Anda di halaman 1dari 19

Prinsip Termodinamika dalam Teknologi Kefarmasian

Mata kuliah Fisika Dasar


Dosen : Yulia Rahmadani
Kelompok John Dalton

Disusun oleh :
1. Dilla Reghita Cahyani 2004015018
2. Eli Puspitasari 2004015163
3. Firsa Saputra Armia 2004015181
4. Intan Juan Cahyani 2004015096

Fakultas Farmasi dan Sains


Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prinsip Termodinamika dalam
Teknologi Kefarmasian” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Yulia
Rahmadani pada Mata kuliah Fisika Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang peranan atau prinsip Farmasi dalam lingkup/teknologi
kefarmasian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Yulia Rahmadani, selaku dosen mata kuliah
Fisika Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Januari 2021

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... 1


Kata Pengantar .................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Termodinamika .................................................................................... 5
2.2 Prinsip-Prinsip Termodinamika ............................................................................. 6
2.3 Sistem Termodinamika .......................................................................................... 7
2.4 Hukum Termodinamika ......................................................................................... 8
2.5 Proses-Proses Termodinamika ............................................................................... 9
2.6 Peranan Farmasi Terhadap Kestabilan Sediaaan Farmasi .................................... 14
2.7 Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi .............................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 18
3.2 Saran ...................................................................................................................... 18
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan.Tumbuh-tumbuhan melakukan
pekerjaan ketika mengangkat air dari akar ke cabang-cabang,hewan melakukan
melakukan pekerjaan ketika berenang ,merayap, dan terbang.Kerja juga terjadi Ketika
pemompaan darah melalui pembuluh darah dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion
melewati dinding sel .Semua kerja ini diperoleh dari pengeluaran energy kimia yang
disimpan dalam makanan yang dikonsumsi oleh mahluk hidup.
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan
panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).Termodinamika adalah
kajian mengenai hubungan,panas, kerja, dan energy dan secara khusus perubahan panas
menjadi kerja.Hukum termodinamika pertama dan kedua dirumuskan pada abad ke-19
oleh para ilmuan mengenai peningkatan efisiensi mesin uap.Bagaimanapun hokum ini
merupakan dasar seperti hokum fisika lainnya.Mereka membatasi efisiensi amuba
atauikan paus seperti mereka membatasi efisiensi mobil atau tenaga nuklir tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Termodinamika ?
2. Usaha pada berbagai proses Termodinamika ?
3. Hukum I Termodinamika ?
4. Hukum II Termodinamika ?
5. Hukum III Termodinamika
6. Siklus Termodinamika ?
7. Prinsip Termodinamika dalam teknologi farmasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian termodinamika
2. Mengetahui usaha pada berbagai proses termodinamika
3. Mengetahui Hukum I termodinamika
4. Mengetahui hukum II termodinamika
5. Mengetahui siklus termodinamika

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termodinamika


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta
bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau
penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan hukum – hukum dasar pada termodinamika.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang hukum 3 termodinamika dan tentang sistem
tenaga uap rankine.
Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa
paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat
dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan
medan magnetik semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat
dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai
sebagai tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari
sejumlah bahan yang lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara
adiabat yang kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan
seterusnya. Maka akn tibul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk
mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa
semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama
berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan
secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol
mutlak.
Rankine Cycle kadang-kadang dikenal sebagai suatu Daur Carnot praktis ketika suatu
turbin efisien digunakan, T diagram akan mulai untuk menyerupai Daur Carnot. Perbedaan
yang utama adalah bahwa suatu pompa digunakan untuk memberi tekanan cairan sebagai
penganti gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih sedikit energy dibanding yang
memampatkan suatu gas di dalam suatu penekan ( seperti di Daur Carnot)

5
2.2 Prinsip-Prinsip Termodinamika

Penerapan prinsip-prinsip termodinamika yang meliputi Mekanika, Panas dan Kalkulus


