Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA
(MEMBRAN BIOLOGIS)

Syahrul Ramadhan Sukmara


70600121021
KELOMPOK 1
PSPD
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
ِ ‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬
‫َّحيم‬
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt karena atas karunia
dan rahmatnya kami dapat Menyusun laporan praktikum “ Membran biologis”
dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan laporan praktikum ini untuk membuktikan
percobaan percobaan berdasarkan teori yang ada. Alasan lain adalah karena kami
ingin menyelesaikan tugas membran biologis.
Harapan kami bahwa laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai percobaan
membran biologis.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna
dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima
dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan laporan praktikum ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar , 20 November 2021

Syahrul Ramadhan Sukmara


70600121021
ISI
3.1 Tujuan Praktikum
3.1.1 Hemolisis sel darah merah = Memperlihatkan bahwa membran sel
darah merah dapat mengalami lisis dalam pelarut organic.
3.1.2 Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membrane sel darah
merah = Memperlihatkan Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membrane
sel darah merah.

3.2 Dasar teori


3.2.1 Hemolisis sel darah merah = membrane sel darah merah (SDM)
diantaranya disusun oleh lapisan lipid. Pelarut organic tertentu memiliki sifat
melarutkan lemak yang jika SDM dimasukkan kedalam larutan yang
mengandung pelarut organic, maka lipid membrane akan larut , sehingga terjadi
hemolisis.
3.2.2 Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membrane sel darah
merah = Sel Darah Merah (SDM) harus berada dalam keadaan yang isotonic.
SDM akan mengkerut bila berada dalam keadaan hipertonik terhadap tekanan
osmotic plasma. Dalam larutan yang hipotonik, cairan dari luar sel masuk ke
dalam sel sehingga SDM akan membengkak, dan akhirnya menjadi hemolysis.

3.3 Alat, bahan , dan Sampel


3.3.1 Alat percobaan hemolisis sel darah merah :
1. Tabung reaksi = 6
2. pipet tetes
3.3.2 Bahan percobaan hemolisis sel darah merah :
1. NaCl 0,9% = 60 ml
2. Kloroform = 2 tetes
3. Eter = 2 tetes
4. Aseton = 2 tetes
5. Alkohol = 2 tetes
6. Toluene = 2 tetes
3.3.3 Sampel percobaan hemolisis sel darah merah :
1. Suspensi darah = 12 tetes
3.3.4 Alat percobaan Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membrane
sel darah merah :
1. Tabung reaksi = 5
2. Pipet tetes
3.3.5 Bahan percobaan Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap
membrane sel darah merah :
1. NaCl 0,1 M
2. NaCl 0,3 M
3. NaCl 0,5 M
4. NaCl 0,7 M
5. NaCl 0,9 M
3.3.6 Sampel percobaan Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap
membrane sel darah merah :
1. Suspensi darah = 10 tetes

3.4 Cara Kerja :


3.4.1 cara kerja hemolisis sel darah merah :
1. Sediakan 6 tabung reaksi yang bersih dan kering. Isi masing masing dengan 10
ml nacl 0,9%
2. Tabung pertama digunakan sebagai control, dan kelima tabung lainnya
tambahkan masing masing 2 tetes tambahkan masing masing 2 tetes pelarut
kloroform , eter , aseton , toluene dan alcohol secara berurutan. Beri label nama
masing masing pelarut.
3. Tambahkan kedalam tiap tabung masing masing 2 tetes suspense darah, campur
dengan membolak balik tabung secara perlahan lahan, diamkan selama kurang
lebih 30 menit (jangan dikocok). Perhatikan perubahan yang terjadi, bandingkan
dengan control.
3.4.2 cara kerja Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membrane sel
darah merah :
1. siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering
2. kedalam tabung reaksi tersebut masukkan masing masing NaCl 0,1 M ; 0,3 M ;
0,5 M ; 0,7 M dan 0,9 M
3. Tambahkan 2 tetes suspense darah kedalam setiap tabung dan campur dengan
membaliknya perlahan lahan. Diamkan selama kurang lebih 1 jam.
4. Perhatikan dan catat derajat hemolisis pada tiap tiap tabung

3.5 hasil percobaan


3.5.1 hasil percobaan hemolisis sel darah merah :
Pelarut organik dapat membuat sel darah merah mengalami lisis. Setiap
pelarut organik memiliki kecepatan daya lisis yang berbeda-beda. Pada percobaan
yang kami lakukan pelarut organik yang melisis sel darah merah paling cepat
adalah toluene. Yang kedua adalah kloroform. Yang ketiga adalah alkohol. Yang
keempat adalah eter. Yang kelima aseton.
Dokumentasi percobaan hemolisis darah ( paling pekat dari kanan)

3.5.2 hasil percobaan Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap


membrane sel darah merah :
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sel darah
merah memiliki toleransi yang berbeda terhadap NaCl pada berbagai konsentrasi.
Pada NaCl dengan konsentrasi 0,9% sebagai larutan isotonis. Hemolisis awal
terjadi pada Nacl 0,1 M ditandai dengan warna kemerahan di lapisan atas. Bila sel
darah merah berada di dalam larutan hipotonis, maka sel akan pecah dan
hemoglobin yang berwarna merah akan keluar dinamakan hemolisis. Sedangkan
untuk Nacl konsetrasi 0,3 M, 0,5 M, dan 0,7 M terjadi krenasi. Bila sel darah
merah berada di dalam larutan hipertonis, maka sel darah merah akan mengkerut
yang dinamakan krenasi.
Dokumentasi percobaan Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap
membrane sel darah merah :
Sebelum bereaksi :

Sesudah bereaksi :

3.6 diskusi
3.6.1 diskusi hemolisis SDM :
1. Membran sel SDM disusun oleh Lapisan lipid. Lapisan ini tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organic lemak yang bersifat non polar.
2. pada percobaan, yang bersifat non polar adalah toluene, kloroform, dan eter.
Alcohol tidak bersifat non polar, tetapi saat dipanaskan maka lemak bisa larut
dalam alcohol. Aseton bersifat semi polar, sehingga membrane sel lipid tidak
mengalami lisis
3.6.2 diskusi Pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membrane sel
darah merah :
1. larutan NaCl 0,9 bersifat isotonis
2. hemolisis awal terjadi pada NaCl 0,1 M karena sel darah nya hipertonis
terhadap pelarut sehingga sel darah menjadi pecah.
3. krenasi terjadi pada NaCl 0,3 , 0,5 , 0,7 M karena sel darah hipotonis terhadap
pelarut sehingga sel darah menjadi mengkerut.
REFERENSI
1. Murray, RK, Granner, DK, & Rodwell, VW 2018. Biokimia
harper (edisi 31),
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Dorland 2020, Kamus Kedokteran Dorland Edisi
30,EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai