Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM I

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URINE

Acara Praktikum : Pemeriksaan Mikroskopis Urine

Hari/Tanggal : 3 Oktober 2022

I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
i. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan pemeriksaan mikroskopis
urine probandus.

ii. Mahasiswa dapat menjelaskan cara melakukan pemeriksaan mikroskopis


urine probandus.
b. Tujuan Khusus
i. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan mikroskopis urine.

ii. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan mikroskopis urine.

iii. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan mikroskopis


urine.
II. METODE
Metode yang digunakan adalah metode mikroskopis sedimen urine

III. PRINSIP
Pemeriksaan urine mengandung elemen - elemen sisa hasil metabolisme didalam tubuh,
elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama - sama urine tetapi ada
pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen - elemen tersebut dapat dipisahkan dari urine
dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan mengendap dan endapan dilihat dibawah mikroskop
IV. DASAR TEORI
Pemeriksaan mikroskopis urin adalah pemeriksaan sedimen urin, dianjurkan urin
yang diperiksa adalah urin pagi karena kepekatannya tinggi. Hasil yang ditemukan
dapat berupa unsur-unsur organik (seperti sel epitel, leukosit, eritrosit, oval fat
bodies, spermatozoa dan mikroorganisme. Unsur-unsur organik (bahan amorf, kristal
dan zat lemak) (Gandasoebrata, 2013). Pemeriksaan untuk mengetahui adanya
kelainan pada
ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit. Unsur sedimen dibagi atas dua
golongan yaitu unsur organik dan tak organik. Unsur organik berasal dari sesuatu
organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan,
sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau
jaringan urat amorf dan kristal. Faktor yang mempengaruhi pemeriksan sedimen
dalam urin adalah adanya kelainan ginjal, penundaan pemeriksaan sedimen urin
tersebut karena dapat mengakibatkan perubahan kandungan sedimen oleh bakteri.
Sedimen urin dapat memberi informasi penting bagi klinisi dalam membantu
menegakkan diagnosis dan perjalanan penyakit dengan kelainan ginjal dan saliran
kemih. Pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa metabolisme yang berupa
kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan pemeriksaan sedimen maka
keberadaan suatu benda normal atau tidak normal yang terdapat dalam urin akan
dapat menunjukkan keadaan organ tubuh. Urin yang ditemukan jumlah eritrosit jauh
di atas angka normal bisa menunjukkan terjadinya perdarahan di saluran kemih
bagian bawah (Lestari, 2011).
V. ALAT DAN BAHAN
 Tabung reaksi
 Object glass
 Cover glass
 Mikroskop
 Centrifuge dan tabung centrifuge
 Sampel urine
VI. CARA KERJA
1. Sampel urin dihomogenkan dulu kemudian dipindahkan ke dalam tabung
centrifuge sebanyak 10 ml.

2. Centrifuge dengan kecepatan relatif rendah (sekitar 1500 - 2000 rpm) selama 5
menit.

3. Tabung dibalik dengan cepat ( decanting ) untuk membuang supernatant sehingga


tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml.

4. Endapan diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan cover glass.

5. Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah


menggunakan lensa obyektif 10X, disebut lapang pandang lemah (LPL) atau low
power field (LPF) untuk mengidentifikasi benda-benda besar seperti silinder dan
kristal.

6. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan lensa


obyektif 40X, disebut lapang pandang kuat (LPK) atau high power field ( H PF )
untuk mengidentifikasi sel (eritrosit, lekosit, epitel), ragi, bakteri, Trichomonas,
filamen lendir, sel sperma. Jika identifikasi silinder atau kristal belum jelas,
pengamatan dengan lapang pandang kuat juga dapat dilakukan.

VII. INTERPRETASI HASIL

Dilaporkan normal + ++ +++ ++++

Eritrosit/LPK 0-3 4-8 8-30  30 penuh

Leukosit/LPK 0-4 5-20 20-50  50 penuh

Silinder/LPL 0-1 1-5 5-10 10-30 >30

Keterangan : Khusus untuk kristal Ca-oxallate : + masih dinyatakan normal; ++ dan +++ sudah
dinyatakan abnormal.

VIII. HASIL PENGAMATAN

Pemeriksaan dibawah mikroskop

IX. PEMBAHASAN
Pemeriksaan sedimen urin merupakan sebagian penting dalam pemeriksaan
penyaring. Pemeriksaan sedimen dapat memberi data mengenai saluran kemih
mulai dari gijal sampai kepada ujing uretra yang tidak mungkin dapat diperoleh
dengan pemeriksaan lain. Cara untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih,
maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis urin. Pemeriksaan sedimen urin
termasuk pemeriksaan rutin. Urin yang dipakai adalah urin segar. Urin yang paling
baik untuk pemeriksaan sedimen ialah urin pekat yaitu urin yang mempunyai berat
jenis tinggi. Pemeriksaan sedimen urin ini diusahakan menyebut hasil pemeriksaan
secara semikuantitatif dengan menyebut jumlah unsur sedimen yang bermakna
berlapang pandang (Hardjoeno, dkk., 2007). Sedimen urin secara mikroskopis
dapat diidentifikasikan sebagai unsurunsur yang terdapat dalam urin, keadaan
normal sedimen urin mengandung unsurunsur dalam jumlah sedikit. Unsur-unsur
tersebut meliputi:
1. Sirkulasi darah: sel darah puih, sel darah merah
2. Cemaran dari saluran kelamin: sprematozoa, sel epitel, silinder
3. Luar tubuh atau unsur asing: bakteri, funsi.
X. SIMPULAN
Pada praktikum mikroskopis urine yang dilakukan pada pengamatan sedimen urine
probandus didapat hasil normal sedangkan dari specimen sampel patologis didapat
hasil tidak normal dimana ditemukan eritrosit dan beberapa Kristal yang seharusnya
tidak ad ajika hasilnya normal,disebut tidak normal karena mengandung eritrosit yang
melebihi batas normal.
DAFTAR PUSTAKA

Hendry JB. 2000. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory methods:


Examination of Urine. New York : Saunders.
Lewandroski K. 2002. Clinical Chemistry laboratory management & Clinical
Corellations. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
From P, Bieganiec B, Ehrentich Z, Barak M. 2000. Stability of Common Analytes in
urine Refrigerated for 24 h Before Automated Analysis by Test Strips. Clinical
Chemistry : 49:9.

Anda mungkin juga menyukai