Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KARBOHIDRAT DAN LIPID

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Addini Khoeriyah ( 10921016 )


2. Aurelia Fitri Syamsyah Mulyadi ( 10921003 )
3. Muhammad Aulia Akbar ( 10921025 )
4. Salma Geva Ermamevia ( 10921034 )
5. Sela Firnanda ( 10921029 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen,
dan oksigen, dan pada umumnya unsur oksigen dan hidrogen akan menghasilkan H20
didalam tubuh karbohidrat untuk beberapa asam amino dan sebagian gliserol lemak.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen hanya dijumpai pada otot dan hati.
Karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai dalam susu. Karbohidrat secara luas
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama yaitu monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.
Monosakarida adalah kelompok karbohidrat paling sederhana dan sering
disebut sebagai gula sederhana. Mereka memiliki rumus umum Cn(H2O)n, dan mereka
tidak dapat dihidrolisis lebih lanjut. Jika mengandung grup aldehid, maka
monosakarida disebut aldose. Jika mengandung grup keton maka disebut ketosa.
Glukosa punya struktur molekul C6H1206, tersusun atas enam karbon, rantai lurus,dan
pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah
fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada
sukrosa disakarida. Oligosakarida mengandung 2-10 molekul monosakarida yang
dibebaskan pada hidrolisis. Polisakarida adalah polimer unit monosakarida dengan
berat molekul tinggi sampai satu juta.
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch
adalah tes umum untuk mendeteksi karbohidrat. H2SO4 yang kuat menghidrolisis
karbohidrat (poli dan disakarida) untuk membebaskan monosakarida. Monosakarida
mengalami dehidrasi untuk membentuk furfural (dari pentosa) atau hidroksi
metilfurfural (dari heksosa) yang mengembun dengan D-naftol untuk membentuk
kompleks berwarna ungu. Uji Benedict adalah tes untuk identifikasi gula pereduksi,
yang membentuk enediol (terutama dalam kondisi basa). Bentuk gula enediol
mereduksi ion tembaga (Cu2+) dari tembaga sulfat menjadi ion tembaga (Cu+) yang
membentuk endapan kuning dari tembaga hidroksida atau endapan merah dari tembaga
oksida.

Lipid adalah kelompok senyawa yang heterogen. Lipid dapat dianggap sebagai
zat organik yang relatif tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik atau
berpotensi terkait dengan asam lemak dan dimanfaatkan oleh sel-sel hidup. Lipid
penting bagi tubuh sebagai penyusun membran, sumber vitamin larut lemak (A, D, E
dan K) dan pengatur metabolisme (hormon steroid dan prostaglandin).
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari
hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak pembentuk
lemak dapat dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C ( karbon ), ada atau tidaknya
ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur
kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak jenuh ( saturated )yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap. Sedangkan asam lemak yang tidak jenuh ( unsaturated ) yaitu asam lemak
yang memiliki ikatan rangkap.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2. 1 KARBOHIDRAT

A. Reaksi Molisch
1. Tujuan
Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu larutan.
2. Teori singkat
Penarikan molekul air pada karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan
membentuk senyawa furfural dan turunannya. Furfural yang terbentuk
bereaksi dengan -naftol membentuk senyawa yang berwarna ungu
(cincin ungu).
3. Alat dan Bahan
1. Pereaksi Molisch
2. Asam sulfat pekat
3. Larutan pati 1 %
4. Fruktosa, sukrosa, glukosa dan laktosa masing-masing 1 %
5. Tabung reaksi
6. Pipet tetes
4. Cara kerja
1. Siapkan 6 tabung untuk larutan glukosa,maltosa,sukrosa,laktosa,pati
dan zat x
2. Lalu masukkan larutan glukosa,matola,sukrosa,laktosa,pati dan zat x
ke dalam masing masing tabung sebanyak
3. Lalu tambahkan zat reaksi molish sebanyak 3 tetes disetiap tabung
4. Lalu kocok tiap tabung agar semua zat dapat terlarut dan bereaksi
5. Lalu tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 1ml
6. Miringkan tabung lalu alirkan zat asam sulfat pekat melalui dinding
tabung (tidak perlu dikocok)
7. Lalu letakkan tabung dengan latar putih agar dapat melihat hasil cincin
ungu.
8. Larutan glukosa, maltosa, sukrosa, laktosa, dan pati akan
menghasilkan cincin ungu. Sedangkan zat x tidak akan menghasilkan
cincin ungu

Tabel Reaksi Molisch

Tabung
B A H A N
1 2 3 4 5 6
Larutan pati 1% - 2 mL - - - -
Larutan maltosa 1% - - 2 mL - - -
Larutan sukrosa 1% - - - 2 mL - -
Larutan glukosa 1% - - - - 2 mL -
Larutan laktosa 1% - - - - - 2 mL
Larutan X 2 mL - - - - -
3 3 3 3 3 3
Pereaksi Molisch
tetes tetes tetes tetes tetes tetes
Asam sulfat pekat (melalui dinding
1 ml 1 ml 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL
tabung, JANGAN DI KOCOK)
HASIL: Cincin ungu

