Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TOKSIKOLOGI
Kelompok :3
Prodi : Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medik
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Februari 2022
Materi : Identifikasi Logam Berat Dalam Makanan (Identifikasi Senyawa
Raksa)
Metode : Pembentukan amalgam, Cupro Iodid, Ditizon, dan Definilkarbazon
Tinjauan Pustaka :

Raksa merupakan terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin


"hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa Inggris adalah mercury, yang
berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke bahasa
Indonesia adalah raksa, namun dikalangan peneliti dan masyarakat unsur
hydrargyrum lebih terkenal dengan nama merkuri.
Produksi air raksa diperoleh terutama dari bijih sinabar (86,2 % air raksa).
Salah satu cara melalui pemanasan bijih dengan suhu 8000 C dengan
menggunakan O2 (udara), sulfur yang dikombinasi dengan gas O2,
melepaskan merkuri sebagai uap air yang mudah terkonsentrasi. 1,2 Sinabar
juga dapat dipanaskan dengan kapur dan belerang bercampur kalsium akan
melepaskan uap logam merkuri. Hal yang tersebut di atas merupakan cara lain,
tetapi merkuri umumnya dimurnikan melalui proses destilasi. Bijih merkuri
juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih lain seperti tembaga,
emas, timah, seng dan perak.
Berbeda dengan unsur-unsur logam berat lainnya yang pada kadar tertentu
bermanfaat bagi organisme perairan, manfaat raksa bagi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh organisme perairan sampai sekarang belum diketahui.
Demikian pula manfaatnya bagi manusia. Para ahli hanya mengetahui bahwa
raksa adalah logam berat yang sangat beracun. Sifat racun ini disebabkan oleh
sifat raksa yang sangat mudah bereaksi dengan gugus sulfuhidril (—SH) yang
terdapat dalam enzim membentuk senyawa merkaptida (BOLINE 1981).
Senyawa merkaptida ini sering juga disebut metallotionin, metalloprotein, atau
metalloenzim. Pengikatan raksa oleh gugus sulfuhidril protein tubuh dapat
menyebabkan aglutinasi, menghambat aktivitas enzim, mengubah sifat
membran permeabilitas sel, bersifat anti metabolit terhadap unsur Zn,
perusakan sistem detoksifikasi mikrosomal dalam hati.
Raksa dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui 3 cara, yaitu pernapasan,
permukaan kulil dan makanan. Raksa yang masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, biasanya berbentuk uap. Uap raksa ini sangat beracun sehingga
dapat berakibat fatal bagi manusia. Organ tubuh yang dirusak oleh racun raksa
tergantung pada bentuk senyawa raksa . Uap raksa akan merusak paru-paru,
Senyawa anorganik raksa akan merusak ginjal dan hati, sedangkan metil raksa
akan merusak sel otak. Di samping itu metil raksa juga dapat menerobos
dinding plasenta, sehingga ibu yang sedang hamil bila menderita keracunan
raksa kemunginan akan melahirkan anak yang cacat. Makanan merupakan
sumber terbanyak pemasukan raksa ke dalam tubuh manusia. Salah satu bahan
makanan bagi manusia adalah ikan. Untuk mencegah timbulnya keracunan
raksa, maka masing-masing negara menetapkan batas aman raksa dalam ikan.
Umumnya negara-negara di dunia mengikuti batas aman yang ditetapkan oleh
Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 0,5 ppm.

Tujuan : Untuk mengetahui dan mengidentifikasi raksa dalam makanan


Prinsip :
1. Pembentukan Amalgam : senyawa raksa dengan kawat tembaga dalam suasana asam
akan membentuk amalgam.
2. Cupro Iodid : senyawa raksa dengan Cupro Iodid dalam suasana asam akan terjadi
warna merah sampai jingga.
3. Ditizon : senyawa raksa dg ditizon dlm kloroform terjadi warna jingga dari garam
raksa.
4. Definilkarbazon : senyawa raksa ditambah difenilkarbazon terjadi garam kompleks
yang berwarna.
Alat dan Bahan :
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan Ganasini : 5 g KI + 20 g
Na2SO3.7H2O dilarutkan dalam 100 ml
2. Pipet tetes
air dicampur dengan larutan dari 5 g
3. Mortir dan alu CuSO4.5H2O dalam 100 ml HCl 1N
suspensi CuI2..
4. Mixer
2. HCl pekat
5. Rak tabung
3. Air
6. Waterbath
4. Cupro iodid
7. Pinset
5. Ditizon 0,002% (dalam kloroform)
8. Beaker glass
6. Definilkarbazon 1%(dalam etanol 95%)
9. Gelas ukur
7. Lempeng Cu
10. Corong gelas
8. Kertas saring

Prosedur Kerja :

1. Pembentukan amalgam :
Hasil -Sejumlah 50 g: contoh dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml,
-Tambahkan 50 ml air dan 20 ml HCl pekat, kemudian dicampur homogen.
-ke dalaam campuran, dicelupkan lempengan / kawat tembaga yang bersih dan
telah diampelas.
Dipanaskan diatas waterbath sekitar 30menit , bila positif akan terbentuk lapisan
perak mengkilat.

2. Cupro Iodid
-Diteteskan satu tetes larutan Cupro Iodid ke dalam lempeng tetes atau kertas saring
-kemudian di tambah larutan uji yg telah diasamkan dg asam nitrat atau HCl 1 N.
Maka akan terjadi warna merah sampai jingga tergantung dari kadar raksa.

3. Ditizon
-Sejumlah 10 ml larutan uji di tambah larutan ditizon 0,002% dalam kloroform atau
CCl4 akan terbentuk warna jingga dari garam raksa.

4. Definilkarbazon
-Kertas saring ditetesi dengan larutan difenilkarbazon 1% dalam etanol 95%.
-Kemudian ditetesi larutan uji , maka akan terjadi warna violet sampai biru,
tergantung kadar raksa.
Kepekaan tergantung keasaman larutan uji, kepekaan turun bila keasaman
meningkat, sebaiknya larutan uji mengandung 0,2 N asam nitrat.
Hasil :

1. Amalgam : (-), lapisan perak mengkilap tidak terbentuk

2. Ditizon : (-), tidak terbentuk warna jingga

3. Ganasin : (-), tidak terbentuk warna merah jingga pada kertas saring
Pembahasan :

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan logam berat untuk pemeriksaan raksa


(Hg) dapat disimpulkan bahwa pada sampel wafer keju richeese yang diperiksa tidak
mengandung raksa (Hg).

Daftar Pustaka :
Hutagalung, H. P. (1985). Raksa (Hg). Oseana, 3, 93-105.

Keterangan :

1. Maulida Rahmah mengerjakan tinjauan pustaka


2. Muhammad Fariz mengerjakan tujuan, prinsip dan alat & bahan
3. Erlin Rizki Meilinda mengerjakan prosedur kerja dan hasil
4. Hendy Rizky Putra P mengerjakan pembahasan
5. Mariatul Qibtiyah mengerjakan kesimpulan
Banjarbaru, 2022
Dosen Pembimbing Praktikan

(Dra. Anny Thuraidah, Apt., MS) (Erlin Rizki Meilinda) (Hendy Rizky Putra P)

(Mariatul Qibtiyah) (Maulida Rahmah)

(Muhammad Fariz)

Anda mungkin juga menyukai