Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

URINALISA DAN CAIRAN


TUBUH SPESIMEN LCS

Pertemuan Ke- 6

Dosen Pengampu :
Devi Etivia Purlinda, S.ST, M.Si

Disusun oleh :

Amallia Candra Cahyaningtyas


P1337434120024

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PRODI D-III TLM
2021/2022
1. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Makroskopis LCS
No Makroskopis LCS Prosedur Kerja

1 Warna Pra analitik:


Usahakan sampel tidak bercampur dengan darah
saat pungsi lumbal

Analitik:
Siapkan 1 tabung akuades dan 1 tabung CSS
bandingkan secara visual, dan diamati

Pasca Analitik: Interprestasi hasil

Interprestasi hasil dan Nilai normal:


a. Dilaporkan : jernih atau berwarna tertentu
b. Normal : berwarna jernih
c. Adanya warna menunjukkan keadaan abnormal
- Merah : bilirubin, Hb, eritrosit
- merah cerah : pungsi mengenai pembuluh
darah
- kuning : pendarahan lama
- merah coklat : pendarahan di daerah
intrakranial
2 Kekeruhan Pra analitik:
Usahakan sampel tidak bercampur dengan darah
saat pungsi lumbal

Analitik:
Siapkan 1 tabung akuades dan 1 tabung CSS
bandingkan secara visual, dan diamati

Pasca Analitik: Interprestasi hasil

Interprestasi hasil dan Nilai normal:


a. Dilaporkan : jernih, agak jernih /keruh, keruh
dan sangat keruh
b. Normal : jernih
c. Adanya kekeruhan menunjukkan
keadaan abnormal
- Keruh biasanya jumlah sel leukosit ≥
200/mm3 dan eritrosit 400/mm3
3 Bekuan Pra analitik:
Hindari CSS tercampur darah saat pungsi/ terkena
pembuluh darah

Analitik:
Sampel ditaruh dalam beker gelas, digunakan
batang pengaduk untuk melihat ada/ tidaknya
bekuan.
Pasca Analitik: Interprestasi hasil

Interprestasi hasil dan Nilai normal:


a. Dilaporkan : halus kasar/besar (meningitis
purulenta), berupa kepingan, serat-serat,
selaput tipis dia atas permukaan (peradangan
yg menahun)
b. Normal : Cairan otak tidak ada bekuan karna
tidak ada fibrinogen, jernih, tidak berwarna,
sedikit leukosit, glukosa dan protein.
c. Diperiksa 10 menit setelah pengambilan
d. Jika ditemukan bekuan seperti gambaran
sarang laba-laba pada permukaan cairan -
pertengahan cairan setelah CSS didiamkan 6-
12 jam biasanya suspek meningitis tbc.
e. Bekuan pada CSS membeku seluruhnya
biasanya terjadi pada Sindroma Froin
f. CSS akan menggumpal bila jumlah protein
meningkat (albumin dan globulin) dijumpai
pada meningitis purulenta, CSS yg
xanthocrome
4 Jumlah / volume ● Volume : 125 -150 ml

● Pada orang dewasa, sekitar 20 mL cairan


diproduksi setiap jam. Fluida mengalir
melaluiruang subarachnoid terletak di antara
arachnoid dan pia mater.

● Untuk mempertahankan volume 90 sampai


150 mL pada orang dewasa dan 10 sampai 60
mL pada neonatus, cairan yang bersirkulasi
direabsorbsi kembali ke dalam kapiler darah
digranulasi arachnoid/villae pada tingkat yang
sama dengan produksinya.

● Sebanyak 10 – 15 mL diperlukan untuk


patogen tertentu seperti Mycobacterium
tuberculosis dan jamur atau parasit
Tampilan warna LCS
1 Xantokromia Kemungkinan disebabkan krn terjadi peningkatan
bilirubin,adanya protein, adanya pigmen
karoten, dan melanoma(kanker melanosit)

2 Milky Kemungkina disebabkan adanya sel darah putih,


mikroorganisme, atau protein akibat meningitis
atau gangguan yang mempengaruhi sawar darah-
otak serta produksi IgG dalam SSP

3 Oily Kemungkinan mengandung sel darah merah media


kontras

4 Bloody Kemungkinan terjadi radiografi akibat pendarahan


dan akibat traumatis

5 Clooted Kemungkinan adanya protein atau faktor


pembekuan akibat gangguan yang mempengaruhi
sawar darah-otak atau ketukan traumatis

2. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Kimiawi LCS

No Kimiawi LCS Prosedur Kerja

1 Pemeriksaan Protein Metode none apelt

● Prinsip :
Protein dalam suasana asam akan membentuk
endapan atau gumpalan berbentuk seperti
cincin. Makin tnggi kadarnya maka cincin
yang terbentuk makin tebal.

● Pra analitik:
1. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan.
2. Memakai APD lengkap sperti
jaslab, masker, dan handscoon.
3. Menyiapkan alat danbahan
yang diperlukan.

● Analitik:
1. Tabung reaksi diisi dengan amonium
sulfat jenuh sebanyak 1 ml.
2. Ditambahkan secara hati-hati cairan otak
sebanyak 1-2 ml melalui dinding tabung
sehingga terbentuk 2 lapisan.
3. Diamkan selama 3 menit . Amati batas
kedua larutan.

● Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.
2. Membuang semua limbah sesuai dengan
karakteristik limbah.
3. Membersihkan dan merapikan area kerja.
4. Melepas APD.
5. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan

● Interprestasi hasil dan Nilai normal


1. (-) : Tidak ada cincin
2. (+1) : Cincin putih bila
dikocok menghilang dan cairan jernih.
3. (+2) : Cincin putih bila
dikocok menyebabkan cairan sedikit
keruh
4. (+3) : Cincin putih bila
dikocok menyebabkan cairan tampak
seperti awan
5. (+4) : Cincin putih bila
dikocok menyebabkan cairan sangat keruh

B Metode Pandy

● Prinsip :
Reagen pandy memberikan reaksi terhadap
protein (albumin dan globulin) dalam bentuk
kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi
kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti
kabut.

● Pra analitik:
1. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan.
2. Memakai APD lengkap sperti
jaslab, masker, dan handscoon.
3. Menyiapkan alat danbahan
yang diperlukan.

● Analitik:
1. Masukkan 1 ml reagen Pandy pada tabung
2. Tabung ditarung di depan latar belakan
warna hitam
3. Teteskan 3 tetes CSS dengan perlahan
tetes demi tetes mengggunakan pipet tetes
4. Amati perubahan reagen
setiap penambahan dan dibaca.

● Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.
2. Membuang semua limbah sesuai dengan
karakteristik limbah.
3. Membersihkan dan merapikan area kerja.
4. Melepas APD.
5. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan
● Interprestasi hasil dan Nilai
normal:
1. (+1) : keruh jelas (<50-100 mg%)
2. (+2) : keruh seperti awan (kurang lebih
100-300 mg%)
3. (+3) : keruh seperti awan besar (kurang
lebih 300-500 mg%)
4. (+4) : sangat keruh SEPERTI SUSU
(>500mg%).
2 Pemeriksaan Glukosa ● Tujuan Pemeriksaan Glukosa:
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam LCS.

● Prinsip:
Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase
menghasilkan hidrogen peroksida yang
bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol
dengan pengaruh katalis peroksidase
menghasilkan quinoneimine yang
berwarna merah.

