Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap


DARAH LENGKAP
Lukman Hakim. S. Kep. Ns
Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap:
1. Hb ( Hemoglobin) .g/dl
2. Haematocrite ( Hct )
3. Laju endap darah (ESR).mm/jam
4. Jumlah Sel Darah Putih ..x10/mm
5 Hitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting)
6.Jumlah Sel Darah Merah. Jt/mL
7.Jumlah trombosit/mm
8.Indeks eritrosit.
Manfaat pemeriksaan darah lengkap :
1. Sbg Pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa.
2. Sbg Pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit.
3. Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau infeksi.
HAEMOGLOBIN ( Hb ) :
Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul haemoglobin tersusun dari
haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe dan protoporphyrin yang terbentuk di mito
Kondria. Globin terbentuk dari rantai asam amino dalam ribosom.
Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi dalam keadaan :
- bila kadar 2,3 DPG menurun
- kadar H+ atau CO2 meningkat.
Nilai normal Hb ( bervariasi ) :
Laki-laki : 13,4 17,7 g/dl
Wanita : 11,4 15,1 g/dl
Neonatus : 16,5 + 3 g/dl
Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl
Manfaat pemeriksaan Hb:
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.
Kadar Hb normal bervariasi tergantung :
1. Umur
2. Jenis Kelamin

3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ).


Kadar Hb menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada :
1. Thalasemia
2. Haemoglobinopathy
3. Perdarahan akut atau kronis
Pada Infeksi Kronik :
Lactoferin : transferin likiron binding protein
Ambil Fe dari transferin yang beredar
Komposisi dengan transferin sewaktu ambil Fe dari macrophage
Lekemia :
Fisiologis : Hamil karena proses hemodilusi RBC Hb
Hb : Policetemia : Jumlah RBC
Dehidrasi :RBC+ Hbkarena cairan tubuh banyak yang hilang
PEMERIKSAAM KADAR Hb
Metode KALORIMETRI
1. Direct Matching
Warna drh dibandingkan dengan warna standar.
Cepat, sederhana, menyenangkan
Kesalahan besar, tidak tepat
2. Alkali Hematin
Darah + Na oH dididihkan Hb hijau biru dari larutan, alkali hematin Standar /
Spectrophotometer
Akurat
Tidak akurat untuk ukur Hb bayi
3. Metode Oxyhemoglobine
Darah + Na2 Co3 / NH4OH Oxyhemoglobin Spectropht
Cepat, akurat
Oxyhemoglobin + Cu methemoglob shg hasil lebih rendah
4. Metode cyanmethemoglobine
Darah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6 MetHb
MetHb + KCN CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm dibandingkan dengan
standard.
Cepat, teliti kecuali Sulhemoglobine
Mengandung CN yg bersifat racun
5. Metode Asam Hametin ( Sahli )
Hb direaksikan dg Hcl asam hematin (sempurna) diencerkan
Dibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard
Cepat, sederhana, tidak mahal

Kurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 %


HEMATOKRIT ( HCT ) = PCV ( Packed Cell Volume )
Prosentase volume sel darah merah thd vol darah seluruhnya
( Darah + anticoagulan dipusingkan )
Normal : Dewasa Laki : 45 47 %, Dewasa Wnt : 40 42 %
Hematocrit meningkat pada :
- Peningkatan Juml RBC : Policitemia
- Penurunan vol plasma
- Makrositosis
o Hematocrit menurun pada :
- Anemi
- Micrositosis
- Dilusi = hidrasi
Lihat gambar .
Metode Px. Hct :
Makro = Wintrobe
Micro = Tabung kapiler
Elektronik = Auto Analysa, Caulter Caunter
Penyebab kesalahan pemeriksaan :
1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi )
2. Anticoalugan berlebih
3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30, Mikro 5-10 )
4. Terlalu lama Vena terbendung
LAJU ENDAP DARAH ( LED )
= ESR ( erytrocyt sedimentation rate )
1. Kecepatan RBC mengendap setelah memisahkan diri dari plasma
2. Ukuran : mm/jam
3. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrocit & plasma
4. Setiap keadaan yg meningkatkan penggumpalan sel satu dgn yg lain akan meningkatkan LED.
Tahapan :
1. Terbentuknya Rouleaux
2. Vase pengendapan cepat
3. Vase pengendapan lambat
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Faktor sel darah merah ( massa yg terbentuk stlh rou;eaux )
Bentuk tertentu sel darah merah
Aglotinasi
Makrosit
RBC yg rendah