Diferensial pada ilmu pengetahuan lain ditunjukkan pada gambar diatas

Gambar 2 menunjukkan bahwa penyelesaian suatu masalah/problema secara termodinamika


dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

▪ Formulasi problem ke dalam besaran & bentuk termodinamika. Hal ini yang
dikatakan sebagai mengubah bahasa dalam problem ke dalam bahasa termodinamika,
kemudian merumuskannya dengan menggunakan besaran-besaran termodinamika.
▪ Evaluasi sifat dan fungsi termodinamika, berarti melakukan analisis terhadap
formulasi yang telah disusun pada langkah pertama (1). Tahap ini membutuhkan
pemahaman pengetahuan termodinamika yang memadai agar tidak terjadi kesalahan
persepsi terhadap arah atau tujuan problema tersebut.
▪ Penyelesaian problem termodinamika. Pada tahap ini dibutuhkan dukungan
pengetahuan matematika/kalkulus (deferensial, integral) sehingga dapat diperoleh
jawaban yang valid atau bisa dipertanggungjawabkan.
Ketiga langkah penyelesaian termodinamika tersebut harus berpijak pada dalil-dalil
atau kaidah-kaidah dalam termodinamika.

6
Intinya, prinsip termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk mekanisme yang
bisa membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas
dimungkinkan karena adanya perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17.
Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik yakni perilaku
umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.

2.3 Sistem Termodinamika


Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah
batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut
lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan
dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.

Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:
1. Sistem Tertutup
Terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda
dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi
pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah
suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

▪ Pembatas Adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas

▪ Pembatas Rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

2. Sistem Terisolasi

Tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem
terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.

3. Sistem terbuka

Terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah
pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan
contoh dari sistem terbuka.

Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena
pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.

7
2.4 Hukum Termodinamika

Pada termodinamika, terdapat 4 hukum yang berlaku secara universal.

• Hukum Termodinamika 0

Hukum termodinamika 0 menjelaskan kesetimbangan termal berlaku universal, dengan kata


lain apapun zat atau materi benda akan memiliki kesetimbangan termal yang sama bila
disatukan.

“Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka
berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”

• Hukum Termodinamika 1

Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi.

“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja”

Terdapat persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

Dimana adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J), adalah energi/usaha (J),


dan adalah perubahan energi (J). J adalah satuan internasional untuk energi atau usaha,
yaitu Joule. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau
dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan perubahan energi.

• Hukum 2 Termodinamika

Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor suatu objek dengan
sistem.

“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha”

• Hukum Termodinamika 3

“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama dengan nol,”

8
2.5 Proses-Proses Termodinamika

Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan tekanan,
volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut umumnya
digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan tekanan (P) dan
volume (V) saat proses terjadi. Ada dua hal penting yang harus diingat dari berbagai jenis
proses-proses termodinamika, yaitu variabel yang berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha
yang terjadi pada suatu proses termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan
grafik P-V.

• Isobarik

Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem ( ).
Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi pemuaian)
maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi penyusutan) maka usaha
bernilai negatif.

Sumber gambar: figures.boundless-cdn.com

• Isokhorik

Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem ( ).
Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun yang terdapat
pada gambar P-V.

Sumber gambar: cft.fis.uc.pt

9
• Isotermik

Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem ( ).

Sumber gambar: bu.edu

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta gas, dan
T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan persamaan usaha di diagram
P-V dengan persamaan gas ideal.

• Adibatik

Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem ( ).

Sumber gambar: gsu.edu

Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan dengan
persamaan:

10
Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram P-V yang
serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki kemiringan yang lebih
curam dibandingkan proses isotermik seperti contoh grafik berikut.

i.stack.imgur.com

Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat didapatkan grafik
berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan dalam perhitungan adalah Satuan
Internasional. Sebagai contoh, satuan untuk suhu yang digunakan adalah Kelvin, satuan untuk
volume adalah m3, dan satuan untuk jumlah zat adalah mol.

kias.dyndns.org

11
• Mesin Carnot dan Mesin Kalor

Mesin Carnot adalah suatu model mesin ideal yang memiliki efisiensi paling tinggi dari
semua mesin yang mungkin diciptakan. Mesin Carnot bekerja berdasarkan suatu proses
termodinamika yang membentuk siklus, disebut juga siklus Carnot.

Pada siklus Carnot, terdapat 4 proses, yaitu pemuaian Isotermal dari A ke B, pemuaian
adiabatic dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan pemampatan adiabatic dari D
ke A. Selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Qh dari reservoir bersuhu tinggi Th-
dan melepas kalor Qc ke reservoir bersuhu rendah Tc

Siklus carnot pada mesin carnot

Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot dapat dinyatakan dengan mengaplikasikan Hukum
Termodinamika 1.

