3. Eftika Maulita
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
B. Waktu Pelaksanaan :
Hari dan Tanggal : Rabu, 09 November 2016
Tempat : Gedung Puspa Lantai 3
Waktu : 07.30-10.50 WIB
B. Dasar Teori :
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna. Titrasi ini diterapkan untuk memperoleh pereaksi atau larutan yang
konsentrasinya tidak dapat dipastikan dari proses pembuatannya secara langsung dari
zat padat. Titik dalam titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup untuk
bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut dengan titik ekivalen.
Titik ini sering ditandai dengan perubahan warna senyawa yang disebut indikator.
Penetapan kadar HCl ini menggunakan metode asidimetri yaitu pengukuran
konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basam. Oleh sebab itu, dapat
disebut juga sebagai titrasi asam-basa.
C. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Dengarkan petunjuk penggunaan pemakaian.
3. Lakukan praktikum dengan teliti.
Pembuatan larutan baku primer Na2CO3
1. Ditimbang baku primer Na2CO3 dengan menggunakan kertas timbang.
Gr = N x BE x V
= 0,02 x 53 x 0,1
= 0,1060 gram
2. Cacatlah hasil penimbangan.
3. Masukkan kristal Na2CO3ke dalam labu ukur 100 mL dengan corong kaca.
4. Hitunglah berat sisa kertas kembali lalu dicatat.
5. Masukan aquadest ke dalam labu ukur melalui corong kaca kemudian
ditepatkan ke tanda batas.
6. Keringkan bagian atas batas tanda dengan menggunakan tisu.
7. Homogenkan sampai benar benar larut.
Pembuatan larutan baku sekunder HCl
1. Diencerkan larutan HCl 10N untuk didapatkan HCl 0,02N
V1 x N1 = V2 x N2
500 x 0,02 = V2 x 10
V2 = 500 x 0,02
10
V2 = 1 ml
2. Siapkan beaker glass 250 ml lalu masukan aquadest sebanyak 200 ml.
3. Letakkan batang pengaduk ke dalam beaker glass
4. Dipipet 1 ml HCl 10 N lalu dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi
aquadest melalui batang pengaduk dan homogenkan.
5. Masukkan ke dalam labu ukur 500ml dengan menggunakan corong kaca lalu
ditambahkan aquadest hingga tepat pada tanda batas.
6. Keringkan bagian atas batas tanda dengan menggunakan tisu.
7. Tutup labu ukur homogenkan kembali.
Titrasi pembakuan
1. Pastikan buret tidak bocor dan berfungsi dengan baik.
2. Bilas bagian dalam buret dengan larutan yang akan digunakan.
3. Masukkan HCl ke dalam buret lalu ditepatkan sampai angka 0.
4. Bersihkan bagian atas buret dengan menggunakan kertas tisu.
5. Dipipet larutan standar primer natrium bikarbonat sebanyak 25,0 ml dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
6. Tambahkan aquadest secukupnya + 15 ml.
7. Lalu ditambahkan 10 tetes indikator MO ke dalam erlenmeyer lalu
homogenkan.
8. Lakukan titrasi dengan membuka keran buret secara perlahan dan goyang
erlenmeyer agar larutan homogen.
9. Titrasi dengan larutan standar sekunder HCl sampai terbentuk warna tepat
jingga.
10. Setelah berubah warna , tutup keran buret.
11. Uji pH dengan menggunakan kertas indikator universal.
12. Catat hasil titik perubahan warna dan pH, lalu dilakukan secara duplo (2x).
13. Setelah selesai bersihkan alat yang telah digunakan sampai bersih.
14. Lap sampai kering dan letakkan kembali ke tempat penyimpanan.
D. Hasil pengamatan :
a. Data penimbangan baku primer Na2CO3
Berat kertas yang digunakan = 0,3240 gram
Yang seharusnya ditimbang
Kertas + zat = 0,3240 gram + 0,1606 gram
= 0,4846 gram
Baku primer Na 2CO3 yang digunakan
F. Saran :
Dalam melaksanankan praktikum standarisasi sangat perlu mengecek buret
sebelum digunakan, ketelitian saat titrasi dengan memperhatikan titik awal perubahan
warna yang terjadi dan menghitung hasil yang dilakukan.
G. Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/asidimetri
Mahasiswa Mahasiswa
Mahasiswa Mahasiswa