● Pra analitik:
A. Persiapan pasien secara umum yaitu :
1. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam
2. Obat yang dikonsumsi pasien
3. Untuk pemeriksaan sampel darah,
pasien tidak boleh minum obat 4-24
jam
4. Untuk spesimen urin, pasien tidak
boleh minum obat 48-72 jam
5. Untuk pengobatan yang tidak mungkin
dihentikan diberi tanda khusus oleh
pekerja laboratorium
6. Menghindari aktivitas fisik seperti
olahraga
7. Memperhatikan efek postur, dianjurkan
duduk dengan tenang 10 sampai 15
menit kemudian spesimen diambil h.
GDS (Gula Darah Sewaktu)

B. Persiapan sampel tes glukosa darah yaitu :


1. Pengambilan sampel sebaiknya
dilakukan pada pagi hari.
2. Sampel tes sering atau dikontrol DM :
plasma vena, serum/darah kapiler.
Sampel tes diagnostik : plasma vena.
3. Sampel plasma stabil kurang dari 1
jam. Bila lebih dari 1 jam akan
mengakibatkan konsentrasi glukosa
turun.
4. Sampel serum stabil kurang dari 2 jam.
● Analitik:
1. Persiapan reagen
2. Pipetasi reagen dan sampel
3. Campur dan inkubasi selama 10 menit
pada suhu 20°C – 25°C atau 5 menit pada
suhu 37°C.
4. Atur fotometer dengan panjang gelombang
546 nm
5. Ukur absorbance sampel dan standar
terhadap blanko reagen dalam waktu 60
menit.

● Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.
2. Membuang semua limbah sesuai dengan
karakteristik limbah.
3. Membersihkan dan merapikan area kerja.
4. Melepas APD.
5. Mencuci tangan dengan benar sesuai
dengan 7 langkah mencuci tangan

● Interprestasi hasil dan Nilai normal:


1. Gula darahh normal : 70-110 mg/dL
2. Gula darah rendah : 40-50
mg/dL (hipoglilkemia)
3. Gula darah tinggi : > 130
mg/dL (hiperglikemia)
3 Tes Laktat A. Selain untuk diagnosis meningitis
Dehidrogenase pemeriksaan laktat juga dipakai untuk
mendiagnosis ?
asidosis laktat, dan gejala sepsis

B. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri


jika ditemukan kadar laktat 35 > mg/dl?

C. Meningitis yang disebabkan oleh virus jika


ditemukan kadar laktat 25> mg/dl?

Metode Kinetik IFCC

Prinsip:
Piruvat dan NADH dengan adanya enzim LDH
berekasi menjadi laktat dan NAD. Aktifitas LDH
ditemukan dengan cara mengukur penurunan
konsentrasi NADH
Pra analitik:
Reagen Chemistry Control

Analitik:
Panjang gelombang 500 (492-546). Temperatur 37°
C / 18-30°C (suhu kamar).

Pasca Analitik: Intrepertasi hasil

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

Kadar LDH dalam darah normal. Hasil


pemeriksaan yang normal dapat dibuktikan dari
kegiatan laboratorium pada fase pra analitik,
analitik dan pasca analitik dilakukan dengan benar
sesuai
prosedur dan hasil pemeriksaan lDH dapat
dikeluarkan.

3. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Mikroskopis LCS (syalsa 3.1- 3.2)

N Mikrosko Prosedur Kerja


o pis LCS
1 Jumlah Pra analitik:
Leukosit 1. Mencuci tangan sesuai dengan anjuran WHO
2. Menggunakan APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien
4. Menyiapkan alat dan bahan (spesimen LCS, pengencer
(isotonic diluent, larutan TURK, atau asam asetat glasial
3%), pipet paster, bilik hitung improved neubauer, tabung
spesimen).

