Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Analitik I yang berjudul Spot Test


dibuat oleh:
Nama : Rabianti
NIM : 1513140006
Kelas : Kimia Sains
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asiaten dan
dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2016


Koordinator Asisten Asisten

Nur Rahmat Elmiyanti


NIM. 1313141006 NIM. 1313042007

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Muh. Syahrir. S.Pd., M.Si


NIP.19740907 200501 1 004
A. Judul Percobaan
Spot Test

B. Tujuan Percobaan
Dalam percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk mengidentifikasi:
1. Adanya raksa dengan Cu (II) iodida.
2. Adanya arsen dengan metode gutzeit dan dengan perak nitrat.
3. Adanya kobalt dengan ammonium tiosianat dalam aseton serta dengan adanya
besi.
4. Adanya klorida dengan pengendapan sebagai perak klorida dengan adanya
halida-halida lain serta pengujian dengan volatilisasi asam klorida.
5. Adanya sulfat dengan barium karbonat dan pp.
6. Adanya hidrogen peroksida dan ferrisianida.

C. Landasan Teori
Spot test merupakan metode analisis kualitatif dimana tujuan utama
analisis kualitatif yaitu mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Spot test
dapat dilakukan dengan cara menambahkan zat kimia (pereaksi) tertentu pada
bahan yang akan diuji , sehingga dihasilkan suatu perubahan warna yang khas.
Spot test tidak memerlukan waktu yang lama, dan lebih
praktis (Syafitri, 2012: 1).
Istilah reaksi bercak digunakan untuk uji mikro dan
semimikro untuk senyawaan ataupun untuk ion. Reaksi bercak
dapat dilakukan oleh proses berikut :
1. Dengan mencampur satu tetes larutan uji dan satu tetes
reagensia peda permukaan berpori ataupun tidak berpori
(kertas, kaca, atau porselen).
2. Dengan menaruh setetes larutan uji pada medium yang sesuai
(misalnya: kertas saring ) yang dilembabi dengan reagensia
yang diperlukan.
3. Dengan mereaksikan kertas uji atau setetes reagensia dengan
gas-gas yang dibebaskan dari setetes larutan uji atau dari
sedikit zat padat.
4. Dengan menaruh setetes reagensia pada sedikit contoh padat,
termasuk residu yang diperoleh dari penguapan ataupun
pemanggangan.
5. Dengan menambahkan setetes reagensia kepada sedikit
larutan uji dan kemudian dapat mengekstraksi suatu produk
yang bereaksi dengan pelarut organik (Svehla,1979:191 )
Setiap kegiatan analisis kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang
penting. Bila kita dihadapkan pada suatu larutan yang tidak diketahui, dari
pertanyaan pertama yang timbul adalah apakah warnanya? warna adalah
penting, karena beberapa ion anorganik dapat diketahui dari warnanya yang
spesifik. Walau demikian kita tidak boleh menarik kesimpulan secara cepat,
terutama bila yang dianalisis berupa larutan yang terdiri dari campuran beberapa
ion agar tidak terjadi kesimpulan yang salah (Ibnu, 2004: 34).
Raksa merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah diantara semua
logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperature kamar, dan ini
sangat berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup. Raksa banyak
digunakan dalam thermometer, barometer, panel pengganti listrik, dan lampu pijar
raksa. Raksa (II) menggunakan ikatan kovalen. Raksa (II) nitrat merupakan salah
satu dari beberapa senyawa raksa yang larut dalam air, dan diduga mengandung
ion Hg2+. Raksa (II) klorida dapat terbentuk oleh campuran kedua unsure ini
menurut persamaan reaksi:
Hg(l) +Cl 2( g ) HgCl 2(s)

Kelarutan raksa (II) klorida bertambah dengan penambahan ion klorida berlebihan
karena pembentukan ion kompleks dengan penambahan ion klorida berlebihan
sehingga membentuk kompleks tetrakloromerkurat (II), [HgCl4]2-. Ion iodida
mengendapkan ion raksa (II) dari larutannya sebagai endapan merah orange HgI 2,
endapan ini larut dalam iodide berlebihan oleh karena pembentukan ion kompleks
tetraiodomerkurat (II), [HgI4]2-. Senyawa ini larut dalam air hangat, tapi sifat
bukan penghantar listrik larutan ini menunjukkan bahwa spesies ini berada
sebagai molekul HgCl2, bukan sebagai ion-ionnya (Sugiyarto, 2003: 163-164).
Uji Gutzeit pada dasarnya adalah suatu modifikasi dari uji marsc dimana
perbedaan utamanya adalah bahwa hanya satu tabung reaksi yang diperlukan dan
arsinna dideteksi dengan perak nitrat atau merkurium (II) klorida. Taruh 1-2 gram
zink yang bebas arsenic dalam sebuah tabung uji, tambahkan 5-7 mL asam sulfat
encer, sumbat tabunglonggar-longgar dengan kapas yang telah dimurnikan, dan
lalu taruh selembar kertas saring yang dibasahi dengan perak nitrat 20% di atas
puncak tabung. Mungkin tabung perlu dipanaskan perlahan-lahan untuk
menghasilkan pelepasan hydrogen yang teratur. Pada akhir suatu jangka waktu
tertentu misalnya 2 menit, singkirkan kertas saring, dan periksa bagian yang
menutupi tabung uji, biasanya diperoleh suatu bercak coklat muda yang
dibebaskan oleh runutan arsenic di dalam reagensia (Svehla, 1990: 244).
Kobalt adalah logam berwarna abu abu seperti baja, dan bersifat sedikit
magnetis. Logam ini mudah melarut dalam asam asam mineral encer. Kobalt lebih
tidak reaktif daripada besi, demikian juga tidak berbeda banyak dengan rodium
dan indium. Tingkat oksidasi yang umum bagi kobalt yaitu +2 dan +3, dan bagi
radium dan indium yaitu +3 dan +4. Dalam larutan air, ion [Co (H 2O)6]2+ dan [Co
(H2O)6]3+ keduanya dikenal, tetapi kobalt (III) bersifat oksidator, dan dalam
larutan air kecuali dalam lingkungan asam, terurai dengan cepat karena Co (III)
mengoksidasi air dengan membebaskan gas di oksigen (Sugiyarto, 2003: 253).
Salah satu adalah reaksi ion kobalt adalah uji ammonium tiosianat (reakis
vogel) dengan menambhakan beberapa butir Kristal ammonium tiosianat kepada
larutan kobalt (II) yang netral atau asam, muncul warna biru karena terbentuk ion
tertrasianokobaltat (II)
Co2+ + 4SCN [Co (SCN4)] 2-
Jika amil alkohol dan eter ditambahkan, akan terbentuk asambebas H 2 [Co
(SCN4)] dan dilarutkan oleh pelarut organik (Svehla,1990:279).
CO2 sangat mudah larut dalam air bertemperatur rendah dan membentuk
asam karbonat, dengan pH 5,5 hingga 6. Kelarutan kalsium karbonat dalam
rendah, karena itu lapisan kerak mengendap dari bikarbonat yang dihasilkan
melalui reaksi dengan CO2 . Ketika temperatur larutan tinggi atau mengalami
kekurangan karbon dioksida dalam larutan maka reaksi akan bergeser ke kiri dan
kalsium karbonat akan mengendap.
CaCO3 + H2O + CO2 Ca (HCO3)2
(kalsium karbonat) (kalsium bikarbonat)
Seandainya karbon dioksida yang terlarut terlalu sedikit, kerak tidak akan
terbentuk. Akan tetapi bila berlebihan , kerak yang sudah terbentuk terlarut
kembali dalam asam sehingga logam tidak terlindungi lagi (Tjitro, 2000: 64).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas ukur10 mL 1 buah
b. Bunsen 1 buah
c. Batang pengaduk 1 buah
d. Spatula 1 buah
e. Rak tabung 2 buah
f. Tabung reaksi sedang 4 buah
g. Kaki tiga 1 buah
h. Kasa asbes 1 buah
i. Penjepit tabung 1 buah
j. Labu semprot 1 buah
k. Krus porselin 1 buah
l. Spot plate 1 buah
m. Lap kasar dan lap halus 1 buah
n. Pipet tetes 17 buah
2. Bahan
a. Kalium iodide- Natrium sulfit (KI-Na2SO3)
b. larutan Tembaga (II) sulfida (CuSO4)
c. Larutan Raksa (II) klorida (HgCl2)
d. Larutan Arsen (III) oksida (As2O3)
e. Logam seng ( Zn )
f. Larutan Perak nitrat (AgNO3) 1%
g. Larutan Amonia (NH3)
h. Larutan Ammonium florida (NH4F)
i. Larutan Hidrogen peroksida (H2O2)
j. Larutan Asam asetat (CH3COOH)
k. Larutan Kobalt (I) nitrat (CoNO3)
l. Larutan Ammonium tiosianat (NH4SCN)
m. Larutan Oksin ( C6H9NOH)
n. Larutan Asam klorida (HCl)
o. Larutan Asam nitrat (HNO3) 1N
p. Larutan Barium karbonat (BaCO3)
q. Larutan pp dalam etil alcohol
r. Kristal Natrium klorida (NaCl)
s. Larutan asam sulfat (H2SO4)
t. Aquades (H2O)
u. Tissue
v. Kertas saring
E. Prosedur Kerja

1. Uji raksa dengan Cu (II) iodida


a. Memasukkan 1 tetes larutan KI-Na2SO3 pada spot plat.
b. Memasukkan 1 tetes masing masing larutan CuSO4 dan HgCl2.
c. Mengamati apa yang terjadi.Jika terdapat kandungan raksa maka akan
muncul warna merah atau orange.
2. Uji Arsen
a. Dengan metode Gutzeit
1) Memasukkan 1 mL larutan As2O3 kedalam tabung reaksi.
2) Menambahkan 2 butir logam Zn (granul).
3) Menambahkan 1 mL H2SO4 encer.
4) Menutup tabung reaksi dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan
larutan perak nitrat.
5) Mendiamkan beberapa saat dan mengamati sampai terbentuk noda warna
kuning.
b. Dengan perak nitrat
1) Memasukkan 3 tetes larutan As2O3 kedalam krus porselin.
2) Menambahkan 3 tetes masing masing NH3 dan H2O2 10%.
3) Memanaskan larutan campuran sambil menambahkan 3 tetes larutan AgNO 3
1% dan 3 tetes CH3COOH.
4) Mengamati perubahan yang terjadi, bila ada arsen akan timbul endapan atau
larutan berwarna merah coklat.
3. Uji Kobalt
a. Dengan Ammonium tiosianat dan aseton
1) Memasukkan 1 tetes larutan CoNO3 kedalam spot plat.
2) Menambahkan 1 tetes NH4SCN.
3) Mengamati perubahan warna yang terjadi, jika mengandung kobalt akan
muncul warna hijau sampai biru.
b. Uji kobalt dengan adanya besi
1) Memasukkan 2 tetes larutan CoNO3 kedalam spot plat.
2) Menambahkan 2 tetes NH4F.
3) Menambahkan 2 tetes NH4SCN.
4) Mengamati perubahan warna yang terjadi, jika mengandung kobalt berwarna
hijau kebiruan.
4. Uji klorida
a. Pengujian dengan pengendapan sebaal perak klorida dengan adanya halide
lain
1) Memasukkan 1 tetes HCl kedalam tabung reaksi.
2) Memasukkan 1 tetes oksin.
H 2 O2
3) Menambahkan 1 tetes .
HNO3
4) Menambahkan 1 tetes .
5) Memanaskan larutan campuran selama 4 menit.
6) Manambahkan 3 tetes AgNO3 1%.
7) Mengamati perubahan yang terjadi, bila ada klorida maka akan terbentuk
endapan putih dan kekeruhan.
b. Pengujian dengan volatilisasi asam klorida
1) Memasukkan padatan NaCl kedalam tabung reaksi.
2) Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat.
3) Memasukkan batang pengaduk yang telah dibasahi AgNO 3 1% kedalam
tabung reaksi.
4) Memanaskan larutan sampai terbentuk gelembung.
