Anda di halaman 1dari 37

Cairan Otak

Kelompok 3

Ela Ratnasari
(1511E1020)
Novia
(1511E1016)
Farah Mufida
(1511E1025)
Endah Kurniastuti
(1511E1026)
Difah Fauzanah
(1511E1027)
PENGERTIAN
Liquor Cerebrospinalis adalah
cairan yang menyelimuti susunan
syaraf pusat
LATAR BELAKANG
Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja
mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di dalam
tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan
darah, emosi, hormon dan ingatan.
Pemeriksaan LCS (cairan otak) bertujuan
untuk mengetahui adanya kelainan pada otak
maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses,
enchefilitis maupun infeksi bakteri pada daerah
tersebut.
Parameter yang umum diperiksa pada
cairan otak adalah Makroskopik (Warna,
Kekeruhan (Kejernihan), Bekuan, BJ, pH),
Mikroskopik (Hitung Jumlah Sel dan Hitung Jenis
Sel (Diff.Count) dan Bakteriologi (Pembiakan)),
Kimiawi Protein,Glukosa dan Chlorida).
FUNGSI
Melindungi jaringan penyokong susunan
saraf pusat dari trauma mekanik.
Meregulasi volume tekanan intrakranial
Mempertahankan volume otak dengan
jalan mengatur produksi cairan otak
Untuk sirkulasi, nutrisi dan pelepasan hasil
metabolisme di otak.
Untuk lubrikasi susunan saraf pusat.
PEMBENTUKAN
Cairan otak (LCS) berasal dari plexus
chorioideus di ventrikel -ventrikel dan ada
di dalam ventrikel dan didalam celah
subarachnoidale yang menutupi
permukaan otak dan sumsum tulang
belakang.
Plexus Choroideus
Proses Ultrafiltrasi
dari plasma darah ventrikel otak
SIRKULASI
Ventrikel Lateralis dan Tertius
Ventrikel Quartus Canalis spinalis
Foramen Magendi & Luschka
Ruang subarachnoid ( medulla
spinalis) & permukaan otak
Sirkulasi darah.
Indikasi Diagnostik
1. Mendiagnosis : meningitis, perdarahan
subarachnoid,
ensefalitis.
2. Diagnosis Banding : infark otak dan
perdarahan intracerebral
3. Diagnosis bahan kontras
1. Penderita berbaring miring posisi
hiperfleksi
2. Pilih satu fokus lunak = L3 L4 atau
L4 L5
3. Desinfeksi prokain 1 %
4. Jarum punksi No.19 atau 20
5. Cairan otak keluar manometer
1. Sakit kepala
2. Herniasi dari cerebellum pada tekanan
intrakranial
3. Paresis paralisis
4. Inokulasi dermoid
5. Asfiksia pada bayi kematian
1. PENGAMBILAN SAMPEL
Lokasi :
-ventrikel
-Cysterna magna
-Ruang subarachnoid
-segmen lumbal
2. JUMLAH SAMPEL
6 12 ml
Tabung I Kimia
Tabung II jumlah sel, hitung jenis
Tabung III Kultur
Na Citrat 20 % 0,01 ml : 1 ml cairan
otak
3. SAAT PENGAMBILAN SAMPEL
= pagi hari
1. Warna
= Aquades pembanding
Tabung bersih
a. Merah darah
b. Coklat perdarahan tua
eritrosit hemolisis
c. Kuning ( Xanthohkrom)
perdarahan tua, ikterus berat, protein

d. Keabu-abuan jumlah lekosit
2. Kekeruhan
= aquades
Keruh : darah, sel peradangan
(lekosit, epitel kuman-kuman)
Lekosit : 200 / ul
200 500 /ul = sedikit keruh
> 500 /ul = keruh
Laporan jernih, agak keruh, keruh,
sangat keruh
3. Sedimen : normal sedimen
4. Bekuan
Normal : bekuan (-) fibrinogen
Bekuan : halus, berkeping-keping,
menyusun serat selaput, bekuan kasar &
besar
Bekuan (+) protein : albumin, globulin
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
1. HITUNG LEKOSIT ( Untuk cairan otak yang
jernih)
Metode :
Bilik Hitung
Prinsip :
LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat
akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan
dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah
mikroskop pembesaran 400
Tujuan :
Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan
LCS.
Alat dan Bahan :
Mikroskop
Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer,
kaca penutup, pipet thoma leukosit,Tissue
Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam
asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
Spesimen : LCS
Cara Kerja :
Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa
tetes.
Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel
dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di
mikroskop lensa objektif 10x/40x.
Perhitungan :
Leukosit = n x p x kv
n = Jumlah sel yang ditemukan
p = Volume Sampel
Volume Larutan
Kv = p x l x t x jumlah kotak mm
1 1 1
= x x x 64
4 4 10
= 2,5 / mm
Interpretasi :
Dewasa = 0 5 sel / mm3
Anak- 5 tahun = 0 20 sel / mm3
2. Menghitung Jenis Sel
Metode :
Sediaan apus cairan LCS.

