Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS CAIRAN PLEURA

Yulia Nadar Indrasari,dr /


DR.dr. Sidarti Soehita SFHS, MS.,Sp.PK(K)
PENDAHULUAN

• Lapisan pleura terbentuk dari jaringan


mesenkim membatasi ruang yang
memisahkan antara paru-paru dengan
mediastinum, diafragma, dan dinding thorax.

• Pleura merupakan membran tipis 2 lapisan,


pleura viseralis dan pleura parietalis.
05/11/2014 2
• Ruang antar lapisan pleura berfungsi seperti
pelicin / peredam pergerakan paru-paru.

• Kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial,


jaringan ikat, pembuluh darah kapiler, dan
kelenjar getah bening.

• Cairan pleura : plasma ultrafiltrat, dihasilkan dari


jaringan kaya kapiler pada membran serosa.
05/11/2014 3
• Tiga faktor penting yang berperan dalam proses
produksi cairan pleura, yaitu :

1. tekanan hidrostatik,

2. tekanan onkotik koloid, dan

3. permeabilitas kapiler.

05/11/2014 4
Perbedaan tekanan hidrostatik (HP) dan tekanan
onkotik koloid (COP) pada pleura parietalis dan pleura
viseralis

05/11/2014 5
Komposisi cairan pleura normal

Volume 0,1-0,2 ml/kg


Sel/mm3 1000-5000
% sel mesotelial 3-70%
% monosit 30-75%
% limfosit 2-30%
% granulosit 10%
Protein 1-2 g/dl
% albumin 50-70%
Glukosa ≈ level plasma
LDH < 50% level plasma
pH ≥ plasma

05/11/2014 6
ETIOLOGI

- Efusi pleura terbentuk ketika mekanisme


fisiologis pada proses pembentukan dan
penyerapan (absorpsi) cairan pleura terganggu.

- Cairan akan terakumulasi jika permeabilitas


kapiler meningkat, tekanan hidrostatik
meningkat, tekanan onkotik koloid menurun ,
atau saluran limfe mengalami obstruksi.

05/11/2014 7
• Penyebab tersering efusi pleura pada pasien
dewasa adalah gagal jantung, keganasan,
pneumonia, tuberculosis, dan emboli paru,
sedangkan penyebab tersering pada anak-anak
adalah pneumonia.

05/11/2014 8
Transudat

• Transudat timbul ketika terdapat


ketidakharmonisan hubungan antara
tekanan hidrostatik kapiler dan tekanan
onkotik koloid, sehingga pembentukan
cairan di satu permukaan pleura melebihi
kapasitas reabsorpsi cairan di pleura yang
lain.

05/11/2014 9
Eksudat

• Terbentuk karena permeabilitas membran


kapiler yang abnormal dan mengandung
konsentrasi protein yang lebih tinggi
dibandingkan pada transudat.

• Peningkatan permeabilitas membran kapiler ini


dapat diakibatkan oleh proses
inflamasi/peradangan pada infeksi & neoplasma.

05/11/2014 10
• Cairan pleura eksudat memenuhi salah satu dari
tiga Kriteria Light di bawah ini:
1. Rasio protein cairan pleura terhadap protein
serum >0,5 ;
2. Rasio LDH cairan pleura terhadap LDH
serum >0,6 ;
3. LDH cairan pleura>2/3 batas atas kadar
normal LDH serum (>200IU).

05/11/2014 11
Perbedaan Antara Transudat Dan Eksudat
Jenis Pemeriksaan Transudat Eksudat

Rivalta -/+ +
Berat Jenis < 1,015 ≥ 1,015
Protein Total < 3 g/dL ≥ 3 g/dL
Protein Pleura : Serum < 0,5 ≥ 0,5
LDH < 200 IU > 200 IU
LDH Pleura : Serum < 0,6 > 0,6
Lekosit < 1000/mm3 > 1000/mm3
Glukosa ≈Serum <60 mg/dL

05/11/2014 12
INDIKASI TORASENTESIS :

• Torasentesis diagnostik pasien dengan efusi


pleura yang belum diketahui penyebabnya.

KONTRAINDIKASI RELATIF :
• Pasien dengan jumlah efusi pleura sedikit,
kelainan faal hemostasis, pasien dengan
ventilasi buatan, dan kulit yang mengalami
infeksi.

05/11/2014 13
PENGUMPULAN SAMPEL

• Cairan pleura dibagi beberapa tabung :


1. tabung EDTA pemeriksaan makroskopis,
hitung jumlah sel, hitung jenis sel
2. tabung heparin pemeriksaan kimia, protein
total, glukosa, LDH
3. tabung heparin steril kultur, pengecatan
gram, BTA
4. 25 ml dalam tempat dengan antikoagulan
heparin untuk pemeriksaan sitologi.

05/11/2014 14
PEMERIKSAAN CAIRAN PLEURA

1. Pemeriksaan Makroskopis.
2. Pemeriksaan Mikroskopis.
3. Pemeriksaan Kimia : tes rivalta, pemeriksaan
kadar protein, LDH (laktat dehidrogenase).
4. Pemeriksaan Mikrobiologi : pewarnaan Gram,
BTA.

