Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH URINALISA

Di Susun Oleh :
RIFKA ANNISA MARLIN
NIM P07134120039

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2021
Judul Praktikum : Pemeriksaan Glukosa
Metode : Tarik Celup
Hari,Tanggal : Selasa,16 November 2021
Tujuan :
 Untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine.
 Untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine.
 Untuk mengetahui adanya benda keton dalam urine.
 Untuk mengetahui pH urine.
 Untuk mengetahui adanya darah dalam urine.
 Untuk mengetahui berat jenis urine.
 Untuk mengetahui adanya protein dalam urine.
 Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urine.
 Untuk mengetahui adanya leukosit dalam urine.
Prinsip :
 Oksidasi glukosa dikatalis oleh glukosa oksidase menjadi hidrogen
peroksida, hidrogen peroksida yang terbentuk kemudian dioksidasi
oleh chromogen dengan adanya peroksidase.
 Reaksi azo coupling pada bilirubin dengan garam diazonium dalam
suasana agak asam membentuk azodye, perubahan warna dari
coklat terang menjadi merah.
 Reaksi legais test nitroprusside asam asetat dalam suasana agak
basa bereaksi dengan nitro ferricanide menghasilkan perubahan
warna dari coklat menjadi ungu.
 Sistem 2 indikator, indikator methyl red dan brom thymol blue
digunakan untuk memberikan perubahan warna dari oranye
menjadi hijau sampai biru.
 Tes ini berdasarkan pada aktivitas pseudo peroksidase dalam
hemoglobin dan myoglobin, chromogen teroksidasi oleh
hydroperoksida yang terdapat pada hemoglobin dan mengubah
warna dari kuning menjadi biru.
 Adanya ion dalam urine disebabkan oleh protein yang dilepaskan
dari polyelectrolyte. Proton yang disebabkan akan mengakibatkan
penurunan pH dan menghasilkan perubahan warna oleh
bromthymol blue dari biru kehijauan menjadi kuning kehijauan.
 “Protein Error of Indicators” ketika pH menjadi konstan oleh
adanya buffer, indikator melepaskan ion H+ karena adanya protein
dan mengubah warna dari kuning menjadi biru kehijauan.
 Tes ini berdasarkan reaksi diazotasi dari nitrit dengan amonia
aromatik untuk menghasilkan garam diazonium, diikuti oleh reaksi
azo coupling dan garam diazonium dengan komponen aromatik
pada reaksi. Produksi diazo menyebabkan perubahan warna dari
putih menjadi merah.
 Reaksi ini mengandung ester indoxil dan garam diazonium, diikuti
oleh reaksi azo coupling oleh amine aromatik, dengan
pembentukan oleh esterase leukosit dengan garam diazonium pada
reaksi, hasil dari azodye menyebabkan perubahan warna dari coklat
menjadi ungu.
Dasar Teori : Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring
di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, dan
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial (Chernecky and Berger, 2008).
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke
dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi
yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea
yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui
perubahan warnanya. (Chernecky and Berger, 2008).
Dipstick Urin carik celup adalah secarik plastik kaku yang pada
sebelah sisinya dilekatkan dengan kertas isap atau bahkan penyerap
lain  yang masing-masing mengandung reagen spesifik terhadap salah
satu zat yang mungkin ada dalam urin. Banyaknya zat yang dicari
ditandai oleh perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung
reagen spesifik. Skala warna yang menyertai carik celup
memungkinkan penilaian semi kuantitatif. Tes carik celup terdiri dari
10 bantalan kimia yang berbeda atau reagen yang bereaksi (berubah
warna) ketika direndam pada sampel urin (Strasinger & Lorenzo,
2008).

Metode ini  merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosa


berbagai penyakit, parameter pemeriksaan yang dapat diamati
diantaranya berat jenis, pH, nitrit, leukosit, protein, glukosa, keton,
urobilinogen, bilirubin, dan darah samar.  (Ramanathan, 2014).

