Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Henrikus Kurnia Yuliawan

NIM : 41190406

TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM PEMERIKSAAN CAIRAN SEROSA

Pengantar
Seorang perempuan, Ny. A, berusia 48 tahun, dengan klinis adanya ascites dan efusi
pleura. Pada pasien kemudian dilakukan parasentesis dan flebotomi. Sampel
kemudian dikirim ke laboratorium.
Lakukan pemeriksaan cairan serosa pada sampel!
SOAL 1
Apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai?
Jawaban : Tindakan yang dilakukan sudah sesuai karena kedua tindakan tersebut
(parasentesis  mengambil cairan peritoneal dan flebotomi  pengambilan darah) dapat
dilakukan untuk bisa mendapatkan sampel guna diperiksa.
Apa kegunaan flebotomi pada pemeriksaan cairan serosa?
Jawaban : Flebotomi dilakukan untuk mengeluarkan darah yang bermasalah yang dimana
nantinya pada pemeriksaan cairan serosa dapat digunakan untuk pemeriksaan kimiawi guna
menghitung kadar protein, LDH, serta glukosa dari plasma darah dan dibandingkan dengan milik
cairan sampel.
SOAL 2
Lakukan penilaian tampilan makroskopis pada sampel tersebut!
Warna : kuning pucat
Kejernihan : jernih
Bekuan : tidak tampak adanya bekuan
Berdasarkan tampilan makroskopis, mengarah pada apa?
Jawaban : Transudat

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS – HITUNG SEL

SOAL 3
Sebutkan area perhitungan jumlah sel lekosit pada bilik hitung di samping!
Jawaban : 1,3,7,9
Larutan apakah yang dipakai sebagai pelarut? Berapa pengenceran yang dilakukan?
Jawaban : NaCl 0,9%, 10/9
Sebutkan langkah-langkah melakukan pemeriksaan hitung sel!
Jawaban :
a. Pipet larutan NaCl 0,9% hingga tanda 1
b. Pipet larutan sampel hingga tanda 11
c. Kocok pipet hingga larutan tercamput dengan sempurna selama minimal 3 menit dengan
cara diputar membentuk angka 8
d. Buang beberapa tetes larutan sebelum diteteskan pada bilik hitung, teteskan 1 tetes pada 4
kotak besar dan diamkan selama 2-3 menit
e. Hitung menggunakan mikroskop pada perbesaran sedang (objektif 10x,40x)
Interpretasi :
Jumlah lekosit dalam kotak yang dihitung = N
Luas permukaan = 3mm x 3 mm = 9mm2
Volume = luas x tinggi = 9 mm2 x 0,1 mm = 0.9 mm3
Jumlah sel lekosit/mm3 = 10/9 x 10/9 x N = 100/81 x N sel

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS – HITUNG SEL

SOAL 4
Hitunglah jumah lekosit pada area hitung tersebut!
Jawaban :
a. Kotak besar 1 : 5
b. Kotak besar 2 : 4
c. Kotak besar 3 : 5
d. Kotak besar 4 : 4
Total lekosit dalam bilik hitung = 18
Masukkan pada rumus hitung sel dan berapakah jumlah sel / mm3?
Jawaban :
Jumlah lekosit dalam kotak yang dihitung = N = 18
Luas permukaan kotak besar = 1 mm x 1 mm = 1 mm2
Volume = luas x tinggi = 1mm2 x 0,1 mm = 0.1 mm3  dikalikan dengan 4 kotak = 0,4 mm3
Jumlah sel / mm3 : N x (10/9) x (1/0,4) = N x 25/9 = 18 x 25/9 = 50 sel/mm3

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS – HITUNG JENIS SEL


SOAL 5
Sebutkan langkah pemeriksaan hitung jenis sel!
Jawaban :
a. Sentrifugasi cairan guna membuat endapan. Jika cairan jernih, sentrifuge sebanyak 10 cc
cairan selama ±10 menit, dengan kecepatan 1.500 rpm
b. Buang cairan di bagian atas, sisakan sedikit, lalu campurkan dengan endapan yang
terbentuk
c. Buat apusan pada object glass
d. Fiksasi dengan menggunakan methanol selama 2 menit, buang methanol lalu cuci dengan
aquades
e. Genangi apusan dengan menggunakan pewarna Wright-Giemsa dan buffer phosphate.
Diamkan selama 15 menit, lalu buang sisa pewarna dan cuci dengan aquades. Biarkan
apusan hingga kering.
f. Hitung jenis sel dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran objektif 100x. Baca
pada 100-300 sel, tergantung pada jumlah lekosit yang ditemukan. Kategorikan sel
sebagai mononuclear (MN) dan polimorfonuklear (PMN)
Sel normal apa yang melapisi kavitas serosa dan bisa ditemukan?
Jawaban : Mesothel
Sel apakah yang dominan pada cairan serosa normal?
Jawaban : Mononuklear (MN)
Peningkatan PMN mengarah pada apa?
Jawaban : Kriteria efusi cairan jenis eksudat

SOAL 6

IDENTIFIKASI SEL PADA GAMBAR BERIKUT!


Panah merah : Monoblas
Panah hijau : Neutrofil
Panah biru : Limfosit

SOAL 7
Lakukan hitung jenis sel lekosit pada gambar berikut! Persentasekan hasil temuan anda!
Sel mononuklear :8
Sel Polimorfonuklear : 0
Rumus :
Mononuklear (MN) : 8/100 X 100% = 0,08%
Polimorfonuklear (PMN) : 0/100 X 100% = 0%

PEMERIKSAAN KIMIAWI
SOAL 8
Apakah prinsip pemeriksaan Rivalta?
Jawaban : Kandungan seromusin yang terdapat pada eksudat akan bereaksi dengan asam
untuk membentuk suatu kekeruhan.
Reagen apakah yang digunakan pada pemeriksaan Rivalta?
Jawaban : Asam asetat glasial
Hasil pemeriksaan Rivalta tampak seperti gambar berikut ini, interpretasikan!
Jawaban : Negatif  cairan dapat bereaksi dan tidak membentuk kekeruhan
Pada pemerikaan Rivalta, reaksi kimiawi yang dilihat adalah reaksi antara seromusin yang
terdapat pada eksudat dengan asam asetat glasial yang dimana apabila ditemukan hasilnya positif
lemah (cairan bercampur dengan adanya kekeruhan ringan/kabut tipis) ataupun positif kuat
(cairan bercampur dengan adanya kekeruhan yang berat) menandakan bahwa efusi yang
terbentuk pada sampel merupakan kategori eksudat. Eksudat sendiri merupakan efusi yang
terbentuk karena adanya keterlibatan dari membran kavitas yang dimana menandakan adanya
infeksi ataupun keganasan. Berbeda dengan hasil yang didapatkan dari reaksi, efusi ini
merupakan transudat yang dimana terjadi karena adanya gangguan sistemik sehingga terjadi
gangguan pada keseimbangan regulasi filtrasi serta reabsorpsi cairan dan dapat ditemukan pada
kasus gagal jantung kongestif ataupun hipoproteinemia terkait sindrom nefrotik.
HASIL PEMERIKSAAN KIMIAWI TAMBAHAN

SOAL 9
Hitung rasio cairan : serum pada pemeriksaan protein dan LDH di atas!
Jawaban :
1. Rasio protein cairan : serum = 2,8/6,5 g/dL = 0,4 g/dL
2. Rasio LDH cairan : serum = 125/300 U/L = 0,4 U/L

SOAL 10
Apa interpretasi anda dari hasil pemeriksaan cairan serosa ini? Jelaskan kausa/patofisiologi
penyakit yang mungkin menyebabkan kondisi ini!
Jawaban :
Dari semua hasil pemeriksaan cairan serosa didapati hasil berupa cairan yang jernih, berwarna
kuning pucat, serta tidak ada bekuan pada pemeriksaan makroskopis; lalu pada pemeriksaan
mikroskopis, ditemukan jumlah sel sebanyak 50 sel/mm3 pada hitung jumlah dan dominasi
mononuclear pada hitung jenis sel yang dimana kedua ini merupakan kriteria dari transudat; lalu
pada pemeriksaan rivalta ditemukan hasil berupa negatif yang merupakan ciri dari transudat;
ditambah dengan hasil pemeriksaan kimiawi tambahan berupa rasio protein cairan : serum ≤ 0,5
g/dL , rasio LDH ≤0,6 U/L, dan kadar glukosa yang hampir sama antara cairan dengan serum,
dapat ditarik kesimpulan bahwa cairan ini merupakan cairan transudat yang dapat terjadi karena
gangguan pada keseimbangan regulasi dan reabsorpsi cairan dan dapat ditemukan pada penyakit
berupa gagal jantung (peningkatan tekanan kapiler/vena) serta sindrom nefrotik (turunnya
tekanan onkotik akibat hypoalbuminemia).

Anda mungkin juga menyukai