Analitik:
1. Spesimen membutuhkan pengenceran dapat diencerkan
dengan cara yang dijelaskan sebelumnya, menggantikan 3%
asam asetat glasial untuk melisiskan sel darah merah.
2. Penambahan metilen biru ke cairan pengencer noda sel darah
putih, memberikan diferensiasi yang lebih baik antara
neutrophil dan sel mononuklear.
3. Untuk menyiapkan spesimen bening yang tidak memerlukan
pengenceran untuk menghitung, tempatkan empat tetes
spesimen campuran di tabung bersih.
4. Bilas pipet Pasteur dengan asam asetat glasial 3%, tiriskan
secara menyeluruh, dan tarik empat tetes cairan serebrospinal
ke dalam pipet yang dibilas.
5. Biarkan pipet duduk selama 1 menit, aduk larutan dalam
pipet, buang tetes pertama, dan masukkan hemositometer.
6. Seperti dalam jumlah sel total, sel darah putih dihitung
di empat kotak sudut, dan kotak tengah di keduanya sisi
hemositometer dan jumlahnya dikalikan dengan faktor
pengenceran untuk mendapatkan jumlah leukosit per
mikroliter.
7. Jika jumlah kotak yang berbeda dihitung, standar Rumus
Neubauer harus digunakan untuk mendapatkan jumlah sel
per mikroliter.
8. Pengencer dapat menggunakan isotonic saline apabila
spesimen berwarna jernih, menggunakan larutan TURK bila
spesimen berwarna keruh.

Fungsi Metilen blue:


Penambahan metilen biru ke cairan pengencer noda sel darah
putih, memberikan diferensiasi yang lebih baik antara neutrophil
dan sel mononuklear.

Pasca Analitik:
1. Melakukan pelaporan dan pencatatan hasil
2. Dekontaminasi meja kerja
3. Melepaskan APD dengan urutan yang baik dan benar
4. Mencuci tangan dengan langkah sesuai dengan anjuran
WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:


Dewasa N = 0-5 sel /(microliter/mm3)
Bayi baru lahir = 30 sel/ (microliter/mm3)
Mononuclear atau sering disebut sebagai monosit
Anak N = 0-20 sel/(microliter/mm3)
2 Jumlah Pra analitik:
Eritrosit 1. Mencuci tangan sesuai dengan anjuran WHO
2. Menggunakan APD dengan urutan yang benar
3. Identifikasi dan persiapan pasien Menyiapkan alat dan
bahan (spesimen LCS, pengencer (larutan hayem), pipet
paster, bilik hitung improved neubauer, tabung spesimen)

Analitik:
1. Cairan otak yang diperiksa dikocok dulu hingga homogen
2. Larutan hayem dihisap sampai tanda 1
3. Larutan lcs dihisap sampai tanda 101
4. Dikocok perlahan selama kurang lebih 3 menit dengan
menggerakkan pipet tegak lurus sumbu panjang pipet
5. Buang 3 tetes cairan pertama
6. Teteskan pada bilik hitung improved neubauer
7. Biarkan selama 5 menit agar sel mengendap
8. Hitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak eritrosit
di mikroskop lensa objektif 10x-40x

Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepaskan APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan sesuai dengan anjuran WHO

Interprestasi hasil dan Nilai normal:


Normal : tidak mengandung eritrosit. Eritosit ada karena trauma
pada saat proses pengambilan spesimen atau karena menandakan
adanya suatu penyakit.
3 Hitung Pra analitik:
Jumlah Sel Persiapan Sampel
Leukosit Analitik:
1. Homogenkan cairan otak yang akan diperiksa
2. Larutan turk dihissap sampai angak 1
3. Larutan cairan otak dihisap sampai angka 11
4. Dikocok perlahan selama lebih kurang 3 menit dengan
menggerakkan pipet tegak lurus sumbu panjang pipet
5. Lalu dibuang 3 tetes cairan pertama
6. Diteteskan pada bilik hitung improved neubauer
7. Dibiarkan selama 5 menit agar sel mengendap
8. Dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak
leukosit di mikroskop lensa objektif 10x / 40x serta
dihitung jenis selnya ( hitung dalam 3 kamar hitung,
kemudian kalikkan 3 )
Dengan Perhitungan : Jumlah sel/mm3

Pasca Analitik:
Melakukan pelaporan intrepestasi hasil

Interprestasi hasil dan Nilai normal:


𝒏
● Normal = 0-5/mm3
● Boderline = 6-10/mm3
● Abnormal = > 10/mm3
● Anak-anak umur < 5 tahun, normal = < 20/mm3
Jelaskan pengertian pleositosis?