05/11/2014 15
1. Pemeriksaan Makroskopis

• Transudat dan eksudat tidak berbau khas,


kecuali pada pembusukan protein.
• Infeksi kuman anaerob dan E.coli bau busuk
eksudat.
• Transudat cairan jernih, encer, kuning muda.
• Eksudat cairan jernih, keruh (mungkin
purulen, mengandung darah, chyloid), dan lebih
kental.

05/11/2014 16
• Eksudat mungkin secara makroskopis mirip
dengan transudat, tetapi seringkali menunjukkan
derajat kekeruhan yang lebih bervariasi dan
sering membentuk bekuan apabila tanpa
antikoagulan heparin.

05/11/2014 17
05/11/2014 18
2. Pemeriksaan Mikroskopis
a. Hitung Jumlah Sel
- Hitung jumlah lekosit
Dihitung berdasarkan pengenceran dalam
larutan Turk dan jumlah sel dalam cairan
pleura dalam kamar hitung Improved
Neubauer.

05/11/2014 19
Perhitungan pada kamar hitung Improved
Neubauer :
• Jumlah sel leukosit dalam 9 kotak : n
• Luas permukaan : 3mmx3mm = 9 mm2
• Volume : 0,1mm x 9mm2 = 0,9 mm3
• Jadi jumlah sel/mm3 : 10/9 x 10/9 x n sel = 100/81 x
n sel = 5/4 n sel.

05/11/2014 20
Interpretasi Hasil :
Cairan yang berupa transudat mengandung
<1000 sel leukosit/µl, bila >1000 sel leukosit/µl
maka cairan tersebut bersifat eksudat.

- Hitung jumlah eritrosit


Secara klinis, penghitungan jumlah eritrosit
kurang bermakna.

05/11/2014 21
b. Hitung Jenis Sel
Membedakan 2 (dua) macam sel, yaitu sel
polimorfonuklear (PMN) atau neutrofil segmen
dan sel mononuklear (MN) atau limfosit.

05/11/2014 22
• Prinsip : endapan cairan dibuat apusan, lalu
diwarnai dengan pewarnaan Giemsa/Wright,
maka sel leukosit akan menyerap zat warna.
Lalu dihitung jumlah sel PMN (neutrofil segmen)
dan sel MN (limfosit) dalam 100 sel leukosit, di
bawah mikroskop dengan pembesaran objektif
100x.

05/11/2014 23
Interpretasi Hasil :

• Transudat : banyak ditemukan sel MN ( % limfosit)


proses kronis.
• Eksudat : ditemukan sel PMN (% neutrofil segmen)
proses akut.

05/11/2014 24
3. PEMERIKSAAN KIMIA

a. Tes Rivalta
• Metode sederhana untuk pemeriksaan protein
secara kualitatif.
• Prinsip : Protein + Asam asetat Presipitasi
• Reagen asam asetat glasial jenuh (96%) 3 tetes
(pH 4-5, menggunakan pH indikator) yang
diencerkan dalam aquadest sebanyak 100ml
(dalam gelas ukur), kemudian diteteskan cairan
yang akan diperiksa.

05/11/2014 25
As. Asetat Glasial  pH 4 -5

Transudat

Sampel

Eksudat

Aquadest 100ml

05/11/2014 26
Interpretasi hasil :

• Transudat : membentuk awan kemudian


menghilang
• Eksudat : presipitasi putih
tenggelam (endapan)

05/11/2014 27
b. Pemeriksaan Kadar Protein

• Dilakukan dengan metode Biuret, kadar protein


diukur dengan spektrofotometer (panjang
gelombang 546 nm).
• Prinsip : protein yang terdapat dalam cairan
pleura dengan penambahan ion tembaga dalam
larutan alkalis akan menyebabkan komplek
warna (ungu).

Cu++ + Protein OH- complex

Absorbans pada λ 546nm

05/11/2014 28
c. Pemeriksaan LDH (Laktat Dehidrogenase)

• LDH adalah salah satu enzim golongan


oksireduktase yang mengkatalisis rangkaian reaksi
glikolisis, disintesis intrasel dan berfungsi di dalam
sel ditempat terbentuknya.

• LDH banyak ditemukan pada miokardium, ginjal,


hepar, otot skelet, dan eritrosit; sedangkan dalam
jumlah sedikit ditemukan pada paru, otot polos, dan
otak.

05/11/2014 29
• L-lactat+NAD+ LDH piruvat+ NADH+HO+
pH 8,55

Metode LDH mengukur oksidasi dari L-laktat


menjadi piruvat bersamaan reduksi NAD.
Perubahan absorbans diukur pada λ 340nm
dikarenakan munculnya NAD tereduksi (NADH)
adalah berbanding lurus dengan aktivitas LDH.

05/11/2014 30
4. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
a. Pewarnaan Gram
Prinsip : bakteri gram positif (+) mengikat warna
ungu dari kristal violet, diperkuat oleh lugol
sehingga saat pelunturan dengan alkohol 95%
warna ungu tidak akan luntur, sedangkan gram
negatif (-) akan luntur oleh alkohol dan
mengambil warna merah dari safranin.

05/11/2014 31
Interpretasi hasil :
Mikroorganisme berwarna ungu : Gram +
Mikroorganisme berwarna merah : Gram –
05/11/2014 32
b. Pewarnaan Ziehl-Nielsen

Identifikasi bakteri tahan asam.


• Prinsip :
Pemanasan slide akan memudahkan penetrasi
carbolfuchsin yang lebih besar ke dalam dinding
sel. Asam mikolat dan komplek wax merupakan
dasar bahan pencelup, yang tidak dapat luntur
oleh proses dekolorisasi oleh asam lemah.

05/11/2014 33
• Prosedur Kerja :

1. Vortex sedimen yang terkonsentrasi. Lalu aspirasi


0,1-0,2 mL ke dalam pipet Pasteur dan teteskan 2-
3 tetes di atas slide. Secara paralel, gunakan stik
aplikator steril untuk meratakan dan membuat
hapusan tipis.
2. Letakkan slide secara hati-hati diatas electric hot
plate ( 80⁰C selama 15 menit atau 65⁰C-70⁰C
selama 2 jam).

05/11/2014 34
3. Slide digenangi dengan larutan carbolfuchsin 0,3%
selama 1 menit bagian bawah slide dipanaskan
dengan sulut api (jangan sampai mendidih). Lalu
dibiarkan tanpa pemanasan selama 4-5 menit.

4. Cuci sediaan dengan air deionisasi, biarkan kering.

5. Dekolorisasi sediaan dengan 3% asam alkohol


(95% etanol dan 3% HCl) selama 2 menit. Cuci
slide dengan air deionisasi dan dibiarkan kering.

05/11/2014 35
6. Slide digenangi reagen methylen blue selama 1
menit. Lalu dicuci dengan air deionisasi dan
dibiarkan kering di udara.
7. Periksa slide menggunakan mikroskop binokuler
dengan pembesaran 1000x (dengan minyak
imersi).

Interpretasi hasil :
• BTA negatif : pengamatan tidak dijumpai adanya
BTA (dlm 100 lapang pandang).
• BTA positif : berwarna merah.

05/11/2014 36
Penilaian menurut IUATLD ( International
Union Against Tuberculose Lung Disease)

• Negatif : tidak dijumpai adanya BTA.


• Positif : ditemukan 1-9 BTA/100LP.
• Positif 1 : ditemukan 10-90 BTA/100LP.
• Positif 2 : ditemukan 1-10 BTA/1 LP.
• Positif 3 : ditemukan lebih dari 10 BTA/1 LP.

05/11/2014 37
05/11/2014 38
TERIMA KASIH
05/11/2014 39
05/11/2014 40
Antikoagulan

1. EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid)


- Macam : sodium EDTA (Na2EDTA); potassium
EDTA (K2EDTA, K3EDTA); lithium EDTA
- Cara kerja : sebagai “Chelating Agent”, mengikat
Ca2+
- Dosis : 1 mg EDTA tiap 1 ml darah
2. Heparin
- Cara kerja : antitrombin
- Dosis : 0,2 mg tiap 1 ml darah atau 10-20 IU/ml
darah

05/11/2014 41
Pemeriksaan kadar glukosa

• Kadar glukosa pada cairan tubuh normal,


transudat dan eksudat sama atau hampir sama
dengan serum
• Kadar glukosa cairan tubuh <60mg/dl paling
sering ditemukan pada infeksi bakteri
• Kadar glukosa yang sangat rendah(<30mg/dl)
terjadi pada keganasan

05/11/2014 42
Cara kerja
- Bila sampel jernih, langsung diperiksa dengan
autoanalyzer.
- Bila sampel keruh disentrifus dahulu, diambil
supernatannya kemudian baru diperiksa
dengan autoanalyzer.

05/11/2014 43
• glukosa +ATP HK Glukose-6-phosphate + ADP
MG++
G-6-PDH
• Glukosa-6-phospate+NAD 6-phosphogluconat
+ NADH+ H+

05/11/2014 44
Prinsip :

• Heksokinase (HK) mengkatalisis fosforilasi


glukosa oleh adenosine triphospat (ATP) dan
magnesium sehingga menghasilkan glukosa-6-
phospat dan ADP. G-6-P kemudian teroksidasi
oleh glukosa-6-phospat dehidrogenase (G-6-
PDH) dan NAD menghasilkan 6-
phosphogluconat dan NADH.

05/11/2014 45
• Satu mol NAD menghasilkan satu mol NADH
untuk setiap satu mol glukosa. Absorbansi
NADH dan dengan konsentrasi glukosa
ditentukan dengan menggunakan teknik
bichromatic endpoint (340 nm dan 383 nm)

• Prosedur pemeriksaan :
Dilakukan dengan alat autoanalyzer

05/11/2014 46
Interpretasi Hasil :
Kadar glukosa
Transudat ≈ serum
Eksudat ≤ serum (<60 mg/dL)

05/11/2014 47

Anda mungkin juga menyukai