NRS Vet48
Pambudi.NRS Vet48
LAPORAN PRAKTIKUM
URINALISIS
Disusun oleh:
PENDAHULUAN 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODOLOGI PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN PROTEIN 5
Uji Heller 5
Uji Benedict 6
Uji Busa 6
Uji Gmelin 6
Uji Rosenbach 6
Pambudi.NRS Vet48
PEMERIKSAAN BADAN KETON 7
Uji Rothera 7
HASIL 8
PEMBAHASAN 12
KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
Pambudi.NRS Vet48
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kantung kemih dan uretra. Sistem
ini membantu mempertahanan homeostasis dengan menghasilkan urin yang
merupakan hasil metabolisme. Ginjal adalah organ tubuh yang bertugas untuk
mengatur komposisi darah. Dalam melakukan fungsi ginjal tidak bekerja sendiri
tapi bekerja bersama organ lain yang terkait dengan pengaturan ini misalnya
dengan sistem pencernaan dan sistem endokrin. Ginjal merupakan alat pengatur
utama, bahkan produksi sel darah merah juga diatur oleh ginjal melalui produksi
eritropoitin langsung. Sisa metabolisme yang dapat menggangu fungsi organ lain
termasuk ginjal itu sendiri, diatur kadarnya dalam darah agar selalu terdapat pada
kisaran yang optimum. Dalam melakukan pengaturan ini ginjal mampu
menyeleksi bahan mana yang harus dibuang dan bahan mana yang perlu
dipertahanan baik total maupun parsial. Sebagai hasil kerja ginjal tercipta suatu
kondisi yang memungkinkan semua organ tubuh bekerja dengan baik bekerja
sesuai fungsinya masing-masing.
Cara ginjal melakukan proses pengaturan ada tiga yaitu, yang pertama
ultrafiltrasi adalah proses pengeluaran cairan dalam darah yang terjadi di
Pambudi.NRS Vet48
glumerulus dan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik plasa
darah, kedua seleksi dan reabsorbsi yaitu proses penyaringan dan penyerapan
kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Proses ini terjadi di tubulus ginjal
dan dipengaruhi oleh konsentrasi zat dan kecepatan aliran cairan ultrafiltrat, yang
terakhir sekresi yaitu pengeluaran zat-zat tertentu dari plasma darah melalui sel
tubulus kedalam lumen tubulus. Sebagai hasil proses pengaturan ginjal disebut
urin. Urin merupakan cerminan kerja ginjal dan komposisi kimiawi darah.
Sehingga urin di pergunakan sebagai bahan pemeriksaan untuk mempeoleh
petunjuk tentang fungsi ginjal dan organ lain yang berkaitan.
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan
diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evalusi berbagai jenis
penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi) dan skrining terhadap status kesehatan umum.
Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik/makroskopis urin, pemeriksaan kimia urin,
dan pemeriksaan mikroskopis atau sedimentasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi utama urin adalah membuang zat sisa yang tidak diperlukan lagi
oleh tubuh. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal
atau saluran kemih yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung
bakteri. Urin dapat menjadi petunjuk untuk mendiagnosa dehidrasi. Orang atau
hewan yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening
Pambudi.NRS Vet48
seperti air. Sedangkan manusia atau hewan yang mengalami dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat (Khidri, 2004).
Susunan urin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, tetapi pada pihak lain
mungkin banyak berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting
untuk mengambil contoh urin menurut tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan
kadar molekul tertentu seperti pemeriksaan protein, glukosa dan sedimen dapat
dipergunakan urin. Urin sewaktu ialah urin yang dikeluarkan pada waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus, kadang-kadang bila unsur sedimen tidak
ditemukan karena urin sewaktu terlalu encer, maka dianjurkan memakai urin pagi.
Urin pagi ialah urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari, urin ini baik
untuk pemeriksaan berat jenis, protein sedimen dan tes kehamilan (Girirndra,
1989).
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin
berasal dari darah atau cairan intestinal. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang lewat penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di
dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis (Anatyara et al., 2012).
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Pemeriksaan Protein
Uji Heller
Alat dan Bahan : tabung reaksi, pipet, urin, larutan asam nitrat pekat
Pambudi.NRS Vet48
Cara Kerja : Larutan asam nitrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 2 ml. Kemudian urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi larutan asam nitrat pekat sebanyak 2 ml dengan perlahan dengan
menggunakan pipet.
Alat dan Bahan : tabung reaksi, urin, pipet, bunsen, penjepit tabung
raksi, rak kecil dan reagen benedict
Uji Busa
Uji Gmelin
Alat dan Bahan : Pipet, tabung reaksi dan asam nitrat 50%
Pambudi.NRS Vet48
Cara Kerja : Masukkan 2 ml larutan asam nitrat ke dalam
tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 ml uri, lalu perhatikan warna yang terjadi.
