DENGAN MIKROSKOP
Disusun Oleh :
NIM.P1337434121005
2022/2023
A. Tujuan
Menemukan adanya unsur – unsur patologis organik dan anorganik dalam urine
secara mikroskopis.
B. Prinsip
Pemeriksaan mikroskopis Diawali dengan pengambilan sampel urin 10ml didalam
tabung reaksi disentrifuge selama 5 menit kecepatan 1500-2000 rpm.diambil endapan dan
diamati dibawah mikroskop lensa objektiv 10x dan 40x meliputi pemeriksaan unsur
unsur patologis urine
C. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Object glass
Cover glass
Mikroskop
Centrifuge (+ tabung centrifuge)
Sampel urine
Sampel darah kapiler
Pewarna Stemheimer-Malbin
Alkohol swab
Pipet
D. Dasar Teori
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien
untuktujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasiberbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit
sepertidiabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap
status kesehatan .Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut di dalam urine yang berasal
dari darah, ginjal dan saluran kemih. Tes sedimen urine atau tes mikroskopik adalah salah
satu tes urine yang sangat penting dalam membantu menegakkan diagnosis serta dapat
memantau perjalanan penyakit pada kelainan ginjal dan saluran kemih. Unsur-unsur
dalam sedimen urine dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik (berasal dari suatu
organ atau jaringan) seperti epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma,
bakteri, unsur anorganik (tidak berasal dari suatu jaringan) seperti urat amorf dan kristal
(Hardjono dan Mangarengi, 2011). parasit dan unsur anorganik (tidak berasal dari suatu
jaringan) seperti urat amorf dan kristal (Hardjono dan Mangarengi, 2011).
Pemeriksaan sedimen urine dapat diperiksa dengan metode manual
(konvensional) dan otomatis. Pemeriksaan sedimen urine memiliki unit pengukuran pada
setiap alat dengan prinsip kerja yang berbeda-beda. Pemeriksaan sedimen urine
konvensional dengan menggunakan mikroskop dilakukan dengan mengendapkan unsur
sedimen menggunakan sentrifus. Endapan kemudian diletakkan di atas kaca obyek dan
ditutup dengan kaca penutup. Unsur sedimen dilaporkan dalam rerata 10 lapangan
pandang besar (LPB) atau lapangan kecil (LPK).
E. Cara Kerja
1. Siapkan Alat dan bahan
2. Sampel urine dihomogenkan dulu kemudian dipindahkan ke dalam tabung
centrifuge sebanyak 10 ml.
3. Centrifuge dengan kecepatan relative rendah (sekitar 1500 – 2000 rpm) selama 5
menit.
4. Tabung dibalik atau dituang habis dengan cepat (decanting) untuk membuang
supernatant sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml.
5. Letakan satu tetes pada objek glass lalu ditutup deck glass(sebagai pembanding),
dan satu tetes pada objek glass lainya
6. Tambahkan sampel darah kapiler secukupnya pada sisa endapan pada tabung lalu
homogenkan.
7. Endapan yang sudah dihomogenkan dengan sampel darah kapiler dan larutan
pewarna, diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan cover glass.
8. Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah
menggunakan lensa obyektif 10X yang disebut Lapang Pandang Lemah (LPL)
atau Low Power Field (LPF) untuk mengindentifikasi benda-benda besar seperti
silinder dan kristal.
9. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan lensa
obyektif 40X yang disebut Lapang Pandang Kuat (LPK) atau High Power Field
(HPF) untuk mengidentifikasi sel eritrosit, lekosit, epitel, ragi, bakteri,
Trichomonas, filamen lender, sel sperma. Jika identifikasi silinder atau kristal
belum jelas, pengamatan dengan lapang pandang kuat juga dapat dilakukan.
F. Hasil Pengamatan
Nama pasien : Hannung Firman Yustika
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
*Pada lapang pandang kecil 10x hanya ditemukan amorf urat secara jarang
Keterangan :
Perhitungan Eritrosit : 96+28+51+31+6+6+5+17+3+8 = 251.