Alat dan Bahan :


1. Sampel urine
2. Strip carik selup
3. Standar pembanding
Cara Kerja :
1. Keluarkan strip carik celup secukupnya.
2. Lihat warna pada pita carik celup, cocokkan dengan pita yang
negatif, kecuali BJ.
3. Jangan lupa mengontrol carik celup dengan bahan kontrol sebelum
melakukan pemeriksaan urine.
4. Homogenkan urine sebelum diperiksa.
5. Celupkan carik celup dalam urine.
6. Urine yang berlebihan dihilangkan dengan meletakkannya diatas
tisu.
7. Baca hasil dengan membandingkan warna dengan standar
pembanding.

Hasil :
 Urobilinogen : 0,2
 Glukosa : -
 Bilirubin : -
 Benda Keton :-
 Berat Jenis : 1. 020
 Darah samae :-
 pH : 6
 Protein :-
 Nitrit :-
 Leukosit : -
Pembahasan : Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, dan
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial Faktor yang Dapat Mempengaruhi
Temuan Laboratorium.

Dalam pemeriksaan urin dengan metode carik ceelup terdpat


beberapa potensi kesalahan yang dapatdilakukan diantaranya :
 Sampel urin tidak didingnkan kembali ke suhu kamar
sebelum pengujian
 Urin yag terkontaminasi dengan desinfeksi
 Carik celup kadarluarsa
 Tidak tepat penyimpanannya dengan paparan udaraa atau
cahaya
 Kebocoran kmiareagen dari satu tes ke tes lain, jika tes ini
dibaca secara vertical bukan horisotal
 Tes dibaca pada waktu yang tidak tepat
 Urin sangat berpigmen
 Kegagalan untuk mengunakan urin control untuk
memeriksa ketetapan dari carik celup

Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan urine metode Tarik celup dengan hasil
tersebut adalah normal.

Praktikan

RIFKA ANNISA MARLIN


P07134120039
Judul Praktikum : Pemeriksaan Glukosa
Metode : Tarik Celup
Hari,Tanggal : Selasa,16 November 2021
Tujuan : Untuk mengetahui sendimen dalam urine
Prinsip : Adanya bentukan-bentukan / elemen-elemen / unsur-unsur yang
tersuspensi dalam urine akan dipresipitatkan dengan cara dicentrifuge
dan dianalisa dibawah mikroskop.
Dasar Teori : Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring
di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, dan
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial (Chernecky and Berger, 2008).
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke
dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi
yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea
yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui
perubahan warnanya. (Chernecky and Berger, 2008).
Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin (mikroskop sedimen)
merupakan bagian integral dan paling penting dari studi klinis umum.
Ada unsur presipitasi urin yang teratur dan tidak terorganisir. Unsur
utama sedimen terorganisir meliputi eritrosit, leukosit, epitel dan
silinder; tidak terorganisir - garam kristal dan amorf.

Pada orang sehat di endapan urin, sel tunggal dari flat (uretra)
dan epitel transisional (panggul, ureter, kandung kemih) ditemukan di
bidang penglihatan. Epidemi ginjal (tubule) pada orang sehat tidak ada.
Pada pria, hanya sel tunggal yang biasanya terdeteksi, jumlahnya
meningkat dengan uretritis dan prostatitis. Dalam urin wanita, sel epitel
datar hadir dalam jumlah yang lebih banyak. Deteksi pada endapan urin
dari tempat tidur epitel datar dan sisik horny adalah konfirmasi tanpa
syarat dari metaplasia skuamosa mukosa saluran kemih.
Alat dan Bahan :
1. Cover glass / Deck glass
2. Objek glass
3. Mikroskop
4. Centrifuge
5. Tabung centrifuge
6. Pipet tetes
7. Sampelurine

Cara Kerja :
1. Kocok botol penampung urine supaya sedimen bercampur
dengan cairan atas
2. Masukkan urine sebanyak 10 ml ke tabung centrifuge.
3. Pusing tabung centrifuge dengan alat centrifuge dengan
kecepatan 1.500-2.000 rpm dalam waktu 5 menit.
4. Buang cairan atas hingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml.
5. Kocok tabung supaya meresuspensikan sedimen.
6. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass. Periksa dibawah
mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x.
Hasil :
Pembahasan :
Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin (mikroskop sedimen)
merupakan bagian integral dan paling penting dari studi klinis umum.
Ada unsur presipitasi urin yang teratur dan tidak terorganisir. Unsur
utama sedimen terorganisir meliputi eritrosit, leukosit, epitel dan
silinder; tidak terorganisir - garam kristal dan amorf.