5) Mengamati perubahan yang terjadi jika positif mengandung klorida terbentuk
gelembung dan terjadi kekeruhan.
5. Uji Sulfat dengan Barium Karbonat dan PP
a. Memasukkan 3 tetes larutan H2SO4 kedalam krus porselin.
b. Memasukkan 3 tetes larutan BaCO3.
c. Memanaskan larutan sambil menambahkan 2 tetes indikator pp.
d. Mengamati perubahan yang terjadi, jika positif mengandung sulfat berwarna
merah.
F. Hasil Pengamatan
1. Uji raksa dengan Cu (II) Iodida
No Aktivitas Pengamatan
1. 1 tetes CuSO4 (biru) + 1 tetes KI- Larutan berwarna kuning
NaSO3 (bening) kecoklatan
Tambahkan 1 tetes HgCl2 (bening) Warna larutan akhir yaitu
2.
orange
2. Uji arsen
No Aktivitas Pengamatan
1 Metode guizeit
- 1 ml arsen + 3 butir Zn + 1 ml Bening
H2SO4
Pada kertas saring terdapat
- Tabung ditutup dengan kertas
noda berwarna kuning
saring yang dibasahi AgNO3
2.. kecoklatan
Dengan perak nitrat
- 1 tetes As2O3 (bening) + 3 tetes Larutan berwarna bening
NH3 (bening) + 3 tetes H2O2
(bening) Kuning kecoklatan
- Tambahkan 1 tetes CH3COOH +
3 tetes AgNO3 1% dipanaskan
3. Uji kobalt
No Aktivitas Pengamatan
1 Dengan ammonium aseton
- 1 tetes CoNO3 + 1 tetes Larutan berwarna hijau
NH4SCN
2.
Dengan adanya besi
Larutan berwarna hijua
- 2 tetes CoNO3 + 3 tetes NH4F +
2 tetes NH4SCN
4. Uji klorida
No Aktivitas Pengamatan
1 Pengujian dengan pengendapan
perak klorida dengan adanya halida
lain Larutan berwarna bening
- 1 ml HCl + 1 tetes oksin + 1 ml
Larutan keruh
H2O2 + 1 tetes HNO3
2.. - Larutan dipanaskan 4 menit
ditetesi 1 tetes AgNO3 1%
Pengujian dengan voluktilisasi Terjadi kekeruhan dan terdapat
asam klorida gelembung
- NaOH (padatan) + 2 tetes HNO3
- Batang pengaduk direndam
dilarutan AgNO3 dipanaskan
5. Uji Sulfida dengan Barium Karbonatdan PP
N
Perlakuan Pengamatan
o
1. 3 tetes H2SO4 + 3 tetes BaCO3, Larutan berwarna merah
dipanaskan + 2 tetes PP 1% kecoklatan

G. Hasil Pembahasan
Spot test merupakan salah satu analisis kimia kualitatif untuk
mengidentifikasi suatu komponen yang tergandung dalam zat kimia. Analisis
kualitatif ini menghasilkan data kualitatif seperti endapan, warna, gas maupun
data non-numerik lainnya. Reaksi-reaksi spot test ini akan memberikan efek yang
khas terhadap zat tertentu.

1. Uji raksa dengan Cu(II) iodide


Uji raksa dengan Cu (II) iodida bertujuan untuk mengidentifikasi raksa
dalam campuran dengan munculnya warna orange, di mana intensitas warna
tergantung pada jumlah raksa yang ada. Larutan yang akan diuji pada percobaan
ini adalah raksa. Larutan sampel yang digunakan yaitu larutan HgCl2 Larutan uji
ini harus diasamkan terlebih dahulu karena kepekaan uji raksa ini tergantung
dengan keasaman larutan uji. Penambahan CuSO4 ke dalam larutan KI-Na2SO3
menghasilkan larutan kuning. larutan KI-Na2SO3 berfungsi untuk membebaskan
iodide sedangkan larutan CuSO4 berfungsi untuk membebaskan ion Cu2+ dan
menghasilkan CuI2. Setelah ditambahkan larutan HgCl2 menghasilkan larutan
orange yang menunjukkan bahwa pada larutan uji terdapat raksa. Setelah itu
diamati, jika larutan tersebut mengandung raksa maka akan munculwarna merah
atau orange yang tergantung pada jumlah raksa yang ada. Pada percobaan ini
diperoleh warna merah yang menandakan larutan yang diuji mengandung raksa.
Hal ini sesuai dengan teori (Sugiyanto, 2004:164). Reaksi yang terjadi:

2KI.Na2S2O3 + 3CuSO4 Cu2I2+ 2 CuSO4 + 2 Na2SO4+K2SO4


(Kalium Iodida (Tembaga (II) (Natrium (kalium
(Tembaga (II) (Tembaga (II)
-Natrium sulfit) Sulfat) sulfat) sulfat)
iodida) sulfat)

2 CuI2 + HgCl2 Cu2(HgCl4) + Cl2+ 2 Cu2+


(Tembaga (II) (Raksa (II) (Tembaga (II) (Gas
(ion
iodida) klorida) tetrakloromerkurat) klorida)
Tembaga
Orange atau merah (II))
2. Uji Arsen
a. Dengan metode guitzeit
Pengujian arsen dengan metode Guitzeit bertujuan untuk mengidentifikasi
arsen dengan terbentuknya noda kuning pada kertas saring yang telah dibasahi
AgNO3. Pada percobaan ini digunakan As2O3 sebagai bahan uji yang ditambahkan
logam Zn berfungsi untuk membentuk uap hidrida arsen yang dialirkan kekertas
saring dan ditambahkan H2SO4 yang berfungsi membebaskan Arsen menjadi
Arsina, karena H2SO4 bertindak sebagai pendonor H+ dan pemberi suasana asam,
karena berdasarkan teori (Svehla, 1990:238), bahwa dalam larutan asam ion
Arsenik (III) As3+ adalah yang stabil dan reaksi yang terjadi adalah:
As + 6H+ + SO42- As3+ + SO + 3 H2O
Penutupan dengan menggunakan ketras saring yang telah dibasahi dengan larutan
perak nitrat berfungsi sebagai penangkap As3+dapun reaksi yang terjadi:

As3++ 3 Zn + 3 H+ AsH3 + 3 Zn2+


(Arsen) (Seng)

