CAIRAN SEREBROSPINAL
(cairan Otak)
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
Cairan serebrospinal adalah cairan bening yang berada di otak dan sterna serta ruang
subrachnoid yang mengelilingi otak dan medulla spinalis “sumsum tulang belakang”
cairan ini memiliki tekanan yang konstan dan memiliki ruangan-ruangan yang saling
berhubungan satu sama lain.
Cairan serebrospinal berfungsi sebagai peredam mekanis terhadap kejut. Cairan ini
juga memberikan pelumasan antara tulang dan sekitarnya dan otak dengan sumsum
tulang belakang. Ketika seseorang mengalami cedera kepala, cairan ini bertindak
sebagai bantal yang akan meminimalisir atau mengurangi efek dari pada cedera
tersebut.
Proses Terbentuknya Cairan Serebrospinal
Sebagian besar cairan serebrospinal (sebanyak dua per tiga atau lebih) diproduksi di dalam pleksus koroideus ventrikel serebri. Sej
umlah kecil cairan serebrospinal dibentuk oleh sel ependim yang membatasi ventrikel dan membran araknoid, dan sisanya terbentu
k dari cairan yang bocor ke ruangan perivascular di sekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah otak).
Pada orang dewasa normal, volume cairan serebrospinal adalah sekitar 21 ml/jam atau 500 ml/hari. Totalnya hanya sekitar 150 ml.
Letak Cairan Serebrospina
Secara anatomis, cairan serebrospinal ditemukan di dalam ruang-runag otak (ventrikel) otak), yaitu pada :
• Ruang Subaraknoid
• Ventrikel otak
• Kanal pusat sumsum tulang belakang
Cairan ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dihasilkan di dalam pleksus koroid yang terdapat di atas (atap) ventrikel ke-tiga
dan ke-empat dan pada dinding tengah ventrikel lateral. Cairan ini dihasilkan terus menerus, yang diimbangi dengan proses penyer
apan kembali (absorpsi) kembali ke dalam darah.
FUNGSI CAIRAN SEREBROSPINAL
1. Tabung reaksi
2. Beaker gelas
3. Kertas indikator pH universal
4. Refraktometer abbe
§ Spesimen : Cairan LCS
§ Cara Kerja
1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.
2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.
3. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan
membandingkan deret standar pH.
4. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye
piece BJ.
Prosedur Pemeriksaan Mikroskopik
1) Hitung Jumlah Sel
§ Metode : Bilik Hitung
§ Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya
akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.
§ Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
§ Alat dan Reagensia :
1. Mikroskop
2. Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit
3. Tissue
4. Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
5. Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
6. Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
7. Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
8. Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di
mikroskop lensa objektif 10x/40x.
2) Hitung Jenis Sel
§ Metode : Giemsa Stain
§ Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam
cairan LCS
§ Alat dan Reagensia
1. Objek Gelas
2. Kaca Penghapus
3. Sentrifuge
4. Tabung reaksi
5. Metanol absolut
6. Giemsa
7. Timer
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
2. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
3. Supernatant dibuang dan endapan diambil.
4. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
5. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
6. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
7. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
TERIMA
KASIH