Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
Nama Anggota:
I. Tujuan
1. Untuk dapat membuat larutan baku HCl yang diperlukan dalam titrasi
2. Untuk dapat melakukan pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N
3. Untuk dapat melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat didalam soda kue
dengan menggunakan metode asidimetri
a. Alat
V. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan titer asam klorida 0,1 N
a. Ukur 4,2 ml asam klorida P, masukkan ke dalam labu ukur 500 ml.
b. Encerkan dengan air suling hingga tanda, kocok hingga homogen
1. 0,0567 gr 10,5 ml
1. 8,5 ml
2. 8,0 ml
3. 7,1 ml
4. 7,5 ml
5. 8,4 ml
VII. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penentuan kadar natrium bikarbonat (NaHCO3) yang
menggunakan metode titrasi asam basa yaitu asidimetri. Metode asidimetri adalah
metode yang menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Pada titrasi
penetapan kadar natrium bikarbonat digunakan larutan baku HCl. Fungsi dari larutan
standar HCl 0,1 N adalah untuk membuat larutan sampel berada dalam keadaan
setimbang. Selain itu, pemilihan HCl 0,1 N sebagai larutan standar karena memenuhi
beberapa persyaratan yaitu asam itu harus kuat, asam tersebut tidak mudah menguap,
larutan asam harus stabil, garam dari asam tersebut harus mudah larut dan asam tersebut
bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik
yang digunakan sebagai indikator.
Karena larutan HCl merupakan larutan sekunder, maka harus distandarisasi dengan
NaOH. Sedangkan NaOH juga merupakan larutan sekunder, maka harus distandarisasi
dengan asam oksalat untuk mengetahui konsentrasinya. Jika sudah diketahui
konsentrasinya, maka dilanjutkan dengan standarisasi HCl dengan NaOH untuk
mengetahui konsentrasi HCl. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat menggunakan
indikator phenolftalein (pp) karena phenolftalein (pp) adalah. indikator yang paling tepat
untuk menguji suatu perubahan ke basa dan rentang trayek indikator phenolftalein (pp)
yaitu 8,3 - 10 lebih mendekati dengan titik ekuivalen. Titrasi dilakukan sampai terjadi
perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap.
Dalam proses titrasi standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N dan titrasi penetapan kadar
natrium bikarbonat digunakan indikator metil orange karena jangkauannya pada pH 3,1 -
4,4 yang akan memberikan warna kuning, mendekati titik akhir titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap. Penambahan indikator
ini bertujuan untuk menandai titik ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna
larutan dari yang awalnya berwarna orange menjadi merah muda tetap. Warna ini
dikarenakan adanya pengaruh ion H' dari HCl yang bereaksi dengan indikator metil
orange sampai terjadi perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap dan
dilakukan tiga kali titrasi. Pada saat titrasi penetapan kadar natrium bikarbonat dengan
larutan HCl terjadi reaksi sebagai berikut : NaHCO3+ HCl-NaCl + H₂CO3
Dari hasil perhitungan, didapat kadar NaHCO3 pada sampel soda kue sebanyak 0,00079
N. Menurut Ditjen 1979 Farmakope edisi III kadar rata-rata NaHCO, tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 100,5%. Sedangkan persentase kadar NaHCO3 yang didapat
sebanyak 73,1%. Jadi kadar natrium bikarbonat tidak memenuhi syarat.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Penentuan kadar natrium bikarbonat dilakukan dengan metode asidimetri dengan
menggunakan larutan baku HCl 0,1 N yang menggunakan indikator methyl orange. Titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap.
b. Persentase kadar natrium bikarbonat pada sampel sebesar 101,14%.