2. Plasma :
Alfa globulin
Alga2 globulin
Fibrinogen
3. Faktor mekanis dan teknis
Posisi tabung LED yg panjang & diameter tabung sterilitas
Sterilitas
Suhu
Kondisi darah ( Antikoagulan, darah simpan lama ).
Cara Pemeriksaan :
1. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter
2. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta.
Harga Normal :
Laki-laki Wanita
Westergren 0 15 mm/jam 0 20 mm/jam
Wintrobe 0 10 mm/jam 0 20 mm/jam
FK Unair 2 13 mm/jam 2 12 mm/jam
HITUNG LEKOSIT ( WBC = WHITE BLOOD CELL )
Dengan kamar penghitung IMPROVED NEUBAUER
Harga Normal : 4 10 x 109/ dl / cmm
Laki : 4,7 10,3 x 109/l
Wanita : 4,3 11,3 x 109 /l
Variasi jumlah sel darah putih :
1. Jumlah yg masuk peredaran darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dinding
sinusoid, tingkat maturasi sel.
2. Jumlah yg keluar dari peredaran darah
3. Distribusinya
4. Kombinasi 1 s/d 3
Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan Netrophil :
1. Latihan fisik ( Epinephrin )
2. Endotoksin
3. Kortikosteroid
Pemeriksaan Mikroskopis :
o Manual
o Kamar hitung Neubauer
o Hemositometer
Alat yang dipakai :
o Mikroskop
o Pipet Lekosit

o Kamar hitung
o Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat )
Pemeriksaan Automatic : Elektronik
HITUNG JENIS SEL DARAH PUTIH
o Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah dari 100 200 sel
o Berperan dalam diagnosa penyakit
o Normal ada 6 jenis WBC matur :
Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo
ABNORMALITAS
1. Penyimpangan prosentase jenis WBC
Peningkatan Eo : alergi, cacing
Ba : CML, Policitemia Vera, dll
2. Sel plasma : measles, varicella, MM
3. Limfosit abnormal : paling sering Mononukleosis infeksiosa
4. Sel darah putih muda
Dewasa : Mieloblas, promieloblas, mielosit AML, CML
Anak : Limfosit ALL
HITUNG ERITROSIT ( RBC = RED BLOOD CELL )
Pengukuran jumlah RBC.
Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat
Dewasa.
RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang.
Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah.
Harga NORMAL :
Laki 2 dws : 4,3 jt 5,9 jt/mL
Wanita dws : 3,9 jt 4,8 jt/mL
Bayi : 5,0 jt 7.0 jt/mL
Anak 3 bl : 3,2 jt 4,8 jt/mL
1 th : 3,6 jt 5,2 jt/mL
10-12 th : 4,0 jt 5,4 jt/mL
Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai :
-Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn larutan Hayem.
-Elektrik

HITUNG TROMBOSIT ( PLT = PLATELET )


Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring pada pemberian obat yang
potensial atau
diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring

terapi heparin, monitoring setelah splenektomi jumlah trombosit harus dimonitor.


Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm
Perdarahan spontan terjadi pada Plt < 20.000/mm terjadi
Pada : Penurunan fs sumsum tulang.
Hipersplenisme
DIC
Infeksi
Trombositosis mungkin terjadi pada : Leukemia, Lymphoma.
Penghitungan Jumlah trombosit dengan :
- Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar
Rees Ecker ).
INDEKS ERYTROCYT
Indeks eritrosit rata2 adalah :
Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit
dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel.
Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber
manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik,
karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya
-menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas.
1. M C V (Mean Cell Volume)
didapatkan dari : Hematocrite : jml eritrosit
Nilai Normal : 80 100 fl (dewasa)
76 86 fl ( anak < 1 th)
mikrositosis < 80 100 fl < makrositosis
2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit
Per mm3 darah pikogram
Nilai normal : 27 32 pg (dewasa)
23 31 pg ( anak )
Jika nilai kurang dari normal : hipokrom
3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit.
Kadar Hb/haematocrite
KLASIFIKASI ANEMIA berdasar variasi MORFOLOGI
1.Hipokromik normositik sd makrositik
a. Anemia Kurang Besi ( A K B )
b. Anemia dgn defisiensi B12/ folat

c. Anemia penyakit kronis


d. Anemia Sideroblastik
2. Normokrom normositik polikromasi
a. Anemia Fisiologik (kehamilan)
b. Anemia pada gagal jantung
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia hemolitik dan gangguan respon su-tul
e. Anemia perdarahan akut
3.Normokrom normositik polikromasi meningkat
f. anemia Hemolitik
4.Normokrom-normositik Spherositosis
a.Anemia Hemolitik Autoimun
b.Spherositosis Herediter
PEMERIKSAAN LAIN DILUAR DARAH LENGKAP.
HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR )
Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC, WBC
PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll.
HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkanhasil
pemeriksaaan yang baik.
Ciri hapusan darah tepi yang baik :
Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling menumpuk,
dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit tidak boleh
mengerombol di akhir hapusan darah.
Cari faktor2 yang mempengaruhi tebal tipisnya HDT yang dibuat.!
Prinsip :
Setetes darah dipaparkan di atas gelas obyek lalu dicat dan diperiksa dibawah mikroskop.
Pembuatan hapusan darah :
a. Alat-alat : Gelas obyek, Gelas penghapus
b. Tehnik : Membuat hapusan darah di atas gelas obyek
Mengeringkan
Mengecat
Menilai hapusan darah
Cat yang biasa dipakai :
a. Giemsa
b. Wrights stain : mengandung Eosin dan Methylene blue,
Buffer phospat ph = 6,4 komposisi KH2PO4, Na2HPO4
Cara evaluasi hapusan darah :
1. Pembesaran kecil ( obyektif 10 x ) :

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dariHDT.


Penilaian kualitas hapusan darah.
Perhatikan penyebaran sel2 apakah sudah cukup merata.
Penaksiran jumlah Lekosit dan Eritrosit, apakah ada sel-sel yg abnormal.(microfilaria)
2. Pemeriksaan menggunakan minyak imersi
Eritrosit : 3 S ( Shape, Size, Staining )
Apakah ada kelainan/variasi marfologis
Trombosit : penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya
Lekosit : penghitungan differensial
Dicari kelainan-kelainan morfologis
Sel-sel abnormal : pemeriksaan morfologis
Hitung retikulosit.
Retikulosit adalah RBC muda yang tidak berinti dan dlm sitoplasmanya terdapat sisa ribosom
dan RNA.
Mengandung sisa ribosom dan sisa asam ribonukleat dan bereaksi dgn BCB (Brilliant Cressyl
Blue)membentuk filament.
Pada pedarahan selam sumsum tulang masih baik 6 jam kemudian terjadi reaksi erytropoisis 2-3
hari terjadi
Peningkatan retikulosit. (MAX 6-10 HR)
Harga Normal : 0,8 1,5 % dewasa
2 6 % pada bayi .
Retikulosit tinggi menunjukkan respon sumsum tulang yang
memproduksi banyak RBC sebagai respon thd anemia.
Retikulosit rendah menandakan inadequate erytropoisis respons.
RDW = Red Cell Distribution Width
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan indeks erytrosit
lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran RBC.
Harga normal : 10,0 15,0
STUDI KASUS.
Pasien Mr XY / 75 th / TB 155 cm / BB 45kg
Keterangan klinik : malaise + anemia
Hasil Laboratorium :
WBC : 4,1 10/mm
RBC : 2.590.000/mm
HGB : 6,1 g/dl
PLT : 522 10/mm
Diff Count: Lym 29,6 % Mo 6.0% Gra 64,4%