Tujuan :
Untuk mengetahui jenis sel dalam cairan LCS.

Prinsip :
Cairan LCS yang jernih disentrifuge dengan
kecepatan 1500-2000 rpm selama 10 menit
kemudian sedimen dibuat sediaan apus yang
dibiarkan kering di udara kemudian diteteskan
pada sediaan pewarnaan Wright atau Giemsa.
Kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan
pembasaran objektif 100X.
4. Alat :
1. Tabung sentrifuge
2. Sentrifuge
3. Pipet tetes
4. Objek glass
5. Cover glass
6. Mikroskop
Bahan :
1. Cairan LCS
2. Wright atau Giemsa
3. Oil imersi
Cara kerja :
Masukkan cairan LCS ke tabung sentrifuge
Sentrifuge 10 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm
Cairan atas dibuang dan sedimen dipakai untuk
membuat sediaan apus yang dibiarkan kering pada
hawa udara
Warnai dengan pewarna Wright atau Giemsa
Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran
objektif 100X

6. Interpretasi :
10 200 /mm3 : poliomielitis, encefalitis, neurosifilis
Meningkat (): meningitis akut purulenta
3. Pemeriksaan Bakteriologi
1. Metode : Pewarnaan Gram
2. Tujuan : Untuk melihat peradangan pada
otak
3. Prinsip : Bakteri akan menyerap warna dari
kristal violet
4. Alat dan Bahan :
1. Kaca obyek 1. Cairan otak
2. Lampu spritus 2. Kristal violet
3. Mikroskop 3. Lugol
4. Ose 4. Alkohol 96%
5. Cover glass 5. Larutan safranin
5. Cara kerja :

Buat sediaan diatas kaca obyek dan Keringkan pd


suhu kamar. Lalu panaskan diatas nyala api 3-4 x
kemudian dinginkan
Letakkan sediaan diatas rak pewarnaanTambahkan
larutan kristal violet. Lalu diamkan 1 menit
Cuci sediaan dengan air, lalu tambahkan larutan lugol
kemudian diamkan 1 menit.
Cuci dengan alkohol 96 % hingga warna violet hilang
kemudian cuci dengan air
Tambahkan larutan safranin dan diamkan 30 detik
Cuci dengan air, keringkan diudara
Periksa dibawah mikroskop pembesaran 100X

6. Interpretasi :
Tidak ditemukan bakteri gram (+) dan gram (-)
PEMERIKSAAN KIMIAWI
1. Protein
A. Uji Pandy
Metode :
Pandy
Prinsip
Protein dalam larutan jenuh phenol akan
mengalami denaturasi berupa kekeruhan
hingga terjadi endapan putih.
Tujuan
Untuk mengetahui adanya protein dalam
LCS
Alat dan Reagensia :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Larutan Pandy : phenol 10 mL dan aquadest
90 mL. (larutan bila keruh disaring atau
dibiarkan mengendap sisa jenuhnya)
Spesimen : LCS
Cara Kerja
Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam
tabung reaksi.
Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.
Amati adanya kekeruhan pada larutan
tersebut.
Interpretasi
Negatif : tidak terbentuk kekeruhan putih
Positif : terbentuk kekeruhan putih.
+1 : opalescent (kekeruhan ringan
seperti kabut)
+2 : keruh
+3 : sangat keruh
+4 : Kekeruhan seperti susu
B. Uji Nonne Apelt
Metode :
Nonne
Prinsip :
Protein dalam larutan jenuh garam
ammonium sulfat akan mengalami denaturasi
berupa kekeruhan hingga terbentuka endapan.
Tujuan
Untuk mengetahui adanya protein jenis
globulin dalam LCS
Alat dan Bahan :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram
dalam 100 mL aquadest. (disaring bila keruh)
Spesimen : LCS

