Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SIFAT MEMBRAN

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Addini Khoeriyah ( 10921016 )


2. Aurelia Fitri Syamsyah Mulyadi ( 10921003 )
3. Muhammad Aulia Akbar ( 10921025 )
4. Salma Geva Ermamevia ( 10921034 )
5. Sela Firnanda ( 10921029 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Dasar Teori
Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan
kehidupan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan
inti. Membran atau plasmalemma menyelubingi sel dengan fungsi mengatur keluar
mansuknya zat, menyampaikan atau menerima rangsang, dan strukturnya terdiri dari
dua lapisan lipoprotein yang diantara molekul terdapat pori.

Peranan membran dalam aktivitas seluler yaitu mengatur keluar masuknya


bahan antara sel dengan lingkungannya, antara sel dengan organel-organelnya. Selain
itu membran juga berperan dalam metabolisme sel. Organel-organel sel seperti
nukleus, kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma juga diselubungi
membran. Berdasarkan dari komposisi kimia membran dan pemeabilitasnya terhadap
solut maka dapat disimpulkan bahwa membran sel terdiri atas lipid dan protein.
Membran ini, utamanya tersusun atas protein dan lipida, sedikit karbohidrat.
Kandungan protein dan lipida ini bervariasi tergantung dari jenis membran plasma
dari organ sel yang bersangkutan (membran sel, mitokondria, kloroplas). Tiga macam
lipida polar yang utama adalah fosfolipida, glukolipida dan sedikit sulfolipida. Pada
lipida polar, asam lemak yang hidrofobik berorientasi ke bagian dalam membran.
Variasi antara panjang dan tingkat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap) dari rantai
asam lemak berpengaruh terhadap titik cair
Semua lipid utama pada membran mengandung bagian hidrofobik dan
hidrofilik sehingga disebut amfipatik. Jika bagian hidrofobiknya dipisahkan dari
bagian lain molekul, bagian ini tidak akan larut dalam air, tetapi larut dalam minyak.
Sebaliknya, jika bagian hidrofilik dipisahkan dari bagian molekul lainnya, bagian ini
tidak akan larut dalam minyak, tetapi larut dalam air.
Karakter amfipatik fosfolipid menunjukkan bahwa terdapat dua bagian molekul yang
memiliki kelarutan tak-sama.
Namun, dalam pelarut seperti air, fosfolipid spontan mengorganisir diri ke
dalam misel. Misel adalah salah satu struktur bagian hidrofobik terlindung dari air
sementara gugus polar hidrofilik terbenam di dalam lingkungan air.
Jumlah berbagai protein di suatu membran bervariasi mulai kurang dari
selusin di retikulum sarkoplasma sel otot hingga lebih dari 100 di membran plasma.
Protein adalah molekul fungsional utama membran dan membentuk enzim, pompa
dan transporter, kanal, komponen struktural, antigen seperti histokompatibilitas, dan
reseptor untuk berbagai molekul.
Membran dan komponennya adalah struktur dinamik. Lipid dan protein di
membran mengalami pertukaran/ pergantian (turnover) seperti yang terjadi di
kompartemen sel lainnya. Protein-protein membran sebaiknya diklasifikasikan
menjadi dua jenis: integral dan perifer. Protein integral biasanya globular dan
amfipatik. Protein tersebut terdiri dari dua Ujung hidrofilik yang dipisahkan oleh
regio hidrofobik di bagian tengah dan menembus inti hidrofobik lapisan-ganda.
Protein perifer tidak berinteraksi langsung dengan inti hidrofobik fosfolipid di
dalam lapisan ganda sehingga tidak memerlukan deterjen untuk membebaskannya.
Protein ini terikat pada bagian hidrofilik protein integral tertentu dan gugus kepala
fosfolipid serta dapat dibebaskan dengan pemberian larutan garam dengan kekuatan
ionik yang tinggi. Protein integral adalah protein-protein ini berinteraksi secara luas
dengan fosfolipid dan memerlukan deterjen untuk melarutkannya. Protein-protein ini
biasanya juga menembus lapisan-ganda lipid sebagai sekumpulan segmen
transmembran α-heliks. Molekul dapat secara pasif menembus membran
lapisanganda lipid dengan mengikuti gradien (selisih/perbedaan) elektrokimiawi
melalui proses difusi sederhana atau difusi terfasilitasi (facilitated diffusion)
Difusi sederhana adalah aliran pasif solut (zat terlarut) dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah akibat pergerakan termal acak. Difusi terfasilitasi adalah
transport pasif solut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah yang diperantarai
oleh transporter protein spesifik. Transpor aktif adalah transpor solut menembus
membran melawan gradien konsentrasi sehingga membutuhkan energi (biasanya
berasal dari hidrolisis ATP); transpor ini melibatkan transporter spesifik (pompa).
Difusi pasif sederhana suatu zat terlarut melalui membran dibatasi oleh agitasi termal
molekul spesifik tersebut, gradien konsentrasi di kedua sisi membran; dan kelarutan
molekul yang bersangkutan
Difusi terfasilitasi melibatkan transporter atau kanal ion tertentu . Transporter
lain biasanya digerakkan oleh ATP terlibat dalam transpor aktif. Penggolongan
tergantung pada jumlah molekul yang dipindahkan dan arahnya. Sistem unipor
memindahkan satu jenis molekul dalam dua arah (bidirectional). Pada sistem
kotranspor, pemindahan satu zat terlarut tergantung pada stoikiometri simultan atau
pemindahan berurutan zat terlarut lain. Sistem simpor memindahkan dua zat terlarut
ke arah yang sama. Contohnya transporter proton-gula pada bakteri dan transporter
Na+-gula.
Sistem antipor memindahkan dua molekul dengan arah yang berlawanan
misalnya Na+ ke dalam dan Ca2+ ke luar) Molekul besar dapat masuk atau keluar sel
melalui mekanisme, seperti endositosis atau eksositosis. Pada proses ini, molekul
sering kali harus berikatan dengan reseptor, yang menyebabkan spesifisitas proses
ini.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

