Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS KUANTITATIF

INTAN DARA PUSPITA


211335300020

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021 – 2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan Praktikum
Kimia Analisis Kualitatif
TLM19105

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

INTAN DARA PUSPITA


211335300020

Disetujui Oleh :
Telah diperiksa pada tanggal...........

Kepala Laboratorium Dosen Pengampu Mata Kuliah

Galuh Ratmana Hanum, S.Si., M.Si Jamilatur Rohmah, S.Si.,M.Si

Mengetahui
Kaprodi D-IV Teknologi Laboratorium Medis

Puspitasari, S.ST., MPH


A. Judul Praktikum
Iodometri
B. Hari dan Tanggal Praktikum
Jum’at, 10 Desember 2021
C. Nama Dosen Pengampu Mata Kuliah
Jamilatur Rohmah, S.Si.,M.Si
D. Nama Instruktur
Novi Dwi Kusama
E. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui cara pembuatan dan pembakuan larutan standar Na2S2O3 0,01N
dengan larutan baku primer KIO3 0,01 N.
F. Prinsip Praktikum
Reaksi reduksi – oksidasi iod.
G. Dasar Teori
Dalam suasana asam (dengan adanya H2SO4), KIO3 akan mengoksidasi KI
menjadi I2 bebas yang dapat dititrasi dengan Na2S2O3. Untuk mempercepat reaksi
pelepasan I2, diletakkan di tempat yang gelap terlebih dahulu. Titik akhir titrasi
ditentukan menggunakan indikator amilum sampai warna biru tepat hilang.
Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut snalisis
kuanlitatif dan analisis kuantitatif. Produk-produk organic yang disintetis dalam
laboratprium bisa diidentifikasi dengan menggunakan teknik.
Teknik instrumentasi seperti :
1. spektroskopi
2. inframerah
3. resonansi magnetic nuklir .
Data yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga
dapat digunakan untuk menetapkan komponen atau penyusun bahan tersebut.
Prinsipnya yaitu :
1. Reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada
penambahan tiap titrasi
2. Tidak ada pengotor yang mengganggu
3. Diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir
titrasi.
Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang
seringkali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyunsun entah sebagian kecil
atau sebagian besar sampel yang dianalisis. Jika zat yang dianalisa tersebut meny
unsun lebih dari sekitar 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen
utama. Terakhir, suatu zat yang hadir hingga kurang dari 0.01% dianggap sebagai
konstituen peunut.
Klarifikasi dari analisis kuantitatif bisa berdasarkan pada ukuran dari
sampel yang tersedia untuk dianalisis. Zat yang ditetapkan tersebut seringkali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit yang menyusun sebagian besar atau
sebagian kecil dari sample yang dianalisis.
Kata analisa berasal dari bahasa Yunani kuno yang masuk kedalam bahasa
Latin modern adalah kata analisis yang berarti melepaskan. Kata analusis sendiri
terdiri atas dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali dan luein yang berarti
melepas sehingga.
Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar kandungan
komponen komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel. Selain tahap-
tahap yang disebutkan di atas, ada beberapa tahap operasi lain yang dibutuhkan.
Pengukuran berat yang akurat terhadap sampel tersebut harus dilaksanakan
karena hasil-hasil kuantitatif biasanya dilaporkan dalam suatu
relatif, misalnya, jumlah gram analit per 100 g sampel . Titrasi redoks merupakan
analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi redoks.
Pada titrasi redoks, sampel yang dititrasi dengan indikator yang bersifat
sebagai reduktor atau oksidator, tergantung sifat dari analit sampel dan reaksi yang
diharapkan terjadi dalam analisis.
Titrasi iodometri yaitu titrasi yang langsung dimana oksidator yang
dianalisa kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai
yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan titrasi dengan larutan
standar. Titrasi iodometri ini termasuk golongan titrasi redoks dimana mengacu pada
transfer elektron. Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri adalah
natrium tiosulfat.
Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung,
tetapi harus distandarisasi dengan larutan baku primer. larutan natrium tiosulfat tidak
stabil dalam waktu yang lama. Warna larutan iodium cukup kuat sehingga iodium
dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu
solusi kanji,karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji
peka terhada iodium.
Titrasi iodometri serta iodimetri merupakan salah satu metode titrasi yang
berdasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak dipergunakan pada
menganalisa Jika dibandingkan menggunakan metode lain. Alasan dipilihnya metode
ini karena perbandingan stokiometri yang sederhana pelaksanaannya, mudah serta
tak banyak persoalan serta praktis
Titrasi iodometri dan iodimetri artinya keliru satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak dipergunakan pada
menganalisa Jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini
sebab perbandingan stoikometri yg sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak
masalah serta mudah.
Iodimetri ialah Jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung
dan tidak langsung.Tirasi iodimetri menggunakan larutan iodium yang merupakan
suatu oksidator sebagai larutan standar. Selanjutnya sisa iodium yang berlebih dihiung
dengan cara mentitrasinya dengan larutan standar yang berfungsi sebagai reduktor.
Perhitungan yang tercakup di dalamnya didasarkan pada hubungan stoikiometrik dari
reaksi kimia yang sederhana
H. Metode Praktikum :
i. Alat Dan Bahan :

Alat Bahan

1. Buret tak berwarna 50 mL 1. Larutan standar sekunder


2. Statif dan klem buret Na2S2O3 0,01N
3. Pipet volumetric 10mL 2. Larutan standar primer KIO3

4. Pipet maat 5 mL 0,01 N

5. Bulb 3. Larutan KI

6. Corong 4. Larutan H2SO4 2N


5. Indikator amilum 0,2%
7. Batang pengaduk
6. Aquades
8. Gelas beaker
9. Botol semprot
10. Labu Iod
11. Labu ukur
12. Pipet pasteur

ii. Prosedur Kerja :

a. Pembuatan larutan standar primer KIO3 0,01 N 100 mL.


