Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN

DISUSUN OLEH :
Nama : Dea Amaliya
NIM :P07134221016
Prodi :STr Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022/2023
Hari, Tanggal : Selasa, 20 September 2022
Praktikum ke : 9
Jenis : Pemeriksaan Sedimen
Metode :-
Dasar Teori :

Pengujian sedimen adalah lebih reliabel ketika urin terkonsentrasi. Jika


spesimen terlalu cair, elemen-elemen sel mungkin lysed dan jumlah sedimen yang
didapatkan untuk pengujian, bahkan setelah disentrifusi, mungkin tidak representatif.
Urin tersebut harus yang baru dikeluarkan dan diuji tanpa penundaan untuk
mencegah kemerosotan. Puing sel dari urethral meatus dan sekresi dari vagina
mungkin mengkontaminasi spesimen urin kecuali kalau pasien diperintahkan untuk
pertama membersihkan gealat kelamin eksternal dengan baik dengan sabun dan air
sebelum mnegeluarkan kedalam wadah yang bersih.
Untuk mendapatkan endapan 10-15 ml urin seharusnya diambil dari
gabungan endapan urin dan tersentrifus dari kecepatan berstandar, biasanya 1500
sampai 2000 rpm selama 5 menit. Cairan supernatant dipour dan
sedimen resuspended kembali pada 1 ml dari zat cair yang sama. Jika sedimen
jarang, sedimen harus diuji dengan sedikit atau tanpa tambahan dilusi.
Sedimen normal tidak bebas dari sel atau cast tetapi mengandung sejumlah
terbatas elemen-elemen yang dibentuk. Definisi normalcy sulit untuk didapatkan,
tetapi keberadaan satu atau dua sel darah merah, satu atau dua leukosit dan sedikit
sel-sel epitel tidak selalu dianggap sebagai abnormal. Urin dari wanita yang dewasa
mengandung sejumlah besar sel-sel epitel dari dinding vagina. Penemuan hyaline
cast juga dianggap normal.
Alat & Bahan :
1. Tabung Centrifuge
2. Centrifuge
3. Urine
Cara Kerja :
1. Botol berisi sampel urin dicampur terlebih dahulu agar sedimen bercampur
dengan cairan atas
2. Dimasukkan kedalam tabung centrifuge 7-8 ml urin dan pusingkan
(crntrifuge) selama 5 menit pada 1500 rpm
Hasil :
Dari praktikum yang telah dilakukan didapati hasil endapan sedimen urin
setelah dicentrifuge selama 5 menit pada 1500 rpm.
Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan
sedimen urin untuk mendapatkan endapan 10-15 ml urin seharusnya diambil dari
gabungan endapan urin dan tersentrifus dari kecepatan berstandar, biasanya 1500
sampai 2000 rpm selama 5 menit.
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN STRIP URIN

DISUSUN OLEH :
Rachma Triadelia Caroline
P07134221004
STr Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022/2023
Hari, Tanggal : Selasa, 20 September 2022
Praktikum ke : 10
Jenis : Pemeriksaan Strip Urin
Metode :-
Dasar Teori :
Pemeriksaan urin atau urinalisis merupakan pemeriksaan yang
memberikan informasi tentang ginjal, saluran urin dan mengenai faal berbagai
organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal dan
lain-lain. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan dasar bagi pemeriksaan
selanjutnya, yang meliputi jumlah urin, makroskopik yaitu warna dan kejernihan
urin, berat jenis, protein, glukosa dan pemeriksaan sedimen
(Gandasoebrata,2013). Metode yang sering digunakan adalah metode standar dan
metode dipstick atau carik celup. Pemeriksaan urinalisis yang biasa dilakukan
dengan carik celup antara lain berat jenis, pH, glukosa, protein, keton,darah,
bilirubin, urobilinogen, nitrit, lekosit esterase.
1. pH
Tingkat pH urin adalah terkait dengan keseimbangan asam-basa dipertahankan
oleh tubuh. Oleh karena itu, konsumsi makanan asam atau dasar serta terjadinya
kondisi dalam tubuh yang menghasilkan asam atau basa secara langsung akan
mempengaruhi pH urin.
2. Berat jenis
Berat jenis mencerminkan konsentrasi urin. Hal ini dapat mengukur proporsi zat
terlarut dalam urin bila dibandingkan dengan air murni. Menentukan berat jenis
ini berguna bila Anda ingin mendeteksi zat tertentu dalam sampel urin.
3. Protein
Albumin biasanya jenis senyawa protein pertama yang diekskresikan dalam urin
setiap kali ada masalah ginjal. Jenis lain dari senyawa protein yang tidak
terdeteksi dalam tes dip stick dan dapat diukur melalui tes protein urin yang
berbeda.
4. Glukosa
Glukosa tidak harus hadir dalam urin. Namun, dalam beberapa keadaan ambang
ginjal memungkinkan ekskresi glukosa dalam urin ketika kadar glukosa darah
terlalu tinggi.
5. Keton
Seperti glukosa, keton tidak harus hadir dalam urin. Keton merupakan hasil
metabolisme lemak dan mereka membentuk setiap kali ada tidak cukup
karbohidrat hadir untuk produksi energi. Keton juga terbentuk ketika tingkat
insulin tidak cukup untuk memulai metabolisme karbohidrat sehingga tubuh
hanya menggunakan lemak untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk
aktivitas sehari-hari.
6. Eritrosit
Kehadiran darah dalam urin disebut hematuria dan ini biasanya terjadi ketika ada
cedera pada saluran kemih. Kondisi lain yang dapat menyebabkan hematuria
termasuk merokok, olahraga berat, masalah ginjal dan trauma.
7. Leukosit
Esterase Leukosit esterase adalah enzim yang diproduksi oleh sel-sel darah putih.
Biasanya, ada sel-sel darah putih hadir dalam urin, tetapi tidak selalu. Ketika ada
banyak sel darah putih hadir dalam urin tingkat leukosit esterase mengangkat dan
dapat dideteksi pada strip. sel darah putih dalam peningkatan urin dalam
menanggapi infeksi saluran kemih.
8. Bilirubin
Bilirubin adalah bagian dari empedu yang merupakan cairan kuning disekresikan
ke dalam usus untuk membantu pencernaan. Bilirubin adalah produk limbah yang
dihasilkan oleh hati. Ini tidak harus hadir dalam sampel urine normal tetapi sekali
terdeteksi, itu dapat mencerminkan adanya penyakit hati.
9. Urobilinogen
Urobilinogen terbentuk dari bilirubin. Hal ini diekskresikan dalam urin dalam
jumlah kecil. tingkat urobilinogen tinggi dalam urin dapat menandakan penyakit
hati dan kondisi lain yang dapat menyebabkan kerusakan RBC.
10. Nitrit
Ketika infeksi bakteri hadir di saluran kemih, flora bakteri dapat mengubah
senyawa nitrat urin untuk nitrit. Namun, deteksi nitrit dalam urin tidak digunakan
sebagai satusatunya dasar untuk penentuan ISK karena beberapa orang masih
dapat memiliki UTI dengan hasil nitrit negatif
Alat & Bahan :
1. Tabung Reaksi
2. Reagent Strip Urin
3. Urin
Cara Kerja :
1. Ambil urin kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
2. Siapkan Urin Reagent Strip
3. Masukkan 1 Urin Reagent Strip hingga tercelup seluruh parameter warnanya,
tunggu selama 30 detik.
4. Keringkan Urin Reagent Strip yang telah dicelupkan kedalam urin
menggunakan tisu (tisu tidak mengenai parameter warna)
5. Amati dan bandingankan warna parameter warna pada strip yang sudah
dikeringkan dengan parameter warna strip pada botol Urin Reagent Strip
6. Catat hasil pengamatan

Hasil :
NO Parameter Hasil Pengamatan
1 Leukosit -
2 Nitrit -
3 Urobilinogen -
4 Protein -
5 pH 6,0
6 Blood -
7 Sg 1000
8 Keton -
9 Bilirubin -
10 Glukosa -

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa
pemeriksaan Leukosit, Nitrit, Protein, pH, Blood, Berat Jenis, Keton, Biliirubin
dan Glukosa yang diuji normal. Urobilinogen mendapat hasil negative
disebabkan oleh reagen strip yang sudah tidak bagus (kadaluarsa)..

Anda mungkin juga menyukai