Pertemuan Ke- 6
Dosen Pengampu :
Devi Etivia Purlinda, S.ST, M.Si
Disusun oleh :
Analitik:
Siapkan 1 tabung akuades dan 1 tabung CSS
bandingkan secara visual, dan diamati
Analitik:
Siapkan 1 tabung akuades dan 1 tabung CSS
bandingkan secara visual, dan diamati
Analitik:
Sampel ditaruh dalam beker gelas, digunakan
batang pengaduk untuk melihat ada/ tidaknya
bekuan.
Pasca Analitik: Interprestasi hasil
2. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Kimiawi LCS
● Prinsip :
Protein dalam suasana asam akan membentuk
endapan atau gumpalan berbentuk seperti
cincin. Makin tnggi kadarnya maka cincin
yang terbentuk makin tebal.
● Pra analitik:
1. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan.
2. Memakai APD lengkap sperti
jaslab, masker, dan handscoon.
3. Menyiapkan alat danbahan
yang diperlukan.
● Analitik:
1. Tabung reaksi diisi dengan amonium
sulfat jenuh sebanyak 1 ml.
2. Ditambahkan secara hati-hati cairan otak
sebanyak 1-2 ml melalui dinding tabung
sehingga terbentuk 2 lapisan.
3. Diamkan selama 3 menit . Amati batas
kedua larutan.
● Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.
2. Membuang semua limbah sesuai dengan
karakteristik limbah.
3. Membersihkan dan merapikan area kerja.
4. Melepas APD.
5. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan
B Metode Pandy
● Prinsip :
Reagen pandy memberikan reaksi terhadap
protein (albumin dan globulin) dalam bentuk
kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi
kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti
kabut.
● Pra analitik:
1. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan.
2. Memakai APD lengkap sperti
jaslab, masker, dan handscoon.
3. Menyiapkan alat danbahan
yang diperlukan.
● Analitik:
1. Masukkan 1 ml reagen Pandy pada tabung
2. Tabung ditarung di depan latar belakan
warna hitam
3. Teteskan 3 tetes CSS dengan perlahan
tetes demi tetes mengggunakan pipet tetes
4. Amati perubahan reagen
setiap penambahan dan dibaca.
● Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.
2. Membuang semua limbah sesuai dengan
karakteristik limbah.
3. Membersihkan dan merapikan area kerja.
4. Melepas APD.
5. Mencuci tangan dengan benar
sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan
● Interprestasi hasil dan Nilai
normal:
1. (+1) : keruh jelas (<50-100 mg%)
2. (+2) : keruh seperti awan (kurang lebih
100-300 mg%)
3. (+3) : keruh seperti awan besar (kurang
lebih 300-500 mg%)
4. (+4) : sangat keruh SEPERTI SUSU
(>500mg%).
2 Pemeriksaan Glukosa ● Tujuan Pemeriksaan Glukosa:
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam LCS.
● Prinsip:
Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase
menghasilkan hidrogen peroksida yang
bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol
dengan pengaruh katalis peroksidase
menghasilkan quinoneimine yang
berwarna merah.
● Pra analitik:
A. Persiapan pasien secara umum yaitu :
1. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam
2. Obat yang dikonsumsi pasien
3. Untuk pemeriksaan sampel darah,
pasien tidak boleh minum obat 4-24
jam
4. Untuk spesimen urin, pasien tidak
boleh minum obat 48-72 jam
5. Untuk pengobatan yang tidak mungkin
dihentikan diberi tanda khusus oleh
pekerja laboratorium
6. Menghindari aktivitas fisik seperti
olahraga
7. Memperhatikan efek postur, dianjurkan
duduk dengan tenang 10 sampai 15
menit kemudian spesimen diambil h.
GDS (Gula Darah Sewaktu)
● Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil.
2. Membuang semua limbah sesuai dengan
karakteristik limbah.
3. Membersihkan dan merapikan area kerja.
4. Melepas APD.
5. Mencuci tangan dengan benar sesuai
dengan 7 langkah mencuci tangan
Prinsip:
Piruvat dan NADH dengan adanya enzim LDH
berekasi menjadi laktat dan NAD. Aktifitas LDH
ditemukan dengan cara mengukur penurunan
konsentrasi NADH
Pra analitik:
Reagen Chemistry Control
Analitik:
Panjang gelombang 500 (492-546). Temperatur 37°
C / 18-30°C (suhu kamar).
3. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan
interprestasi hasil Pemeriksaan Mikroskopis LCS (syalsa 3.1- 3.2)
Analitik:
1. Spesimen membutuhkan pengenceran dapat diencerkan
dengan cara yang dijelaskan sebelumnya, menggantikan 3%
asam asetat glasial untuk melisiskan sel darah merah.
2. Penambahan metilen biru ke cairan pengencer noda sel darah
putih, memberikan diferensiasi yang lebih baik antara
neutrophil dan sel mononuklear.
3. Untuk menyiapkan spesimen bening yang tidak memerlukan
pengenceran untuk menghitung, tempatkan empat tetes
spesimen campuran di tabung bersih.
4. Bilas pipet Pasteur dengan asam asetat glasial 3%, tiriskan
secara menyeluruh, dan tarik empat tetes cairan serebrospinal
ke dalam pipet yang dibilas.
5. Biarkan pipet duduk selama 1 menit, aduk larutan dalam
pipet, buang tetes pertama, dan masukkan hemositometer.
6. Seperti dalam jumlah sel total, sel darah putih dihitung
di empat kotak sudut, dan kotak tengah di keduanya sisi
hemositometer dan jumlahnya dikalikan dengan faktor
pengenceran untuk mendapatkan jumlah leukosit per
mikroliter.
7. Jika jumlah kotak yang berbeda dihitung, standar Rumus
Neubauer harus digunakan untuk mendapatkan jumlah sel
per mikroliter.
8. Pengencer dapat menggunakan isotonic saline apabila
spesimen berwarna jernih, menggunakan larutan TURK bila
spesimen berwarna keruh.
Pasca Analitik:
1. Melakukan pelaporan dan pencatatan hasil
2. Dekontaminasi meja kerja
3. Melepaskan APD dengan urutan yang baik dan benar
4. Mencuci tangan dengan langkah sesuai dengan anjuran
WHO
Analitik:
1. Cairan otak yang diperiksa dikocok dulu hingga homogen
2. Larutan hayem dihisap sampai tanda 1
3. Larutan lcs dihisap sampai tanda 101
4. Dikocok perlahan selama kurang lebih 3 menit dengan
menggerakkan pipet tegak lurus sumbu panjang pipet
5. Buang 3 tetes cairan pertama
6. Teteskan pada bilik hitung improved neubauer
7. Biarkan selama 5 menit agar sel mengendap
8. Hitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak eritrosit
di mikroskop lensa objektif 10x-40x
Pasca Analitik:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
2. Melakukan dekontaminasi meja kerja
3. Melepaskan APD dengan urutan yang benar
4. Mencuci tangan sesuai dengan anjuran WHO
Pasca Analitik:
Melakukan pelaporan intrepestasi hasil
Pra Analitik:
1. Mencuci tangan sesuai prosedur.
2. Memakai APD lengkap dengan baik dan benar.
3. Menyiapkan alat dan bahan.
● Sample.
● Tabung reaksi.
● Sentrifuge.
● Pipet tetes.
● Objek glass.
● Cover glass.
● Timer.
Analitik:
4. Masukkan cairan LCS ke dalam tabung reaksi sebagian.
5. Sentrifuge selama 5-10 menit 1500-2000 rpm.
6. Buang supernatan, ambil endapan.
7. Teteskan endapan pada objek glass.
8. Keringkan di udara secara alami.
9. Warnai dengan Giemsa 15-20 menit.
10. Cuci preparat dengan air mengalir, keringkan.
9. Amati di bawah mikroskop lensa objektif 100× dengan
minyak imersi.
Pasca Analitik:
1. Catat hasil pengamatan.
2. Bersihkan meja kerja.
SOAL KERJAKAN
analitik: peralatan untuk pemeriksaan mikr
jumlah sel leukosit diperlukan peralatan sebutka
Alat:
● Pipet thoma leukosit
● Kamar hitung improved neubauer
● Glass beaker
● Mikroskop
Bahan
● Sampel cairan otak
● Larutan turk
● Aquadest
● Tissue
ATLM memipet spesimen LCS mengguna
sebanyak 0,5 ml dan larutan turk (pengencer)
Berapa pengenceran spesimen LCS tersebut?