Cara Kerja
Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung
reaksi.
Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui
dinding tabung dengan kemiringan 45.
Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis
larutan tersebut pada posisi tegak.
Interpretasi :
Negatif : tidak terbentuk cincin putih.
Positif : terbentuk cincin putih.
Negatif : Tidak ada kekeruhan (15-45mg%)
[+] 1 : Terjadi opalescent (50-100mg%)
[+] 2 : Cairan keruh (100-300mg%)
[+] 3 : Keruh (300-500mg%)
[+] 4 : Keruh seperti susu (>500mg%)
C. Test Busa
Metode :
Visual
Prinsip :
LCS bila dikocok akan menimbulkan busa dan
kecepat hilangnya busa dapat menunjukan ada
tidaknya protein dalam LCS.
Cara Kerja :
LCS dimasukan dalam tabung reaksi.
Kocok sampai timbul buih.
Dihitung waktu menghilangnya buih.
Catat waktu.
Interpretasi
Normal : Hilang dalam 1-2 menit
Abnormal: Hilang dalam > 5 menit
2. Glukosa
Metode :
GOD-PAP (Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone)
Alat dan Bahan :
1. Semiautomatic chemistry analyzer
2. Clinipette 20L dan 1000 L
3. Tabung reaksi
4. Tips kuning dan biru
5. Rak tabung reaksi
6. Para film
7. Tissue
8. Sampel serum atau plasma (EDTA/Heparin)
9. Pereaksi glukosa (GOD-PAD)
Terdiri dari :
a. Vial R-1 : buffer enzim
b. Vial R-2 : phenol
c. Vial R-3 : larutan standar
Pembuatan Larutan Kerja
1. Campurkan R-1 dan R-2.
2. Tambahkan aquadest sebanyak 250mL.
3. Kocok sampai larut.
4. Simpan dalam lemari es.
Komposisi pereaksi terdari dari :
Buffer phospat : 100 mmol/L
4-amino phenazone : 0,70 mmol/L
Glukosa oksidase : 20.000 mmol/L
Chloramphenicol : 10 mmol/L
Cara Kerja
Blanko Standar Sampel
Standar - 10L -
Serum - - 10L
Larutan Kerja 1.000L 1.000L
1. Campur sampai homogen
2. Inkubasi selama 20 menit pada pada suhu
20-25C
3. Ukur blanko,standar dan sampel pada 546
nm
Interpretasi
Normal : 50-80 mg/dL
DIAGNOSIS PENYAKIT
1. Meningitis bakterial akut
LCS :
Penampakan : opalesens-purulen, kuning
muda, bekuan lunak
Protein : 50mg/dl 1500 mg/dl
Glokusa : 0 40 mg/dl
WBC /ul : 100/ul - > 50.000/ul
85 % - 95 % netrofil
2. Meningitis tuberkolusa
LCS :
Penampakan : Opalesens, kuning muda.
Bekuan : sarang laba-laba
Protein : 45 mg/dl 500 mg/dl
Glukosa : 10 mg/dl 40 mg/dl
WBC/ul : 25/ul 500/ul
terutama limfosit
Gram : Hemofilus influenzae,
Neisseria meningitidis,
Streptococcus pneumoniae
Kultur : Bayi baru lahir
Escherichia coli, Streptococci group B
Darah
Kultur darah : (+) 40 60 %
Kultur nasopharyngeal : H. Influenzae,
N. Meningitidis
Lekositosis pergeseran kekiri
Sumber
Gerard Bonang, Enggar S Koeswardono, Microbiologi
Kedokteran Untuk Laboratorium dan Klinik. PT
Gramedia 1982.
Cece. 2012. Pengertian caira otak. Online.
http://aceh-
laboratorium.blogspot.com/2012/01/pengertian-
cairan-otak-lcs.html. Diakses pada tanggal 17 maret
2017
Fadilahtul ayu. 2014. Makalah CSF. Online.
http://kkalksalkslka.blogspot.com/. Diakses pada
tanggal 17 maret 2017
Heldyanisa yozi. 2012. Liquor Cerebro Spinalis.
Online. http://yoshi-cha.blogspot.com/2012/05/lcs-
liquor-cerebro-spinalis.html. Diakses pada tanggal 17
maret 2017

Anda mungkin juga menyukai