Timbanglah dengan teliti 0,03567 gram KIO3 (Ketelitian 5%) dengan gelas

beaker yang telah diketahui beratnya.

Tambahkan  25 mL aquades dan aduk sampai larut.

Pindahkan larutan tersebut secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 mL melalui
corong kecil

Gelas beaker dibilas dengan aquades beberapa kali hingga semua larutan asam
oksalat secara kuantitatif masuk ke dalam labu ukur

Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai garis tanda

Labu ditutup dan larutan dikocok dengan cara membolak-balik labu


tersebut sampai larutan homogen.

b. Standarisasi larutan standar sekunder Na2S2O3 dengan larutan KIO3.


Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

Pasang buret pada statif dan klem pada posisi tegak

Letakkan gelas beaker pada ujung bawah buret dan corong pada pangkal buret
Cuci buret dengan aquades lalu bilas buret dengan larutan standar
sekunder Na2S2O3 0,01 N

Tuangkan larutan standar sekunder Na2S2O3 0,01 N pada gelas beaker,


lalu tuangkanlah larutan Na2S2O3 sekunder tersebut melebihi tanda
garis 0 mL dan hilangkan gelembung udara pada buret

Isilah lagi buret dengan larutan Na2S2O3 melebihi tanda garis 0 mL

Larutan Na2S2O3 yang menempel pada dinding buret dibersihkan


dengan tissue yang digulungkan pada batang pengaduk

Minikuskan sampai tanda garis 0 mL

Bilaslah pipet volumetrik 10 mL dengan larutan KIO3 sebanyak 3 kali

Ambillah larutan standar primer KIO3 0,01 N dengan pipet volumetrik


10 mL sampai melebihi tanda batas

Bersihkan dinding luar pipet volumetrik dengan tissue

Miniskuskan sampai tanda batas

Pindahkan larutan KIO3 ke dalam labu iod 250 mL

Tambahkan 5 mL KI 10% dan 5 mL H2SO4 2N ke dalam labu iod tersebut

Menutup labu iod, lalu letakkan di tempat gelap selama 5-10 menit

Titrasi dengan larutan Na2S2O3 yang telah disiapkan dalam buret


sampai warnanya berubah dari coklat menjadi kuning
Tambahkan indikator amilum 2-3 tetes ke dalam analit di dalam labu
iod (terbentuk warna biru)

Lanjutkan titrasi menggunakan Na2S2O3 hingga warna biru larutan


tersebut tepat hilang atau berubah menjadi tidak berwarna (putih keruh)

Tentukan volume larutan standar sekunder yang dibutuhkan dalam


titrasi, lakukan titrasi secara triplo

I. Hasil Dan Foto Praktikum :

a. Hasil

Titrasi ke Volume

1 13,6

2 13,4

3 13,6

4 13,5

= V1+V2+V3+V4 Na2-EDTA = ZnSO4


4 V1. N1 = V2. N2
=13,6+13,4+13,6+13,5 12. N1 = 10 ml.0,1N
4 N1 = 10 ml .0,1 N
= 13,525 mL 13,525
= 0,0073 N
b. Foto
c. Turniti

J. Pembahasan

Pada tanggal 10 desember merupakan praktikum titrasi iodometri. Lodometri


adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor dengan penambahan dengan
penambahan larutan iodin baku berlebihan dan kelebihannya dilitrasi dengan larutan
natrium tiosulfat baku. Larutan standar yang digunakan adalah natrium tiosulfat.
Iodometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif volumetri secara
oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi (W Haryadi, 1990). Titrasi
oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan
standar zat pengoksidasi (oksidator).

Titrasi reduksimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pengoksidasi (oksidator)


dengan larutan standar zat pereduksi (reduktor). Oksidasi adalah suatu proses
pelepasan satu elektron atau lebih atau bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur.
Reduksi adalah suatu proses penangkapan satu elektron atau lebih atau berkurangnya
bilangan oksidasi dari suatu unsur. Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung serentak,
dalam reaksi ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga
terjadilah suatu reaksi sempurna.

Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri)


dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Beberapa zat
merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan
iodium.
Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif
terdapat dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetry (digunakan
larutan jodium untuk mengoksidasi reduktor reduktor yang dapat dioksidasi secara
kuantitatif pada titik ekivalennya).

Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri


merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut iodometri
(oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam
keadaan yang sesuai yang selanjutnya jodium dibebaskan secara kuantitatif dan
dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau asam arsenit).

Maka jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi hanyak


pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada
banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan
kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang
kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Reaksi antara jodium dan tiosulfat
berlangsung secara sempurna.

K. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah saya dan teman saya lakukan maka yang mulanya
coklat berubah menjadi kuning dan berubah menjadi biru saat ditetesi amilum dan
dititrasi lagi menjadi warna bening.

L. Daftar Pustaka

Rohma, Jamilatur, Hanum, Galuh Rahmana. 2018 “Modul Praktikum Kimia Analitik1
Sidoarjo

Diakses dari https://id.scribd.com/document/258356709/Bab-II-Dasar-Teori-


Iodometri

Diakses dari http://zeldaamini.blogspot.com/2017/09/laporan-praktikum-iodometri-


dasar-kimia.html?m=1

Diakses dari https://id.scribd.com/document/366267315/makalah-iodometri

Anda mungkin juga menyukai