lebih akurat, jika
dibandingkan dengan mengukur menggunakan alat DO meter (Mika Septiawan, Sri
Mantini Rahayu Sedyawati dan Fransiska Widhi Mahatmanti, 2014).

Prinsip dari uji ini adalah oksigen yang terdapat dalam sampel akan
mengoksidasi MnSO4 yang ditambahkan ke dalam larutan saat keadaan alkalis,
sehingga nantinya terbentuk endapan MnO2 . Penambahan asam sulfat dan kalium
iodida akan mengakibatkan terjadinya pembebasan iodin yang ekuivalen dengan
oksigen terlarut. Kemudian, iodin yang terbebas akan dianalisis dengan metode
titrasi iodometri dengan menggunakan larutan standard tiosulfat dan indikator kanji
(Mika Septiawan, Sri Mantini Rahayu Sedyawati dan Fransiska Widhi Mahatmanti,
2014).

2. Alat dan Bahan

No Nama Kegunaan
1. Botol winkler Sebagai wadah untuk mengambil sampel
2. Pipet ukur Untuk memasukkan reagen ke dalam botol
sampel
3. Tabung ukur Untuk mengukur volume larutan
4. Labu erlenmeyer Tempat mereasikan zat
5. Buret Alat untuk mengeluarkan larutan dengan volume
tertentu
6. Statif dan klem Untuk menegakkan buret
7. Air arboretum Sebagai sampel
8. MnSO4 Sebagai pereaksi
9. Reagen O2 Sebagai zat pengoksidator
10. H2SO4 Sebagai reagen
11. Natrium thiosulfat Larutan pentitrasi
3. Prosedur

Sampel AIr

Ditambahkan 1 mL MnSO4

Ditambahkan 1 mL reagen O2

Ditambahkan 2 mL H2SO4 dan dikocok

Dimasukkan 50 mL sampel ke dalam erlenmeyer

Dititrasi dengan natrium thiosulfate 0,02 N sampai bening

Volume natrium thiosulfat


4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telat dilakukan didapatkan hasil sebagai


berikut:

No Stasiun Volume natrium thiosulfat


1 1 4.6
2 2 13
3 3 11.5
4 4 21.5
Table 1. Hasil Percobaan

Dari hasil yang sudah didapatkan, kemudian diolah untuk mencari nilai DO nya
dengan menggunakan rumusan:

𝑎 × 𝑁 × 8000
𝐷𝑂 =
𝑉−2

a = volume natrium thiosulfat (ml)

N = normalitas natrium thiosulfat

V = volume botol winkler

1. Stasiun 1
4.6 × 0,02 × 8000
𝐷𝑂 =
250 − 2
736
𝐷𝑂 = = 2,97
248
2. Stasiun 2
13 × 0,02 × 8000
𝐷𝑂 =
250 − 2

2.080
𝐷𝑂 = = 8,39
248
3. Stasiun 3

11.5 × 0,02 × 8000


𝐷𝑂 =
250 − 2

1840
𝐷𝑂 = = 7,42
248

4. Stasiun 4

21.5 × 0,02 × 8000


𝐷𝑂 =
250 − 2

3440
𝐷𝑂 = = 13,87
248
Berdasarkan hitungan yang dilaukan, didapatkan bahwa adar DO tertinggi
berada stasiun 4, yaitu 13.87. Sementara itu, nilai DO terkecil berada pada stasiun
1 yaitu 2,97. Urutan kadar DO berturut-turut dari nilai terbesar adalah stasiun 4;
stasiun 2; stasiun 3; stasiun 1.

Artinya, dilihat dari kadar DO-nya, perairan yang paling sehat diantara 4
stasiun lain adalah stasiun 4. Sebab, semakin besar nilai DO maka semakin bagus
juga kualitas perairan tersebut (Prahutama, 2013). Sementara itu, yang paling tidak
sehat adalah stasiun 1. Bahkan, nilai kadar DO nya pun dibawah baku mutu
kandungan DO menurut PP no. 82 tahun 2001, yaitu 6 mg/L.

Ini mengindikasikan bahwa stasiun 1 mengalami pencemaran. Sebab,


pencemaran air dan masuknya limbah dari daratan ke perairan akan mengaibatkan
periaran tersebut kritis. Sehingga, kadar kimia airny rusak, termasuk juga
menurunnya okisgen terlarut di perairan tersebut.
Daftar Pustaka
Horas P. Hutagalung, Abdul Rozak, dan Irman Lutan. (1985). BEBERAPA
CATATAN TENTANG PENENTUAN KADAR OKSIGEN DALAM AIR
LAUT BERDASARKAN METODE WINKLER. Oseana, Volume X, 138.

Mika Septiawan, Sri Mantini Rahayu Sedyawati dan Fransiska Widhi Mahatmanti.
(2014). PENURUNAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
MENGGUNAKAN TANAMAN CATTAIL DENGAN SISTEM
CONSTRUCTED WETLAND. Indonesian Journal of Chemical Science,
24.

Prahutama, A. (2013). ESTIMASI KANDUNGAN DO (DISSOLVED OXYGEN)


DI KALI SURABAYA DENGAN METODE KRIGING . Statistika, Vol. 1,
No. 2, 9.

Anda mungkin juga menyukai