251 : 10 = 25,1 dibulatkan 25 ( positif 2 )
Perhitungan Leukosit : 7+1+5+5 = 18
18 : 10 = 1,8 dibulatkan 2 ( normal )
Eritrosit : ++ ( positif 2 )
Leukosit : normal
Epitel : -
Silinder :-
Kristal Ca oxalate :-
Kristal Amorf urat :+
Benang mucus :-
G. Pembahasan
Pemeriksaan sedimen urin merupakan sebagian penting dalam pemeriksaan
penyaring. Pemeriksaan sedimen dapat memberi data mengenai saluran kemih mulai dari
gijal sampai kepada ujing uretra yang tidak mungkin dapat diperoleh dengan pemeriksaan
lain. Pada pemeriksaan ini didapatkan bahwa eritrosit positif dua (++) dan untuk
leukosit, epitel, silinder, kristal, dan asam urat normal. Selain itu, ditemukan kristal amorf
urat berjumlah satu yang menunjukan hasil positif. Sedangkan untuk kristal Ca oxalat dan
benang mucus tidak ditemukan.
Nilai normal untuk eritrosit adalah 0-3, positif 1 anatara 4-8, postif 2 antara 8-30,
positif 3 lebih dari 30, dan positif 4 adalah penuh. Nilai normal untuk leukosit adalah 0-4,
positif 1 antara 5-20, positif 2 antara 20-50, positif lebih dari 50, dan positif 4 adalah
penuh. Sedangkan nilai normal untuk silinder/kristal/artefak adalah 0-1, positif 1 antara
1-5, positif 2 antara 5-10, positif 3 antara 10-30, dan positif 4 lebih dari 30. Nilai ini
diperoleh dari nilai rata-rata pada lapang pandang yang diamati pada mikroskop.
H. Kesimpulan
Dari sampel urine yang diuji maka didapatkan bahwa nilai unsur unsur didalam
urine seperti eritrosit dan kristal bernilai positif,yang berarti adanya ketidaknormalan.
Nilai ini tidak normal karena pada sampel urine sengaja ditambahkan sampel darah
kapiler agar saat pengamatan dalam mikroskop ditemukan eritrosit dan leukosit sehingga
mahasiswa dapat melakukan pengamatan dengan baik,sedangkan di tabung sampel urine
pembanding tidak ditemukan apa apa.
LAMPIRAN GAMBAR
A. Sebutkan, jelaskan tahap (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dan interprestasi
hasil Pemeriksaan Mikroskopis Sedimen Urin
Pra analitik:
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Persiapan sampel urine dimasukkan ke
dalam pot urine dan homogenkan
3. Masukkan sampel urine ke dalam masing
masing tabung centrifuge sebanyak 10 ml
4. Beri label pada badan tabung centrifuge
5. Siapakan centrifuge, colokkan ke stop
kontak
6. Masukkan tabung centrifuge ke dalam
centrifuge letakkan dengan posisi
seimbang.
7. Atur waktu dan kecepatan pada centrifuge
Analitik:
1. Keluarkan tabung centrifuge dari dalam
centrifuge
2. Buang supernatant dengan menuangnya
dengan cepat sehingga menyisakan 0,5 ml
endapan urine
3. Teteskan sampel darah kapiler ke dalam
tabung centrifuge satunya
4. Teteskan pewarna Stemheimer-Malbin ke
dalam tabung reaksi, homogenkan
5. Bersihkan objek glass dan deck glass
dengan tissue kering dan alkohol
6. Teteskan secukupnya ke atas objek glass
lalu tutup dengan deck glass, usahakan
jangan ada gelembung udara
7. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop
dan atur perbesaran mulai dari 10x sampai
ke 40x
Pasca Analitik:
1. Amati unsur-unsur yang terlihat pada
pengamatan mikroskop dan catat hasilnya
2. lakukan pengamatan pada 10 lapang
pandang kemudian dirata-rata untuk
memperoleh hasil akhir
Hasil :
Eritrosit : ++ (positif dua)
Leukosit : normal
Epitel : normal
Silinder : normal
Kristal Ca oxalat :-
Amorf urat : + (positif satu)
Benang mucus :-
A. Silinder Epitel Ciri seperti daun bahan dasar hialin dan di dalamnya
berisi sel epitel yang terperangkap saat pembentukan
silinder.
Bentuk sel kadang jelas kadang tambang inti yang besar,
sedangkan sitoplasmanya berisi lemak atau susah
mengalami
degenerasi.
B. Silinder Leukosit Silinder lekosit atau silinder nanah, terjadi ketika leukosit
masuk dalam matriks silinder. Kehadiran silinder
menunjukkan peradangan pada ginjal, karena silinder
tersebut tidak akan terbentuk kecuali dalam ginjal.