Sedangkan, untuk mengukur efisiensi mesin dapat digunakan persamaan-persamaan berikut.

Dikarenakan pada siklus Carnot berlaku hubungan , efisiensi mesin Carnot juga
dapat dinyatakan dengan:

12
Jika dilihat pada rumus efisiensi tersebut, nilai efisiensi 100% dapat diperoleh jika .
Hal ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
sistem di dunia nyata yang mampu mencapai efisiensi 100%.

Contoh Soal Hukum Termodinamika dan Mesin Carnot

Soal 1

Suatu gas memiliki volume awal 10 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume
akhirnya menjadi 25 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut! (1
atm = 1,01 x 105 Pa).

Diketahui:

V2 = 25 m3
V1 = 10 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa

Ditanyakan: W?
Isobaris → Tekanan Tetap, gunakan rumus W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 x (25 − 10) = 3,03 x 106 joule

Soal 2

Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin
menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan adalah…

Diketahui:

T2 = 400 K
T1 = 600 K

Ditanyakan: Wdihasilkan?

Wdihasilkan = . Wserap = = 200 J

13
2.6 Peranan Ahli Farmasi Terhadap Kestabilan Sediaan Farmasi

Peranan ahli farmasi terhadap kestabilan sediaan emulsi, agar secara perspektif stabil
secara termodinamika, maka dalam sediaan emulsi perlu adanya emulsifier atau emulgator
salah satunya bias menggunakan surfaktan.

Jumlah (konsentrasi) surfaktan akan mempengaruhi tegangan antar muka dan terdapat
mobilitas antarmuka air-minyak ketika tetesan minyak terbentuk, konsentrasi surfaktan yang
lebih tinggi menyebabkan lebih banyak difusi molekul surfaktan dari fase minyak ke fase air
ketika adanya kontak dari fase minyak dengan fase air yang dapat memicu pembentukan
tetesan minyak yang lebih halus di batas air-minyak, konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi
menyebarkan fase minyak lebih mudah dalam air, sementara konsentrasi surfaktan yang lebih
rendah menghasilkan pembentukan tetesan yang lebih besar.

a) Faktor Apa Yang Harus Diperhatikan


• Stabilitas emulsi berkorelasi dengan mobilitas antar muka film. Karena lapisan
antarmuka sebagian besar bertanggung jawab untuk stabilitas emulsi, sehingga
penting untuk memahami aspek vital seperti keberadaan zat aktif permukaan dan /
atau suhu, yang memengaruhi film antar muka.
• Faktor penting lainnya seperti adanya bahan organik bahan padat anorganik,
kepolaran, ukuran tetesan, distribusi ukuran, garam, pH, dan suhu dalam stabilitas
emulsi pada perilaku antar muka film dan ketegangan antar muka.
• Dari perspektif termodinamika, emulsi adalah sistem yang tidak stabil karena
memiliki kecenderungan alami bercampur antara cairan dengan cairan untuk
meminimalkan interaksi antar muka (dan atau energi antar muka). Namun, sebagian
besar emulsi menunjukkan stabilitas kinetic setelah periode waktu tertentu.

b) Perbedaan Sediaan Rusak Dan Bagus


Perbedaan sediaan emulsi telah rusak dapat dilihat secara visual dengan melihat
konsistensi dan bentuk fisiknya. Apabila terjadi pemisahan fase air dengan fase minyak,
artinya telah terjadi pemecahan emulsi. Proses pemecahan emulsi menuju demulsifikasi
minyak :
(1) sedimentasi atau creaming, yang sesuai dengan perbedaan kepadatan antara
terdispersi dan fase berkelanjutan;
(2) flokulasi;
(3) koalesen; dan

14
(4) pemisahan fase. Sebelum pemisahan fase koalesensi, emulsi harus kehilangan
derajat / level yang cukup besar pada struktur integritasnya.

Saran kepada konsumen agar emulsi tetap stabil, maka yang harus diperhatikan adalah
pada saat penyimpananannya agar ditutup rapat dan disimpan pada suhu sejuk (jangan
disimpan pada tempat yang terkena matahari langsung). Jika terdapat perubahan fasa dalam
penampilannya, bau warna dan konsistensinya, maka sediaan tersebut sudah tidak dapat
digunakan. Seperti ketengikan pada emulsi, artinya telah terjadi oksidasi atau depolimerasi
pengemulsi makromolekular akibat hidrolisis, atau penguraian karena mikroba.