0,5 + 9,5 = 10
0,5 0,5
= 20x pengenceran
𝟓 𝒙 𝟐𝟎
∑ 𝒔𝒆𝒍 𝒍𝒆𝒖𝒌𝒐𝒔𝒊𝒕
𝟎, 𝟏𝒙 𝟗
𝟏𝟎𝟎
∑ 𝒔𝒆𝒍 𝒍𝒆𝒖𝒌𝒐𝒔𝒊𝒕
𝟎, 𝟗
Netrofil
Eosinofil
Sel lainya
misal
limfoblas,
mieloblas,
monoblas
Sel Ganas
5 Bakteriolo A. Apa yang kamu ketahui tentang Cryptococcus
gi neoformans?
Pengecatan Cryptococcus neoformans adalah jamur patogen oportunistik
Gram penyebab kriptokokosis, yaitu mikosis yang mematikan pada
manusia. Jamur ini banyak terdapat pada lingkungan yang
tercemar kotoran burung seperti pasar burung.
Pra analitik:
1. Menyiapkan sampel pada tabung ke-2, diusahakan sampel
tidak tercampur dengan darah (trauma).
2. Menyiapkan bahan yang akan digunakan (krista violet,
iodine, ethanol 95%, safarin, aquades)
3. Mempersiapkan alat (objek glass, splinder, rak
pewarnaan, pipet tetes, centrifuge).
Analitik:
1. Sentrifugasi sampel pada kecepatan 1500 rpm selama 15
menit.
2. Mengambil endapan yang ada dan diletakkan pada objek
glass.
3. Kemudian dibuat apusan dan dibiarkan kering pada udara
ruang.
4. Meletakkan sediaan pada rak pewarnaan gram dan
digenangi dengan krista violet selama 30 detik.
5. Membuang pewarna krista violet dan sediaan dibilas
menggunakan aquadest atau air mengalir.
6. Menggenangi sediaan dengan iodine selama 30 detik.
7. Membilas kembali dengan aquades atau air mengalir.
8. Dekolorisasi menggunakan ethanol 95% dengan cara
dibilas hingga tidak ada sisa zat pewarna yang mengalir.
9. Membilas ethanol 95% dengan aquades atau air mengalir.
10. Menggenangi sediaan dengan safarin selama 30 detik.
11. Membilas safarin dengan aquades atau air mengalir.
12. Membiarkan sediaan preparat mengering di udara.
Pasca Analitik:
1. Mencatat pelaporan dan hasil.
2. Membuang limbah.
3. Desinfeksi meja kerja.
Interprestasi hasil dan Nilai normal:
Pasca Analitik:
1. Melihat hasil mikroskop
2. Mencatat hasil dan kesimpulan
Protein
1. Konsentrasi normal adalah 15 sampai 45 mg/dL.
2. Nilai yang meningkat paling sering terlihat pada pasien
dengan meningitis, perdarahan, dan multiple sclerosis.
Glukosa
1. Nilai normal adalah 60% sampai 70% dari konsentrasi plasma.
2. Penurunan kadar terlihat pada pasien dengan
bakteri, tuberkulosis, dan meningitis jamur.
laktat
1. Tingkat 35 mg/dL terlihat pada pasien dengan bakteri
meningitis.
1. Kadar 25 mg/dL ditemukan pada pasien tuberkulosis
2. dan meningitis jamur.
3. Tingkat yang lebih rendah terlihat pada pasien dengan
meningitis virus.
Glutamin
1. Konsentrasi normal adalah 8 sampai 18 mg/dL.
2. Kadar 35 mg/dL berhubungan dengan beberapa
gangguan dari kesadaran.
10 Tes Untuk deteksi penyakit sifilis biasanya menggunakan tes
Serolologi (VDRL) dan (FTA ABS)? Apa kepanjangannya dan lebih
sensitif yang mana?
Veneral Disease Research Laboratories (VDRL) & fluorescent
treponemal antibody-absorption (FTA-ABS)