Anda di halaman 1dari 13

JOBSHEET ANALISA BAHAN ORGANIK

PRAKTIKUM UJI ASAM ASKORBAT

Penyusun:
Firli Fallah Ardana Marchanti
XII-KA-1
14

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
SMK Negeri 5 SURABAYA
Judul Praktek : Mulai : 9 Diperiksa:
Mata Pelajaran: Des 2021 10 Des
Analisa Bahan Organik Standarisasi Larutan Selesai : 10 2021
Na2S2O3 dengan Larutan Des 2021
Paket Keahlian/Kelas/Absen: Baku KIO3 No Percobaan : 05
Kimia Analisis/XII-KA-1/14

I. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisa konsentrasi suatu larutan standar secara alkalimetri.
4.1 Melaksanakan analisa konsentrasi larutan standar secara alkalimetri.

II. TEORI DASAR


Iodometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan
reduksimetri melalui proses titrasi (W Haryadi, 1990). Titrasi oksidimetri adalah titrasi terhadap
larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan standar zat pengoksidasi (oksidator). Titrasi
reduksimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pengoksidasi (oksidator) dengan larutan standar zat
pereduksi (reduktor). Oksidasi adalah suatu proses pelepasan satu elektron atau lebih atau
bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur. Reduksi adalah suatu proses penangkapan sau elektron
atau lebih atau berkurangnya bilangan oksidasi dari suatu unsur. Reaksi oksidasi dan reduksi
berlangsung serentak, dalam reaksi ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi
sehingga terjadilah suatu reaksi sempurna.
Pada titrasi iodometri secara tidak langsung, natrium tiosulfat digunakan sebagai titran
dengan indikator larutan amilum. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan larutan iodin yang
dihasilkan oleh reaksi antara analit dengan larutan KI berlebih. Sebaiknya indikator amilum
ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen karena amilum dapat memebentuk kompleks
yang stabil dengan iodin. Iodimetri adalah titrasi dengan larutan standar iodium (I2). Iodometri
adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi redoks, menggunakan larutan
standar natrium tiosulfat (Na2S2O3).
Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai reaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida
digunakan sebagai reaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat menggunakan reaksi reduksi yang
cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium, maka jumlah penentuan iodimetri adalah
sedikit. Akan tetapi banyak reaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida
dan ada banyak penggunaan proses iodometri.
Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada reaksi oksidasi yang ditentukan dengan
pembahasan iodium yang kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat atau Na2S2O3. Reaksi antara
iodium dan tiosulfat berlangsung secara sempurna.
2 Na2S2O3 (aq) + I2 (aq) → 2 NaI (aq) + Na2S4O6 (aq)
Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung tetapi harus
distandarisasi dengan standar primer. Larutan Na2S2O3 tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah
zat padat digunakan untuk standar primer untuk Na2S2O3. Iodium murni merupakan standar yang
paling nyata, tapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih
sering digunakan pereaksi yang kuat yang membebaskan iodium dari iodida suatu proses iodometrik.
Titrasi iodium beda dengan titrasi lainnya karena pemberian indikator dilakukan saat
mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum yang sebagai indikator iodometri tidak
membungkus I2 dan mencegah terjadinya hidrolisis amilum oleh asam yang kuat. Jika I2 terbungkus
oleh amilum, maka I2 sulit bereaksi dengan ion tiosulfat sehingga jumlah titran yang terpakai

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
berlebih dan titik akhir titrasi terlewatkan (titrat tidak berubah warna setelah jauh melampaui titik
akhir titrasi sehingga data yang didapat tidak akurat).

III. TUJUAN
Setelah melakukan praktek ini, siswa mampu :
1. Mengetahui cara standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3.
2. Mengetahui perubahan warna larutan ketika telah mencapai titik akhir ekivalen.
3. Menentukan konsentrasi Na2S2O3 yang distandarisasi dengan KIO3 secara iodometri.

IV. MATA PELAJARAN PENUNJANG


1. Analisa Kimia Dasar
2. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium
3. Volumetric
4. Kimia Instrument
5. Kimia Organik

V. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Jumlah Satuan


Alat
1. Labu ukur 100 ml 1 (satu) Buah
2. Pipet volume 10 ml dan 5 ml 1 (satu) Buah
3. Pipet tetes 1 (satu) Buah
4. Buret teflon 50 ml 1 (satu) Buah
5. Statif dan klem 1 (satu) Buah
6. Erlenmeyer 100 ml 3 (tiga) Buah
7. Corong kaca 1 (satu) Buah
8. Karet penghisap 1 (satu) Buah
9. Beaker glass 100 ml 1 (satu) Buah
10. Botol semprot 1 (satu) Buah
11. Neraca analitik Secukupnya Unit
Bahan
1. Larutan standar Na2S2O3 Secukupnya Mililiter (ml)
2. Serbuk KIO3 0,30 Gram (gr)
3. Larutan H2SO4 6N Secukupnya Mililiter (ml)
4. Larutan KI 20% Secukupnya Mililiter (ml)
5. Indikator Amylum 1% Secukupnya Mililiter (ml)
6. Aquades Secukupnya Mililiter (ml)

VI. LANGKAH KERJA


1. Menimbang KIO3 sekitar 0,3 gram.
2. Melarutkan KIO3 dengan aquades dan menuangkannya ke dalam labu ukur 100 ml.
3. Mengambil 20 ml larutan KIO3 dan menuangkannya ke dalam erlenmeyer 100 ml.
4. Menambahkan 1 pipet tetes larutan H2SO4 6N.
5. Menambahkan 5 ml larutan KI 20%.
6. Menitrasi larutan analit dengan Na2S2O3 hingga mendapati titik ekivalen.
7. Menambahkan 3 tetes indikator amylum.

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
8. Melanjutkan proses titrasi hingga larutan berubah menjadi tak berwarna.

VII. PENGAMATAN

PROSEDUR PENGAMATAN
1. Melarutkan KIO3 dengan aquades. Tidak terjadi perubahan
warna pada larutan.
2. Tambah 5 ml KI 20%. Larutan berubah warna
menjadi warna merah
kehitaman.
3. Proses titrasi dengan Na2S2O3. Berubah menjadi larutan
warna kuning.
4. Tambah indikator amylum 1%. Warna larutan menjadi biru.
5. Lanjutkan titrasi dengan Na2S2O3. Titik akhir tittasi larutan tak
berwarna.

VIII. SKEMA

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
IX. KESELAMATAN KERJA
1) Jas Lab
2) Masker
3) Sepatu

X. PERSAMAAN REAKSI

KIO3 (aq) + 5 KI (aq) + 3H2SO4 (aq) → 3 I2 (s) + 3 K2SO4 (aq) + 3H2O (aq)

2 Na2S2O3 (aq) + I2 (aq) → 2 NaI (aq) + Na2S4O6 (aq)

XI. TUGAS DAN PERTANYAAN


Menentukan konsentrasi Na2S2O3
Berat KIO3 = 307,4 mg
Volume pengenceran = 100 ml
Volume Na2S2O3 =
1. Hasil ke-1 = 17 ml
2. Hasil ke-2 = 17,3 ml
3. Hasil ke-3 = 17,4 ml
gram 1000 ml
N KIO3 = . . ek
Mr volume .1 L
307,4 mg
= 1000 ml 6 mek
214 mgml−¿ . . ¿
100ml .1 L mmol
= 0,0861 N
Larutan 1

Ek Na2S2O3 = Ek KIO3

N. V Na2S2O3 = N. V KIO3

N . V KIO3
N Na2S2O3 =
V Na 2 S 2 O3
0,0861 N . 20 ml
= =0,1014 N
17 ml
Larutan 2

Ek Na2S2O3 = Ek KIO3

N. V Na2S2O3 = N. V KIO3

N . V KIO3
N Na2S2O3 =
V Na 2 S 2 O3
0,0861 N . 20 ml
= =0,0996 N
17 , 3 ml
Larutan 3

Ek Na2S2O3 = Ek KIO3

N. V Na2S2O3 = N. V KIO3

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
N . V KIO3
N Na2S2O3 =
V Na 2 S 2 O3
0,0861 N . 20 ml
= =0,0991 N
17 , 4 ml