Pada orang sehat di endapan urin, sel tunggal dari flat (uretra)
dan epitel transisional (panggul, ureter, kandung kemih) ditemukan di
bidang penglihatan. Epidemi ginjal (tubule) pada orang sehat tidak ada.
Pada pria, hanya sel tunggal yang biasanya terdeteksi, jumlahnya
meningkat dengan uretritis dan prostatitis. Dalam urin wanita, sel epitel
datar hadir dalam jumlah yang lebih banyak. Deteksi pada endapan urin
dari tempat tidur epitel datar dan sisik horny adalah konfirmasi tanpa
syarat dari metaplasia skuamosa mukosa saluran kemih.

Pada pria, hanya sel tunggal yang biasanya terdeteksi,


jumlahnya meningkat dengan uretritis dan prostatitis. Dalam urin
wanita, sel epitel datar hadir dalam jumlah yang lebih banyak. Deteksi
pada endapan urin dari tempat tidur epitel datar dan sisik horny adalah
konfirmasi tanpa syarat dari metaplasia skuamosa mukosa saluran
kemih. Biasanya, tidak ada urin dalam sedimen, atau tunggal dalam
persiapan. Saat mendeteksi eritrosit dalam urin, meski dalam jumlah
kecil, pengamatan lebih lanjut dan penelitian berulang selalu
diperlukan. Yang paling sering penyebab hematuria - glomerulonefritis
akut dan kronis, Ginjal, pielotsistit, insufisiensi ginjal kronis, cedera
ginjal, kandung kemih, batu saluran kemih, papiloma, tumor, TBC,
saluran ginjal dan saluran kencing, overdosis antikoagulan, sulfonamid,
hexamine.

Biasanya, sedimen urin bisa berupa silinder hyaline (tunggal


dalam persiapan). Granular, waxy, epithelial, eritrosit, silinder leukosit
dan silinder biasanya tidak ada. Kehadiran silinder dalam urin
(cylindruria) adalah pertanda pertama reaksi dari ginjal terhadap
infeksi, intoksikasi, atau adanya perubahan pada ginjal itu sendiri.
Curah hujan garam terutama bergantung pada sifat air seni, khususnya
pada pH. Asam urin dan hippuric, garam urat, kalsium fosfat, kalsium
sulfat jatuh dalam urin, yang memiliki reaksi asam. Fosfat amorf, tripil
fosfat, magnesium fosfat netral, kalsium karbonat, kristal sulfonamida
diendapkan dalam urin yang memiliki reaksi alkalin. Bakteri biasanya
tidak ada atau jumlahnya tidak melebihi 2 × 10 3 dalam 1 ml.
Bakteriuria bukanlah bukti mutlak adanya proses inflamasi pada sistem
saluran kemih. Isi mikroorganisme sangat penting. Kehadiran 1 ml air
kencing dewasa sebanyak 10 5 mikrobial dan lebih banyak dapat
dianggap sebagai tanda tidak langsung dari proses inflamasi pada
organ kemih. Penentuan jumlah badan mikroba dilakukan di
laboratorium bakteriologis, dalam studi analisis umum urin, hanya
fakta bakteriuria yang dipastikan.
Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan sedimen urine secara mikroskofis dan
di dapatkan hasil terlihat sedimen sel epitel terlihat dalam mikroskopis
sampel urine.

Praktikan

RIFKA ANNISA MARLIN


P07134120039

Anda mungkin juga menyukai