2.7 Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi


1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan,
misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi
dengan prinsip fotokonduktivitas: Dengan menggunakan kamera infra merah, panas
yang dipancarkan kulit berupa radiasi infra merah oleh susunan optis yang dijatuhkan
ke detektor infra merah menjadi diskontinu.

2. Pembuatan mulsi dengan bantuan emulgator


Prinsipnya dengan bantuan emulgator untuk mencampurkan zat-zat yang tidak saling
campur. Contohnya pada pembuatan emulsi dari campuran balsam peru dengan oleum
sesami. Kedua senyawa itu tidak saling campur. Dengan adanya emulgator, yaitu gom
arab maka kedua senyawa tersebut tercampur dan setelah tercampur sulit untuk
dipisahkan lagi karena terjadi gerakan-gerakan yang bebas dalam sistem.

3. Termometer bimetal mekanik Keping Bimetal


memiliki dua buah keping logam kepingan ini dapat melengkung jika terjadi
perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal
akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah. Sedangkan
jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang
keofisien muainya lebih tinggi pada logam.

15
4. EKG
Tubuh manusia memiliki potensial listrik, denyut jantung manusia dapat teramati
dengan adanya perubahan potensial listrik tersebut. Sensor ditempatkan pada lengan
tangan dan kaki, karena ditempat tersebut pulsa potensial denyut dapat
menggambarkan kerja jantung mendekati sebenarnya. Pulsa denyut analog akan
diubah ke pulsa listrik dengan rangkaian ADC dan kemudian data-data tersebut akan
diolah dengan prosesor yang ada di PC.

5. Thermometer Maksimum
Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/
tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat,
tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin.

6. Termometer Minimum
Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara
yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding
air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja termometer
minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa
alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik
kebawah.

7. Air Conditioner (AC)


Air Conditioner (AC) alias Pengkondision Udara merupakan seperangkat alat yang
mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan
ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Filter
(penyaring) tambahan digunakan untuk menghilangkan polutan dari udara.

8. Lemari Es (Kulkas)
Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk
mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat.
Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL
(katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan
pada temperature tinggi Th (ruangan).

16
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur
tinggi melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana
Qhdikeluarkan dan gas mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang
bertekanan tinggi, melalui katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari
es, cairan tersebut menguap pada tekanan yang lebih rendah ini dan kemudian
menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida kembali ke kompresor
dimana siklus dimulai kembali.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HK 0 : Konsen pada kesetimbangan termal dan suhu, yang dapat didefinisikan : terdapat
skala suhu yang unik. Jika suatu sistem A dalam keadaan setimbang secara termal dengan
sistem B, dan sistem B setimbang secara termal dengan sistem C, maka sistem A setimbang
secara termal dengan sistem C.

HK I : Energi pada sistem tertutup adalah tetap. Kekekalan energi = Energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Energi hanya dapat dipertukarkan antar sistem atau antar sistem dan lingkungan dan
sebaliknya.

HK II : Kalor tidak dapat diubah seluruhnya menjadi kerja, Semua proses spontan
mempunyai arah tertentu, Yang dirumuskan melalui suatu fungsi yang disebut Entropi.
Ketika dua sistem berada pada kontak termal, laju panas spontan terjadi dari sistem bersuhu
tinggi ke sistem yang bersuhu rendah

HK III : Semua materi sempurna (perfect) memilki entropi yang sama S = 0 pada T = 0. Pada
suhu tinggi, S selalu positif. Tidak mungkin untuk mendinginkan semua sistem pada T = 0.

3.2 Saran
a. Penulis dapat menambahkan lagi materi (menambahkan rumusan masalah) agar
pengetahuan pembaca menjadi lebih luas
b. Penulis juga dapat memperbanyak lagi sumber / referensi, agar makalah yang akan
dibuat lebih lengkap lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

• Contoh Soal dan Pembahasan Tentang Termodinamika (utakatikotak.com)


• Fenomena Termodinamika Pengaruhi Kestabilan Sediaan Emulsi – Info Farmasi Terkini
Berbasis Ilmiah dan Praktis (farmasetika.com)
• Termodinamika : Hukum Termodinamika 1 2 3, Rumus, Contoh Soal (gurupendidikan.co.id)

19

Anda mungkin juga menyukai