B. Reaksi Benedict
1. Tujuan
Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa macam sakarida.
2. Teori singkat
Kuprisulfat di dalam larutan tembaga alkali akan direduksi oleh sakarida
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk kuprooksida.
3. Alat dan Bahan
1. Larutan benedict (terdiri dari kuprisulfat, natrium karbonat, natrium
sitrat)
2. Larutan glukosa, fruktosa dan sukrosa masing-masing 1 %
3. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
4. Cara kerja
Tabel Reaksi Benedict

T a b u n g
B A H A N
1 2 3 4
Larutan Benedict 2 mL 2 mL 2 mL 2 mL
Larutan glukosa 1 % 4 tetes - - -
Larutan fruktosa 1 % - 4 tetes - -
Larutan sukrosa 1 % - - 4 tetes -
- - - 4 tetes

Panaskan selama 8 menit dalam air mendidih (100 C), lalu biarkan dingin perlahan
HASIL:
Ada/tidaknya endapan merah bata
2.2 LIPID
A. Uji daya larut lipid
1. Tujuan
Memperlihatkan bahwa lemak tidak larut dalam air dan hanya larut dalam
pelarut organik.
2. Teori singkat
Molekul lemak berinteraksi dengan molekul pelarut organik dalam bentuk
interaksi hidrofobik, sehingga lemak tersebar merata di antara pelarut
organik dan dikelilingi oleh senyawa tersebut. Interaksi ini tidak terjadi
dengan molekul air.
3. Alat dan Bahan
1. Gajih/ minyak goreng
2. Air suling
3. Eter
4. Kloroform
5. Aseton
6. Toluen
7. Air suling mendidih
8. Tabung reaksi
9. Pipet Tetes
4. Cara kerja
1. Siapkan minyak goreng baru
2. Lalu siapkan 6 tabung reaksi yang terdiri aquades, air mendidih, eter,
kloroform dan setiap tabung reaksi dimasukkan 2ml minyak goreng
3. Kemudian di kocok semua bahannya,
4. Tutup rapat dan amati kelarutannya

Tabel Uji daya larut lipid

BAHAN T a b u n g
1 2 3 4 5 6
Gajih secukupnya Secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya Secukupnya

Akuades 2 mL - - - - -
Air 100 C - 2 mL - - - -
Eter - - 2 mL - - -
Kloroform - - - 2 mL - -
Aseton - - - - 2 mL -
Toluen - - - - - 2 mL
Kocok kuat-kuat, kemudian tutup rapat dan amati kelarutan
HASIL:
Diamkan 5 menit, dan amati kelarutannya
HASIL:

B. Uji kejenuhan lipid


1.Tujuan
Memperlihatkan bahwa minyak ada yang jenuh (tidak mempunyai
ikatan rangkap) dan yang tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap).
2. Teori singkat
Minyak yang tidak jenuh, akan mengadisi iodium (I 2) sehingga ikatan
rangkapnya hilang. Bersamaan dengan itu warna iodium juga akan
hilang.
3. Alat dan Bahan
1. Minyak kelapa, minyak jagung dan minyak jelantah
2. Larutan hübl
3. Kloroform
4. Tabung reaksi
5. Pipet Tetes
4. Cara kerja
1. Siapkan minyak goreng jelantah (minyak yang sudah terpakai)
2. Siapkan tabung reaksi
3. Masukkan minyak jelantah ke masing-masing tabung reaksi
4.Teteskan betadine pada masing-masing tabung reaksi
sebanyak0,5ml
5. Kocok lalu amati kelarutannya
Tabel Uji kejenuhan lipid

T a b u n g
B A H A N
1 2 3
Minyak kelapa 0,5 mL - -
Minyak jagung - 0,5 mL -
Minyak jagung yang telah digunakan/dipanaskan
- - 0,5 mL
berulang
Jumlah larutan Hübl (hitung jumlah tetesan)
hingga warna coklat menghilang
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karbohidrat
A. Reaksi Molisch
1. Hasil
• Larutan pati, larutan maltose, larutan sukrosa, larutan laktosa,
dan larutan glukosa terdapat cincin berwana ungu
• Larutan X tidak terdapat cincin berwarna ungu
2. Pembahasan
Uji Molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui ada
atau tidaknya karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat untuk membentuk cincin fulfural yang
berwana ungu. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, larutan
pati, larutan maltosa, larutan sukrosa, larutan laktosa, dan larutan
glukosa yang sudah diteteskan oleh reagent Molisch, yaitu alfa-
naphtol yang terlarut dalam etanol. Kemudian semua larutan yang
telah dicampur akan dikocok dan diteteskan H2SO4 pekat melalui
dinding tabung reaksi. Ini membutikan terdapat cincin berwana ungu
pada larutan tersebut. Hal ini menandakan bahwa larutan
mengandung karbohidrat, sedangkan larutan X tidak terdapat cincin
berwarna ungu atau menunjukan reaksi negatif, hal ini menandakan
bahwa larutan X tidak mengandung karbohidrat