1. Tujuan
Untuk menunjukkan pengaruh larutan hipertonik dan hipotonik terhadap
membran sel darah merah.

2. Dasar
NaCl 0,9% adalah larutan yang isotonus dengan plasma darah. Dalam
larutan yang isotonus, sel darah merah tidak mengalami perubahan bentuk.
Dalam larutan yang hipotonis, sel darah merah mengalami hemolisa.
Sedangkan dalam larutan hipertonis sel darah merah akan mengkerut
(crenated).

3. Bahan
 Suspensi darah
 NaCl 2%

4. Cara kerja
a) Ke dalam 10 tabung reaksi isikan campuran berikut :

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Konsentrasi NaCl

Tabung Aquades (ml) NaCl 2% (ml) % NaCl

1 10 0 0%
2 9 1 1/10 x 2% = 0,2%
3 8 2 2/10 x 2% =0,4%
4 7,5 2,5 2,5/10 x 2% =0,5%
5 7 3 3/10 x 2% =0,6%
6 6,5 3,5 3,5/10 x 2% =0,7%
7 6 4 4/10 x 2% =0,8%
8 5,5 4,5 4,5/10 x 2% =0,9%
9 5 5 5/10 x 2% =1,0%
10 4,5 5,5 5,5/10 x 2% =1,1%

b. campurkan dengan baik


c. tambahkan 2 tetes suspensi darah ke dalam setiap tabung dan kocok dengan
membalik-balikkan tabung perlahan. Diamkan selama 1 jam.
d. Perhatikan dan catatlah derajat hemolisis pada tiap tabung

Tabel Hemolisis sel Darah Merah

No. Tabung Konsentrasi NaCl Hasil Pengamatan

1 1 0% Hipotonik
2 2 0,2% Hipotonik
3 3 0,4% Hipotonik
4 4 0,5% Hipotonik
5 5 0,6% Hipotonik
6 6 0,7% Hipotonik
7 7 0,8% Hipotonik
8 8 0,9% Isotonik
9 9 1,0% Hipertonik
10 10 1,1% Hipertonik
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

No. Tabung Konsentrasi NaCl Hasil Pengamatan

1 1 0,2% Hipotonik
2 2 0,9% Isotonik
3 3 1,0% Hipertonik

Berdasarkan hasil praktikum sifat-sifat membran yang telah dilakukan, dapat


dibahas bahwa larutan hipotonik yaitu menunjukkan konsentrasi larutan yang lebih
rendah yang membuktikan bahwa sel darah merah (eritrosit) akan mengalami kerutan
atau disebut krenasi kemudian terjadi pecah pembuluh darahnya. Itu terjadi pada
larutan dengan konsentrasi Nacl sebesar 0,2%. Sedangkan larutan hipertonik yaitu
menunjukkan konsentrasi larutan lebih tinggi yang membuktikan bahwa sel darah
merah akan mengalami pembengkakan atau disebut hemolisa sehingga hemoglobin
keluar bebas dari eritrosit, tetapi tetap berada di sekitar membran. Sehingga eritrosit
membengkak, maka terjadi pembengkakan secara langsung dengan cepat. Itu terjadi
pada larutan dengan konsentrasi Nacl sebesar 1,0%. Sedangkan larutan isotonik sel
darah merah tidak mengalami perubahan bentuk itu terjadi pada larutan dengan
konsentrasi Nacl 0,9%.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga


Rodwell et al. - 2018 - Harper’s Illustrated Biochemistry.
Yatim, W. 2000. Embriologi. Semarang : CV. Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai