PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Urin atau bisa juga disebut sebagai air seni atau air kencing adalah cairan sisa dari hasil
metabolisme tubuh yang di ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Fungsi utama urin itu sendiri adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh. Selain itu urin tidak hanya merupakan cairan buangan yang
dikeluarkan oleh tubuh tetapi juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya suatu
penyakit atau infeksi yang terjadi didalam tubuh seseorang maka hal tersebut mendasari
pemeriksaan urin.
1.2 Tujuan
1 Mahasiswa dapat melakukan skrining terhadap fungsi ginjal dengan cara urinalisis
2 Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan status hidrasi pada seseorang
3 Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin
diperlukan unutk membuanga molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Ismail, 2012).
Pembentukan urine yaitu ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa
metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuhtubuh melalui tiga proses utama filtrasi
glomerulus, reabsorpsi tubulus,dan sekresi tubulus Komposisi urin terdiri dari 95% air
danmengandung zat terlarut. Di dalam urin terkandung bermacam-macam zat, antara lain
(1) zat sisa pembongkaran protein sepertiurea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna
empedu yangmemberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama NaCl, dan(4) zat-
zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, danobat–obatan serta juga kelebihan
zat yang yang diproduksi sendirioleh tubuh misalnya hormon (Sloane, 2003).
Urinalisis merupakan pemeriksaan terhadap bahan yang berasal dari cairan tubuh
manusia berupa air kencing atau urine secara fisik, kimia, dan mikroskopis. Tujuan dari
urinalisis secara umum adalah mendeteksi kelainan ginjal, saluran kemih, serta mendeteksi
kelainan-kelainan di berbagai organ tubuh lain seperti hati, saluran empedu, dan lain – lain
(Gandasoebrata, 2013).
Urinalisis mencakup pemeriksaan makroskopik, mikroskopis dan kimia (Hardjoeno
dan Fitriani, 2007). Pemeriksaan makroskopik meliputi tes warna, kejernihan, dan berat
jenis urine. Pemeriksaan mikroskopis untuk melihat unsur sedimen dalam urine.
Pemeriksaan kimia meliputi tes protein, glukosa, keton, darah, pH, bilirubin, urobilinogen,
nitrit, dan leukosit estrase (Mundt dan Shanahan, 2011).
Semua parameter kimia dapat diperiksa dengan lebih sederhana dan cepat dengan
menggunakan strip reagen atau dipstick. Prinsip pemeriksaan kimia urine metode strip
adalah mencelupkan strip kedalam spesimen urine. Dipstick akan menyerap urine dan
terjadi reaksi kimia yang kemudiaan akan mengubah warnanya dengan jenis dan tingkat
tertentu dalam hitungan detik atau menit. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan
bagan warna masing-masing parameter strip untuk menentukan hasil tes. Jenis dan tingkat
perubahan warna tiap parameter memberikan infomasi jenis dan kadar zat-zat kimia
tertentu yang ada dalam urine (Gandasoebrata, 2013).
Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa
danlaktosa. Glukosa darah merupakan bahan bakar utama yang akan diubah menjadi energi
atautenaga dan juga merupakan hasil yang paling besar (Baron, 1990). Sebagai sumber
energi,glukosa ditranspor dari sirkulasi darah kedalam seluruh sel-sel tubuh untuk
dimetabolisme.Sebagian glukosa yang ada dalam sel diubah menjadi energi melalui proses
glikolisis dansebagian lagi melalui proses glikogenesis diubah menjadi glikogen, dimana
setiap saat dapatdiubah kembali menjadi glukosa bila diperlukan. Glukosuria (kelebihan
gula dalam urin) terjadikarena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus
yang menurun. Glukosuriaumumnya berarti diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat
terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu
glukosuria tidak selalu dapat dipakaiuntuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Untuk
pengukuran glukosa urine, reagen stripdiberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase
(POD) dan zat warna.
Metode yang digunakan dalam strip reagen untuk deteksi protein adalah kolorimetri.
Indikator yang digunakan pada berbagai strip reagen dan perubahan warna yang dihasilkan
dapat berbeda tergantung produsen strip reagen ( Mundt dan Shanahan, 2011).
Pemeriksaan rutin terhadap bilirubin urin dalam strip reagen menggunakan reaksi
diazo. Bilirubin bereaksi dengan garam diazoniu dalam suasana asam menghasilkan
azodye, dengan warna mulai dari coklat atau merah. Reaksi warna strip reagen untuk
bilirubin lebih sulit diinterpretasikan daripada reaksi strip reagen untuk analit lainnya dan
mudah dipengaruhi oleh pigmen lain yang ada dalam urine (Strasinger dan Lorenzo, 2008).
Tes skrining urobilinogen didasarkan pada reaksi aldehid Erlich, dimana urobilinogen
beraksi dengan senyawa diazonium (p-dimethylaminobenzaldehyde) dalam suasana asam
membentuk warna merah azo. Namun, adanya bilirubin dapat mengganggu pemeriksaan
karena membentuk warna hijau (Mundt dan Sahanahan, 2011).
Kebanyakan merk strip reagen menggunakan dua macam indikator (indikator ganda),
yaitu metil merah dan bromtimotil biru, dan bereaksi dengan ion H+ memberikan warna
jingga, hijau, dan biru seiring dengan peningkatan pH. Strip reagen mengukur rentang pH
5,0 sampai 9,0 dengan estimasi pengukuran 0,5 sampai 1, tergantung produsen strip reagen
(Riswanto, dan Rizki, 2015).
Penetapan berat jenis urin menggunakan strip reagen lebih praktis, cepat, dan tepat
daripada metode konvensional. Strip mengandung tiga bahan utama, yaitu polielektrolit,
substansi indkator dan buffer. Pembacaan dilakukan dalam interval 0,005 dari berat jenis
1,000 sampai 1,030. Urine yang mengandung glukosa atau urea tinggi menyebabkan berat
jenis cenderung tinggi dan protein sedang atau ketoasidosis dapat menyebabkan berat jenis
cenderung rendah (Riswanto, dan Rizki, 2015).
Pemeriksaan dengan strip reagen mendeteksi eritrosit, hemoglobin bebas, maupun
mioglobin, namun reaksi sensitive terhadap hemoglobin dan mioglobin daripada eritrosit.
Pad reagen diresapi dengan kromogen tetrametilbenzidin dan peroksida. Adanya eritrosit
utuh akan memberikan reaksi berupa bintik – bintik hijau, sedangkan hemoglobin bebas
dan mioglobin akan memberikan warna hijau atau hijau- biru tua (Mundt dan Shanahan,
2011).
Strip reagen berisi sodium nitroprusid (nitroferisianida) dan buffer basa yang bereaksi
dengan keton urine membentuk warna ungu atau merah marum. Sampel urine untuk
pemeriksaan benda keton adalah urine acak atau sewaktu. Hasil pemeriksaan keton
dilaporkan secara kualitatif (negatif, 1+, 2+, 3+) atau semikuantitatif (negatif, 5, 15, 40, 80,
160 mg/dL) (Riswanto, dan Rizki, 2015).
Dasar tes kimia nitrit adalah kemampuan bakteri tertentu untuk mereduksi nitrat (NO3)
menjadi nitrit (NO2). Nitrit terdeteksi oleh reaksi Greiss, dimana nitrit pada pH asam
bereaksi dengan amina aromatik (asam p-arsanilat atau sulfanilamide) membentuk
senyawa diazonium yang kemudian bereaksi dengan tetrahidrobenzoquinolin
menghasilkan warna azo yang merah muda (Strasinger dan Lorenzo, 2008).
Uji strip reagen mendeteksi esterase leukosit yang ditemukan dalam granula azurofilik
leukosit granulositik (neutrofil, eosinofil dan basofil ), serta monosit dan makrofag.
Prinsipnya adalah aksi esterase leukosit memecah ester yang diresapkan dalam pad reagen
membentuk senyawa aromatik. Segera setelah hidrolisis ester, reaksi azocoupling terjadi
antara senyawa aromatik yang dihasilkan dan garam azodium yang disediakan dalam pad
tes menghasilkan warna azo dari krem sampai ungu (Riswanto, dan Rizki, 2015).
BAB III
METODE
3.1.Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Reagenstrip 1. Beaker glass
2. Tisu 2. Tabung reaksi 10 ml
3. Indikator warna 3. Urin
3.2.Prosedur Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan
2. Tempatkan sampel urin segar dalam suatu wadah beaker glass, lalu pindahkan
ke tabung reaksi
3. Reagentstrip (reagent strip) dicelupkan maksimal satu detik ke dalam tabung
reaksi lalu reagent strip diangkat sambil menyapukannya pada pinggiran cup untuk
membuang urin yang berlebih dari reagent strip.
4. Ikuti petunjuk pembacaan waktu untuk setiap reaksi
5. Amati setiap perubahan warna pada reagent strip dan bandingkan dengan skala
warna yang biasanya terdapat pada wadah/botol reagent strip.
6. Interpretasikan hasil untuk setiap parameter (protein, glukosa, eritrosit, leukosit,
nitrit, keton, urobilinogen, bilirubin, bobot jenis, dan pH).
7. Cocokkan warna urin yang ditampung dengan gambar 1:
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosisinfeksi
saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi(hipertensi), dan
skrining terhadap status kesehatan umum. Hasil urine probandus rata-rata baik dan masih
dalam kategori normal.
Lampiran
Daftar pustaka
Riswanto dan Mohammad Rizki. 2015. Urinalisis. Jakarta : Pustaka Rasmedia.
Mundt, L.A. dan Shanahan, K., 2011. Graff’s Textbook of Urinalysis and Body Fluids. Edisi
Kedua. The Point Lippincott Willian dan Wilkins. Philadelphia, United States
Strasinger, S.K. and M.S. Di Lorenzo. 2008. Urinalysis and Body fluids. F.A. Davis company.