AsH3 + AgNO3 AsH3.AgNO3


(Perak nitrat) (Arsina)
Kuning

b. Dengan perak nitrat


Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi Arsen yang ditandai dengan
terbentuknya endapan atau larutan berwarna merah coklat. Alkali Arsenat
membentukperak arsenat yang berwarna merah kecoklatan yang tidak larut dalam
asam asetat. Dalam percobaan ini, larutan As2O3direaksikan dengan NH3 dan H2O2
berfungsi untuk mengubah arsen yang berbentuk asam arsenit sulfit menjadi
arsenat, kemudian larutan dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat
terjadinya reaksi. Kemudian ditambahkan AgNO3 yang berfungsi sebagai zat
pengendap yang bereaksi dengan arsenat membentuk perak arsenat yang tidak
larut dalam asam asetat. Kemudian ditambahkan CH 3COOH yang berfungi untuk
menguji endapan yang terbentuk apakah benar endapan yang terbentuk adalah
perak arsenat, karena berdasarkan teori (Svehla, 1990:241) bahwa endapan
Ag3AsO4 tidak larut dalam asam asetat. Dalam percobaan ini tidak diperoleh
endapan coklat keruh Ag3AsO4, hal ini tidak sesuai dengan teori (Tim Dosen
Kimia Analitik I, 2016: 20) yang menyatan bahwa uji positif Arsen dengan perak
klorida adalah timbul endapan atau larutan yang berwarna merah coklat. Dalam
percobaan ini, diperoleh larutan bening dan tidak terdapat endapan, hal ini
dikarenakan pada percobaan yang digunakan adalah NH3 sedangkan yang
seharusnya digunakan menurut teori (Tim Dosen Kimia Analitik I, 2014:20)
adalah NH4OH karena NH4OH dapat mengubah arsen yang berbentuk asam
arsenit sulfit menjadi arsenat. Adapun reaksinya:
As2O3 + NH3 + 3 H2O2 2 AsO43- + NH4+ + H2O + 3H+
(tidak berwarna)
AsO43- + 3AgNO3 As3AsO4(s) + 3NO3-
(tidak berwarna) (endapan coklat)
3. Uji kobalt
a. Uji kobalt dengan amonium tiosianat dalam aseton
Uji ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kobalt yang ditandai warna
hijau sampai biru, dimana intensitas warnanya tergantung pada jumlah
kobalt.Dalam percobaan ini, larutan uji Co(NO3)2 direaksikan dengan NH4SCN
menghasilkanlarutan berwarna biru. Adapun fungsi penambahan NH 4SCN adalah
untuk mengionkan kobaltdan membentuk ion tetrasionato kobalt (II). Penambahan
NH4SCN untuk memberikan warna biru karena tiosianat yang direaksikan untuk
menguji kobalt tanpa pencampuran aseton terlebih dahulu akan memberi warna
lembayung yang perlahan-lahan memudar (Svehla, 1990:278-279). Adapun
reaksinya:
Co(NO3)2+ NH4SCN [Co(SCN)4]2-+ 4 NH4++ 2 NO3-
(Kobalt nitrat) (Amonium (Ion tetrasianato kobaltat (II))
tiosianat) Biru/hijau
b. Uji kobalt dengan adanya besi
Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi kobalt dalam sampel besi. Garam
ferri dapat diubah menjadi kompleks ferri fluoride yang tidak larut dan tidak
berwarna dengan penambahan alkali fluoride (Tim Dosen Kimia Analitik I,
2014:20). Pada percobaan ini, larutan ujinya adalah Co(NO3)2 yang direaksikan
dengan NH4F dan NH4SCN. Penambahan NH4F berfungsi untuk mengubah garam
ferri menjadi ion kompleks ferri flourida yang tidak larut dan tidak berwarna.
Sedang penambahan NH4SCN berfungsi memberikan warna pada larutan yaitu
warna biru sampai hijau. Hasil reaksi antara Co(NO3)2dengan NH4F dan NH4SCN
menghasilkan larutan berwarna biru (Svehla, 1990:279). Dalam percobaan ini,
tidak ditambahkan besi karena sifat kobalt yang rapuh. Kobalt memiliki

1
permebilitas 2 dari pada besi. Adapun reaksinya:

Co(NO3)2 + 6 NH4F + 3 Fe3+ [FeF6]2- + CO2+ + 6 NH4+


(Kobalt nitrat) (Amonium (Ion heksafloroferat
Co2+ + 4 fluorida)
NH4SCN (III))4]2- + 4 NH4+
[Co(SCN)
(Amonium (Ion tetrasianato kobaltat (II))
tiosianat) Biru/hijau
4. Uji klorida
a. Pengujian dngan adanya endapan sebagai perak klorida dengan adanya halide
lain
Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klorida dengan
terbentuknya endapan dan warna kekeruhan. Pada percobaan ini, larutan uji HCl
ditambahkan oksin yang berfungsi agar saat oksidasi berlangsung senyawa fenolik
akan terhalogenasioleh halogen bebas (Br- dan I-) karena sebagaimana kita ketahui
bahwa dalam reaksi ini akan terbentuk Br- dan I-. warna oksin adalah kuning.
Kemudian ditambahkan H2O2 yang berfungsi sebagai oksidator yang akan
mengoksidasi halogen bebas seperti Br- dan I- menjadi brom dan iod. Penambahan
HNO3dilakukan lalu dipanaskan dan menghasilkan warna kuning kehijauan.
HNO3 berfungsi untuk menguji endapan yang terbentuk apakah benar endapan
yang terbentuk adalah perak klorida, karena berdasarkan teori (Svehla, 1990:346),
bahwa endapan perak klorida tidak larut dalam asam nitrat encer. Sedangkan
pemanasan berfungsi menguapkan halida-halida lain (Br- dan I-). Ditambahkan
AgNO3 agar bereaksi dengan Cl- membentuk AgCl yang akan mengendap dan
menghasilkan larutan keruh. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori (Ibnu,
2004:47) yang menyatakan bahwa akan terbentuk endapan AgCl yang
menandakan adanya ion Cl-. Adapun reaksinya:
HCl + C6H9NOH C6H9NCl + H2O
(Asam klorida) (Oksin) (Air)
C6H9NCl + H2O2 C6H5NOH + HCl
(Hidrogen (Asam klorida)
HCl + AgNO
peroksida)
3 AgCl + HNO3
(Asam klorida) (Perak (Perak klorida) (Asam
b. Pengujian dengan valatilisasi asam klorida
nitrat) Endapan putih nitrat)
Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klorida dengan terjadinya
kekeruhan AgNO3. Pada percobaan ini, HNO3 ditambahkan dalam sampel (Kristal
NaCl). HNO3 berfungsi sebagai reagen yang akan bereaksi dengan NaCl sehingga
akan melepaskan HCl dalam bentik gas (terbukti dengan adanya gelembung gas).
Tujuan dilakukannya pemanasan adalah untuk menguraikan klorida dalam bentuk
HCl dan agar penguraian berlangsung dengan sempurna sebagaimana dijelaskan
dalam teori (Svehla, 1990:345). Hasil yang diperoleh berupa endapan putih AgCl.
Hal ini telah sesuai dengan teori (Ibnu, 2004:47). Adapun reaksinya:
NaCl + HNO3 NaNO3 + HCl
(Natrium (Asam (Natrium (Asam
HCl + AgNO
klorida) nitrat)
3 AgCl + HNO
nitrat) klorida)
3

(Asam klorida) (Perak (Perak klorida) (Asam


nitrat) Endapan putih nitrat)

5. Uji sulfat dengan BaCO3 dan PP


Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sulfat yang ditandai
dengan adanya warna merah atau endapan merah. Pada percobaan ini, larutan
H2SO4 direaksikan dengan BaCO3 menghasilkan larutan kuning. Lalu dipanaskan
sambil ditambahkan indikator PP dan menghasilkan larutan berwarna merah.
Adapun H2SO4 berfungsi sebagai larutan uji yang akan direaksikan dengan
BaCO3. Sedangkan BaCO3 berfungsi sebagai reagen yang bereaksi cepat terhadap
larutan yang mengandung sulfat membentuk endapan putih BaSO 4 (Ibnu,
2004:49). Adapun fungsi dari indikator PP sendiri adalah untuk mendeteksi hasil
reaksi dengan adanya perubahan warna menjadi merah. Indikator PP digunakan
karena PP merupakan indikator basa dengan trayek pH 8,0 9,8 dengan
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah (Khopkar, 2007: 44). Jadi
indkator PP digunakan karena hasil reaksi yang diperoleh adalah BaSO 4 dan kita
ketahui bahwa BaSO4 bersifat basa. Adapun reaksinya:
H2SO4 + BaCO3 BaSO4 + H2CO3
6. Uji hidrogen peroksida dengan timbal sulfida dan ferrisianida
Timbal sulfida (hitam) beraksi dengan hidrogen peroksida menghasilkan
timbal sulfat (putih)
PbS+4 H 2 O 2 PbSO 4 +4 H 2 O

Ini dapat dikerjakan dengan menetaskan sampel keatas kertas yang telah direndam
dalam timbale sulfide. Larutan besi (III) klorida dan kalium Ferrisianida beraksi

SnCl 2, Na 2 S2 O 3
dengan zat perduksi dan sebagainya). Menghasilkan warna

biru frusi. Hydrogen peroksida mereduksi ferrisianida menurut reaksi:


Fe (Cn)

Fe (Cn)

++O2
4+ 2 H
2
3+ H 2 O2
2

Ferrasionida yang dihasilkan bereaksi dengan besi (III) klorida dalam laritan dan
menghasilkan warna biru pusi (Tim Dosen, 2016: 22-23).

H. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa;
a. Uji raksa dengan Cu (II) Iodida, menunjukkan uji positif ditandai dengan
perubahan warna menjadi orange
b. Uji arsen
1) Dengan metode gutzeit menunjukkan uji positif ditandai dengan
terbentuknya bercak kuning pada kertas saring
2) Dengan perak nitrat menunjukkan uji positif ditandai dengan terbentuknya
endapan coklat dan larutan berwarna coklat
c. Uji kobalt
1) Dengan ammonium tiosianat dalam aseton menunjukkan uji positif ditandai
dengan terbentuknya larutan berwarna hijau
2) Dengan adanya besi, menunjukkan uji positif ditandai dengan larutan yang
dihasilkan berwarna hijau.
d. Uji klorida
1) Pengujian dengan pengendapan sebagai perak klorida dengan adanya halida
lain menunjukkan uji positif ditandai dengan larutan keruh
2) Dengan volatilisasi asam klorida menunjukkan uji positif dengan adanya
endapan pada batang pengaduk dan larutan keruh

e. Uji sulfat dengan larutan barium karbonat dan PP menunjukkan uji positif
ditandai dengan larutan yang diperoleh berwarna merah kecoklatan.

2. Saran
a. Diharapkan pada praktikan agar lebih teliti pada saat melakukan pengamatan
terutama pada saat melihat perubahan warna, agar diperoleh hasil yang lebih
akurat sehingga meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam melakukan
percobaan
b. Diharapkan pada laboran untuk mempersiapkan alat yang akan digunakan
dalam percobaan
c. Diharapkan kepada asisten untuk tetap mendapingi dan memperhatikan
praktikannya pada saat praktikum
.
I. Diskusi

Hasil dari percobaan yang telah kami lakukan telah sesuai dengan teori
antara lain pada percobaan I pengujian raksa dengan Cu (II) iodida meghasilkan
larutan berwarna merah atau orange. Percobaan II yaitu pengujian arsen dengan
metode gutzeit dan dengan perak nitrat menghasilkan terbentuk noda kuning
kecoklatan.. Percobaan III pengujian kobalt dengan ammonium tiosianat dalam
aseton dan uji kobalt dengan adanya besi menghasilkan larutan berwarna hijau.
Kemudian percobaan IV yaitu pengujian klorida dengan pengendapan sebaal
perak klorida dengan adanya halida lain dan pengujian dengan volatilasi asam
klorida hasil yang didapatkan adalah terbentuknya endapan dan terjadi kekeruhan
dan gelembung yang menandakan adanya klorida. Pada percobaan V yaitu
merupakan pengujian sulfat dengan barium karbonat dan pp hasil yang diperoleh
adalah terjadinya perubahan warna merah kecoklatan yang menunjukkan adanya
sulfat.

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu, M. Sodiq. dkk. 2004. Kimia Analitik I. Malang: IMSTEP

Sugiyanto, Kristian H. 2003. Kimia Analitik II. Yogyakarta:IMSTEP


Syafitri, Adang Firmansyah, Syarif Hamdani. 2012. Skrining Pereaksi Spot Test
untuk Deteksi Kandungan Formalin pada Bahan Pangan. Indonesian
Journal of Pharmaceutical Science and Technology. Vol.I, No.2

Tjitro, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati dan Gatut


Phengkusaksomo. Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi
Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang
Mengandung Klorida dan Sulfat. Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No. 1

Svehla. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makri Dan SemiMikro. Jakarta: PT.
Kalma Media Pustaka

Tim Dosen Kinia Analitik 1. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Analitik 1.


Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai