Anda di halaman 1dari 36

Pemeriksaan

Cairan Pleura
Ratih Kartika Dewi, S.Si, M.Biomed
Tujuan Pemeriksaan Cairan Pleura

• Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan cairan pleura secara


makroskopis.
• Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan cairan pleura dengan
kimia.
• Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan cairan pleura secara
mikroskopis
• Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan cairan pleura secara
Mikrobiologi
Pleura Merupakan Membran Tipis Berada pada rongga Pleura

2 lapisan
Pleura Viseralis dan Pleura Parietalis

Sel Mesotelial, Jaringan Ikat, Pembuluh Darah


Kapiler, dan Kelenjar Getah Bening.

Lapisan pleura terbentuk dari jaringan Ruang antar lapisan pleura berfungsi
mesenkim membatasi ruang yang memisahkan seperti pelicin / peredam pergerakan
antara paru-paru dengan mediastinum, paru-paru.
diafragma, dan dinding thorax.
Cairan pleura : plasma ultrafiltrat, dihasilkan dari jaringan kaya kapiler pada
membran serosa.
Normal : cairan sedikit, Vol. 1-10 mL
Dihasilkan secara kontinu berdasarkan :
* tekanan hidrostatik kapiler
Tiga faktor penting yang berperan dalam
* tekanan onkotik plasma proses produksi cairan pleura
* permeabilitas kapiler.
Direabsorbsi melalui limfatik dan venule
Akumulasi cairan disebut efusi, terjadi karena imbalance produksi dan
reabsorbsi
Berdasarkan penyebabnya, efusi pleura biasanya diklasifikasikan atas
Transudat dan Eksudat
Transudat
• Transudat timbul Ketika terdapat ketidakharmonisan hubungan
antara tekanan hidrostatik kapiler dan tekanan onkotik koloid,
sehingga pembentukan cairan di satu permukaan pleura melebihi
kapasitas reabsorpsi cairan di pleura yang lain.

Terbentuk karena permeabilitas membran


Eksudat kapiler yang abnormal dan mengandung
konsentrasi protein yang lebih tinggi
dibandingkan pada transudat.
Peningkatan permeabilitas membran kapiler ini dapat
diakibatkan oleh proses inflamasi/peradangan pada
infeksi & neoplasma.
Perbedaan Antara Transudat Dan Eksudat
Jenis Pemeriksaan Transudat Eksudat
Rivalta - +
Bau Tidak berbau Berbau
Cairan Jernih Keruh
Berat Jenis < 1,015 ≥ 1,015
Warna Kuning muda Kuning – hijau
Bekuan ( - ) bekuan ( + ) bekuan
Protein Total < 3 g/dL ≥ 3 g/dL
Protein Pleura : Serum < 0,5 ≥ 0,5
LDH < 200 IU > 200 IU
LDH Pleura < 0,6 > 0,6
Leukosit < 1000/mm3 > 1000/mm3
Glukosa ≈Serum 60 mg/dL
pH > 7,31 < 7,31
Hitung sel PMN Sedikit Banyak
Pewarnaan Gram (-) negatif (+) biru-ungu
BTA Tidak ditemukan Ditemukan berwarna merah
Kultur kuman (-) (+)

Cairan pleura eksudat

1. Rasio protein cairan pleura terhadap protein serum >0,5 ;


2. Rasio LDH cairan pleura terhadap LDH serum >0,6 ;
3. LDH cairan pleura>2/3 batas atas kadar normal LDH serum
(>200IU).
ETIOLOGI
Efusi pleura terbentuk ketika mekanisme fisiologis pada proses
pembentukan dan penyerapan (absorpsi) cairan pleura terganggu.

Cairan akan terakumulasi jika permeabilitas kapiler


meningkat, tekanan hidrostatik meningkat, tekanan
onkotik koloid menurun , atau saluran limfe mengalami
obstruksi.

Gagal Jantung, Keganasan, Pneumonia, Tuberculosis, Dan Emboli Paru, sedangkan penyebab
tersering pada anak-anak adalah Pneumonia.
PEMERIKSAAN CAIRAN PLEURA
1. Pemeriksaan Makroskopis.
2. Pemeriksaan Mikroskopis.
3. Pemeriksaan Kimia : tes rivalta, pemeriksaan kadar protein, LDH
(laktat dehidrogenase).
4. Pemeriksaan Mikrobiologi : pewarnaan Gram, BTA.
PENGUMPULAN SAMPEL
Cairan pleura dibagi beberapa tabung :
1. 5-7 ml tabung EDTA pemeriksaan makroskopis, hitung jumlah sel, hitung
jenis sel
2. 7-10 ml tabung heparin pemeriksaan kimia, protein total, glukosa, LDH
3. 7-10 ml tabung heparin steril kultur, pengecatan gram, BTA
4. 25 ml dalam tempat dengan antikoagulan heparin untuk pemeriksaan
sitologi.
Penegakan Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Radiologi
• Lab / Analisa cairan pleura
• Proof punksi ( pembuktian dengan melakukan injeksi pada lokasi yg di
curigai )
• Sitologi cairan pleura
• Biopsi pleura
ANALISA CAIRAN PLEURA

Pra Analitik

Analitik

Pasca Analitik
PRA ANALITIK
• Pengambilan Spesimen
Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista,
hidrocele,dsb.) didapat dengan mengadakan pungsi. Karena tidak
dapat diketahui terlebih dulu apakah cairan itu berupa transudat atau
eksudat, syarat bekerja steril harus dilakukan dan menyediakan
anticoagulant. Sediakanlah pada waktu melakukan pungsi selain
penampung biasa juga penampung steril (untuk biakan) dan
penampung yang berisi larutan natrium citrat 20% atau heparin steril.
Prosedur punksi cairan pleura (Torakosentesis)

1. Penderita dimasukkan dalam ruang tindakan/ruang khusus untuk tindakan punksi pleura.
2. Penderita didudukkan dengan posisi tegak atau bahunya disandarkan ke bantal atau memeluk bantal dalam
keadaan duduk, kemudian dilakukan perkusi dinding toraks belakang untuk menentukan ketinggian cairan
pleura dalam rongga pleura.
3. Tempat melakukan punksi ialah ruang interkostal 6,7 atau 8 (sela iga 8 biasanya setinggi ujung skapula)
pada linea aksilaris posterior.
4. Pada tempat punksi dilakukan desinfeksi dengan bahan desinfektan (alkohol 70% dan betadine).
5. Dengan memakai sarung tangan steril, jarum (abbocath) ukuran 16 ditusukkan ke dalam dinding toraks
bagian belakang, kemudian cairan pleura diaspirasi sebanyak 50 cc dengan spoit steril, lalu dimasukkan ke
dalam botol-botol yang bersih / steril dan selanjutnya dikirim ke Laboratorium untuk dilakukan tes analisis
cairan pleura.
Analitik

Pemeriksaan
Makroskopis
Transudat dan eksudat tidak berbau khas kecuali pada pembusukan protein

Infeksi Kuman Anaerob bau busuk eksudat


dan E.Coli

Transudat cairan jernih, encer, kuning muda.

Eksudat cairan jernih, keruh (mungkin purulen,


mengandung darah, chyloid), dan lebih kental.
Eksudat secara makroskopis mirip dengan transudat, tetapi
seringkali menunjukkan derajat kekeruhan yang lebih bervariasi
dan sering membentuk bekuan apabila tanpa
antikoagulan heparin.
Pemeriksaan Mikroskopis

Hitung Jumlah Sel


Hitung jumlah lekosit
Dihitung berdasarkan pengenceran
dalam larutan Turk dan jumlah sel
dalam cairan pleura dalam kamar
hitung Improved Neubauer.
Pra analitik
• Persiapan tes : tidak dibutuhkan persiapan khusus
• Persiapan sampel : cairan pengencer adalah larutan Turk
dengan perbandingan 1 : 20, bila dengan cairan Turk
menggumpal maka diencerkan dengan NaCl 0,9% Analitik
• Metode : • Cara
Kamar hitung Improved Neubauer atau Fuchs Rosenthal. ✓ Metode manual menggunakan kamar hitung masih
• Prinsip : merupakan metode pilihan
Jumlah sel lekosit dihitung berdasarkan pengenceran ✓ Menggunakan kamar hitung Improved Neubauer
dalam larutan pengencer dan jumlah sel dalam cairan ✓ Penghitungan dilakukan pada area 9 mm2/9 kotak kamar
dalam kamar hitung. hitung
✓ Pipet larutan Turk dengan pipet leukosit dari Thoma
sampai tanda 1
Pasca analitik ✓ Pipet sampel sampai tanda 11 (pengenceran 10/9 kali)
Interpretasi hasil ✓ Campur 3 – 4 menit masukkan ke kamar hitung
• Jumlah leukosit <1000/mm3 → transudat ✓ Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 10
• Jumlah leukosit antar 500 – 2500 /mm3 neoplasma dan kali
tuberkulosis ✓ Hitung jumlah leukosit di seluruh kamar hitung 3 mm x 3
• Jumlah leukosit >10.000 / mm3 dengan dominasi sel mm, kedalaman 0,1 mm
polimorfonuklear seringkali karena infeksi piogenik ✓ Misal diperoleh n sel, maka jumlah sel/mm3 = 1/0,9 x n
10/9 = 100/81 n
Perhitungan pada kamar hitung Improved
Neubauer :

• Jumlah sel leukosit dalam 9 kotak : n


➢ Luas permukaan : 3mmx3mm = 9 mm2
➢ Volume : 0,1mm x 9mm2 = 0,9 mm3
• Jadi jumlah sel/mm3 :
10/9 x 10/9 x n sel = 100/81 x n sel
Hitung Jenis Sel
• Membedakan 2 (dua) macam sel, yaitu sel
• polimorfonuklear (PMN) atau neutrofil segmen
• dan sel mononuklear (MN) atau limfosit.
• Pra analitik
• Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan
khusus
• Persiapan sampel : sampel harus diperiksa paling
lambat 1 jam setelah pengambilan untuk mencegah
degenerasi sel yang ada. Sampel dapat langsung dari
cairan aspirasi atau dari sedimen cairan pleura yang
telah disentrifus (paling baik).
• Metode
Giemsa atau Wright Stain
• Prinsip
Prinsip : endapan cairan dibuat apusan, lalu diwarnai
dengan pewarnaan Giemsa/Wright, maka sel
leukosit akan menyerap zat warna. Lalu dihitung
jumlah sel PMN (neutrofil segmen) dan sel MN
(limfosit) dalam 100 sel leukosit, di bawah mikroskop
dengan pembesaran objektif 100x.
• Analitik
Cara :
Hapusan dibuat berdasarkan sifat cairan sediaan:
• jika cairan jernih, sehingga diperkirakan tidak
mengandung banyak sel, sentrifuge 10-15 ml bahan.
Cairan atas dibuang dan sediment dicampur dengan
beberapa tetes serum penderita sendiri. Buatlah
sediaan apus dari campuran itu.
• Jika cairan keruh sekali atau purulent, buatlah
sediaan apus langsung memakai bahan tsb. Jika
terdapat bekuan dalam cairan, buatlah sediaan
apusan dari bekuan tersebut.
• Melakukan pewarnaan pada sediaan hapusan yang
telah dibuat dengan Giemsa atau Wright.
• Lakukan hitung jenis sel
Pasca analitik

Interpretasi Hasil :

• Transudat : banyak ditemukan sel MN ( % limfosit)


proses kronis.
• Eksudat : ditemukan sel PMN (% neutrofil segmen)
proses akut.

2
PEMERIKSAAN KIMIA
Tes Rivalta
Pra analitik
Metode sederhana untuk pemeriksaan protein secara kualitatif.
➢ Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
➢ Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
➢ Prinsip :
Seromucin yang terdapat dalam eksudat dan tidak terdapat dalam transudat akan
bereaksi dengan asam acetat encer membentuk kekeruhan yang nyata. Protein +
asam asetat → presipitasi
• Analitik
Cara kerja :
• masukkan 100 ml aquadest Kedalam becker glass 100 ml
• Tambahkan Reagen asam asetat glasial jenuh (96%) 3 tetes (pH
4-5, menggunakan pH indikator) dan Aduk hingga homogen.
• Teteskan 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam campuran ini,
teteskan kira-kira 1 cm dari atas permukaan.
• Perhatikan tetesan tsb bercampur dan bereaksi dengan cairan
yang mengandung asam asetat. ada tiga kemungkinan :
• Tetesan bercampur dengan larutan asam asetat tanpa
menimbulkan kekeruhan sama sekali. Hasil test adalah
negative.
• Tetesan menimbulkan kekeruhan yang sangat ringan serupa
kabut halus. Hasil test positive lemah.
• Tetesan menimbulkan kekeruhan yang nyata seperti kabut
tebal atau dalam keadaan ekstrem satu presipitat yang putih.
hasil test positive .
As. Asetat Glasial → pH 4 -5

Transudat

Sampel

Eksudat

Aquadest 100ml
Pasca analitik
Interpretasi hasil :

• Transudat : membentuk awan kemudian


menghilang
• Eksudat : presipitasi putih
tenggelam (endapan)
Pemeriksaan Kadar Protein
• Dilakukan dengan metode Biuret, kadar
protein diukur dengan spektrofotometer
Pra analitik (Panjang gelombang 546 nm).
➢ Persiapan pasien : pasien harus • Prinsip : protein yang terdapat dalam cairan
berpuasa 6 – 8 jam sebelum
pengambilan sampel
pleura dengan penambahan ion tembaga
➢ Persiapan sampel : serum tidak boleh
dalam larutan alkalis akan menyebabkan
hemolisis, cairan pleura disentrifus komplek warna (ungu).
terlebih dahulu

Cu++ + Protein OH- complex

Absorbans pada λ 546nm


Analitik
➢ Masukkan 50 μl sampel cairan pleura ke dalam tabung mikro,
lalu letakkan dalam rak sampel sesuai dengan nomor
pemeriksaan.
➢ Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes protein.
➢ Masukkan nomor identitas penderita dan program tes.
➢ Pengukuran akan dilakukan secara otomatis.
➢ Hasil tes akan keluar pada print out

Pasca analitik
Interpretasi hasil :
➢ Bila kadar protein < 3 gr% → transudat.
➢ Bila kadar protein > 3 gr% → eksudat.
Pemeriksaan LDH (Laktat Dehidrogenase)

Kadar LDH cairan pleura meningkat secara proporsional dengan


derajat inflamasi yang terjadi. Penentuan kadar LDH dapat
dipakai untuk informasi tambahan dalam membedakan
transudat dan eksudat. Penurunan kadar LDH → perbaikan
pada proses inflamasi. Kadar LDH meningkat → inflamasi
memburuk perlu dilakukan tindakan atau pengobatan yang
lebih agresif.
➢ LDH adalah salah satu enzim golongan oksireduktase yang
mengkatalisis rangkaian reaksi glikolisis, disintesis intrasel
dan berfungsi di dalam sel ditempat terbentuknya.

➢ LDH banyak ditemukan pada miokardium, ginjal, hepar, otot


skelet, dan eritrosit; sedangkan dalam jumlah sedikit
ditemukan pada paru, otot polos, dan otak.
Pra analitik
➢ Persiapan pasien : tidak ada persiapan
khusus.
➢ Persiapan sampel : tidak ada persiapan
khusus.
Alat dan bahan :
➢ Metode : Kinetik UV
➢ Pipet mikro 50 μl
➢ Tabung mikro
➢ Rak tabung
➢ Reagen 1 : NADH 0,22 mmol
➢ Reagen 2 : Tris 89 mmol, Pyruvate 1,8 mmol, Sodium Ch/Na Ch 222
mmol, Sodium Azide <0,1%.
Prinsip tes

Lactate + NAD+ pyruvate + NADH + H+

NADH akan mengoksidasi secara langsung dengan bantuan


aktivasi LDH dan diukur dengan fotometer.
Analitik
Cara kerja :
▪ Masukkan 50 μl sampel ke dalam tabung mikro, lalu letakkan dalam rak sampel sesuai nomor pemeriksaan.
▪ Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes LDH.
▪ Masukkan nomor identitas penderita dan program tes.
▪ Pengukuran dilakukan secara otomatis.
▪ Hasil tes akan keluar pada print out
▪ Nilai rujukan : 100 – 190 IU

Pasca analitik
Interpretasi :
o Transudat → < 200 IU
o Eksudat → > 200 IU
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Pra analitik Analitik
Prosedur Kerja
Metode : Gram
➢ Setetes sampel yang telah disentrifuge
Prinsip
dibuat hapusan diatas objek glass, dan
Bakteri gram (+) akan mengikat warna
dikeringkan.
ungu dari carbol gentian violet dan
➢ warnai dengan karbol gentian violet
akan diperkuat oleh lugol sehingga
selama 3 menit, dicuci
pada saat pelunturan dengan alkohol
➢ teteskan lugol selama 1 menit, dicuci
96 % warna ungu tidak akan luntur,
➢ teteskan alkohol 96 %selama 30 detik,
sedangkan gram (-) akan Luntur oleh
dicuci
alkohol dan mengambil warna merah
➢ teteskan fuchsin selama 2 menit, dicuci
dari fuksin
dan dikeringkan
➢ periksa di bawah mikroskop dengan
pembesaran 1000 x
Pasca analitik Transudat : Tidak ditemukan bakteri Interpretasi hasil :
Eksudat : Ditemukan bakteri Mikroorganisme berwarna ungu : Gram +
Mikroorganisme berwarna merah : Gram –
Pewarnaan Ziehl-Nielsen
Identifikasi bakteri tahan asam

Pra analitik

➢ Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

➢ Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam tabung yang steril tanpa antikoagulan.

➢ Prinsip tes : bakteri akan mengikat warna merah sesuai sifatnya


➢Prinsip :
Pemanasan slide akan memudahkan penetrasi carbolfuchsin yang lebih besar ke dalam
dinding sel. Asam mikolat dan komplek wax merupakan dasar bahan pencelup, yang tidak
dapat luntur oleh proses dekolorisasi oleh asam lemah.
Analitik
Cara kerja :
➢ Buatlah sediaan di atas kaca objek, keringkan pada suhu kamar dan panaskan di atas api 3 – 4 menit.
Dinginkan.
➢ Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan.
➢ Preparat yang telah siap dicat dan digenangi dengan cat ZN – A, kemudian dipanasi dengan lampu sampai
menguap tetapi tidak mendidih. Bakteri yang tahan asam dan yang tidak tahan asam akan berwarna merah.
Tunggu selama 5 menit kemudian dicuci dengan air.
➢ Kemudian preparat ditetesi dengan cat ZN – B. Bakteri yang tahan asam akan tetap berwarna merah,
sedangkan yang tidak tahan asam menjadi tidak berwarna. Setelah itu preparat segera diangkat dan dicuci
dengan air.
➢ Setelah preparat digenangi dengan ZN – C selama 2 menit. Bakteri yang tahan asam tidak akan mengikat
warna ZN – C, tetapi akan mengikat warna biru. Setelah itu preparat dicuci dengan air dan dikeringkan dalam
temperatur kamar.
➢ Keringkan dan lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 x menggunakan minyak emersi.
Nilai rujukan
o Basil tahan asam → Basil terlihat berwarna merah.
o Basil tidak tahan asam → Basil berwarna biru

Pasca analitik
Interpretasi
o Transudat → tidak ditemukan basil tahan asam.
o Eksudat → kadang ditemukan basil tahan asam.

Anda mungkin juga menyukai