DISUSUN OLEH :
NAMA : SARNI
NIM : 181621415
KELOMPOK : II
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar
+0,535√. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai
dengan reaksi.
I2 + 2e- → I-2
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai reduksi yang lebih
kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan
larutan natrium tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir. Pada farmakope indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk
menetapkan kadar asam askorbat, natrium tiosulfat, metampiron (antalgin), serta
natrium tiosulfat dan sediaan injeksi (Ibnu Gholib : 2007).
4. Buret - 1 buah
6. Spatula - 1 buah
Padatan I2 dan KI
Larutan iodium
berwarna merah
bata
2). Pembuatan larutan natrium tiosulfat 0,1 N
Padatan
Na2S2O3 + NaHCO3
Padatan K2CrO4
Tepung kanji
Larutan amilum
5). Pembuatan larutan HCl 3 N
HCl
-dipipet sebanyak 10 mL
-diencerkan dengan 50 mL aquades
Larutan HCl
6). Standarisasi larutan natrium tiosulfat dengan kalium kromat
Standarisasi iodium
vitamin C
Ungu kehitaman
V. PEMBAHASAN