3. Kesimpulan
• Larutan pati, larutan maltosa, larutan sukrosa, larutan laktosa,
dan larutan glukosa mengandung karbohidrat
• Larutan X tidak mengandung karbohidrat
B. Reaksi Benedict
1. Hasil
• Pada larutan glukosa dan laktosa terdapat endapan warna merah
bata
• Pada larutan fruktosa, dan larutan sukrosa tidak terdapat endapan
warna merah bata
2. Pembahasan
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
( karbohidrat ) pereduksi. Gula pereduksi terdiri dari semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida seperti maltose dan laktosa.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi
dalam makanan, sampel karbohidrat yaitu laktosa, sukrosa, dan
fruktosa ditambahkan larutan benedict, kemudian dipanaskan
dalam air mendidih dengan suhu 100oC selama 5 menit. Setelah
dipanaskan, larutan laktosa dan glukosa mengalami perubahan
warna dan terdapat endapan merah bata karena larutan benedict
terdiri atas tembaga sulfat ( CUSO4 ). Larutan tersebut mengalami
oksidasi sehingga kandungan glukosanya tinggi, sedangkan larutan
sukrosa dan fruktosa mengalami perubahan warna menjadi
kebiruan. Namun, tidak terdapat endapan merah bata. Hal ini tidak
terjadi oksidasi, sehingga kandungan glukosanya rendah.
3. Kesimpulan
• Pada larutan glukosa dan laktosa terdapat endapan warna merah
bata, menunjukan kandungan glukosa tinggi
• Pada larutan fruktosa, dan larutan sukrosa tidak terdapat
endapan warna merah bata, menunjukan kandungan glukosa
rendah
3.2 Lipid
A. Uji Daya Larut lipid
1. Hasil
• Eter dan kloroform larut dalam lipid ( minyak goreng )
• Aquades dan air mendidih 100oC tidak larut dalam lipid ( minyak
goreng )
2. Pembahasan
Lipid adalah senyawa organik berlemak yang tidak larut dalam
air, dapat diestrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
klorofom dan eter. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan
ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang membuat kebanyakan lipid
tidak larut dalam air atau hidrofobik. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, larutan nonpolar yaitu eter dan klorofom yang telah
diteteskan oleh minyak atau gajih larut dalam lipid, karena klorofom
dan eter merupakan zat pelarut non polar. Sehingga, larutan tersebut
merupakan lipofilik yaitu larut dalam lemak. Larutan aquades dan air
mendidih dengan suhu 100oC merupakan zat pelarut polar. Sehingga,
larutan tersebut tidak larut dalam lemak, atau disebut lipofobik.
Sehingga minyak yang tidak terlarut berada diatas, terpisah dengan air
yang terdapat dibawahnya.

3. Kesimpulan
• Eter dan kloroform larut dalam lipid ( minyak goreng ), karena
larutan tersebut termasuk zat pelarut non polar
• Aquades dan air mendidih 100oC tidak larut dalam lipid (
minyak goreng ), karena larutan tersebut termasuk zat pelarut
polar
B. Uji kejenuhan lipid
1. Hasil

• Minyak goreng tidak mendekati warna betadine


• Minyak jelantah mendekati warna betadine

2. Pembahasan
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap. Sedangkan asam lemak yang tidak jenuh merupakan asam
lemak yang memiliki ikatan rangkap. Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan terdapat minyak jelantah dan minyak goreng yang
sudah diteteskan betadine ( larutan hubl ) sebanyak 0,5 ml. pada
minyak jelantah terjadi perubahan warna yaitu warnanya mendekati
betadine ( larutan hubl ). Ini terjadi karena minyak jelantah termasuk
asam lemak jenuh yang berati memiliki ikatan rangkap yang lebih
sedikit, sedangkan pada minyak goreng ( baru ), warnanya tidak
mendekati betadine, karena minyak goreng ( baru ) termasuk asam
lemak tidak jenuh yang berarti memiliki banyak ikatan rangkap.
Sehingga, untuk menghilangkan ikatan rangkap tersebut agar menjadi
asam lemak jenuh membutuhkan larutan betadine untuk memutus
ikatan rangkapnya.

3. Kesimpulan
• minyak goreng baru merupakan asam lemak tak jenuh (
unsaturated )
• minyak goreng jealantah merupakan asam lemak jenuh (
saturated)
DAFTAR PUSTAKA

Satyanarayana and Chakrapani - 2015- Biochemistry (with Clinical Concepts & Case
Studie.Pdf, n.d.)

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hutagalung Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara: Pustaka


Kesehatan: Yogyakartaa

Anda mungkin juga menyukai