Pleositosis limfositik adalah peningkatan abnormal dalam


jumlah limfosit dalam cairan serebrospinal (CSF). Biasanya
dianggap sebagai tanda infeksi atau peradangan di dalam sistem
saraf, dan ditemui di sejumlah penyakit neurologis, seperti
pseudomigraine, sindrom Susac, dan ensefalitis.
Sedangkan limfosit menyusun kira-kira seperempat dari
semuanya sel darah putih (WBC) di dalam tubuh, biasanya
jarang terjadi di CSF. Dalam kondisi normal, biasanya terdapat
kurang dari 5 sel darah putih per µL CSF. Dalam pengaturan
pleositik, jumlah limfosit dapat melonjak hingga lebih dari 1.000
sel per µL. Peningkatan jumlah limfosit sering kali disertai
dengan peningkatan konsentrasi protein
serebrospinal pleositosis dari jenis lain sel darah putih.

4 Hitung A. Tujuan Pemeriksaan Hitung Diferensial spesimen CSF :


Diferensia mengetahui jumlah jenis sel leukosit untuk membantu
l pada menentukan/memperkuat diagnosis.
Spesimen
Cairan B. Jika ditemukan sel leukosit sangat banyak hampir
Otak sebagian besar ditemukan sel netrofil yang jumlahnya
banyak kemungkinan meningitis disebabkan oleh?
Neutrofil meningkat: bakteri, virus, jamur, tuberkulosis,
parasit.

C. Jika ditemukan sel leukosit sangat banyak hampir


sebagian besar ditemukan sel yang jumlahnya banyak
limfosit dan monosit yang sangat banyak kemungkinan
meningitis disebabkan oleh?
Limfosit dan monosit sangat banyak: virus, tuberkulosis,
jamur.

D. Jika ditemukakan peningkatan Eosinofil kemungkinan


terjadi infeksi yang disebabkan?
Eosinofil meningkat: alergi, parasit, jamur.

E. Jika ditemukan sel ganas dalam CSF kemungkinan


pasien tersebut menderita?
tumor, kanker.

F. Apa yang dimaksud dengan Limfoblas, mieloblas, dan


monoblas?
● Limfoblas
Sel limfoblas atau leukemic cell merupakan sel limfosit
abnormal (sel darah putih jenis limfosit yang tidak
sempurna dalam pembentukannya) pada darah perifer
yang menjadi penyebab penyakit kanker leukemia
limfoblastik akut pada manusia.
● Mieloblas
Myeloblast adalah sel darah yang belum matang yang
diproduksi di sumsum tulang sehingga menimbulkan
granulosit. Sumsum tulang menghasilkan sel-sel yang
belum matang yang berkembang menjadi sel darah putih
leukemia yang disebut myeloblast.
● Monoblas
Monoblas menyerupai mieloblas kecuali bentuk
nukleusnya bulat tidak beraturan atau berbelit-belit.
Monoblas mungkin ada dalam darah dengan leukemia
myelomonocytic akut. Monoblas adalah sel pertama yang
dikenali dalam seri monosit di sumsum tulang.

Pra Analitik:
1. Mencuci tangan sesuai prosedur.
2. Memakai APD lengkap dengan baik dan benar.
3. Menyiapkan alat dan bahan.
● Sample.
● Tabung reaksi.
● Sentrifuge.
● Pipet tetes.
● Objek glass.
● Cover glass.
● Timer.

Analitik:
4. Masukkan cairan LCS ke dalam tabung reaksi sebagian.
5. Sentrifuge selama 5-10 menit 1500-2000 rpm.
6. Buang supernatan, ambil endapan.
7. Teteskan endapan pada objek glass.
8. Keringkan di udara secara alami.
9. Warnai dengan Giemsa 15-20 menit.
10. Cuci preparat dengan air mengalir, keringkan.
9. Amati di bawah mikroskop lensa objektif 100× dengan
minyak imersi.