Gunakan latar belakang putih agar terlihat terbentuk cincin berwarna hijau dan
ungu pada batas kedua cairan atau tidak.
Uji Rosenbach
Alat dan Bahan : Selembar kertas saring dan sedikit asam nitrat
Uji Rothera
HASIL
Uji Asam Negatif (tidak timbul Tidak ada protein di dalam urin.
Sulfosalisilat kekeruhan)
Glukosa :
Uji Benedict Negatif (tidak timbul Tidak ada glukosa di dalam urin.
warna hijau atau tidak ada
perubahan warna)
HASIL INTERPRETASI
(Urin Manusia)
HASIL INTERPRETASI
(Urin Anjing)
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan warna urin, sampel urin berwarna kuning jernih. Urin
yang berwarna kuning disebabkan oleh urobilin, bilirubin, dan obat-obatan seperti
santonin dan ribovlavin (Coad, 2006). Urin yang berwarna kuning muda atau
kuning jernih dapat disebabkan oleh besarnya diuresis. Karena pada umumnya
warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis, semakin besar diuresis maka
semakin muda warna urin tersebut. Pemeriksaan berat jenis urin didapat hasil
1,010. Hasil tersebut diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan rumus yang
telah ditentukan
Pada praktikum kali ini, baik di dalam urin manusia atau urin anjing.
Keduanya tidak menunjukkan gambaran apapun di bawah mikroskop, yang berarti
urin anjing dan manusia tersebut tidak mengandung bahan – bahan asing seperti
leukosit, sel darah merah dan lain-lain yang tidak seharusnya ada di dalam urin.
Pambudi.NRS Vet48
Pemeriksaan kimia urin pada pratikum kali ini meliputi pemeriksaan uji
protein, uji glukosa, uji empedu/bilirubin, dan uji badan keton. Pada pemeriksaan
protein, uji yang digunakan adalah uji Heller dan uji asam sulfosalisilat. Prinsip
pemeriksaan protein ini adalah untuk melihat pengendapan protein oleh asam,
sehingga timbul kekeruhan jika hasil positif, namun hasil yang didapat pada
pratikum kali ini adalah negatif yakni tidak diterlihat adanya kekeruhan akibat
pengendapan protein oleh asam.
Badan keton diperiksa dengan menggunakan uji Rothera. Prinsip uji ini yaitu
Na nitroprusida diuraikan menjadi Na4[Fe(CN)6], Na Ferro pentasianida, dan
Pambudi.NRS Vet48
Fe(OH)3 dalam suatu larutan alkalis.hasil penguraian ini membentuk
persenyawaan berwana ungu apabila ada asam diasetat dan aseton. Asam diasetat
dan beta-hidrosibutirat ditemukan dalam urin di perjalanan ketosis, diabetes, dan
kelaparan. Hasil uji dari kedua jenis urin menunjukkan hasil negative karena tidak
terjadi perubahan warna.
Pemeriksaan strip test pada urin manusia menunjukkan hasil positif pada
protein dan glukosa. Adanya glukosa di dalam urin memungkinkan urin dalam
perjalanan diabetes. Belum dapat dikatakan positif diabetes karena pada uji
Rothera masih menunjukkan hasil negative. Kadar protein tinggi kemungkinan
pasien sebelum mengeluarkan urin, sudah mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein tinggi.
Pemeriksaan strip test pada urin anjing menunjukkan hasil positif pada
protein dan memiliki urin yang bereaksi alkalis. Urin anjing normal memiliki pH
adalah 6,7. Pada hasil pemeriksaan urin anjing menjadi 7,5. Hal ini dapat
menunjukkan adanya cystitis dan bergantung pada jenis kuman, retention urinae,
absorpsi transudat, alkalosis serta pada pengobatan dengan garam-garam alkalis.
KESIMPULAN
Terdapat tiga jenis urin yang diuji pada praktikum kali ini. Dari
pemeriksaan urin sapi, didapat berat jenis berada di bawah normal yang
berkemungkinan hewan mengalami polidipsi. Pada pemeriksaan urin anjing dapat
disimpulkan bahwa anjing mengalami perjalanan cystitis. Sedangkan pada
pemeriksaan urin manusia, kemungkinan pasien sedang mengalami perjalanan
diabetes.
Pambudi.NRS Vet48
DAFTAR PUSTAKA
Jane Coad. 2006. Anatomi dan fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC Penerbit
Buku Kedokteran.
LAMPIRAN
BJ terbaca : 1,006
Dit. BJ urin ?
Jawab.
27 oC - 15,5oC = 11,5oC
11,5 oC/3 x 1/1000 = 0,004
= 1,010