Silinder leukosit paling khas untuk pielonefritis akut,
tetapi juga dapat ditemukan pada penyakit glomerulus
(glomerulonefritis). Glitter sel (fagositik neutrofil)
biasanya akan menyertai silinder leukosit. Penemuan
silinder leukosit yang bercampur dengan bakteri
mempunyai arti penting untuk pielonefritis, mengingat
pielonefritis dapat berjalan tanpa keluhan meskipun telah
merusak jaringan ginjal secara progresif.
C. Silinder Eritrosit Silinder eritrosit bersifat granuler dan mengandung
hemoglobin dari kerusakan eritrosit. Adanya silinder
eritrosit disertai hematuria mikroskopik memperkuat
diagnosis untuk kelainan glomerulus. Cedera glomerulus
yang parah dengan kebocoran eritrosit atau kerusakan
tubular yang parah menyebabkan sel-sel eritrosit melekat
pada matriks protein (mukoprotein Tamm-Horsfall) dan
membentuk silinder eritrosit.
D. Silinder Hialin Silinder hialin atau silinder protein terutama terdiri dari
mucoprotein (protein Tamm-Horsfall) yang dikeluarkan
oleh sel-sel tubulus. Silinder ini homogen (tanpa struktur),
tekstur halus, jenih, sisinya parallel, dan ujungnya
membulat. Sekresi protein Tamm-Horsfall membentuk
sebuah silinder hialin di saluranpengumpul. Silinder hialin
tidak selalu menunjukkan penyakit klinis. Silinder hialin
dapat dilihat bahkan pada pasien sehat. Nilai noral untuk
silinder hialin per LPL adalah 0-1.
J Benang Lendir Benang lendir biasa ditemukan pada tes analisi urine.
Benang lendir merupakan produk dinding saluran kemih
akibat iritasi saluran kemih bagian bawah yang biasanya
muncul bila terjadi peradangan saluran kemih yang dapat
disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
C. Leusin Leusin dan adalah kristal asam amino dan sering muncul
bersama-sama dalam penyakit hati yang parah. Leusin
muncul-muncul berminyak bola dengan radial dan
konsentris striations. Kristal leucine dipandang sebagai
bola kuning dengan radial konsentris. Kristal ini kadang-
kadang dapat keliru dengan sel-sel, dengan pusat nukleus
yang menyerupai.
Sel transisi Sel epitel transisi memiliki ukuran lebih kecil dari sel
skuamosa dan muncul beberapa bentuk, termasuk bola,
polyhedral, dan berekor. Perbedaan bentuk ini disebabkan
karena kemampuan oleh sel epitel transisi untuk
menyerap air dalam jumlah besar.
RTE Cell Sel epitel tubular ginjal (Renal Tubular Epithelial Cell)
adalah sel epitel dari ginjal yang ditemukan dalam urine,
biasanya dari tubulus ginjal. Mencari dan menemukan sel
epitel ini lebih bermakna klinis daripada sel epitel lainnya
seperti transisional dan squamous, karena terkait langsung
dengan ginjal. Oleh sebab itu disebut sel epitel ginjal atau
epitel bulat.
Morfologi sel ini terlihat dengan inti yang letaknya
eksentrik, sel berbentuk bulat, oval, agak memanjang atau
bahkan persegi.
Peningkatan jumlah sel ini terkait asalnya berada yaitu
Tubulus proksimalis dan tubulus distalis, fragmen
nekrotik sel terutama pada kasus nekrosis tubular akut,
keadaan dengan kerusakan karena efek obat dan juga
keracunan logam berat.
Waxy cast Silinder lilin adalah silinder tua hasil silinder granular
yang mengalami perubahan degeneratif lebih lanjut.
Ketika silinder selular tetap berada di nefron untuk
beberapa waktu sebelum mereka dikeluarkan ke kandung
kemih, sel-sel dapat berubah menjadi silinder granular
kasar, kemudian menjadi sebuah silinder granular halus,
dan akhirnya, menjadi silinder yang licin seperti lilin
(waxy). Silinder lilin umumnya terkait dengan penyakit
ginjal berat dan amiloidosis ginjal. Kemunculan mereka
menunjukkan keparahan penyakit dan dilasi nefron dan
karena itu terlihat pada tahap akhir penyakit ginjal kronis.
Broad cast Silinder yang besar atau luas (broad cast) yang bisa dua
sampai enam kali lebih besar dari silinder, biasa
dihasilkan oleh tubulus yang mengalami dilatasi hebat
dalam duktus kolektivus yang lebar. Silinder yang luas
sering disebut sebagai silinder gagal ginjal.