SITOLOGI URIN
BAB I
PENDAHULUAN
Urin atau air seni merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinisasi. Sistem eksresi sangat
berperan penting dalam tubuh dengan cara mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan
sel atau cairan tubuh. Dimana ekskresi urin itu sendiri sangat berperan penting dalam
membuang molekul-molekul sisa atau zat hasil metabolisme dalam darah.
Fungsi utama urin itu sendiri adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh. Selain itu urin tidak hanya merupakan cairan buagan yang
dikeluarkan oleh tubuh tetapi juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit
atau infeksi yang terjadi didalam tubuh seseorang maka hal tersebut mendasari pemeriksaan
urin.
Urine adalah hasil pembuagan dari metabolisme tubuh melalui ginjal. Pada keadaan
normal, urine yang keluar antara 900 – 1,500 ml per 24 jam (bervariasi dengan asupan cairan
dan jumlah kehilangan cairan melalui rute lain). Komposisi urin terdiri dari air, amonia, urea
(20-3- g/24 jam), natrium klorida, asam urat (0,6 g/24 jam), kreatinin (1-2 g/24 jam), kalium
sulfat, dan fosfat (Permadi,2006).
Proses pembentukan urine adalah darah dari aorta lalu ke arteri renalis menuju ke
afferent renalis dan masuk ke glomerulus, didalam glomelurus terbentuk filtrat glomerulus
(170 liter/24 jam) komposisi: darah, sel-sel darah dan protein). Sel darah dan protein tidak
dapat melewati membran glomerulus kemudian masuk ke tubulus renalis terjadi proses
sekresi dan reabsorbsi air, elektrolit dll. Tubuh memilih mana yang perlu dibuang dan perlu
diambil kembali. Urea dikeluarkan, protein dan glukosa direabsorbsi kembali sehingga tidak
terdapat protein dan glukosa didalam urin sehingga membentuk urine (1,5 liter/24 jam)
(Setiadi,2007).
Sitologi urin adalah tes untuk mencari sel abnormal dalam urin. Sitologi urin
digunakan bersamaan dengan tes dan prosedur lain untuk mendiagnosis kanker saluran
kemih. Sitologi urin paling sering digunakan untuk mendiagnosa kanker kandung kemih,
meski tes tersebut juga bisa mendeteksi kanker ginjal, kanker prostat, kanker ureter, dan
kanker uretra.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung centrifuge, mikroskop, cover
glass, objek glass, wadah, bejana, gelas ukur, deck glass, timer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, alkohol 95%, sampel
urin sewaktu, xylol, eosin, orange G-6, larutan Harris Hematoksilin, larutan eter, etil alkohol
95%, Entellan, tisu.
B. Pengecatan Papanicolaou
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sitologi urin adalah tes untuk mencari sel abnormal dalam urin. Sitologi urin digunakan
bersamaan dengan tes dan prosedur lain untuk mendiagnosis kanker saluran kemih. Sitologi
urin paling sering digunakan untuk mendiagnosa kanker kandung kemih, meski tes tersebut
juga bisa mendeteksi kanker ginjal, kanker prostat, kanker ureter, dan kanker uretra.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pengamatan apusan
urin yang sudah dilakukan teknik apusan dan pengecatan Papanicolaou dan diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10× lensa okuler dan 40× lensa objektif sehingga menjadi
400× perbesaran. Dari pengamatan tersebut didapatkan hasil bahwa dalam urin tersebut
terdapat sel epitel, leukosit. Sel epitel berwarna kuning kecoklatan dengan bentuk tidak
beraturan tergantung pada asal. Kadar normal sel epitel di dalam urin biasanya berkisar 0-4
sel per lapang pandang. Bila sel epitel melebihi dari jumlah tersebut, artinya tubuh sedang
mengalami masalah terutama dalam sistem urologi, seperti ginjal dan saluran kemih.
Selain sel epitel, ada juga sel darah putih (Leukosit). Leukosit berwarna putih atau tidak
berwarna dengan bentuk bulat kecil. Sel darah putih berperan untuk melawan bakteri yang
sedang menginfeksi tubuh, jika leukosit ditemukan pada urin ada kemungkinan sistem
urologi mengalami sejumlah masalah. Kadar normal leukosit dalam urin yaitu 0-5 sel per
lapang pandang. Terjadinya infeksi atau penyumbatan di saluran kemih atau kandung
kemihdapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah leukosit dalam urin.
Sel epitel
Leukosit
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kita
dapat melakukan penanganan terhadap sampel urin dengan baik dan benar serta dapat
membuat sediaan sitologi urin dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang telah
disepakati. Urin yang normal dapat diketahui apabila zat yang terkandung atau komponen
yang terkandung di dalamnya tidak melebihi batas ambang yang telah ditentukan artinya
dalam batas yang masih wajar. Apabila zat atau komponen yang terkandung di dalamnya
sudah melebihi batas ambang, perlu adanya tindakan yang lebih lanjut. Karena pada urine
dapat dilakukan untuk mendeteksi ataupun mendiagnosa suatau penyakit sehingga dapat
dilakukan beberapa pemeriksaan pada urin.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, K., 2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.CV YRAMA
WIDYA:Bandung.