0,1014 N +0,0996 N +0,0991 N


Rata-rata N Na2S2O3 = =0,1000 N
3

XII. TABELISASI
V Na2S2O3
Larutan 1 Larutan 2 Larutan 3
Berat KIO3 = 307,4 mg 17 ml 17,3 ml 17,4 ml
Volume Analit = 10 ml N Na2S2O3
Volume Labu Ukur = 100 ml Larutan 1 Larutan 2 Larutan 3
0,1014 N 0,0996 N 0,0994 N
Rata-rata N Na2S2O3 = 0,1000 N

XIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu Standarisasi Larutan Na2S2O3
Menggunakan Larutan Baku KIO3 Secara Iodometri didapatkan hasil analisa yang telah dirata-
ratakan yaitu 0,1000 N.

SMK Negeri 5 SURABAYA


Judul Praktek : Mulai : 9 Diperiksa:
Mata Pelajaran: Des 2021 10 Des
Analisa Bahan Organik Uji Asam Askorbat dalam Selesai : 10 2021

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
Nutrisari Jeruk Nipis Des 2021
Paket Keahlian/Kelas/Absen: No Percobaan : 08
Kimia Analisis/XII-KA-1/14

I. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisa teknik penentuan bahan tambahan makanan.
4.1 Melaksanakan analisa teknik penentuan bahan tambahan makanan.

II. TEORI DASAR


Asam askorbat adalah molekul yang memiliki 6 atom karbon dan secara struktural mirip
dengan molekul glukosa. Asam askorbat, dikenal juga dengan vitamin C, merupakan vitamin yang
larut dalam air. Molekul ini banyak ditemukan secara alami di dalam buah-buahan dan sayuran,
namun tidak dapat diproduksi secara alami dalam tubuh manusia. Asam askorbat (vitamin C)
berperan sebagai reduktor dan koenzim dalam beberapa reaksi metabolisme. Asam askorbat juga
memiliki sifat-sifat antioksidan.
Kadar Asam askorbat (C6H8O6) dalam suatu sampel dapat ditentukan secara titrasi
menggunakan I2. Namun, I2 bukanlah standar yang baik untuk titrasi langsung, dikarenakan sifatnya
yang tidak stabil. Untuk itu, I2 yang digunakan dihasilkan dengan cara menambahkan ion iodida
berlebih ke dalam larutan sampel yang telah mengandung sejumlah tertentu ion iodat. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut.
IO3- (aq) +5I- (aq) + 6H+ (aq) → 3I2 (aq) + 3H2O (l) .... (1)
Spesi I2 yang terbentuk akan mengoksidasi asam askorbat menjadi asam dehidroksi askorbat
menurut reaksi sebagai berikut.
C6H8O6 (aq) + I2 (aq) → C6H8O6 (aq)+ 2I- (aq) + 2H+ (aq) .... (2)
I2 yang tersisa dari reaksi di atas kemudian dititrasi dengan larutan tiosulfat.
2S2O32- (aq) + I2 (aq) → 2I- (aq) + S4O62- (aq) .... (3)
Dengan mengetahui jumlah I2 yang terbentuk pada reaksi (1) dan jumlah I2 yang tidak
bereaksi dengan asam askorbat pada reaksi (2), maka kadar asam askorbat dalam sampel dapat
ditentukan.
Jenis titrasi yang digunakan untuk menentukan kadar asam askrobat dalam sampel (yang
dalam percobaan ini adalah Nutrisari Jeruk Nipis) pada percobaan ini adalah titrasi redoks. Dalam
percobaan ini, agen pengoksidasi dan agen pereduksi yang digunakan adalah Na2S2O3 dan I2.
Natrium tiosulfat adalah reduktor yang sangat kuat yang cocok digunakan untuk analisis oksidator
secara langsung, karena reaksinya cenderung menghasilkan sulfat dan sulfit yang bersifat stabil.
Sementara I2 digunakan untuk menganalisis oksidator secara langsung.

III. TUJUAN
Setelah praktek ini, siswa mampu:
1. Memahami prinsip pengujian asam askorbat menggunakan metode titrasi iodometri.
2. Mengetahui kadar asam askorbat pada sampel menggunakan metode titrasi iodometri.

IV. MATA PELAJARAN PENUNJANG


1. Analisa Kimia Dasar
2. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium
3. Volumetric
4. Kimia Instrument
5. Kimia Organik

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
V. ALAT DAN BAHAN
No Nama Alat dan Bahan Jumlah Satuan
Alat
1. Labu ukur 100 ml 1 (satu) Buah
2. Pipet volume 25 ml, 10 ml 1 (satu) Buah
3. Pipet ukur 5 ml
4. Pipet tetes 1 (satu) Buah
5. Buret teflon 50 ml 1 (satu) Buah
6. Statif dan klem 1 (satu) Buah
7. Erlenmeyer 100 ml 3 (tiga) Buah
8. Corong kaca 1 (satu) Buah
9. Karet penghisap 1 (satu) Buah
10. Beaker glass 100 ml 1 (satu) Buah
11. Botol semprot 1 (satu) Buah
12. Neraca analitik Secukupnya Unit
Bahan
1. Larutan standar Na2S2O3 Secukupnya Mililiter (ml)
2. Nutrisari Jeruk Nipis 0,5 Gram (gr)
3. Serbuk KBr 1 Gram (gr)
4. Larutan KBrO3 Secukupnya Mililiter (ml)
5. Larutan H2SO4 6N Secukupnya Mililiter (ml)
6. Larutan KI 1N Secukupnya Mililiter (ml)
7. Indikator Amylum 1% Secukupnya Mililiter (ml)
8. Aquades Secukupnya Mililiter (ml)

VI. DATA PENGAMATAN


PROSEDUR PENGAMATAN
Serbuk Nutrisari Jeruk Nipis dilarutkan Larutan berwarna kuning pudar.
dengan larutan H2SO4 6N.
Tambah serbuk KBr dan dihomogenkan. Larutan menjadi warna putih
keruh.
Larutan ditambahkan larutan KBrO3 10 Berubah menjadi larutan warna
ml. oranye.
Tambah larutan KI 1N 2 ml. Warna larutan menjadi merah
kehitaman.
Proses titrasi dengan larutan Na2S2O3. Larutan berwarna merah.
Ditambahkan indikator amylum 1%. Berubah menjadi larutan berwarna
biru.
Dilanjutkan titrasi dengan larutan Na2S2O. Titik akhir titrasi larutan tak
berwarna.

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
VII. SKEMA

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
VIII. KESELAMATAN KERJA
1. Jas lab
2. Masker
3. Sepatu

IX. PERSAMAAN REAKSI

KBrO3 (aq) + 5KBr (aq) + 3H2SO4 (aq) → 3Br2 (aq) + 3K2SO4 (aq) + 3H2O (l)

C6H8O6 (aq) + Br2 (aq) → C6H6O6 (aq) + 2Br– + 2H+ (aq)

Br2 (aq) + 2KI (aq) → 2KBr (aq) + I2 (aq)

I2 (aq) + 2Na2S2O3 (aq) → 2NaI (aq) + Na2S4O6 (aq)

X. TUGAS DAN PERTANYAAN


Berat Nutrisari = 500,4 mg
mek
N Na2S2O3 = 0,1000
ml
Berat KBrO3 = 750,5 mg
Volume pengenceran KBrO3 = 250 ml
Volume Na2S2O3 =
1. Hasil ke-1 = 8,9 ml
2. Hasil ke-2 = 9,1 ml
3. Hasil ke-3 = 7,5 ml

mg 6 mek 1
N KBrO3 = . .
Mr KBrO 3 1 mmol V . 1 L
750,5 mg 6 mek 1
. .
= mg 1 mmol 250 ml
167
mmol
mek
= 0,1709
ml

Ek C6H8O6 = Ek KBrO3 → Ek KBrO3 sisa


= Ek KBrO3 → Ek Na2S2O3
= (V. N KBrO3) – (V. N Na2S2O3)

