Anda di halaman 1dari 20

Catatan Kecil

KIMIA KLINIK I PRAKTIK


Urinalisis, Cairan Tubuh dan Analisa Semen

Oleh
SUDIYANTO

STIKES PERINTIS
PADANG
2020
SUDIYANTO STIKES PERINTIS 1
KIMIA KLINIK I SEMESTER III
PEMERIKSAAN URIN RUTIN
Pemeriksaan makroskopis.
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan kimiawi:
• Pemeriksaan reduksi urin (pemeriksaan urin terhadap
glukosa)
Metode Fehling
Metode Benedict
Metode tablet klinites
Metode carik celup

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 2


 Pemeriksaan protein urin
 Metode Exton
 Metode pemanasan dengan asam asetat
 Metode Bang
 Metode carik celup

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 3


PEMERIKSAAN URIN ATAS
INDIKASI
◦ Pemeriksaan urobilin metode Schelesinger
◦ Pemeriksaan urobilinogen metode Wallace Diamon
◦ Pemeriksaan bilirubin metode Foam tes, Harrison,
Hawkinson dan carik celup
◦ Pemeriksaan benda-benda keton metode Rothera,
Gerhard, dan carik celup
◦ Pemeriksaan darah samar metode Benzidin dan
Carik celup
◦ Pemeriksaan protein secara kwantitatif metode
Esbach dan Tsuchiya

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 4


PEMERIKSAAN CAIRAN
LAMBUNG
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Pemeriksaan kimiawi

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 5


Pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis
(LCS)/ cairan otak)
◦ Pemeriksaan secara makroskopis.
◦ Pemeriksaan secara mikroskopis
 Jumlah sel lekosit
 Jenis sel lekosit
◦ Pemeriksaan secara kimiawi
 None tes
 Pandi tes
 Kadar glukosa
 Kadar protein
 Kadar klorida
 LDH

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 6


PEMERIKSAAN EKSUDAT,
TRANSUDAT, DAN CAIRAN
SENDI
◦ Pemeriksaan secara makroskopis.
◦ Pemeriksaan secara mikroskopis
 Jumlah sel lekosit
 Jenis sel
◦ Pemeriksaan secara kimiawi : Rivalta tes

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 7


PEMERIKSAAN SEMEN
(EJAKULAT)
◦ Pemeriksaan secara makroskopis
 Liquefaksi
 Koagulum
 Bau
 Warna
 pH
 Viskositas
 Volume
◦ Tes viabilitas
 Jumlah sel
 Motilitas
◦ Morfologi

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 8


PEMERIKSAAN FESES
RUTIN
◦ Pemeriksaan secara makroskopis
◦ Pemeriksaan mikroskopis
◦ Pemeriksaan secara kimiawi : Benzidin tes

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 9


I. URINE
Adalah suatu larutan kompleks yang
mengandung bahan organik dan
anorganik, hasil filtrasi glomerulus ginjal
dan dikeluarkan dari tubuh melalui
saluran air kemih.

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 10


A. BAHAN PEMERIKSAAN URIN

1. Urin pagi


Urin yang dikeluarkan pertama kali pada pagi hari
setelah bangun tidur.
Urin ini lebih pekat dari pada urin yang dikeluarkan
pada siang hari.
Digunakan untuk pemeriksaan : sedimen, berat
jenis, dan tes kehamilan.

2. Urin sewaktu


Urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak
ditentukan secara khusus
SUDIYANTO STIKES PERINTIS 11
3. Urin 2 jam Post Prandial (PP)

Urin yang dikeluarkan pertama kali dua jam


setelah makan.

Digunakan untuk pemeriksaan reduksi


(glukosa) pada pasien tersangka
menderita DM

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 12


4 . Urin 24 Jam

Urin yang dikumpulkan (ditampung) selama 24


jam
Digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif
Untuk mengumpulkan urin 24 jam dibutuhkan
botol besar, volume + 2L
dan bermulut lebar, dapat ditutup dengan baik.
Botol ini harus bersih dan diberi bahan pengawet.

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 13


Cara pengumpulan urin 24 jam adalah

Jam 07.00 pasien disuruh berkemih, dan


urinnya dibuang.
Semua urin yang dikeluarkan setelah
pengeluaran urin jam 07.00 ditampung sampai
urin terakhir dikeluarkan pada jam 07.00 esok
harinya.
Urin ditampung pada botol yang telah
disiapkan, dan dihitung volumenya.
SUDIYANTO STIKES PERINTIS 14
B. MACAM MACAM BAHAN
PENGAWET
1. Toluol / toluena
2 mL untuk / 100 mL urin
Digunakan untuk pemeriksaan kimiawi
Tidak efektif untuk mencegah pertumbuhan bakteri,
bila bakteri sudahterdapat dalam urin
Karena pengawet ini terapung di permukaan urin
maka sulit untuk memisahkan pengawet dengan
bahan pemeriksaan
2. Kloroform
Menghambat pertumbuhan bakteri
Dapat memerubah karakteristik sel pada sedimen.

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 15


3. Formalin
Satu tetes untuk 30 mL urin
Baik untuk pemeriksaan sedimen, tapi bila
konsentrasinya terlalu banyak akan mengendapkan
protein
Menyebabkan hasil positif palsu pada pemeriksaan
reduksi.
4. Natrium Florida (NaF)
Dipakai untuk pengawet glukosa karena menghambat
glukolisis.
5. Timol
Satu butir kristal untuk satu wadah urin
Mempengaruhi hasil tes presipitasi untuk protein.

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 16


C. KEGUNAAN PENGAWET

1.Untuk mencegah berkembang biaknya


bakteri

2. Untuk mencegah rusaknya elemen dalam


urin ( misalnya : lekosit, eritrosit, dll)

3. Untuk mencegah rusaknya bahan terlarut


( misalnya : glukosa
SUDIYANTO STIKES PERINTIS 17
D. ALASAN DIPAKAI URIN
PAGI YANG BARU
Bakteri belum berkembang biak.
Urin belum keruh karena
pengendapan garan-garam dan belum
ada peragian
Warna urin belum berubah
Keasaman urin belum berubah

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 18


Urea bakteri amoniak (NH3)
NH3 + H+ NH4 (amonium)
pH meningkat
Peningkatan pH urin akan menyebabkan
dekomposisi silinder
Silinder cenderung larut dalam urin alkalis

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 19


Bendaketon belum menguap
Urobilinogen belum berubah menjadi urobilin (cara
pemeriksaan urobilinogen lebih mudah dari pada
urobilin)
Urin pagi mempunyai BJ yang paling tinggi.
Urin dengan BJ 1.003 dengan BJ 1.030 berbeda 10 kali
dalam jumlah bahan-bahan yang terlarut dalam urin.
Mudah dilakukan percobaan konsentrasi Fishberg.
Jika terdapat glukosa maka bakteri dapat
menggunakannya sebagai sumber energi sehingga
memberikan hasil negtif palsu pada glukosuri (reduksi
negatif palsu)

SUDIYANTO STIKES PERINTIS 20

Anda mungkin juga menyukai