Pasca Analitik:
1. Catat hasil pengamatan.
2. Bersihkan meja kerja.

Interprestasi Hasil dan Nilai Normal:


Sebutkan sel
● MN
100%
●PMN 0%
●Selnya: limfosit (60-80%), monosit 30%, sel lain <2%.
Limfosit
- Hitung jumlah sel
● Normal = 0-5/mm3
● Boderline = 6-10/mm3
● Abnormal = > 10/mm3
● Anak-anak umur < 5 tahun, normal = < 2

SOAL KERJAKAN
analitik: peralatan untuk pemeriksaan mikr
jumlah sel leukosit diperlukan peralatan sebutka
Alat:
● Pipet thoma leukosit
● Kamar hitung improved neubauer
● Glass beaker
● Mikroskop
Bahan
● Sampel cairan otak
● Larutan turk
● Aquadest
● Tissue
ATLM memipet spesimen LCS mengguna
sebanyak 0,5 ml dan larutan turk (pengencer)
Berapa pengenceran spesimen LCS tersebut?

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛 + 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛

0,5 + 9,5 = 10
0,5 0,5
= 20x pengenceran

Ditemukan sebanyak 5 sel leukosit dalam 9 bida


tiap kotak panjang bidangnya 1 mm; lebar 1 m
mm. Berapa jumlah sel leukosit dalam cairan sp

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎


∑ 𝒔𝒆𝒍 𝒍𝒆𝒖𝒌𝒐𝒔𝒊𝒕
𝒗 (𝒑 𝒙 𝒍 𝒙 𝒕 )𝒙 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒌𝒐𝒕

𝟓 𝒙 𝟐𝟎
∑ 𝒔𝒆𝒍 𝒍𝒆𝒖𝒌𝒐𝒔𝒊𝒕
𝟎, 𝟏𝒙 𝟗

𝟏𝟎𝟎
∑ 𝒔𝒆𝒍 𝒍𝒆𝒖𝒌𝒐𝒔𝒊𝒕
𝟎, 𝟗

= 111,1 atau 111 cell/𝝁𝑳

Bagaimana Interprestasinya Normal / Tidak Nor


- Hitung jumlah sel
Monosit

Netrofil

Eosinofil
Sel lainya
misal
limfoblas,
mieloblas,
monoblas

Sel Ganas
5 Bakteriolo A. Apa yang kamu ketahui tentang Cryptococcus
gi neoformans?
Pengecatan Cryptococcus neoformans adalah jamur patogen oportunistik
Gram penyebab kriptokokosis, yaitu mikosis yang mematikan pada
manusia. Jamur ini banyak terdapat pada lingkungan yang
tercemar kotoran burung seperti pasar burung.

B. Organisme yang sering ditemukan dalam LCS dapat


gram positif maupun negatif sebutkan spesiesnya yang
sering ditemukan?
Organisme paling sering ditemui termasuk Streptococcus
pneumonia (kokus gram positif), Haemophilus influenzae
(batang gram negatif pleomorfik), Escherichia coli (gram
negatif batang), dan Neisseria meningitis (gram negatif
kokus). Kokus gram positif, Streptococcus agalactiae dan
batang gram positif Listeria monocytogenes mungkin
ditemui pada bayi baru lahir.

Pra analitik:
1. Menyiapkan sampel pada tabung ke-2, diusahakan sampel
tidak tercampur dengan darah (trauma).
2. Menyiapkan bahan yang akan digunakan (krista violet,
iodine, ethanol 95%, safarin, aquades)
3. Mempersiapkan alat (objek glass, splinder, rak
pewarnaan, pipet tetes, centrifuge).

Analitik:
1. Sentrifugasi sampel pada kecepatan 1500 rpm selama 15
menit.
2. Mengambil endapan yang ada dan diletakkan pada objek
glass.
3. Kemudian dibuat apusan dan dibiarkan kering pada udara
ruang.
4. Meletakkan sediaan pada rak pewarnaan gram dan
digenangi dengan krista violet selama 30 detik.
5. Membuang pewarna krista violet dan sediaan dibilas
menggunakan aquadest atau air mengalir.
6. Menggenangi sediaan dengan iodine selama 30 detik.
7. Membilas kembali dengan aquades atau air mengalir.
8. Dekolorisasi menggunakan ethanol 95% dengan cara
dibilas hingga tidak ada sisa zat pewarna yang mengalir.
9. Membilas ethanol 95% dengan aquades atau air mengalir.
10. Menggenangi sediaan dengan safarin selama 30 detik.
11. Membilas safarin dengan aquades atau air mengalir.
12. Membiarkan sediaan preparat mengering di udara.

Pasca Analitik:
1. Mencatat pelaporan dan hasil.
2. Membuang limbah.
3. Desinfeksi meja kerja.
Interprestasi hasil dan Nilai normal:

(+) Positif : ditemukan bakteri gram negatif basil [berwarna


merah berbentuk batang] atau ditemukan gram positif cocci
[berwarna ungu berbentuk kokus]
(-) Negatif : tidak ditemukan bakteri
Nilai Normal : Ngatif (-)

6 Bakteriolo Pra analitik:


gi 1. Mencuci tangan
Pengecatan 2. Menggunakan APD lengkap
Ziehnelson 3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Identifikasi sampel
Analitik:
1. Sentrifugasi sample kecepatan 1500-2000 rpm selama 10
menit
2. Buang supernatant di tabung lain
3. Sedimen dibuat apusan lalu biarkan hingga mengering
4. Lakukan pewarnaan dengan pewarna Ziehnelson
5. Amati di bawah mikroskop
Pasca Analitik:
1. Catat hasil pengamatan
2. Kembalikan dan bersihkan semua alat dan bahan yang
sudah digunakan
3. Dekontaminasi meja kerja
4. Buang limbah
5. Mencuci tangan
Interprestasi hasil dan Nilai normal:
● warna merah : ditemukan adanya BTA atau
Mycobacterium Meningitis penyebab meningitis
tuberculosis
● Normal : tidak ditemukan bakteri lain

7 Pemeriksa Pra analitik:


an Jamur 1. Mencuci tangan
2. Menggunakan APD lengkap
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Identifikasi sampel
Analitik:
1. Sentrifugasi sample kecepatan 1500-2000 rpm selama 10
menit
2. Buang supernatant di tabung lain
3. Sedimen dibuat apusan lalu biarkan hingga mengering
4. Lakukan pewarnaan dengan pewarna gram
5. Amati di bawah mikroskop
Pasca Analitik:
1. Catat hasil pengamatan
2. Kembalikan dan bersihkan semua alat dan bahan yang
sudah digunakan
3. Dekontaminasi meja kerja
4. Buang limbah
5. Mencuci tangan

Interprestasi hasil dan Nilai normal:

Nilai Normal : tidak terdapat fungi/jamur1`


8 Pemeriksa Pengertian Pemeriksaan Sitologi:
an Sitologi Pemeriksaan yang mempelajari sel yang berasal dari tubuh
manusia baik yang terlepas sendiri (exfoliated) dari permukaan
epitel atau yang diambil dari berbagai tempat dengan cara
tertentu. Berperan untuk menentukan perubahan struktur sel
dikenal dengan istilah sitologi diagnostik. Bahan-bahan yang
dapat diperiksa Sitologi : Urine, dahak, cairan lambung, cairan
pleura, ascites, cairan sendi, cairan cerebrospinal, mukosa alat
kelamin wanita, aspirasi jaringan tumor.

Sitologi serviks pada perempuan HIV


Pra analitik:
1. Pasien saat diperiksa tidak sedang haid, tidak
berhubungan seksual dua hari sebelumnya, tidak
menggunakan obat- obatan yang dimasukkan ke dalam
vagina.
2. Menggunakan APD lengkap
3. Menyiapkan alat dan bahan
Alat dan bahan:
1. Sediaan sitologi
2. larutan formalin buffer 10%
3. spatula ayre dan cytobrush
4. label
5. mikroskop
Analitik:
1. Siapkan sediaan sitologi
2. fiksasi dengan larutan formalin buffer 10%
3. Sediaan diperiksa dan dinilai oleh dokter Spesialis
Patologi Anatomi sesuai standard yang berlaku
4. Pemeriksaan Pap smear dilakukan di meja ginekologi
dalam posisi litotomi dengan alat spatula ayre dan
cytobrush
5. Setiap sediaan diberikan label nomor identitas
6. Setelah sediaan tiba di Laboratorium, teknisi akan
memberikan nomer identitas laboratorium
7. Teknisi akan memastikan apakah sediaan representative
atau memenuhi standar kualitas untuk dianalisis oleh
dokter ahli Patologi Anatomi
8. Melakukan proses diagnosis
9. Klasifikiasi histopatologik menggunakan system
Bethesda tahun 2001 dengan pembagian: negative,
ASCUS, LIS derajat rendah, LIS derajat tinggi dan
karsinoma.
10. Sampel diperiksa dengan mikroskop

Pasca Analitik:
1. Melihat hasil mikroskop
2. Mencatat hasil dan kesimpulan

Sediaan sitologik servik yang menunjukkan tingkatan


kematangan sel dilihat dari komponen sitoplasmanya.
9 Tes Sebutkan 5 tes Antigen untuk diagnosis penyakit apa dan
Aglutinasi penyebab (antigen )
spesimen tersedia untuk mendeteksi
LCS ● Streptococcus grup B, H ;
● S. Pneumoniae;
● N. Meningitidis A, B, C, Y,
● W135, dan
● coli K1 Antigen.
Tes antigen bakteri (BAT) tidak tampak sensitif terhadap deteksi
N. Meningitidis, Pewarnaan Gram masih merupakan metode
yang direkomendasikan untuk mendeteksi organisme.

Interprestasi dan Nilai Normal

Protein
1. Konsentrasi normal adalah 15 sampai 45 mg/dL.
2. Nilai yang meningkat paling sering terlihat pada pasien
dengan meningitis, perdarahan, dan multiple sclerosis.
Glukosa
1. Nilai normal adalah 60% sampai 70% dari konsentrasi plasma.
2. Penurunan kadar terlihat pada pasien dengan
bakteri, tuberkulosis, dan meningitis jamur.
laktat
1. Tingkat 35 mg/dL terlihat pada pasien dengan bakteri
meningitis.
1. Kadar 25 mg/dL ditemukan pada pasien tuberkulosis
2. dan meningitis jamur.
3. Tingkat yang lebih rendah terlihat pada pasien dengan
meningitis virus.

Glutamin
1. Konsentrasi normal adalah 8 sampai 18 mg/dL.
2. Kadar 35 mg/dL berhubungan dengan beberapa
gangguan dari kesadaran.
10 Tes Untuk deteksi penyakit sifilis biasanya menggunakan tes
Serolologi (VDRL) dan (FTA ABS)? Apa kepanjangannya dan lebih
sensitif yang mana?
Veneral Disease Research Laboratories (VDRL) & fluorescent
treponemal antibody-absorption (FTA-ABS)

prosedur yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control


and Prevention untuk mendiagnosis neurosifilis adalah VDRL,
tapi lebih sensitif FTA-ABS Jika FTA-ABS digunakan,
perawatan harus dilakukan untuk mencegah kontaminasi dengan
darah, karena FTA-ABS tetap positif dalam serum kasus sifilis
yang diobati.
Interprestasi dan Nilai normal
● FTA-ABS : (+) : +
(-):-
● VDRL : (+) : +
(-):-

Dosen Koordinator, Semarang, 8 November 2021

Devi Etivia Purlinda, S.ST, M.Si Amallia Candra C


(P1337434120024)

Anda mungkin juga menyukai