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
C6H8O6 → C6H6O6 + 2H+ + 2e–
1 mol C6H8O6 = 2 mol e– = 2 ek = 2 mek

Larutan 1
Ek C6H8O6 = (V. N KBrO3) – (V. N Na2S2O3)
mek mek
= (10 ml . 0,1090 ) – (8,9 ml . 0,1000 )
ml ml
= 0,1890 mek
1mmol
Mol C6H8O6 = 0,1890 mek . = 0,0945 mmol
2 mek
mg
Berat C6H8O6 = 0,0945 mmol . 176 = 16,6 mg
mmol
Kadar C6H8O6 dalam Nutrisari
berat C 6 H 8 O 6 16,6 mg
= . 100 %= .100 %=3,32 %
berat Nutrisari 500,4 mg
Cara ringkas
( V . N KBrO 3 ) – ( V . N Na2 S 2O 3 ) . ek . Mr . 100 %
=
berat Nutrisari
mek mek 1mmol mg
= ( 10 ml . 0,1079
ml ) – ( 8,9 ml . 0,1000
ml ) .
2 mek
.176
mmol
. 100 %
=3,32 %
500,4 mg

Larutan 2
Ek C6H8O6 = (V. N KBrO3) – (V. N Na2S2O3)
mek mek
= (10 ml . 0,1090 ) – (9,1 ml . 0,1000 )
ml ml
= 0,1690 mek
1mmol
Mol C6H8O6 = 0,1690 mek . = 0,0845 mmol
2 mek
mg
Berat C6H8O6 = 0,0845 mmol . 176 = 14,8 mg
mmol
Kadar C6H8O6 dalam Nutrisari
berat C 6 H 8 O 6 14,8 mg
= . 100 %= .100 %=2,97 %
berat Nutrisari 500,4 mg
Cara ringkas
( V . N KBrO 3 ) – ( V . N Na2 S 2O 3 ) . ek . Mr . 100 %
=
berat Nutrisari

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
= (10 ml . 0,1079 mek
ml ) (
– 9,1 ml . 0,1000
mek 1 mmol
ml ) 2 mek
. . 176
mg
mmol
. 100 %
=2,97 %
500,4 mg

Larutan 3
Ek C6H8O6 = (V. N KBrO3) – (V. N Na2S2O3)
mek mek
= (10 ml . 0,1090 ) – (7,5 ml . 0,1000 )
ml ml
= 0,3290 mek
1mmol
Mol C6H8O6 = 0,3290 mek . = 0,1645 mmol
2 mek
mg
Berat C6H8O6 = 0,1645 mmol . 176 = 28,9 mg
mmol
Kadar C6H8O6 dalam Nutrisari
berat C 6 H 8 O 6 28,8 mg
= . 100 %= .100 %=5,29 %
berat Nutrisari 500,4 mg
Cara ringkas
( V . N KBrO 3 ) – ( V . N Na2 S 2O 3 ) . ek . Mr . 100 %
=
berat Nutrisari
mek mek 1 mmol mg
= ( 10 ml . 0,1079
ml ) – ( 9,1 ml . 0,1000
ml ) .
2 mek
. 176
mmol
. 100 %
=5,29 %
500,4 mg

3,32% +2,97 % +5,29 %


Rata-rata % C6H8O6 = =4,03 %
3

XI. TABELISASI
V Na2S2O3
Larutan 1 Larutan 2 Larutan 3
Berat KBrO3 = 750,5 mg
8,9 ml 9,1 ml 7,5 ml
Berat Nutrisari = 500,4 mg
Kadar C6H8O6
N Na2S2O3 = 0,1000 N
Larutan 1 Larutan 2 Larutan 3
Volume Labu Ukur = 250 ml
3,32% 2,97% 5,79%
Rata-rata % C6H8O6 = 4,03%

XII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu Penetapan Kadar C6H8O6 dalam Nutrisari
Jeruk Nipis secara Iodometri, telah diperoleh hasil kadar yang dirata-ratakan yaitu 4,03%.

Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT
Jobsheet SMKN 5 Surabaya / KIMIA ANALIS / KIMIA TERAPAN / UJI ASAM ASKORBAT

Anda mungkin juga menyukai