MCV : 74 L m
MCH : 23,5 L g
MCHC : 32.0 g/dL
RDW : 20,8 H %
Hapusan darah tepi :
-Eritrosit : hipokrom, anisopoikilositosis, mikrosit +, target cell +, tear drop cell +, fragmentosit
+.
-Lekosit : kesan jumlah normal, toxic granule +, tidak
ditemukan sel muda.
-Trombosit : kesan jumlah meningkat, giant trombosit

Tes Hematologi Rutin

Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap DPL- (complete blood count/full blood
count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel darah
pasien. HDL merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL digunakan sebagai
tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak
penyakit lainnya.
HDL memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit
(platelet). Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi:

Jumlah sel darah putih

Jumlah sel darah merah

Hemoglobin

Hematokrit

Indeks eritrosit

jumlah dan volume trombosit

Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi normal


parameter
Hitung sel darah putih (x 103/L)
Hitung sel darah merah (x 106/L)
Hemoglobin (g/dl)
Hematokrit (%)
MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC
RDW (%)
Hitung trombosit (x 103/L)

Laki-Laki
7.8 (4.411.3)
5.21 (4.525.90)
15.7 (14.017.5)
46 (4250)
88.0 (80.096.1)
30.4 (27.533.2)
34.4 (33.435.5)
13.1 (11.514.5)
311 (172450)

Perempuan
4.60 (4.105.10)
13.8 (12.315.3)
40 (3645)

Spesimen
Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi
perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi
pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak
menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta
penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.
Hemoglobin

Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin
(alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen.
Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut
jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan
146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di
laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara
sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam
hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan
sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat
distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya 10%.

Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin
di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah
diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin.
Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai 2%.

Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya


diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur
dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang
dewasa yaitu berkisar antara 13,6 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan
pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 12,5 g/dl. Setelah itu secara
bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada
dewasa yaitu berkisar antara 11,5 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin
berkisar antara 13 16 g/dl sedangkan pada perempuan dewasa antara 12 14 g/dl.

Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan
ditentukan 10 g/dl.

Penurunan Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian


cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti:
Antibiotik, aspirin, antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin,
rifampin, dan trimetadion.

Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung


kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan
gentamicin.

Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal,
misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan
laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi
diurnal (tertinggi pagi hari).

Hematokrit

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan
tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui
konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu
metode makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.
Nilai normal HMT:
Anak

: 33-38%

Laki-laki Dewasa
Perempuan Dewasa

: 40-50%
: 36-44%

Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia,
leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis
hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus
peptikum.
Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis
diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.
Hitung Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung
leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik
(automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik
hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan
adalah:

Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan
karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.

Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.

Natrium klorid 0.85 %

Nilai Rujukan

Dewasa laki-laki : 4.50 6.50 (x106/L)

Dewasa perempuan : 3.80 4.80 (x106/L)

Bayi baru lahir : 4.30 6.30 (x106/L)

Anak usia 1-3 tahun : 3.60 5.20 (x106/L)

Anak usia 4-5 tahun : 3.70 5.70 (x106/L)

Anak usia 6-10 tahun : 3.80 5.80 (x106/L)

Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma
multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan
Peningkatan eritrosit : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit
kardiovaskuler
Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/L)
Normal 80-96 fl
Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/L)
Normal 27-33 pg
Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit ratarata (KHER)
MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)
Normal 33-36 g/dL
Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan
terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai
RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik,

anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8m, semakin tinggi variasi ukuran sel
mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100
Nilai normal rujukan 11-15%
Hitung Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama
dalam proses pembekuan darah. Penurunan sampai dibawah 100.000/ L berpotensi untuk
terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.
Jumlah Normal: 150.000-400.000 /L
Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.
Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,
mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit merupakan indikator yang
baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain. Pada
bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/l. Jumlah leukosit tertinggi pada
bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit turun secara
bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500- 11.000/l. Pada keadaan
basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 10.000/l. Jumlah leukosit
meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/l.
Peningkatan jumlah leukosit di atas normal disebut leukositosis, sedangkan penurunan jumlah
leukosit di bawah normal disebut lekopenia.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik
menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan
menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang
diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu 2%, sedang pada cara manual
kesalahannya sampai 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk
memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.
Nilai normal leukosit:
Dewasa

: 4000-10.000/ L

Bayi / anak

: 9000-12.000/ L

Bayi baru lahir

: 9000-30.000/ L

Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis.
Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik
dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan
haid.
Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya
pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi miokard infark,
sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel
sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan emosi. Peningkatan
leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol,
kalium yodida, sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan antibiotika terutama
ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.
Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/L darah. Karena pada
hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu
leukopenia disebabkan netropenia.
Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria,
alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa).
Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama saetaminofen, sulfonamide, PTU,
barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa,
rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)
Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima
jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen.
Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit
memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis
leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan
jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total
(sel/l).
Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai
dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung
jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen
(%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit,
hasilnya dinyatakan dalam sel/L.
Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit
Jenis

Nilai normal

Melebihi nilai normal

Basofil

0,4-1%

inflamasi, leukemia,

Kurang dari nilai


normal
stress, reaksi

40-100/L
Eosinofil

1-3%
100-300/L

Neutrofil

55-70%
(2500-7000/L)
Bayi Baru Lahir
61%
Umur 1 tahun 2%

tahap penyembuhan
infeksi atau inflamasi

hipersensitivitas,
kehamilan,
hipertiroidisme
Umumnya pada keadaan stress, luka bakar, syok,
atopi/ alergi dan infeksi hiperfungsi
parasit
adrenokortikal.
Inflamasi, kerusakan
jaringan, peyakit
Hodgkin, leukemia
mielositik, hemolytic
disease of newborn,
kolesistitis akut,
apendisitis, pancreatitis
akut, pengaruh obat

Infeksi virus,
autoimun/idiopatik,
pengaruh obat-obatan

infeksi kronis dan virus

kanker, leukemia, gagal


ginjal, SLE, pemberian
steroid yang berlebihan

Segmen 50-65%
(2500-6500/L)
Batang 0-5% (0500/L)
Limfosit

20-40%
1700-3500/L
BBL 34%
1 th 60%
6 th 42%
12 th 38%

Monosit

2-8%
200-600/L

Infeksi virus, parasit,


Leukemia limfositik,
anemia hemolitik, SLE< anemia aplastik
RA

Anak 4-9%

Laju Endap Darah


Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit
dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak

spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis,
kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress
fisiologis (misalnya kehamilan).
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan
Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya
tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED
meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan
metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet
Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. International Commitee for Standardization
in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.
Prosedur pemeriksaan LED yaitu:
1. Metode Westergreen

o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat
4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang
diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%).
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung
Westergreen sampai tanda/skala 0.

o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun
sinar matahari langsung.

o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

1. Metode Wintrobe

o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai


tanda 0.

o Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.

o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.


Nilai Rujukan

1. Metode Westergreen:

Laki-laki : 0 15 mm/jam

Perempuan : 0 20 mm/jam

1. Metode Wintrobe :

Laki-laki : 0 9 mm/jam

Perempuan 0 15 mm/jam

Referensi
Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin
Dunia Kedokteran. 1983; 30: 28-31.
Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor :
Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC;
2004.
Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara
Books; 2008. hal. 17-35.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical
diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.
Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow. In: Henrys
clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Editor: McPherson RA,
Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.

Anda mungkin juga menyukai